"No! Big no!! Aku gak bisa! Aku hanya akan mengacaukan segalanya." Tolak Gabby tegas."Kenapa tidak kau sendiri saja, kak?! Kau cantik! Kau cukup memakai sepatu high heels yang tinggi maka tidak akan jadi masalah." Tukas Dimitri."Tidak! Aku tidak mau ada yang melihat Istriku berlenggak lenggok di atas catwalk!" sentak Bara."See? Kau dengar sendiri alasannya kan, Gabby." ucap Kara sambil menghela nafas pelan."Jadi kalau bukan Gabby, siapa lagi?" tanya Bara kembali ke topik awal pembicaraan."Moon!" seru Kara yang tiba-tiba dia teringat pada Moon.Selain Moon itu cantik dan tinggi, Kara yakin Moon yang lebih dulu turun di dunia fashion ini dari nya, pasti sedikit banyak tahu cara jalan di catwalk."Moon?" ulang Bara. "Maksud mu Mona lisa?" tanya Bara."Mona lisa?" Ulang Kara yang malah tidak mengenali nama siapa yang di sebut kan oleh Bara. "Moon. Maimoonah!! Salah satu designer mu." tukas Kara.Bara dan Elka saling pandang lalu tersenyum. "Kara, nama asli Moon itu bukan Maimooonah t
"Maaf aku menganggu tuan dan nona, aku dari tim produksi nona Kara. Panggil saja nyonya Harry. Harry adalah nama suami ku, tapi karena ada orang lain yang memiliki nama yang sama dengan ku maka aku lebih suka di panggil nyonya Harry." terang nya sangat komplit.Bara dan Kara saling pandang."Aku kemari ingin mengabari mu kalau pakaian itu sudah siap. Kalau bisa tolong panggilkan model nya untuk mencoba pakaian itu supaya kau dan tim kita bisa melakukan finalisasi." Ujar nya sopan."Syukur lah kalau memang begitu." Ucap Kara senang dan langsung menelepon Moon untuk datang ke ruang produksi dadakan itu."Moon, datanglah kemari. Cepat, ya. Aku di ruang produksi." ujar Kara sangat bersemangat.Semua tim emergency mission ada di dalam ruangan itu. Kara, Bara, Elka, Gabby, dan tak lupa juga Dimitri, yang lebih memilih mendampingi Gabby dari pada duduk di acara seminar nya."Ini sungguh cantik, Kara." Gumam Moon ketika pantulan dirinya yang sedang mengenakan pakaian rancangan Kara."Gaun ini
"Apa kau yakin Jo?" tiba-tiba Juan menyela perkataan Johan."Tentu saja tuan Juan." Jawab Johan sambil mengepalkan tangannya yang mulai gemetar.Johan menelan saliva nya. Firasat nya mengatakan akan ada hal buruk yang terjadi."Kau yakin, alasan gaun itu dinamakan The secreet of night adalah seperti yang kau katakan tadi? bukan karena hal ini?"Tiba-tiba lampu di dalam ruangan itu semua nya gelap dan hanya ada lampu sorot samar-samar yang mengarah pada salah satu pojokan ballroom dan tentu saja juga ada yang tetap mengarah pada Johan dan Britany.Disana terlihat seorang wanita tengah menggunakan pakaian yang terlihat sama persis seperti pakaian yang digunakan oleh modelnya Johan.Wanita itu berjalan dengan elegan bak model profesional ke arah stage, tempat dimana Johan dan Britany berada.Saat wanita itu berjalan, di bawah sorotan lampu yang redup itu, di saat itu lah terlihat bahwa gaun wanita yang terlihat sama persis seperti gaun yang digunakan oleh modelnya Johan itu, ternyata jau
Walaupun masih dalam mode terkejut tapi orang- orang bertepuk tangan dengan sangat meriah saat Kara naik ke Stage.Beberapa dari mereka ada yang berbisik-bisik. Tapi itu wajar saja mengingat dua orang yang ada di hadapan mereka adalah pemeran utama video ciuman panas yang sempat beredar beberapa waktu lalu.Suara riuh semakin memenuhi ruangan itu, saat Bara tidak segan-segan mencium Kara di depan umum."I love you." ucap Bara begitu melepaskan bibir nya dari bibir Kara."I love you too." Jawab Kara sambil tersenyum sangat cantik.Bara tersenyum pada semua orang yang hadir dan berkata. "Aku tahu ada banyak tanda tanya dalam pikiran kalian saat ini, dan aku berjanji. Aku akan memberikan penjelasan ku untuk semua hal itu. Tapi saat ini izin kan aku untuk menyelesaikan urusan ku dengan designer ku terlebih dahulu.Bara menoleh pada Johan dan berkata, "Jo, sebenarnya aku tidak ingin semuanya berakhir seperti ini. Tapi sikap culas mu yang tidak juga kau ubah sampai hari ini, membuat ku terp
