Share

Bab 46

Penulis: Sky_Earth
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-14 11:31:57

Penasaran, Celeste turun dari tempat tidurnya dan keluar dari kamarnya. Ia melangkah pelan mengikuti arah suara piano yang semakin nyata terdengar.

Disana, Juan kekasihnya tengah memainkan piano dengan penuh penghayatan. Dentingan piano yang lembut dan terasa menyedihkan membuat siapapun yang mendengarnya dapat merasakan apa yang tengah dirasakan pemainnya.

"Juan, apakah kau tengah bersedih?" batin Celeste.

Ia lalu mendekati Juan tanpa suara, ia tak ingin mengganggu konsentrasi pria pujaannya yang tengah asyik bermain piano dalam keremangan malam.

Lama menunggu dengan mata tak lepas dari kekasihnya, Juan akhirnya mengakhiri permainannya dengan nafas terengah-engah. Ia sama sekali tidak menyadari kehadiran Celeste diruangan itu.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kisah Cinta Sang Mafia   Bab 47

    TOK! TOK! TOK! Angelo mengetuk pintu kamar Juan, terdengar sahutan dari dalam. Tak lama pintu kamar terbuka dan muncullah Juan yang telah rapi dengan setelan jas berwarna biru navy serta sepatu hitam mengkilat. "Apakah anda sudah siap, tuan Juan?" tanya Angelo sopan. "Ya. Apakah Celeste sudah siap?" Juan balik bertanya. "Nona Celeste sedang menunggu anda di ruang makan untuk sarapan bersama anda sebelum kita berangkat ke pusat," jawab Angelo tersenyum kecil. "Kalau begitu, tunggu apalagi? Kita tidak boleh membiarkan seorang wanita menunggu terlalu lama, Angelo," balas Juan ceria. Keduanya lalu berjalan berdampingan menuruni anak tangga menuju ruang makan yang berada di lanta

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-15
  • Kisah Cinta Sang Mafia   Bab 48

    Seorang pria bergegas masuk kedalam ruang kerja dimana disana duduk dua orang pria yang sedang bercakap-cakap dengan santai."Permisi, tuan Marchetti," ucap pria itu berdiri tak jauh dari keduanya."Ada apa, Orazio?" tanya pria yang dipanggil Marchetti itu dengan sedikit jengkel."Aku membawa kabar buruk untuk anda. Baru saja aku mendengar kalau keponakan anda, Juan Maximo, akan kembali mengambil haknya sebagai pewaris tunggal tahta Maximo," jelas Orazio, sekretaris pribadi Marchetti."Apa?""Keponakan anda dan rombongannya tengah dalam perjalan menuju Palermo, diperkirakan sekitar 3 jam lagi akan sampai kekediaman Don Maximo," tambah Orazio."Sialan!" desis Marchetti

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-15
  • Kisah Cinta Sang Mafia   Bab 49

    "Ternyata Dominica Maximo adalah pria yang kejam. Istrinya sendiri ia korbankan demi kelangsungan hidupnya. Benar-benar seorang mafia sejati," puji Luciano dengan senyum licik."Benar, papa pun baru mengetahuinya. Selama ini ia sudah menipuku dan Gianna dengan berperan sebagai suami yang baik," timpal Franco geram."Bagaimana dengan Juan? Apakah dia mengetahui yang sebenarnya dari kematian ibunya, papa?" tanya Luciano penuh dengan rasa ingin tahu."Entahlah. Tapi aku rasa dia mengetahuinya. Sebab tiba-tiba Juan pergi jauh dari ayahnya tanpa sepengetahuan Dominica," jawab Franco berubah murung."Kasihan keponakanku itu, pasti Dominica mati-matian mencari keberadaannya karena merasa tahtanya mulai terancam. Sebab hany

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-16
  • Kisah Cinta Sang Mafia   Bab 50

    Tak lama mobil rombongan Juan memasuki sebuah jalan yang sepertinya dibuat khusus. Jalan tersebut diberi palang pintu dan dijaga oleh empat pria berpakaian serba hitam. Di belakang palang pintu terdapat sebuah bangunan kecil berukuran 2x2 meter yang ditempati satu pria berpakaian sama.Mereka berhenti sebentar untuk pemeriksaan, setelah mengetahui bahwa yang lewat adalah rombongan Juan mereka diperbolehkan lewat.Celeste memperhatikan semua itu dengan rasa takjub. Ia belum pernah melihat hal seperti ini, bahkan dalam mimpinya sekalipun."Juan, apa ini? Mengapa jalan ini dijaga ketat?" tanya Celeste dengan rasa ingin tahu yang besar."Ini adalah jalan menuju rumah keluarga Maximo, sayang. Rumahku," jawab Juan santai."Ap

