Share

Bab 140

Author: Sky_Earth
last update Last Updated: 2021-11-30 09:16:13

Angelo segera memasukkan memory card tersebut kedalam saku jasnya. Setelah itu keduanya bergegas mengembalikan barang-barang tersebut pada petugas. Dengan tergesa-gesa keduanya kembali ke mobil dan segera pergi dari sana. 

"Ini, tuan Juan," ucap Angelo sambil memberikan memory card yang disimpannya tadi.

"Haruskah aku lihat sekarang?" tanya Juan meminta pendapat Angelo.

"Mengapa tidak? Lebih cepat kita tahu isi memory card itu bukankah lebih baik? Siapa tahu disana ada petunjuk yang kita inginkan," balas Angelo ringan.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kisah Cinta Sang Mafia   Bab 141

    Pagi itu, Angelo kembali berjalan-jalan disekitar hotel hingga ke pasaraya yang letaknya tak jauh dari sana. Ia berniat mengenal Fiorella lebih jauh lagi. Setelah percakapan pertama keduanya, sudah sekitar 3 hari ia tak melihat wanita itu. Ia disibukkan dengan pembunuhan Domenico.Pagi ini sedikit senggang, sebelum mereka kembali ke markas Klan Maximo siang ini. Angelo menyempatkan menemui Fiorella untuk bercakap-cakap.Dengan bersemangat dan dada berdebar, Angelo berjalan menuju toko bunga Fiorella. Namun seketika ia mengernyit saat melihat toko wanita itu tutup. Tidak seperti biasanya, setahu Angelo Fiorella tidak pernah menutup tokonya.Dengan rasa penasaran ia lalu mendekati penjual tembikar yang letaknya persis di samping toko bunga Fiorella."Permisi, apa kau tahu

    Last Updated : 2021-11-30
  • Kisah Cinta Sang Mafia   Bab 142

    Angelo melesat bagai peluru meninggalkan ruangan itu langsung masuk kedalam mobil tanpa memperdulikan Juan yang meneriakkan namanya. Saat ini yang ada dipikirannya hanya satu. Fiorella.Ciri-ciri yang diceritakan oleh Davidde sangat cocok dengan Fiorella. Apalagi wanita itu membawa sekeranjang bunga, seingatnya Fiorella pernah bercerita padanya kalau ia sering membawa pulang bunga-bunga yang mulai layu untuk dikeringkan di rumahnya.“Pantas saja, dia tak membuka tokonya hari ini. Dia pasti syok dan ketakutan dengan kejadian semalam,” gumam Angelo.Tak sabar untuk segera bertemu dengan wanita itu, Angelo bagai kerasukan menekan pedal gas dalam-dalam. Membawa mobil dengan kecepatan penuh. Hampir semua lalulintas dilewatinya tanpa perduli apakah sedang merah atau hijau. Yang ada dipikirannya sekarang adalah

    Last Updated : 2021-11-30
  • Kisah Cinta Sang Mafia   Bab 143

    “A-apa maksudmu, Angelo? K-kau mengajakku tinggal bersamamu? Apakah tidak terlalu cepat? Kita berdua baru saja kenal,” ucap Fiorella dengan wajah merona merah karena malu.Menyadari kalau kalimat yang diucapkannya membuat Fiorella berpikiran macam-macam, Angelo cepat-cepat mengoreksinya dengan wajah sama merahnya dengan wanita itu.“Ah, ti-tidak! Maksudku bukan seperti itu! Maafkan aku jika ucapanku membuatmu berpikiran macam-macam!”“Maksudku, aku selama ini tinggal di hotel K bersama atasanku dan juga pacarnya. Mereka menyewa seluruh lantai, sehingga banyak kamar kosong. Jika kau mau, kau bisa mengisi salah satu kamar kosong di sana sampai kami menangkap pembunuh itu,” jelas Angelo cepat-cepat.“Oh, seperti itu,” ko

    Last Updated : 2021-11-30
  • Kisah Cinta Sang Mafia   Bab 144

    Juan dan Celeste tercengang menatap wanita yang tiba-tiba muncul dihadapan mereka. Wanita yang dibawa oleh Angelo yang dikenal dingin dan anti perempuan."Angelo?" ucap Celeste bingung."Perkenalkan, namanya Fiorella. Maafkan jika aku telah lancang mengajaknya untuk tinggal disini tanpa memberitahu kalian berdua terlebih dahulu. Tapi, ada alasan mengapa aku melakukan hal ini, tuan Juan, nona Celeste," jelas Angelo."Aku Fiorella, senang berkenalan dengan anda berdua," ucap Fiorella gugup."Ada apa ini, Angelo? Tidak biasanya kau membawa wanita seperti ini?" tanya Juan blak-blakkan didepan Fiorella."Dia adalah wanita yang diceritakan oleh Davidde tadi pagi, tuan Juan," jelas Angelo.

