Share

94 ☆ Perkelahian

Penulis: Rosemarry
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Pikir Johan, lebih baik dia membuat sesuatu yang baru dengan corak dan warna yang sama tapi model yang lebih spektakuler.

"Baiklah kalau memang begitu. Tapi boleh kah aku menyimpan rancangan itu? Kau pasti tidak keberatan jika rancangan ini bersama ku malam ini kan Jo? sebagai desainer rancangan ini kau pasti ingat segala detail dari rancangan mu sendiri kan?" Juan sengaja melakukan ini karena Juan yakin Johan bukan lah desainer sebenarnya dari rancangan itu.

"Heem.. " Johan terlihat ragu sesaat. Tapi saat melihat Juan semakin menatap nya dalam, dengan berani dia terpaksa mengatakan,

"Tentu saja... kau boleh menyimpannya dengan mu malam ini tuan Juan. Aku sangat ingat detail nya. Tapi tidak menutup kemungkinan aku akan membuat sesuatu yang lebih waah dari itu." Itulah jawaban yang Johan berikan pada Juan, berjaga-jaga kalau dia tidak ingat detail corak dan warna yang Kara buat.

Sedangkan Juan dia sengaja menyimpan rancangan ini karena dia takut rancangan ini bisa di sabotase oleh Jo
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kissing Partner Sang Tuan Muda   95 ☆ Ranjang Terapung

    "Kau sungguh gila!" seru Kara pelan tidak menyangka Bara sungguh tidak tahu tempat saat ingin melakukan hal itu dengan nya. "Kau baru sadar memiliki suami gila seperti ku?" tanya nya dengan nada bangga."Kau sungguh menggemaskan bila seperti ini, sayang." Kara mengecup bibir Bara."Benarkah? Bagaimana kalau seperti ini?" tanya nya sambil melumat bibir Kara lalu turun ke leher sambil menanggalkan kancing kemeja Kara."Aah ..." desah Kara saat Bara mulai menciumi gunung kembarnya yang masih tertutup rapi oleh bra yang Kara gunakan.Bara menurunkan kan posisi kursi Kara hingga sedatar yang ia bisa. Dengan cekatan Bara naik ke tubuh Kara yang sedikit lagi setengah telan jang itu.Bara memandangi wajah Kara yang dalam gelapnya suasana dalam mobil itu. "Kau tahu sayang, berdekatan dengan mu membuat tubuh ku selalu merasakan sengatan-sengatan listrik yang kalau tidak aku salurkan maka akan menyiksa diri ku. Apa kau yakin kau menyukai bidang fashion design, bukan bidang elektronik?" gombalny

  • Kissing Partner Sang Tuan Muda   96 ☆ Kejutan

    Bara terus memeluk erat tubuh Kara dari belakang sambil sesekali mere mas dua benda kenyal kesukaan nya.Sensasi dingin nya air kolam malam itu dan sentuhan hangat Bara sungguh membuat Kara merasakan perasaan yang berbeda."Kau sungguh tahu bagaimana cara bercinta tuan Elbara," ujar Kara dengan suara yang terdengar seperti desahan itu."Apa kau suka, sayang?" tanya Bara sambil terus menciumi leher Kara dan bergerilya di puncak mount Everest.Bara membalikan tubuh Kara hingga menghadap padanya lalu Bara menye sap gunung mountain Everest itu bergantian.Bara berjalan maju hingga membuat Kara terus berjalan mundur dalam kungkugan Bara yang akhirnya membawa mereka sampai di tepi ranjang sepesial yang sudah disiapkan nya.Bara tersenyum dan berkata, "Naiklah, karena kelas bercinta di bawah sinaran rembulan akan segera di mulai." ucapnya sambil menaikan tubuh Kara di ranjang apung itu. "Hei, ini tidak—" Ucap Kara begitu terkejut kalau ternyata ranjang itu bukanlah ranjang yang mengapung di