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-16
  • Kisah Cinta Sang Mafia   Bab 51

    Ruang makan kediaman Dominica Maximo siang itu terasa sangat ramai dan penuh gelak tawa. Makanan dan minuman buatan koki rumah yang pernah meraih juara pertama lomba memasak internasional itu tumpah ruah demi memuaskan perjamuan siang itu.Celeste bergelayut manja di lengan kokoh Juan. Kesadarannya perlahan mulai menghilang akibat minuman beralkohol yang sudah cukup banyak ditenggaknya. Celeste memang sangat menyukai minuman keras. Apalagi jika ia sedang banyak pikiran ataupun gugup seperti ini."Sayang, mari aku antar kau beristirahat di kamarku. Kau mulai mabuk," ucap Juan penuh perhatian."Tidak, sayang. Aku masih ingin disini, mengapa kau cepat-cepat menyuruhku beristirahat padahal acaranya baru saja dimulai," tolak Celeste yang tidak merasa dirinya mabuk."Sayang, t

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-16
  • Kisah Cinta Sang Mafia   Bab 52

    Juan tertegun menatap Celeste, tak menduga wanita pujaannya akan berkata seperti itu."Ap-apa maksudmu, sayang? Apa kau ingin aku menemanimu?" tanya Juan pura-pura tak mengerti."Juan, kau pasti tahu apa yang ku maksud," balas Celeste dengan mata redup."Sayang," ucap Juan lembut seraya menepuk punggung tangan Celeste. "Kita tidak mungkin melakukan hal itu disini.""Mengapa? Bukankah tidak ada orang lain disini? Hanya kita berdua, Juan," desak Celeste yang mulai menarik Juan kearahnya."Benar. Tapi kau juga tahu bukan, kalau di bawah acara perjamuan masih berlangsung. Mereka pasti menyadari kalau aku lama tak kembali," jelas Juan.Ia berusaha memberi pengertian pada kekasihnya itu

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-17
  • Kisah Cinta Sang Mafia   Bab 53

    Ketiganya duduk berhadapan, raut wajah Dominica dan Angelo terlihat serius sementara Juan yang tidak tahu apa-apa melihat keduanya dengan tatapan tak mengerti."Juan, kau sudah tahu bukan mengapa papa memanggilmu kembali?" tanya Dominica membuka percakapan."Ya, papa," jawab Juan singkat."Angelo baru saja mendapat kabar, kalau pamanmu dan putranya sudah mengetahui kedatanganmu kemari," ucap Dominica."Lalu?" tanya Juan tak mengerti."Kemungkinan dalam waktu dekat, pamanmu akan kemari untuk bertemu denganmu. Dan… aku yakin, mereka akan mengkonfrontasimu," jelas Dominica khawatir.Juan menarik nafas panjang, ia mulai mengerti arah pembicaraan ini. Dirinya saat ini adalah tar

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-17
  • Kisah Cinta Sang Mafia   Bab 54

    Dominica tersentak oleh sinisnya ucapan Juan. Ya, selamanya dimata Juan ia adalah penyebab meninggalnya Gianna, istrinya. Walau bagaimanapun ia menjelaskan bahwa bukan dirinya yang menyebabkan Gianna tewas, Juan sama sekali tidak mempercayai dirinya.Rasa sakit menyeruak, menusuk bagai ribuan jarum. Dominica memegang dadanya, menahan agar sang putra tidak melihat kesakitan timbul akibat perkataannya."Nak, papa tidak akan membela diri lagi. Kau sekarang sudah dewasa, kau dapat membedakan mana yang benar mana yang tidak. Papa pasrahkan keputusan itu padamu," ucap Dominica dengan hati yang perih.Ia lalu bangkit dengan wajah murung meninggalkan Juan sendirian di ruangan itu. Juan diam-diam menatap punggung sang ayah, timbul sedikit rasa bersalah dalam dirinya karena telah mengatakan hal yang menyakitkan sang aya