    Last Updated : 2021-11-30
  • Kisah Cinta Sang Mafia   Awal Yang (tak) Sempurna

    Duaaakkk!!! Pria didepan Juan melayangkan tinju kewajahnya. Juanpun terpental kesamping. Tubuhnya jatuh menimpa alat-alat musik yang dipajang. "Auch...," Juan meringis kesakitan. "Ini peringatan pertama! Jika kau pintar, segera jauhi nona Celeste!" seru pria itu. "Tuan dan Nyonya Ferrari telah mencium hubunganmu dengan putrinya dan mereka sama sekali tidak senang mendengarnya!" "Aku peringatkan sekali lagi! Jika kau masih berkeras mendekati nona Celeste, maka bersiaplah untuk menerima akibatnya!" ancam pria itu lagi. Ia kemudian berbalik dan menganggukkan kepala, memberi kode pada kawan-kawannya yang langsung disambut oleh mereka dengan merusak alat-alat musik yang terpajang disana. Toko musik Juan diacak-acak. Juan yang masih dalam posisi meringkuk kesakitan segera bangkit begitu melihat toko musiknya diacak-acak oleh kelima pria itu. "Hentikan! Hentikan! Jangan! Jangan!" teriak Juan sambil berusaha menghen

    Last Updated : 2021-08-13
  • Kisah Cinta Sang Mafia   Kekhawatiran Celeste

    Pagi itu Juan bangun dengan suasana hati kelabu. Wajahnya terlihat mendung dan diliputi kesedihan. Bagaimana tidak, toko musik yang sangat berharga baginya terbakar habis dalam sekejap. Dengan gontai Juan melangkah menuju dapur, disana sudah ada Bu Maurice yang tengah berkutat didepan kompor membuat sarapan pagi. Pemuda itu mengambil kursi dan duduk dimeja makan. Pandangan matanya kosong. Bu Maurice yang melihat Juan hanya bisa menggelengkan kepala. Ia juga tidak tahu harus bagaimana menghibur pemuda itu. Sebab ia sangat tahu kalau Juan sangat mengasihi toko musiknya. Walaupun ia sendiri sangat tahu kalau toko musik Juan jarang menghasilkan. Bu Maurice meletakkan sepiring Panini dan secangkir Cappuccino dimeja depan Juan sebagai sarapan. Setelah itu ia mengambil tempat duduk didepan Juan. Dilihatnya wajah Juan yang murung. Wanita tua itupun menghela nafas panjang. Ia juga turut merasakan kesedihan Juan. "Sayang, ayo kita sarapan dulu. Setelah it

    Last Updated : 2021-08-13
  • Kisah Cinta Sang Mafia   Akhirnya Bertemu

    Juan berjalan menyusuri pasaraya kota Siracusa. Ia menawarkan dirinya untuk berbelanja pada Bu Maurice. Juan merasa bosan dirumah dan ingin jalan-jalan sejenak untuk menghilangkan kekusutan pikirannya. Sudah dua minggu ini ia mencari pekerjaan dikota kecil Siracusa, namun tidak ada satupun yang menerima dirinya. Alasannya sama, belum membutuhkan karyawan baru. Dihembusnya kuat-kuat nafasnya, berusaha membuang kekesalan yang ada. Juan berhenti didepan kios yang menjual berbagai macam buah-buahan segar. Juan ingin membeli buah anggur pesanan Bu Maurice. disaat ia tengah memilih, datanglah sekelompok pria berpakaian serba hitam menghampiri dirinya. Salah satu dari pria itu menarik bahu Juan dengan kasar sampai tubuhnya tertarik paksa kebelakang menghadap pria itu. Kemudian kedua tangannya langsung dipegang oleh dua orang pria dari kelompok itu. Ia diseret pergi dari kios buah tempatnya berdiri. Juan dibaw

    Last Updated : 2021-08-13
  • Kisah Cinta Sang Mafia   Apa Pilihan Juan?