  • Kissing Partner Sang Tuan Muda   97 ☆ Rencana

    "Kau melamarku? Lagi?" tanya Kara dengan nada tak percaya.Kara melihat ke dalam mata Bara, "Bersediakah kau Karamel, sehidup semati dengan ku Elbara?" ulang Bara sekali lagi."Yes, I do." ucap Kara sambil menitikkan air mata. Hati nya sungguh sudah terpaut dengan pria tampan di depannya ini. Kara mengecup bibir Bara lembut."Aku bahkan tidak memberikan sebuah cincin sewaktu aku melamarmu. Dan cincin pernikahan itu bukan aku yang beli, jadi apakah malam ini sudah terlambat bagi ku untuk memasang kan cincin baru ini di jari mu, sayang?" Tanya Bara lembut.Kara menggeleng dan menyodorkan jari manis nya pada Bara untuk dipasangkan cincin itu."Waow ... kenapa bisa pas begini?" seru Kara kagum."Bagaimana kau tahu ukuran jari manis ku tuan Elbara?" tanya Kara sambil mengambil cincin untuk ia pasangkan ke jari Bara."Jangankan ukuran jari mu, ukuran pakaian mu luar dan dalam saja aku tahu." Goda Bara, membuat Kara menggigit tangan Bara yang tadi nya ingin ia pasangkan cincin di jarinya.

  • Kissing Partner Sang Tuan Muda   98 ☆ Tidak Tau Diri

    Singkat cerita semua sudah ada di aula itu. Mulai dari para eksekutif perusahaan, para designer, dan para model. Juan pun sebagai konsultan perusahaan Bara juga telah tiba.Bara, Elka, Juan serta Johan duduk di depan menghadap pada para eksekutif, designer dan model yang ada."Baiklah, ada pun tujuan ku meminta kita semua untuk berkumpul pagi ini di aula ini karena aku ingin mengapresiasi dua mahakarya yang telah di buat oleh desainer utama kita, Johan Demean, yang akan menjadi pusat Fashion kita musim ini." Ucap Juan yang diikuti oleh tepuk tangan semua orang yang hadir di aula itu.Juan pun meminta staff hotel untuk memajang dua rancangan Johan ke depan semua orang. Juan juga meminta staff hotel untuk memajang dua rancangan Johan ke depan semua orang."Tapi seperti yang kalian semua ketahui bahwa setiap musim kita hanya akan memilih satu rancangan saja yang menjadi pusat design kita." Juan mulai berbicara lagi."Dan karena itulah aku membutuhkan kalian semua hadir disini, membantu k

  • Kissing Partner Sang Tuan Muda   99 ☆ Mencari Model

    "Vivian, kau pasti tahu, bagi seorang designer pemula, untuk sampai ke tahap seleksi seperti kemarin saja sangat tidak mungkin bahkan mustahil. Tapi rancangan mu bahkan sampai terpilih oleh tuan Juan, tidak kah kau bertanya-tanya mengapa hal itu sampai terjadi?" Johan memulai taktik kotornya."Memang apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Kara dengan wajah pura-pura bodoh nya."Heem ... ya ... heeem ... kau tahu, aku terpaksa harus mengakui rancangan mu sebagai rancangan ku." Seru Johan sedikit kikuk."Maksud mu, kau mengakui rancangan yang sudah berkali-kali kau tolak itu sebagai rancangan mu?" ulang Kara, dalam hati Kara ingin rasa nya menampol wajah munafik pria di depannya ini. "Aku melihat ada potensi di rancangan mu itu." Tukas Johan."Benarkah? heem ... Potensi? Potensi di rancangan ku?!" Kara terus mengulangi perkataan Johan sambil tersenyum. Berpura-pura bodoh agar Johan tidak curiga, agar Johan mengira Kara dapat di manipulasi nya."Ya. Kau pasti tahu kan, Vivian. Kalau rancan

