Kadang-kadang, ketinggian budi manusia begitu mengagumkan, sampai-sampai malaikat pun terkagum-kagum.Tapi kadang, kerendahan akhlak manusia begitu menjijikkan, sampai iblis dan setan pun bergidik ketakutan.Keadaan di gunung Thay San ini menggambarkan kedua hal tersebut.Cio San tak tahu lagi ia berada di pemahaman yang mana. Berada di jalur yang mana. Batas antara pendekar, pengecut, pembunuh, dan korban, sudah menjadi sedemikian kabur baginya.Sekarang semua sunyi.Alangkah berbeda keadaannya dengan beberapa saat yang lalu, yang bergema dan menggetarkan jiwa!Tapi kesunyian seperti ini malah lebih menggetarkan jiwa.Hawa kematian jauh lebih menakutkan saat dihadapi sendirian. Itulah mengapa manusia menjadi lebih berani saat jumlah mereka banyak. Dan menjadi pengecut saat ia sendirian.Cio San melangkah maju.Langkahnya perlahan dan hati-hati.Entah tubuh siapa yang ia injak. Entah mayat siapa yang ia langkahi.Puluhan orang di hadapannya masih mengurungnya.Dari ribuan menjadi pulu
Cahaya putih yang keluar dari tangannya membentuk gelombak angin deras yang bergerak bagai liukan naga, menghunjam menghantam ketiga orang Tetua perguruan utama itu.Tapi mereka bukan pendekar-pendekar kroco yang tadi dihajar Cio San. Mereka adalah ketua perguruan silat paling utama di Tionggoan. Bahkan mungkin paling utama di dunia!Menerima serangan itu, mereka berkelit dengan mudah. Pengalaman, pemahaman, dan pengetahuan mereka tentang pertarungan, jauh lebih matang daripada Cio San.Sedahsyat apapun 18 Tapak Naga, jika mampu menghindarinya, tentu saja tak akan melukai. Dan itulah rahasia dalam menghadapi 18 Tapak Naga.Jangan dihadapi langsung dengan tenaga juga, tetapi harus dihindari, lalu cari celah kosong untuk menyerang!Begitu 18 Tapak Naga dikeluarkan, ada celah sepersekian detik yang bisa dimanfaatkan. Karena orang yang mengeluarkan ilmu itu memerlukan tenaga dan kekuatan yang besar, sehingga untuk mengisi ulang tenaga itu diperlukan waktu sepersekian detik.Sepersekian de
Semua orang berdiri di ujung tebing jurang itu.Tak ada seorang pun yang berani mengeluarkan kata-kata.Pertarungan para naga yang berakhir tak terduga.Perasaan campur aduk pasti akan muncul di hati manusia yang menyaksikan kejadian di puncak Thay San ini. Kagum, takut, sedih, marah, dan entah apa lagi.Peristiwa yang berlangsung sedemikian cepat, namun terasa begitu lama. Bagaikan bintang jatuh. Bercahaya menyilaukan, namun kemudian hilang tak membekas.Berapa ribu orang yang mati saat ini?Berapa banyak tubuh terkapar tak bernyawa yang ada di tempat ini?Berapa tinggi banjir darah yang menggenang membasahi alas kaki?Berapa banyak nyawa terbuang?Berapa banyak jiwa terhempas?Berapa banyak air mata tertumpahkan?Kadang-kadang manusia berperang untuk alasan yang tidak jelas sama sekali. Kadang-kadang mereka bahkan saling membunuh tanpa membutuhkan alasan.Kebencian, seperti cinta, kadang memang tidak memerlukan alasan.Demi cinta orang rela membunuh. Karena kebencian pula orang bera
Setiap pemilihan, selalu ada sejenis panitia yang ditugaskan mengurus keperluan acara ini. Mereka telah disumpah untuk berlaku adil, dan tidak turut serta dalam pertarungan. Biasanya berisi Tetua-tetua perguruan yang sudah melakukan Upacara Cuci Tangan dari dunia persilatan.“Yang ingin ikut, silahkan mendaftar,” kata salah seorang Tetua.Ada beberapa orang yang maju.Beng Liong kenal siapa mereka.Ia melihat ada yang tulus.Ia melihat ada juga yang mencoba menggunakan kesempatan baik ini untuk menjadi Bengcu.Di saat hampir semua pendekar besar terluka atau mati dalam pertarungan tadi, inilah kesempatan terbaik untuk merebut posisi Bu Lim Bengcu.Ketua Dunia Persilatan!Siapa yang tidak tertarik kepada gelar itu?Bahkan orang yang tidak bisa silat pun ingin mendapatkan gelar itu.Gelar yang posisinya hampir sama dengan posisi kaisar sendiri.Beng Liong maju.Ia mendaftarkan dirinya. Ia tidak rela posisi yang begitu terhormat itu jatuh ke tangan orang yang tidak pantas menerimanya.Ad