    "Papa kenapa, Angelo?" desak Juan. "Papamu sudah mulai tua, tuan Juan. Tubuhnya tidak sekuat dulu lagi. Kini ia mulai sakit-sakitan. Disamping itu, pamanmu dan putranya sangat berambisi mengambil alih bisnis dan kekuasaan keluarga Maximo," jelas Angelo dengan wajah murung. "Jika mereka mengetahui bahwa anda tidak tertarik menjalankan bisnis papamu, aku khawatir akan terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan," sambung Angelo dengan nada cemas. Mendengar penjelasan Angelo, Juan hanya terdiam. Ia sesungguhnya enggan untuk melanjutkan bisnis keluarganya. Sebab ia memiliki trauma yang cukup dalam terkait bisnis keluarganya itu. Namun, ia juga tidak bisa menolak. Karena ia satu-satunya penerus dari Keluarga Maximo. "Jadi aku harus bagaimana?" akhirnya Juan bertanya. Angelo memandang wajah Juan, lalu berkata "Anda harus pulang untuk bertemu dengan Tuan Dominica dan membicarakan hal ini, Tuan Juan." "Apakah tidak ada cara lain? Aku masi

    Last Updated : 2021-08-14

Latest chapter

  • Kisah Cinta Sang Mafia   Bab 144

    Juan dan Celeste tercengang menatap wanita yang tiba-tiba muncul dihadapan mereka. Wanita yang dibawa oleh Angelo yang dikenal dingin dan anti perempuan."Angelo?" ucap Celeste bingung."Perkenalkan, namanya Fiorella. Maafkan jika aku telah lancang mengajaknya untuk tinggal disini tanpa memberitahu kalian berdua terlebih dahulu. Tapi, ada alasan mengapa aku melakukan hal ini, tuan Juan, nona Celeste," jelas Angelo."Aku Fiorella, senang berkenalan dengan anda berdua," ucap Fiorella gugup."Ada apa ini, Angelo? Tidak biasanya kau membawa wanita seperti ini?" tanya Juan blak-blakkan didepan Fiorella."Dia adalah wanita yang diceritakan oleh Davidde tadi pagi, tuan Juan," jelas Angelo.

  • Kisah Cinta Sang Mafia   Bab 143

    “A-apa maksudmu, Angelo? K-kau mengajakku tinggal bersamamu? Apakah tidak terlalu cepat? Kita berdua baru saja kenal,” ucap Fiorella dengan wajah merona merah karena malu.Menyadari kalau kalimat yang diucapkannya membuat Fiorella berpikiran macam-macam, Angelo cepat-cepat mengoreksinya dengan wajah sama merahnya dengan wanita itu.“Ah, ti-tidak! Maksudku bukan seperti itu! Maafkan aku jika ucapanku membuatmu berpikiran macam-macam!”“Maksudku, aku selama ini tinggal di hotel K bersama atasanku dan juga pacarnya. Mereka menyewa seluruh lantai, sehingga banyak kamar kosong. Jika kau mau, kau bisa mengisi salah satu kamar kosong di sana sampai kami menangkap pembunuh itu,” jelas Angelo cepat-cepat.“Oh, seperti itu,” ko

  • Kisah Cinta Sang Mafia   Bab 142

    Angelo melesat bagai peluru meninggalkan ruangan itu langsung masuk kedalam mobil tanpa memperdulikan Juan yang meneriakkan namanya. Saat ini yang ada dipikirannya hanya satu. Fiorella.Ciri-ciri yang diceritakan oleh Davidde sangat cocok dengan Fiorella. Apalagi wanita itu membawa sekeranjang bunga, seingatnya Fiorella pernah bercerita padanya kalau ia sering membawa pulang bunga-bunga yang mulai layu untuk dikeringkan di rumahnya.“Pantas saja, dia tak membuka tokonya hari ini. Dia pasti syok dan ketakutan dengan kejadian semalam,” gumam Angelo.Tak sabar untuk segera bertemu dengan wanita itu, Angelo bagai kerasukan menekan pedal gas dalam-dalam. Membawa mobil dengan kecepatan penuh. Hampir semua lalulintas dilewatinya tanpa perduli apakah sedang merah atau hijau. Yang ada dipikirannya sekarang adalah

  • Kisah Cinta Sang Mafia   Bab 141

    Pagi itu, Angelo kembali berjalan-jalan disekitar hotel hingga ke pasaraya yang letaknya tak jauh dari sana. Ia berniat mengenal Fiorella lebih jauh lagi. Setelah percakapan pertama keduanya, sudah sekitar 3 hari ia tak melihat wanita itu. Ia disibukkan dengan pembunuhan Domenico.Pagi ini sedikit senggang, sebelum mereka kembali ke markas Klan Maximo siang ini. Angelo menyempatkan menemui Fiorella untuk bercakap-cakap.Dengan bersemangat dan dada berdebar, Angelo berjalan menuju toko bunga Fiorella. Namun seketika ia mengernyit saat melihat toko wanita itu tutup. Tidak seperti biasanya, setahu Angelo Fiorella tidak pernah menutup tokonya.Dengan rasa penasaran ia lalu mendekati penjual tembikar yang letaknya persis di samping toko bunga Fiorella."Permisi, apa kau tahu

