Bima melatih mereka semua dengan sangat keras, dia benar-benar memeras hebat kawan-kawan supaya bakat mereka keluar. Dia tidak hanya fokus melatih kawan-kawan nya, Bima juga terus berlatih setiap hari setelah melakukan gym.
Bima berlatih dengan serius walaupun di Alam Surgawi tidak ada orang satupun karena Bima menyuruh mereka semua pergi berlibur menikmati hidupnya.Bima melatih fisik, reflek, insting, skill, teknik bertarung, kombinasi skill, kombinasi tim, dan lain sebagainya. Bima juga melatih dengan sangat sangat keras Albert dan Henry. Dia sama sekali tidak memberikan keringanan pada mereka walaupun mereka berdua adalah kakak dan adiknya.Bima tidak hanya melatih, tapi dia juga ikut serta dalam mengambil misi Tim Junior maupun Senior. Bima tidak ikut bertarung, dia hanya mengamati dari jauh dan mencatat semua kekurangan anak didiknya.Jadwal guild juga di ubah total, tim Junior dan Senior di selang seling dalam pengambilan misi. Jadwal ini tBima mengupas buah untuk Silvia yang sedang menyusui kedua putranya sembari menonton TV. Setelah selesai, Bima menyuapi Silvia dengan sangat telaten.Tok..tok..tok.."Siapa tuh bi?" tanya Silvia menengok."Tutup dulu, lanjut nanti." ucap Bima."Iya iya." jawab Silvia tersenyum geli sembari membetulkan bajunya.Bima membuka pintu dan terpampang lah wajah teman-temannya yang terlihat gugup masih dengan pakaian hunter nya."Cok! ganti dulu bang*at!" ucap Bima kesal."Di bilangin apa anjink! ngeyel cok Riski!" ucap Kevin kesal."Tolol Riski!" ucap Rizal ketus."Mandi sekalian satt! darah masih nempel gitu anyink!" ucap Bima."Hehewhe...." Riski nyengir lalu segera pergi ke kamarnya untuk bersih bersih.Setelah itu Bima kembali menutup pintu dan menyuapi Silvia sambil menonton TV."Ambilin pompa yang kemarin aku suruh beli itu bi." ucap Silvia.Bima bergegas mengambil alat
Silvia tersenyum manis setelah mencerna semua yang Bima ceritakan tentang guild dan portal."Kamu terlalu cepat menilai sayang, ayo coba hal baru. Lagi pula tim Junior kan sudah kamu latih dengan keras. Dengan Job ini juga, mereka bisa merasakan dengan langsung bagaimana mencekamnya suasana peperangan yang sebenarnya." ucap Silvia."Kamu terlalu berlebihan mengkhawatirkan mereka, manusia itu memiliki insting bertahan hidup yang tinggi. Kalau mereka merasa sudah tidak kuat, mereka pasti langsung kabur dan sebagainya. Ayo, buka lebar lebar mata kamu sayang, cari hal baru yang belum kamu lakukan selama ini." ucap Silvia lagi.[Lepaskan bos, dengan pekerjaan ini kau bisa tau kekurangan mereka dalam pertempuran yang sebenarnya]"Bagaimana? sudah paham?" tanya Silvia mencium mesra pipi Bima."Baiklah, aku akan coba hal baru." jawab Bima tersenyum lega."Ya, lakukanlah, istri dan anakmu senantiasa mendukung dari rumah dengan do'a do'a."