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-17

Bab terbaru

  • Kisah Cinta Sang Mafia   Bab 144

    Juan dan Celeste tercengang menatap wanita yang tiba-tiba muncul dihadapan mereka. Wanita yang dibawa oleh Angelo yang dikenal dingin dan anti perempuan."Angelo?" ucap Celeste bingung."Perkenalkan, namanya Fiorella. Maafkan jika aku telah lancang mengajaknya untuk tinggal disini tanpa memberitahu kalian berdua terlebih dahulu. Tapi, ada alasan mengapa aku melakukan hal ini, tuan Juan, nona Celeste," jelas Angelo."Aku Fiorella, senang berkenalan dengan anda berdua," ucap Fiorella gugup."Ada apa ini, Angelo? Tidak biasanya kau membawa wanita seperti ini?" tanya Juan blak-blakkan didepan Fiorella."Dia adalah wanita yang diceritakan oleh Davidde tadi pagi, tuan Juan," jelas Angelo.

  • Kisah Cinta Sang Mafia   Bab 143

    “A-apa maksudmu, Angelo? K-kau mengajakku tinggal bersamamu? Apakah tidak terlalu cepat? Kita berdua baru saja kenal,” ucap Fiorella dengan wajah merona merah karena malu.Menyadari kalau kalimat yang diucapkannya membuat Fiorella berpikiran macam-macam, Angelo cepat-cepat mengoreksinya dengan wajah sama merahnya dengan wanita itu.“Ah, ti-tidak! Maksudku bukan seperti itu! Maafkan aku jika ucapanku membuatmu berpikiran macam-macam!”“Maksudku, aku selama ini tinggal di hotel K bersama atasanku dan juga pacarnya. Mereka menyewa seluruh lantai, sehingga banyak kamar kosong. Jika kau mau, kau bisa mengisi salah satu kamar kosong di sana sampai kami menangkap pembunuh itu,” jelas Angelo cepat-cepat.“Oh, seperti itu,” ko

  • Kisah Cinta Sang Mafia   Bab 142

    Angelo melesat bagai peluru meninggalkan ruangan itu langsung masuk kedalam mobil tanpa memperdulikan Juan yang meneriakkan namanya. Saat ini yang ada dipikirannya hanya satu. Fiorella.Ciri-ciri yang diceritakan oleh Davidde sangat cocok dengan Fiorella. Apalagi wanita itu membawa sekeranjang bunga, seingatnya Fiorella pernah bercerita padanya kalau ia sering membawa pulang bunga-bunga yang mulai layu untuk dikeringkan di rumahnya.“Pantas saja, dia tak membuka tokonya hari ini. Dia pasti syok dan ketakutan dengan kejadian semalam,” gumam Angelo.Tak sabar untuk segera bertemu dengan wanita itu, Angelo bagai kerasukan menekan pedal gas dalam-dalam. Membawa mobil dengan kecepatan penuh. Hampir semua lalulintas dilewatinya tanpa perduli apakah sedang merah atau hijau. Yang ada dipikirannya sekarang adalah

  • Kisah Cinta Sang Mafia   Bab 141

    Pagi itu, Angelo kembali berjalan-jalan disekitar hotel hingga ke pasaraya yang letaknya tak jauh dari sana. Ia berniat mengenal Fiorella lebih jauh lagi. Setelah percakapan pertama keduanya, sudah sekitar 3 hari ia tak melihat wanita itu. Ia disibukkan dengan pembunuhan Domenico.Pagi ini sedikit senggang, sebelum mereka kembali ke markas Klan Maximo siang ini. Angelo menyempatkan menemui Fiorella untuk bercakap-cakap.Dengan bersemangat dan dada berdebar, Angelo berjalan menuju toko bunga Fiorella. Namun seketika ia mengernyit saat melihat toko wanita itu tutup. Tidak seperti biasanya, setahu Angelo Fiorella tidak pernah menutup tokonya.Dengan rasa penasaran ia lalu mendekati penjual tembikar yang letaknya persis di samping toko bunga Fiorella."Permisi, apa kau tahu

  • Kisah Cinta Sang Mafia   Bab 140

    Angelo segera memasukkan memory card tersebut kedalam saku jasnya. Setelah itu keduanya bergegas mengembalikan barang-barang tersebut pada petugas. Dengan tergesa-gesa keduanya kembali ke mobil dan segera pergi dari sana."Ini, tuan Juan," ucap Angelo sambil memberikan memory card yang disimpannya tadi."Haruskah aku lihat sekarang?" tanya Juan meminta pendapat Angelo."Mengapa tidak? Lebih cepat kita tahu isi memory card itu bukankah lebih baik? Siapa tahu disana ada petunjuk yang kita inginkan," balas Angelo ringan.

