Setiap pemilihan, selalu ada sejenis panitia yang ditugaskan mengurus keperluan acara ini. Mereka telah disumpah untuk berlaku adil, dan tidak turut serta dalam pertarungan. Biasanya berisi Tetua-tetua perguruan yang sudah melakukan Upacara Cuci Tangan dari dunia persilatan.“Yang ingin ikut, silahkan mendaftar,” kata salah seorang Tetua.Ada beberapa orang yang maju.Beng Liong kenal siapa mereka.Ia melihat ada yang tulus.Ia melihat ada juga yang mencoba menggunakan kesempatan baik ini untuk menjadi Bengcu.Di saat hampir semua pendekar besar terluka atau mati dalam pertarungan tadi, inilah kesempatan terbaik untuk merebut posisi Bu Lim Bengcu.Ketua Dunia Persilatan!Siapa yang tidak tertarik kepada gelar itu?Bahkan orang yang tidak bisa silat pun ingin mendapatkan gelar itu.Gelar yang posisinya hampir sama dengan posisi kaisar sendiri.Beng Liong maju.Ia mendaftarkan dirinya. Ia tidak rela posisi yang begitu terhormat itu jatuh ke tangan orang yang tidak pantas menerimanya.Ad
Hasilnya adalah, Su Pang To merasakan ada sebuah gelombang tenaga aneh dalam dirinya sendiri yang membuat gerakan tubuhnya serasa dipelintir. Tubuhnya berjumpalitan tak karuan seperti ada gelombang besar yang menghempaskannya.Inilah kehebatan Thay Kek Kun, yang mampu menggunakan besarnya tenaga lawan untuk menyerang sang lawan itu sendiri.Begitu si Raja Golok dari Selatan ini berputar tak karuan di udara, Beng Liong melompat tinggi dan melakukan sebuah tendangan. Gerakan ini juga terlihat sangat lambat dan tak bertenaga.Tapi akibatnya adalah Su Pang To terlempar bertombak-tombak jauhnya dengan tulang patah-patah. Pergelangan tangannya yang tadi diserang oleh Thay Kek Kun nya Beng Liong, sejak saat ini sampai selamanya tak akan bisa ia gunakan lagi.Ia hanya bisa merintih kesakitan.Karena kasihan, Beng Liong menghampirinya.“Tuan, silahkan makan pil ini. Mudah-mudahan bisa mengurangi sakit, dan bisa segera menyembuhkan luka Tuan.”Pil Akar Bumi adalah salah satu obat mujarab ciptaa
Kali ini Kao Ceng Lun terhempas sepuluh langkah. Gan-siauya pun terhempas kira-kira 7 atau 8 langkah. Karena Gan-siauya terhempasnya lebih sedikit dari Kao Ceng Lun, maka ia memanfaatkan hal ini dengan melesat cepat memburu Kao Ceng Lun.Kao Ceng Lun masih menyisakan 2 langkah terlempar ke belakang, saat dilihatnya Gan-siauya sudah melayang ke depan mengincar kakinya!Ternyata sejak beradu tenaga sampai 2 kali tadi, Gan-siauya bisa memecahkan rahasia kekuatan Kao Ceng Lun. Memang, inti tenaga dari tinju Naga Terbang sebenarnya pada kuatnya kuda-kuda. Oleh karena itu, Gan-siauya langsung menyerang kaki Kao Ceng Lun.Gaya serangannya pun aneh. Seperti ular yang merayap di atas tanah, tubuhnya terlihat melayang rendah hampir menyentuh tanah pula. Dengan kecepatan yang teramat tinggi, ia menyusur tanah dan langsung mengincar tempurung lutut Kao Ceng Lun.Karena masih terlempar oleh dahsyatnya benturan tenaga tadi, tidak ada jalan lain bagi Kao Ceng Lun selain mengerahkan seluruh tenaga da
Dengan menggunakan Thay Kek Kun, ia segera menarik telapak tangannya. Dengan ilmu ini, ia tidak perlu khawatir tangannya akan terus menempel di dada musuhnya itu tanpa bisa ia tarik lagi.“Ah, anda dari Ma Kauw?” tanya Beng Liong.“Aku tak punya hubungan dengan penyembah iblis,” jawab Ho Thay Hoa marah, tapi mulutnya masih tersenyum.“Ah, maafkan.” Bahkan di saat bertanding seperti ini pun, Beng Liong masih sangat sopan.Ia tetap saja bingung dalam hatinya. Hanya orang Ma Kauw yang memiliki ilmu Menghisap Matahari. Selain mereka, Beng Liong belum pernah mendengar ada orang lain yang mampu melakukannya.“Silahkan serang lagi,” kata Ho Thay Hoa sambil tersenyum.Pantas saja ia menyuruh orang lain untuk menyerangnya. Dengan berdiri diam, ia menerima serangan lawan dan menerima ‘sumbangan’ tenaga dari lawannya itu.Pertarungan seperti ini tentu saja sangat menguntungkannya. Ia tidak perlu keluar tenaga sama sekali. Orang lain malah memberi tenaga kepadanya.Beng Liong bingung harus melaku