  • Kissing Partner Sang Tuan Muda   100 ☆ Mona Lisa

    "No! Big no!! Aku gak bisa! Aku hanya akan mengacaukan segalanya." Tolak Gabby tegas."Kenapa tidak kau sendiri saja, kak?! Kau cantik! Kau cukup memakai sepatu high heels yang tinggi maka tidak akan jadi masalah." Tukas Dimitri."Tidak! Aku tidak mau ada yang melihat Istriku berlenggak lenggok di atas catwalk!" sentak Bara."See? Kau dengar sendiri alasannya kan, Gabby." ucap Kara sambil menghela nafas pelan."Jadi kalau bukan Gabby, siapa lagi?" tanya Bara kembali ke topik awal pembicaraan."Moon!" seru Kara yang tiba-tiba dia teringat pada Moon.Selain Moon itu cantik dan tinggi, Kara yakin Moon yang lebih dulu turun di dunia fashion ini dari nya, pasti sedikit banyak tahu cara jalan di catwalk."Moon?" ulang Bara. "Maksud mu Mona lisa?" tanya Bara."Mona lisa?" Ulang Kara yang malah tidak mengenali nama siapa yang di sebut kan oleh Bara. "Moon. Maimoonah!! Salah satu designer mu." tukas Kara.Bara dan Elka saling pandang lalu tersenyum. "Kara, nama asli Moon itu bukan Maimooonah t

  • Kissing Partner Sang Tuan Muda   101 ☆ The Secret Of Night

    "Maaf aku menganggu tuan dan nona, aku dari tim produksi nona Kara. Panggil saja nyonya Harry. Harry adalah nama suami ku, tapi karena ada orang lain yang memiliki nama yang sama dengan ku maka aku lebih suka di panggil nyonya Harry." terang nya sangat komplit.Bara dan Kara saling pandang."Aku kemari ingin mengabari mu kalau pakaian itu sudah siap. Kalau bisa tolong panggilkan model nya untuk mencoba pakaian itu supaya kau dan tim kita bisa melakukan finalisasi." Ujar nya sopan."Syukur lah kalau memang begitu." Ucap Kara senang dan langsung menelepon Moon untuk datang ke ruang produksi dadakan itu."Moon, datanglah kemari. Cepat, ya. Aku di ruang produksi." ujar Kara sangat bersemangat.Semua tim emergency mission ada di dalam ruangan itu. Kara, Bara, Elka, Gabby, dan tak lupa juga Dimitri, yang lebih memilih mendampingi Gabby dari pada duduk di acara seminar nya."Ini sungguh cantik, Kara." Gumam Moon ketika pantulan dirinya yang sedang mengenakan pakaian rancangan Kara."Gaun ini

  • Kissing Partner Sang Tuan Muda   102 ☆ Pengakuan

    "Apa kau yakin Jo?" tiba-tiba Juan menyela perkataan Johan."Tentu saja tuan Juan." Jawab Johan sambil mengepalkan tangannya yang mulai gemetar.Johan menelan saliva nya. Firasat nya mengatakan akan ada hal buruk yang terjadi."Kau yakin, alasan gaun itu dinamakan The secreet of night adalah seperti yang kau katakan tadi? bukan karena hal ini?"Tiba-tiba lampu di dalam ruangan itu semua nya gelap dan hanya ada lampu sorot samar-samar yang mengarah pada salah satu pojokan ballroom dan tentu saja juga ada yang tetap mengarah pada Johan dan Britany.Disana terlihat seorang wanita tengah menggunakan pakaian yang terlihat sama persis seperti pakaian yang digunakan oleh modelnya Johan.Wanita itu berjalan dengan elegan bak model profesional ke arah stage, tempat dimana Johan dan Britany berada.Saat wanita itu berjalan, di bawah sorotan lampu yang redup itu, di saat itu lah terlihat bahwa gaun wanita yang terlihat sama persis seperti gaun yang digunakan oleh modelnya Johan itu, ternyata jau