  • Kisah Cinta Sang Mafia   Bab 139

    Angelo kembali ke hotel dengan suasana hati yang lebih cerah. Pertemuannya dengan wanita pemilik toko bunga, Fiorella, sedikit mencerahkan hatinya yang cukup lama berkabut.Dengan bersenandung kecil, Angelo memasuki kamar hotelnya. Ia terus teringat akan Fiorella, dadanya berdebar kencang setiap kali ia teringat wanita itu. Apakah ia jatuh cinta lagi? Pada wanita yang sama namun sedikit berbeda? Angelo menggeleng, mengusir pikiran melantur itu."Apa yang kau pikirkan, Angelo? Dia bukan Carina, dia Fiorella. Walaupun wajah mereka sama, itu bukan dia. Carina mu tidak akan kembali, sadarlah," tegurnya pada dirinya sendiri.Walau begitu, Angelo tetap memikirkan Fiorella. Memikirkan wanita itu diluar dugaan memberikan ketenangan dalam hatinya.****

  • Kisah Cinta Sang Mafia   Bab 138

    Menuruti perintah Juan, Angelo segera mengumpulkan anak buah Klan Maximo kemudian memberi mereka perintah untuk menyelidiki Alonzo. Serta berpatroli minimal 3 orang, agar menghindari penyerangan yang tidak diinginkan.Sementara Domenico telah pergi meninggalkan hotel dengan mengemban tugas menyelidiki bosnya sendiri, Armando Ferrari.Juan masuk kedalam kamar hotelnya dengan semangat baru, wajahnya kini berseri-seri tidak lagi murung seperti beberapa hari lalu. Celeste yang tengah duduk santai sambil membaca majalah mode merasa senang melihat perubahan itu."Darimana kau sayang? Aku mencarimu dari tadi," tanya Celeste sambil menurunkan majalah yang dibacanya."Aku tadi habis bertemu Domenico, sayang," jawab Juan sambil mencium pipi Celeste.

  • Kisah Cinta Sang Mafia   Bab 137

    Ottavio masuk ke dalam lift hotel dengan Domenico mengekor di belakang. Ia memencet tombol 7 yang artinya mereka akan ke lantai 7, dimana semua kamar di lantai itu adalah milik Juan untuk sementara dirinya tinggal di hotel itu.Domenico mengikuti Ottavio dalam diam, hanya matanya yang memperhatikan sepanjang perjalanan menuju tempat bertemu Juan dan Angelo. Tibalah keduanya di lantai 7 dan Ottavio segera keluar lift terus berjalan menuju kamar bernomor 710 sesuai instruksi yang diberikan.TOK! TOK! TOK!Ottavio mengetuk pelan pintu kamar nomor 710. Tak butuh waktu lama pintu kamar terbuka dan muncullah sosok sempurna Angelo. Ottavio terdiam, terpesona sekaligus terintimidasi oleh kehadiran Angelo. Apalagi pria itu tepat berdiri dihadapannya.Dengan bibir gemetar, Ottavio

  • Kisah Cinta Sang Mafia   Bab 136

    Angelo berjalan dengan terburu-buru meninggalkan pasaraya. Wajahnya pucat dengan keringat tak berhenti mengalir."Apa ini? Perasaan apa ini?" batin Angelo tak mengerti."Mengapa aku tak punya keberanian untuk bertanya pada wanita itu," batin Angelo lagi.Kenangan masa lalu sekilas berkelebat di pelupuk mata Angelo. Senyum manisnya, tawa renyahnya, mata hijau teduhnya tak pernah Angelo lupakan sekalipun.Angelo memijat keningnya yang tiba-tiba terasa pusing. Kenangan itu serta wanita yang dilihatnya di pasaraya tadi menyakitkan kepalanya.Angelo bergegas membuka pintu kamarnya lalu melempar dirinya ke atas tempat tidur. Ia memejamkan kedua matanya dengan sebelah tangan diatas kening.

DMCA.com Protection Status