Bima berendam di bathtub, dia memikirkan kegelisahan nya yang menurut dirinya sendiri sangat berlebihan. "Kenapa ini? baru kali ini aku ngerasain gelisah kayak gini!" gumam Bima menutupi wajahnya. [Karena kau tidak mau kehilangannya bos! simple tapi penting! ini menandakan bahwa perasaanmu sudah kembali hidup!] 'Wowww! ini pencapaian langka!' ucap Kong. "Entahlah! aku cuma mau tenang bob! gimana caranya anjink!" teriak Bima memukul tembok. [Santai bos! rileks! jangan teriak teriak! kau sudah punya anak bodoh!] Bima mengusap wajahnya berkali-kali dengan kasar, Bima benar-benar bingung kenapa dirinya bisa jadi seperti ini. Perasaan gelisah apa ini! Bima segera menyelesaikan mandinya lalu pergi keluar untuk menenangkan dirinya. Bima duduk di gazebo, merokok sembari melamun seperti kebiasaannya ketika terkena masalah. Teman-temannya ingin sekali bertanya pada Bima, tap
Ledakan ledakan dahsyat pun mulai terdengar nyaring sampai beberapa kilo meter jauhnya. Siaran live dari berbagai stasiun televisi mulai ramai di kunjungi masyarakat luas. Peperangan sengit yang di tunggu tunggu semua orang adalah pertarungan antara Bos monster melawan ketua guild nomor satu dunia. Namun momen itu tidak kunjung datang, bukannya melihat pembantaian yang di lakukan guild itu, mereka malah melihat guild The Devil's Crew kewalahan dan terkena beberapa kali serangan monster. Beberapa orang memang kecewa, tapi banyak juga yang masih menunggu kejutan dari guild itu. Sudah 30 menit berlalu, tapi masih tidak ada tanda tanda kejutan dari guild The Devil's Crew. Bukannya kejutan yang luar biasa hebat, mereka malah melihat guild The Devil's Crew di kepung puluhan ribu monster. Hal ini tentu saja membuat banyak orang kebingungan dengan guild itu, tidak biasanya mereka selemah ini. "Bim! ayo bim! brengsek!" teriak Riski
Sesampainya di basecamp Bima langsung pergi ke kamar kosong untuk mandi membersihkan sisa darah yang mengering di tubuhnya. "Halo, kau sudah lihat live tadi kan?" ucap Bima dengan telepon di telinganya. "Lakukan, jangan sisakan satu keturunan pun! sesuai perkataanku tadi ya, gantung terbalik dan tebas kepalanya!" ucap Bima lagi. "Aku tunggu hasilnya." ucap Bima menutup telepon. [Wooo! pembunuhan yang seru!] 'Sudah lama aku tidak menghirup aroma amis ini bos!' ucap Kong. Bima tidak menggubris mereka, Bima berendam di air hangat supaya otot-otot nya tidak keram sekaligus supaya dirinya tenang. Tok...tok...tok... "Sayang, kamu di dalam?" panggil seseorang yang sangat Bima sayangi sampai kapanpun. "Iya." jawab Bima. "Cepetan ya, aku mau ngomong." ucap orang itu. Bima bergegas menyelesaikan mandinya, berpakaian lalu keluar da
Pukul 07.00 pagi, Bima pergi ke ruang gym setelah ganti baju dan makan roti tawar. Bima melakukan olahraga rutin yang sudah menjadi kebiasaan barunya. Puas dengan gym, Bima pergi ke alam Surgawi untuk lanjut berlatih beberapa teknik dan pengendalian energi. Selesai berlatih Bima pun keluar dari Alam Surgawi, sengaja Bima berlatih lebih lama dari sebelumnya karena latihan rutin guild sedang libur. Jadi Bima berlatih dengan Sistem bisa los sampai jam makan siang atau bahkan bisa sampai sore hari. Bima keluar dari Alam Surgawi dan langsung pergi ke kamar kosong tempatnya kemarin tidur untuk bersih bersih. Selesai mandi Bima pun pergi ke kamarnya untuk menengok kedua putranya. "Lah, kemana dua bocilku?" gumam Bima bingung. [Mungkin ke bawah bos, nyonya Silvia juga butuh teman ngobrol] "Benar juga, aku juga mau makan lah." ucap Bima pergi ke lantai bawah. Benar saja, ternyata Silvia s