Serta-merta Beng Liong merasa tambah bersemangat. Ia menyukai tantangan baru.“Awas serangan!” seru Beng Liong sambil bergerak menyerang. Serangannya kali ini berupa gerak tipu Bu Tong-pay yang bernama ‘Tangan Meminta Hati Memberi’. Gerakan ini berupa sebuah tinju yang menghunjam ke arah dada.Lam Han To menangkis tinju itu dengan menggunakan cakarnya yang mengincar siku Beng Liong. Mau tidak mau, Beng Liong harus menghentikan serangannya. Tapi dengan cerdas Beng Liong hanya melangkah sedikit kesamping. Sikunya selamat, dan kini tinjunya sudah merangsek masuk ke dada Lam Han To.Terpaksa Lam Han To mundur sedikit untuk menghindari tinju itu. Sebagai ahli silat, ia hanya perlu mundur sedikit saja. Karena setiap gerakan ahli silat pasti harus diperhitungkan matang dan tidak menyia-nyiakan gerakan atau tenaga.Ia selamat dari tinju itu. Tapi begitu tinju itu terhenti, Beng Liong segera menjentikkan jarinya!Kekuatan jentikan jari itu begitu kuatnya, sampai-sampai saat menghantam dada Lam
“Terima kasih Enghiong sudah banyak mengalah,” kata Beng Liong menjura sambil tersenyum ramah.Biarpun Lam Han To menyerah dengan mudah, menghadapinya adalah sebuah kesulitan besar. Lam Han To menguasai cara-cara menipu lawan. Mempengaruhi lawan. Memperdaya dan mendikte lawan.Ia menipu tetapi tidak curang.Seluruh gerakannya memang sudah dipersiapkannya terlebih dahulu. Setiap serangan, gerakan bertahan, dan lainnya, semua telah dirancang sedemikian rupa agar dapat menjebak lawan!Bahkan saat Lam Han To terkena pukulan pun, itu semua karena Lam Han To telah merencanakan bahwa ia harus terpukul. Agar dapat memancing lawan bergerak sesuai keinginan Lam Han To sendiri.Sungguh cerdas!Kekuatan dikalahkan oleh kecerdikan!Bahkan Beng Liong hanya bisa selamat karena ilmu ‘Menyalurkan Tenaga’ nya tadi. Memang bukan ilmu Menghisap Matahari, tapi lumayan berguna juga.Mau tidak mau, Beng Liong harus mengakui, bahwa Lam Han To adalah petarung yang paling berat yang pernah dihadapinya sampai s
Kepercayaan seorang laki-laki kepada sahabatnya, hanya akan muncul jika sahabatnya itu juga memberikan kepercayaan kepadanya.Oleh karena itu, seseorang tidak boleh berharap akan menemukan sahabat sejati, sebelum dirinya sendiri pantas untuk disebut sahabat sejati.Ia tidak mungkin mencari sahabat yang dapat dipercaya, sebelum dirinya sendiri pantas dipercaya.Ia tidak pantas meminta sahabatnya berkorban untuknya, sebelum dirinya sendiri berkorban untuk sahabatnya.Dan Cukat Tong yakin seyakin-yakinnya terhadap dirinya sendiri. Ia adalah orang yang dapat dipercaya, dan ia telah mengorbankan dirinya demi sahabat-sahabatnya. Oleh karena itu, pantas pulalah baginya untuk tetap tenang, karena ia yakin sahabat-sahabatnya ini tentu tak akan membuatnya kecewa.Karena sahabat sejati adalah jodoh.Jika kau tak menemukan mereka. Merekalah yang akan menemukanmu.Cukat Tong duduk diatas sebuah pohon. Bukan keanehan, karena banyak pula penonton yang menyaksikan pertandingan dari atas pohon.Pertan
Beng Liong berdiri dengan tenang.Gan-siauya pun tenang-tenang saja. Malahan bibirnya tak berhenti tersenyum.“Kita coba lagi, Beng-enghiong?” tanyanya.“Boleh.”Tubuh Gan-siauya lalu melayang tinggi di angkasa. Dari telapak tangannya yang semerah darah itu keluar cahaya merah menyilaukan yang meliuk-liuk bagaikan naga mengamuk. Suaranya benar-benar bagaikan teriakan naga yang mengamuk. Tenaga dalam ini bergerak dalam bentuk liukan yang membingungkan, lalu menghunjam ke arah Beng Liong.Beng Liong tidak melompat. Ia memperkuat kuda-kudanya dengan melangkah lembut. Langkah yang amat terkenal. Dengan kedua tangannya, ia menerima kilauan cahaya merah itu. Ia bergerak seperti orang menerima. Cahaya merah itu seperti berputar-putar di lengannya yang bergerak anggun. Lalu ia memutar tubuhnya dan menghentakkan kakinya.Cahaya merah itu bergerak dengan amat dahsyat menyerang pemiliknya sendiri!Gan-siauya yang masih berada di udara tidak panik. Sekali lagi ia menghunjamkan tangannya.Cahaya m