Share

Bab 235

Kadang-kadang, ketinggian budi manusia begitu mengagumkan, sampai-sampai malaikat pun terkagum-kagum.

Tapi kadang, kerendahan akhlak manusia begitu menjijikkan, sampai iblis dan setan pun bergidik ketakutan.

Keadaan di gunung Thay San ini menggambarkan kedua hal tersebut.

Cio San tak tahu lagi ia berada di pemahaman yang mana. Berada di jalur yang mana. Batas antara pendekar, pengecut, pembunuh, dan korban, sudah menjadi sedemikian kabur baginya.

Sekarang semua sunyi.

Alangkah berbeda keadaannya dengan beberapa saat yang lalu, yang bergema dan menggetarkan jiwa!

Tapi kesunyian seperti ini malah lebih menggetarkan jiwa.

Hawa kematian jauh lebih menakutkan saat dihadapi sendirian. Itulah mengapa manusia menjadi lebih berani saat jumlah mereka banyak. Dan menjadi pengecut saat ia sendirian.

Cio San melangkah maju.

Langkahnya perlahan dan hati-hati.

Entah tubuh siapa yang ia injak. Entah mayat siapa yang ia langkahi.

Puluhan orang di hadapannya masih mengurungnya.

Dari ribuan menjadi pulu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status