Walaupun tenggorokannya terasa terbakar Bima terus saja meminum alkohol sambil bernyanyi nyanyi di atas muntahan darahnya sendiri.Sistem yang tidak tega pun memanggil Howard, Fergie, Smith, dan Adrian dengan panggilan darurat. Mereka berempat dengan cepat datang dan di buat kaget dengan kondisi Bima yang sudah benar-benar di ambang hidup dan mati."Masih bisa! bertahanlah nak! ayo!" teriak Smith melakukan penanganan pertama di bantu Adrian kakaknya."Arghhhh! bodoh!" teriak Howard penuh amarah dan dendam.[Adikmu itu sudah buta atau bagaimana bodoh! apa dia tidak paham sikap bos? apa dia tidak paham dengan semua cerita Kong? apa dia benar-benar sebodoh dan setolol itu?!]"Aku tidak tau!" teriak Howard menutup wajahnya sembari menangis frustasi."Nak! bangun!" teriak Adrian saat merasakan detak jantung Bima yang mulai melemah."Bima! ayo nak! paman mohon!" teriak Smith meneteskan air mata.Namun sayang, usaha me
Bima mengunci kamar kosong tempatnya tidur kemarin, setelah itu dia rebahan di kasur dengan rasa sakit hati yang tidak bisa di hilangkan.[Bos, soal jadwal latihan? kau mau bagaimana?]"Pokoknya full setiap hari, 2 hari sekali masuk dungeon." jawab Bima.[Baiklah, aku akan persiapkan]Bim beranjak dari kasur dan duduk di balkon kamar, menyulut rokoknya dan kembali melamun menatap pemandangan sore hari dari sana."Makin di pikir makin bundet!" gumam Bima memijat dahinya.Pukul 19.00, pintu kamar di ketuk, Bima yang masih asik melamun tidak memperdulikan ketukan itu."Bim, ayo makan nak." panggil Jhon.Bima pun membuka pintu kamar dan menatap Jhon dengan tatapan sayu."Makan malam, aku tau kamu lapar. Sudah tidak perlu di jawab jika mereka menasehatimu atau memintamu baikan. Aku tau rasanya, mari makan dulu, setelah itu lanjutkan galaumu." ucap Jhon merangkul Bima.Bima hanya nurut saja, dia berj
Hal itu langsung membuat semua orang melotot tidak percaya dengan kekuatan asli Bima."Apakah ini kekuatan ayah paman?" tanya Daniel kagum."Kau masih sangat kecil untuk mengetahui segalanya nak." jawab Howard tersenyum penuh arti."Aku paham arah jawabanmu paman! aku akan mencari tau sendiri!" ucap Daniel."Smith! jangan!" teriak Adrian saat melihat Smith melakukan ritual."Segel bajingan itu nak! aku mengandalkan mu!" ucap Smith melakukan tos dengan Bima."Salam untuk ayahku! ucapkan padanya kalau aku akan segera datang!" ucap Bima."Baik! aku tunggu!" ucap Smith.Woshhhhhh.....Booommmmm....Tubuh Smith pun hancur menjadi kabut darah, Smith melakukan itu untuk menambah power Bima dan untuk menyempurnakan misinya. Ya! power Bima bertambah 100x lipat hasil dari kekuatan yang di berikan Smith."Tidakkkkkk!" teriak Adrian histeris.Setelah mendapat kekuatan tambahan, Bima pun m