Hasilnya adalah, Su Pang To merasakan ada sebuah gelombang tenaga aneh dalam dirinya sendiri yang membuat gerakan tubuhnya serasa dipelintir. Tubuhnya berjumpalitan tak karuan seperti ada gelombang besar yang menghempaskannya.Inilah kehebatan Thay Kek Kun, yang mampu menggunakan besarnya tenaga lawan untuk menyerang sang lawan itu sendiri.Begitu si Raja Golok dari Selatan ini berputar tak karuan di udara, Beng Liong melompat tinggi dan melakukan sebuah tendangan. Gerakan ini juga terlihat sangat lambat dan tak bertenaga.Tapi akibatnya adalah Su Pang To terlempar bertombak-tombak jauhnya dengan tulang patah-patah. Pergelangan tangannya yang tadi diserang oleh Thay Kek Kun nya Beng Liong, sejak saat ini sampai selamanya tak akan bisa ia gunakan lagi.Ia hanya bisa merintih kesakitan.Karena kasihan, Beng Liong menghampirinya.“Tuan, silahkan makan pil ini. Mudah-mudahan bisa mengurangi sakit, dan bisa segera menyembuhkan luka Tuan.”Pil Akar Bumi adalah salah satu obat mujarab ciptaa
Kali ini Kao Ceng Lun terhempas sepuluh langkah. Gan-siauya pun terhempas kira-kira 7 atau 8 langkah. Karena Gan-siauya terhempasnya lebih sedikit dari Kao Ceng Lun, maka ia memanfaatkan hal ini dengan melesat cepat memburu Kao Ceng Lun.Kao Ceng Lun masih menyisakan 2 langkah terlempar ke belakang, saat dilihatnya Gan-siauya sudah melayang ke depan mengincar kakinya!Ternyata sejak beradu tenaga sampai 2 kali tadi, Gan-siauya bisa memecahkan rahasia kekuatan Kao Ceng Lun. Memang, inti tenaga dari tinju Naga Terbang sebenarnya pada kuatnya kuda-kuda. Oleh karena itu, Gan-siauya langsung menyerang kaki Kao Ceng Lun.Gaya serangannya pun aneh. Seperti ular yang merayap di atas tanah, tubuhnya terlihat melayang rendah hampir menyentuh tanah pula. Dengan kecepatan yang teramat tinggi, ia menyusur tanah dan langsung mengincar tempurung lutut Kao Ceng Lun.Karena masih terlempar oleh dahsyatnya benturan tenaga tadi, tidak ada jalan lain bagi Kao Ceng Lun selain mengerahkan seluruh tenaga da
Dengan menggunakan Thay Kek Kun, ia segera menarik telapak tangannya. Dengan ilmu ini, ia tidak perlu khawatir tangannya akan terus menempel di dada musuhnya itu tanpa bisa ia tarik lagi.“Ah, anda dari Ma Kauw?” tanya Beng Liong.“Aku tak punya hubungan dengan penyembah iblis,” jawab Ho Thay Hoa marah, tapi mulutnya masih tersenyum.“Ah, maafkan.” Bahkan di saat bertanding seperti ini pun, Beng Liong masih sangat sopan.Ia tetap saja bingung dalam hatinya. Hanya orang Ma Kauw yang memiliki ilmu Menghisap Matahari. Selain mereka, Beng Liong belum pernah mendengar ada orang lain yang mampu melakukannya.“Silahkan serang lagi,” kata Ho Thay Hoa sambil tersenyum.Pantas saja ia menyuruh orang lain untuk menyerangnya. Dengan berdiri diam, ia menerima serangan lawan dan menerima ‘sumbangan’ tenaga dari lawannya itu.Pertarungan seperti ini tentu saja sangat menguntungkannya. Ia tidak perlu keluar tenaga sama sekali. Orang lain malah memberi tenaga kepadanya.Beng Liong bingung harus melaku
Serta-merta Beng Liong merasa tambah bersemangat. Ia menyukai tantangan baru.“Awas serangan!” seru Beng Liong sambil bergerak menyerang. Serangannya kali ini berupa gerak tipu Bu Tong-pay yang bernama ‘Tangan Meminta Hati Memberi’. Gerakan ini berupa sebuah tinju yang menghunjam ke arah dada.Lam Han To menangkis tinju itu dengan menggunakan cakarnya yang mengincar siku Beng Liong. Mau tidak mau, Beng Liong harus menghentikan serangannya. Tapi dengan cerdas Beng Liong hanya melangkah sedikit kesamping. Sikunya selamat, dan kini tinjunya sudah merangsek masuk ke dada Lam Han To.Terpaksa Lam Han To mundur sedikit untuk menghindari tinju itu. Sebagai ahli silat, ia hanya perlu mundur sedikit saja. Karena setiap gerakan ahli silat pasti harus diperhitungkan matang dan tidak menyia-nyiakan gerakan atau tenaga.Ia selamat dari tinju itu. Tapi begitu tinju itu terhenti, Beng Liong segera menjentikkan jarinya!Kekuatan jentikan jari itu begitu kuatnya, sampai-sampai saat menghantam dada Lam