Bab terbaru

  • Kissing Partner Sang Tuan Muda   118 ☆ End

    "Apa kau sungguh-sungguh meminta ku untuk mencarikan suami yang baik untuk kak Kara? Tadi sebelum aku masuk ke ruangan ini, aku melihat Will tengah mengusap pundak kakak ipar ku penuh kasih sayang, apa menurutmu dia pantas untuk menggantikan mu, kak Bara?" Tiba-tiba jari-jari tangan Bara bergerak, fungsi organ tubuh nya pun terdeteksi meningkatkan di alat-alat medis yang terpasang di tubuh nya. "Astaga! Aku baru tahu kalau Rasa cemburu bisa membawa orang kembali dari pintu kematian!" gumam G dalam hati dan menyerahkan Bara pada para dokter yang seharusnya, sebab G sudah harus kembali sebelum Dimitri terbangun dari tidurnya.keesokan hari nya ...."kau sudah bangun, sayang?" Terdengar suara Kara saat Bara membuka matanya."Sayang ..." ucap Bara sambil tersenyum."Ya tuhaaan!! terima kasih!! " ucap Kara penuh haru.Semua orang di dalam ruangan itu pun memanjatkan rasa syukur yang tak terkira karena Bara akhirnya sudah sadar."Ibu ...." Panggil Bara pada Evelyn."Ya sayang, apa kau but

  • Kissing Partner Sang Tuan Muda   117 ☆ Ms.G

    "Elbara Alexandrio dan William Torez, selamat datang!" Ujar Zico saat dirinya sudah terpojok di parkiran atas gedung itu usai lomba lari dengan Bara dan Will dari lantai bawah."Zico, menyerah lah. Tidak ada guna nya kau kabur lagi. Sudah tidak ada tempat untuk kabur." Ucap Will."Kabur? Untuk apa aku kabur?" Jawab Zico sambil tersenyum."Pra gila sepertinya tidak mempan dengan tausiyah seperti itu. Dia akan lebih mempan jika langsung berhadapan dengan ini." Ujar Bara sambil mengarahkan senjatanya pada Zico."Wow, senjata! Kau kira aku takut dengan senjata itu?!" tanya Zico tertawa sambil membuka jasnya.Saat Zico membuka jas nya terlihat lah ada sebuah bom yang terpasang di tubuh Zico. "Kau ingin menembak ku? itu artinya kau sengaja ingin membuat istri mu menjadi janda." Ucap nya sambil tertawa keras.Bara dan Will pun saling pandang."Sekarang kalian tidak punya pilihan lain selain membiarkan ku pergi." Ucap nya dengan senyum terkembang sempurna.Zico merasa dirinya sudah di atas a

  • Kissing Partner Sang Tuan Muda   116 ☆ Zico

    "Kau tidak bisa keluar begitu saja. Mereka bisa mengenali mu." ujar Kara lalu memandang ke sekeliling tempat itu hingga akhirnya dia melihat baju ok yang masih terlipat."Kau kenakan ini dulu. Baru setelah itu kita keluar." Ujar Kara.Gabby pun menuruti perkataan Kara untuk mengenakan pakaian yang ditunjukkan Kara."Bagaimana? Udah oke?" tanya Gabby sambil memasang maskernya."Sudah. Begini lebih baik." ujar Kara, Mereka berdua pun keluar dari ruangan itu.Gabby dan Kara berjalan biasa. Untungnya warna baju mereka sama jadi tidak ada yang curiga."Kita lewat sana saja." Tunjuk Gabby."Kenapa tidak lewat sebelah sana saja?" Tunjuk Kara pada arah yang sebaliknya."Aku tadi dari arah sana kak. Tidak ada ada apa-apa disana. Hanya jalan buntu." ucap nya pelan."Benarkah?" Tanya Kara."Ya ampun kak ... benar." Jawab Gabby meyakinkan kakak iparnya.Gabby dan Kara pun kembali berjalan. Setelah mereka berjalan cukup lama akhirnya mereka sampai ke pintu keluar yang ada di belakang gedung itu."