Setelah menguapkan kata maaf, Bima langsung melesat bersama Kong dan Zhong menyerang para monster yang menyeringai penuh kemenangan."Bimaaaa!" teriak Diana histeris."Array sialan!! buka! bukaaaa!" teriak Andi memukuli Array sambil berteriak histeris.Semua hunter di sana terduduk lemas melihat orang yang paling di segani dan di hormati seluruh penduduk Bumi berjuang seorang diri tanpa memikirkan keselamatannya sendiri.Seluruh penduduk Bumi yang menonton live terus menggelengkan kepala berharap sadar dari mimpi buruknya, namun semua ini bukanlah mimpi, ini adalah kenyataan pahit yang harus di terima.Booommm....Booommm...Ledakan ledakan dahsyat mulai terdengar dari tengah medan peperangan. Tiga makhluk itu berusaha keras untuk memusnahkan seluruh monster di sana supaya kehidupan Bumi berhasil di selamatkan."Hahahahaha...kau tidak akan bisa menyelamatkan kehidupan di alam semesta ini Ashura! kau hanyalah sam
Andi menggila bersama beast spiritual nya yang berukuran raksasa itu. Kedua adiknya pun tidak mau kalah, mereka ikut mengeluarkan beast spiritual yang sama besar dan sama kuatnya dengan milik Andi.Trio bersaudara itu mengguncang tanah peperangan membuat semangat pasukan semakin berkobar-kobar. Intensitas peperangan semakin meningkat semenjak guild nomor satu dunia, pasukan Bima, dan kepala Asosiasi pusat menunjukkan kekuatannya.Hunter hunter yang berasal dari berbagai negara itu ikut menunjukkan kekuatan dan ilmu-ilmu yang di dapat dari akademi masing-masing. Para monster di buat mati kutu dan pasrah menunggu kematiannya di tangan para manusia itu.Sisa monster di tanah peperangan pun di babat habis oleh seluruh pasukan manusia. Mereka menyimpan inti core para monster sebagai kenang-kenangan dan berlari masuk ke dalam Array dengan sorakan kemenangan."Hahahahahaha! kita memenangkan peperangan!" teriak Andi berteriak keras."Yeahhhhhh!"
"Kau bisa menjaga mereka Kong?" tanya Bima setelah diam beberapa menit."Tidak." jawab Kong cepat."Kenapa?* tanya Bima heran."Aku sudah berjanji pada diriku sendiri beberapa menit yang lalu bos." jawab Kong."Janji apa?" tanya Bima penasaran."Aku tidak akan menjadi bawahan siapapun, kau adalah satu-satunya bos bagiku. Setelah peperangan ini usai, aku akan kembali ke tempat ras ku berada dan berlatih sekeras mungkin. Setelah itu aku akan mencari keberadaan Drago untuk melakukan misi kesejahteraan." jawab Kong."Misi apa itu?" tanya Bima sangat penasaran."Rahasia bos, ini adalah misi rahasia yang akan aku, Drago dan Leo jalankan." jawab Kong."Sudahlah bos, Kong sedang oleng, biarkan saja." ucap Zhong malas."Hahaha...." Bima tertawa keras lalu kembali menatap portal yang masih belum juga bereaksi.[1 jam bos]"Siapkan pasukan." perintah Bima pada Kong dan Zhong.Keduanya be
Mereka bersiap di perbatasan Array dengan jantung berdegup kencang. "Jangan lengah!" ucap Kong tegas. "Baik!" jawab Tigers tegas. Beberapa menit kemudian, ledakan portal tahap dua pun terjadi. Duarrrrrrrrr.... Jutaan monster kelas Iblis sampai Abyss keluar dari portal dan berlari dengan ganas ke arah Jakarta. Tigers dan para petinggi Asosiasi dari seluruh dunia menggenggam erat senjatanya, keringan sebesar biji jagung mulai menetes dari wajah mereka. "Rileks, anggap saja ini latihan." ucap Bima yang membuat tim Junior menengok. "Buat aku bangga untuk terakhir kalinya." ucap Bima membuka topengnya dan tersenyum manis. Jason semakin erat mencengkram senjatanya, matanya merah, wajahnya terlihat sangat emosional, auranya pun meledak menunjukkan sosok jati diri yang sebenarnya. "Maju dan buat bangga pamanmu ini nak!" ucap Bima. "Maju!" ucap