  • Kisah Cinta Sang Mafia   Bab 140

    Angelo segera memasukkan memory card tersebut kedalam saku jasnya. Setelah itu keduanya bergegas mengembalikan barang-barang tersebut pada petugas. Dengan tergesa-gesa keduanya kembali ke mobil dan segera pergi dari sana."Ini, tuan Juan," ucap Angelo sambil memberikan memory card yang disimpannya tadi."Haruskah aku lihat sekarang?" tanya Juan meminta pendapat Angelo."Mengapa tidak? Lebih cepat kita tahu isi memory card itu bukankah lebih baik? Siapa tahu disana ada petunjuk yang kita inginkan," balas Angelo ringan.

  • Kisah Cinta Sang Mafia   Bab 139

    Angelo kembali ke hotel dengan suasana hati yang lebih cerah. Pertemuannya dengan wanita pemilik toko bunga, Fiorella, sedikit mencerahkan hatinya yang cukup lama berkabut.Dengan bersenandung kecil, Angelo memasuki kamar hotelnya. Ia terus teringat akan Fiorella, dadanya berdebar kencang setiap kali ia teringat wanita itu. Apakah ia jatuh cinta lagi? Pada wanita yang sama namun sedikit berbeda? Angelo menggeleng, mengusir pikiran melantur itu."Apa yang kau pikirkan, Angelo? Dia bukan Carina, dia Fiorella. Walaupun wajah mereka sama, itu bukan dia. Carina mu tidak akan kembali, sadarlah," tegurnya pada dirinya sendiri.Walau begitu, Angelo tetap memikirkan Fiorella. Memikirkan wanita itu diluar dugaan memberikan ketenangan dalam hatinya.****

  • Kisah Cinta Sang Mafia   Bab 138

    Menuruti perintah Juan, Angelo segera mengumpulkan anak buah Klan Maximo kemudian memberi mereka perintah untuk menyelidiki Alonzo. Serta berpatroli minimal 3 orang, agar menghindari penyerangan yang tidak diinginkan.Sementara Domenico telah pergi meninggalkan hotel dengan mengemban tugas menyelidiki bosnya sendiri, Armando Ferrari.Juan masuk kedalam kamar hotelnya dengan semangat baru, wajahnya kini berseri-seri tidak lagi murung seperti beberapa hari lalu. Celeste yang tengah duduk santai sambil membaca majalah mode merasa senang melihat perubahan itu."Darimana kau sayang? Aku mencarimu dari tadi," tanya Celeste sambil menurunkan majalah yang dibacanya."Aku tadi habis bertemu Domenico, sayang," jawab Juan sambil mencium pipi Celeste.

  • Kisah Cinta Sang Mafia   Bab 137

    Ottavio masuk ke dalam lift hotel dengan Domenico mengekor di belakang. Ia memencet tombol 7 yang artinya mereka akan ke lantai 7, dimana semua kamar di lantai itu adalah milik Juan untuk sementara dirinya tinggal di hotel itu.Domenico mengikuti Ottavio dalam diam, hanya matanya yang memperhatikan sepanjang perjalanan menuju tempat bertemu Juan dan Angelo. Tibalah keduanya di lantai 7 dan Ottavio segera keluar lift terus berjalan menuju kamar bernomor 710 sesuai instruksi yang diberikan.TOK! TOK! TOK!Ottavio mengetuk pelan pintu kamar nomor 710. Tak butuh waktu lama pintu kamar terbuka dan muncullah sosok sempurna Angelo. Ottavio terdiam, terpesona sekaligus terintimidasi oleh kehadiran Angelo. Apalagi pria itu tepat berdiri dihadapannya.Dengan bibir gemetar, Ottavio

  • Kisah Cinta Sang Mafia   Bab 136

    Angelo berjalan dengan terburu-buru meninggalkan pasaraya. Wajahnya pucat dengan keringat tak berhenti mengalir."Apa ini? Perasaan apa ini?" batin Angelo tak mengerti."Mengapa aku tak punya keberanian untuk bertanya pada wanita itu," batin Angelo lagi.Kenangan masa lalu sekilas berkelebat di pelupuk mata Angelo. Senyum manisnya, tawa renyahnya, mata hijau teduhnya tak pernah Angelo lupakan sekalipun.Angelo memijat keningnya yang tiba-tiba terasa pusing. Kenangan itu serta wanita yang dilihatnya di pasaraya tadi menyakitkan kepalanya.Angelo bergegas membuka pintu kamarnya lalu melempar dirinya ke atas tempat tidur. Ia memejamkan kedua matanya dengan sebelah tangan diatas kening.

DMCA.com Protection Status