  • Kissing Partner Sang Tuan Muda   115 ☆ Kabur

    Kara mencoba berpikiran positif. Hingga tiba-tiba seseorang muncul dari belakang mobil dan membekap mulut Kara dari belakang tanpa Kara sadari."Tuan Zico, wanita ini cantik juga." Ujar anak buah Zico."Ck! Kau jangan macam-macam. Atau tuan Leon akan menghabisi mu!" jawab Zico, yang tak lain adalah paman dari Kara. Dia yang dulunya hidup nyaman, kini harus menjadi buron. Terlihat dari penampilannya yang sudah tidak seperti dulu lagi.Mobil itu pun melaju kencang keluar dari kota itu, menuju sebuah gedung yang kelihatan nya seperti gedung farmasi dari luar.******Saat ini, Bara dan Elka sudah berada di dalam mobil.Di saat Elka sedang menelpon anak buahnya untuk menanyakan apakah ada informasi, telpon Bara berbunyi."siapa?" tanya Elka."Ayah." Jawab Bara dengan wajah tegang."Bara kau dimana saja?!!" teriak Alfred pada putra nya begitu Bara mengangkat telpon itu."Aku sedang mencari Kara bersama dengan Elka, Ayah.""Aku sudah tahu! Kara memang di culik oleh Zico atas perintah organis

  • Kissing Partner Sang Tuan Muda   114 ☆ Diculik

    Kara menganggap ini hanya wujud dari sikap protektif seorang Elbara.Bara sadar kalau dia tidak akan bisa berdebat dengan ibu hamil ini. Jadi Bara putus kan untuk membiarkan Kara pergi tapi diam-diam mengikuti Kara.Untuk urusan keselamatan Kara dan calon anaknya, Bara tidak mau hanya mengandalkan para bodyguard nya. Jadi selain para bodyguard itu, dia pun akan mengawasi Kara dari jauh."Dasar keras kepala!!" Bara menyubit hidup Kara."Jam berapa kau dan Moon akan pergi?""Setelah menghabiskan sate ini bersama mu." Jawab Kara dengan senyum terkembang di wajahnya sebab akhirnya dia bisa bekerja seperti pekerja lainnya."Baik lah. Tapi berjanji lah kau harus berhati-hati. Sebab di dalam perut mu saat ini ada calon anak kita." Ujar Bara sambil mengelus perut Kara."Siap pak bos!" canda Kara lalu mengambil sate tadi dan mulai makan siang zuper romantis dengan sepiring sate bersama Bara.Usai menghabis sate itu, Kara pun kembali ke ruangan nya untuk bertemu Moon. Mereka sudah berjanji untu

  • Kissing Partner Sang Tuan Muda   113 ☆ Pelajaran

    Bara sangat mengenal istrinya itu. Kadang Kara bisa begitu lembut, tapi kadang dia pun bisa jadi sangat bar bar. "Tolong sate dan minuman ini di antar ke ruang pak Bara ya." pinta Kara pada staff kantin usai meletakkan kertas bertuliskan sesuatu di atasnya penutup sate."Dan minuman ini untuk dua wanita yang ada di dalam ruangan itu." tunjuk Kara pada dua gelas jus jeruk."Baik buk." jawab Staff kantin yang sudah mengenali Kara sebagai istri pemilik perusahaan.Sejak kejadian di hotel yang disaksikan oleh semua tamu dan staff hotel serta video-video kejadian yang tersebar luas di media, tidak ada yang tidak mengenali Kara sebagai istri dari Elbara."Sekarang aku tinggal menunggu telpon dari nya." Ujar Kara sambil berjalan ke arah ruangan Bara.Kara yakin, begitu sate ayam itu tiba maka Bara pasti akan menelpon nya.Keadaan di ruangan Bara saat ini sudah sangat di luar kendali Bara. Britany yang tadinya masih bersikap elegan kini malah mulai hilang kendali nya. Britany mulai membalas