Orang-orang kembali berbisik dan memandang benci pada Johan. Sedangkan Johan memandang benci pada Kara yang telah menghancurkan harga dirinya. Tangan Jo mengepal dan rahang nya mengeras. "Aku akan membalas mu suatu saat kelak Kara!! Ingat itu!!" gumam Johan dalam hati lalu pergi diiringi oleh sorakan semua orang di dalam ruangan itu.Britany yang merasa dia sedang salah tempat pun ikut pergi bersama Johan. Dalam hati nya Britany juga mengutuk fakta siapa diri Kara sebenarnya."Aku sungguh tidak menyangka ternyata dia seorang pencuri karya!" orang-orang terdengar berbisik saat Johan akan turun dari stage.Rahang Johan mengeras dan tangannya mengepal kuat. Rasa malu yang tak tertahankan ini membuat pikiran sehat nya menghilang.Johan mengambil vas bunga dan berlari ke arah Kara.Orang-orang tiba-tiba berteriak memperingati Kara dan Bara tapi sayang Johan sudah hampir tiba di belakang Kara.Untungnya reflek Bara bagus, sehingga dia dapat menahan hantaman vas bunga itu dengan tangannya s
"Kita tunggu teman ku datang ya Bara. Nanti setelah dia memeriksa Kara, semua nya baru akan jelas..Jadi untuk sekarang bersabar lah," Bujuk Dimitri.Dimitri tahu Bara sangat cemas, tapi menyatakan Kara hamil juga harus dilakukan nya dengan hati-hati. Sebab hal ini sangat sensitif.Dan dia sebagai dokter bedah toraks merasa ini akan lebih terpercaya jika disampaikan oleh dokter spesialis obstetri dan ginekologi (SpOG).Itulah mengapa Dimitri langsung menelepon temannya."Gimana?" tanya Dimitri pada temannya yang bernama Rini.Rini adalah dokter kandungan yang bekerja di rumah sakit milik keluarga Bara."Untuk lebih meyakinkan semuanya, tolong lakukan test pack dulu Kara." ucap Rini sambil memberikan sebuah alat tes pack.Dengan sisa-sisa tenaga nya Kara mencoba untuk turun dari tempat tidur. Tapi belum sempat Kara bangun, Bara dengan sigap menggendong tubuh Kara."Bara apa yang kau lakukan? Aku bisa berdiri sendiri." kata Kara yang tidak menyangka kalau Bara akan datang dan menggendong
Dimitri tengah berjalan ke arah lift."Hei, tunggu!!" Seru Gabby sambil mengulurkan tangannya mencegah pintu lift itu tertutup.Dimitri mengerlingkan matanya dan terpaksa membiarkan Gabby masuk. Bagaimana mau melarang nya, toh ini kan hotel milik emak bapak nya si Gabby, pikir Dimitri. Jadi percuma saja."Kau mau kemana? Apa kau akan kembali ke ballroom?" tanya Gabby basa basi pada Dimitri.Dimitri tidak menjawab pertanyaan Gabby yang menurut nya tidak penting.Gabby yang tadi nya berniat ingin mengantar Dimitri ke kamar Dimitri. Tapi karena Dimitri mengabaikannya, Gabby berpikir untuk kembali ke kamarnya saja.Saat Gabby akan menekan tombol lantai kamarnya, Dimitri sudah mendahului menekan nomor lantai yang akan Dimitri tuju yang kebetulan adalah lantai yang sama yang akan Gabby tuju.Gabby menarik tangan nya, tidak jadi menekan tombol itu. Dia hanya melirik ke arah tombol yang telah Dimitri tekan. Dalam pikiran nya, Gabby yakin kalau Dimitri pasti menuju Lounge hotel itu berdasarkan
Xavier, Jai dan Max hanya bisa saling tatap dan memperhatikan dari jauh. Melihat sejauh mana Bara akan bertindak.Semalam Elena kehilangan jari kelingking nya karena berani menyerang Gabby dari belakang, apakah Bara akan memotong jari Johan seperti yang Bara lakukan pada Dimitri karena Johan sudah menyerang Kara? "Aku sungguh minta maaf tuan Bara!! aku berjanji, aku berjanji tidak akan menganggu Kara lagi! bahkan kalau perlu aku akan pergi jauh jauh sekali." ujar Johan dengan suara gemetaran."Hei hei hei ... tenang lah! Kalau kau tidak tenang begitu, jari-jari yang telah aku beri celah tadi jadi merapat kembali!" ujar Bara dengan sorot mata psikopat nya. "Kau tidak ingin aku memotong semua jari itu agar tidak bergerak sama sekali kan?" ancam Bara dengan suara pelan tapi penuh dengan aura membunuh nya. Johan menelan saliva nya dan langsung mengembangkan telapak tangan kirinya."Nah, anak pintar!" Seru Bara sambil tersenyum.Kini Bara bermain dengan tangan kanan Johan. Bara menjarakk