  • Kissing Partner Sang Tuan Muda   112 ☆ Usil

    Kejadian itu cukup viral dan masuk ke beberapa media, jadi wajah kalau Johan perlu waktu lama untuk self healing nya. Saat Kara dan Moon tekun dengan kerjaannya, Angela terus mengobrol bersama Britany. Sesekali mereka melihat ke arah Kara dari ujung mata mereka.Kara bukannya tidak menyadari hal itu, hanya saja Kara malas untuk ambil pusing. Prinsip Kara masih sama, Anjing menggonggong, Kara tetap berlalu.Jadi apapun yang mereka sedang bicarakan dan yang akan mereka bicarakan, Kara sih tetap akan tidak peduli sama sekali.Volume suara Angela dan Britany pun mulai bertambah."Benarkah seperti itu El?"Angela memanggil nama kecil Britany yang biasa nya hanya Bara yang memanggil Britany dengan panggilan itu. "Angela, please.. Jangan panggil aku dengan nama itu lagi. Aku sudah tidak ingin di panggil dengan nama itu. Kau membuat ku jadi teringat EMPAT TAHUN KU BERSAMA Bara. MEMBUAT KU TERINGAT BAGAIMANA KAMI MERAJUT CINTA SEWAKTU KAMI KULIAH DULU." Ucap Britany yang terdengar sangat nyar

  • Kissing Partner Sang Tuan Muda   111 ☆ Solusi

    Bara menarik pinggang Kara dan memeluk Kara sesaat untuk merasakan ketenangan dalam pelukan itu."Yakin tetap mau ngantor?" tanya Kara sekali lagi sambil mengelus kepala suaminya."Heem...kalau gitu sarapan itu di makan dulu ya?" tunjuk Kara pada roti bakar dan segelas susu yang dibawakan oleh pelayan ke kamar."Apakah roti dan susu itu sudah di tambahkan garam?" Tanya Bara. Sejak sadar lidah nya eror, Bara selalu mengecek makanannya sebelum dia makan.Karena keanehan lidahnya Bara minta di taburi garam dulu untuk makanan yang biasanya di taburi gula or yang biasanya terasa manis. Sedang kan untuk makanan yang biasanya gurih Bara minta di taburi gula."Bara.. itu roti bakar dan susu normal. No garam. Ibu sudah mengatakan kalau kau tidak boleh terlalu banyak mengonsumsi garam Bara. Tidak baik untuk kesehatan mu."Tegah Kara."Sayang kau tahu sendiri kan keadaan ku saat ini. Jujur saja sebenarnya aku sangat lapar." Rengek Bara."Heemm ... Kalau begitu bagaimana kalau aku saja yang suap

  • Kissing Partner Sang Tuan Muda   110 ☆ Garam

    Di pagi hari yang cerah ini, Kara tampak tengah mengupas apel, sedangkan Bara yang baru saja sampai di meja makan itu langsung mengambil sepotong apel yNg sudah dipotong Kara tadi lalu memakannya.Namun anehnya Bara justru memuntahkan kembali apel dengan wajah jijiknya, seolah itu adalah makanan paling menjijikkan yang pernah ia makan."Sayang, kau itu kenapa?" tanya Kara panik sambil memberikan tisu pada suaminya."Sayang apakah apel ini kau taburi garam? Kenapa rasa nya asin sekali?" Ucap Bara sambil mengelap bibir kemudian mengelap lidahnya."Garam? Memang nya ada orang makan apel pakai garam? Kau ini ada-ada saja." Kara pun mengambil sepotong apel yang sama yang di makan Bara tadi. "Heeem... ini manis kok! Tidak terasa asin sama sekali." Tukas Kara sambil mengambil satu potong lagi dan memberikan nya pada Bara."No! "Bara langsung menolak apel tersebut.Kara pun akhirnya memakan apel yang di tolak Bara tadi."Ya sudah kalau gitu aku minta di buat kan jus mangga aja gimana?" tawar

DMCA.com Protection Status