Tengah malam, Bima terbangun dari tidurnya karena kebelet kencing. Selesai kencing, Bima malah tidak bisa tidur lagi, karena bingung, Bima pun pergi ke alam Surgawi untuk latihan kecil."Emphh! bau amis!" seru Kong menutup hidungnya.Bima mengendus tubuhnya sendiri lalu nyengir, Bima berlari ke rumah untuk mandi. Selesai mandi, Bima kembali menemui Kong yang sedang bermalas-malasan."Pagi kapan bos? bosan sekali!" ucap Kong."Entahlah." jawab Bima malas."Kau pingin segera pagi biar bos cepat mati Kong?" tanya Dexter sinis."Bukan begitu maksudku bodoh!" jawab Kong kesal.Mereka berbincang-bincang di sana sambil bermalas-malasan, yang tadinya Bima ingin latihan jadi malah ikut bermalas-malasan bersama mereka. Sampai akhirnya pagi pun datang, Bima keluar dari Alam Surgawi untuk mandi dan sarapan.Sebelum ke ruang makan Bima menyisipkan surat di album foto keluarga kecilnya. Setelah itu Bima segera pergi ke ruang
Keesokan harinya, selesai sarapan seluruh penghuni basecamp beres-beres barang untuk pindah sementara ke kediaman keluarga besar Abraham."Daniel, Devin, ayo ikut ayah, ayah mau bicara." ucap Bima pada Daniel dan Devin yang ikut membantu membereskan barang-barang di ruang tamu."Baik ayah." jawab Daniel langsung pergi menggandeng Devin mengikuti Bima yang berjalan ke arah halaman belakang.Bima duduk di gazebo bersama Daniel dan Devin yang terlihat sedang minum yogurt."Ada apa ayah?" tanya Daniel."Berapa usia kalian?" tanya Bima balik."7 tahun lebih ayah." jawab Daniel yang di sambut anggukan Devin."Besok ayah akan mengemban tugas berat di perbatasan, kalau semisal ayah meninggal dunia apakah kalian siap menggantikan posisi ayah sebagai pelindung ibu kalian dan adik kalian?" tanya Bima."Ayah jangan pergi, Devin masih mau bermain dengan ayah." ucap Devin menggenggam erat tangan Bima."Ini hanya peru
Sesampainya di Asosiasi, Bima langsung berjalan cepat ke gedung utama untuk menemui Andi, Wilson dan Leon yang sudah menunggu di ruangannya.Kedatangan Bima ke Asosiasi tentu saja membuat seluruh hunter di sana bingung dan bertanya tanya. Mereka berpikir kedatangan Bima ke sana untuk membahas mengenai portal di Jawa Timur."Selamat datang tuan Bima, pak Andi sudah menunggu di ruangan." ucap Tommy asisten Andi."Baik." jawab Bima langsung bergegas ke ruangan Wilson.Sesampainya di sana, Bima langsung duduk di sofa dan melepas topengnya."Ada apa? sepertinya sangat penting." tanya Andi duduk di sebelah Bima."Aku cuma mau bilang, evakuasi semua orang ke luar pulau Jawa, sebagian ke pulau sebrang, sebagian ke Jakarta." jawab Bima."Jakarta masih pulau Jawa bodoh." ucap Leon datar."Aku sudah buat dinding pembatas di perbatasan kota Jakarta, paman tenang saja. Warga akan aman di sini, aku jamin 1000%." ucap Bima.
Hingga 5 bulan berlalu, anak anak yang Bima latih juga sudah mulai berkembang, tidak ada yang mencolok di antara mereka. Semua berkembang, Bima mengajarkan tentang kekeluargaan di antara mereka. Jika satu tertinggal, maka yang lain harus membantu orang itu supaya ikut berkembang. Bima juga mengajarkan tentang psikologi, jadi di masa kecilnya, mereka sudah memahami satu sama lain dan chemistry mereka sudah terbentuk sejak dini. Tim ini Bima beri nama Killer Baby, entah mengapa Bima suka nama itu. Selama 5 bulan ini, Tim Senior maupun Junior benar-benar sibuk, berbagai Job mereka jalani tanpa adanya Bima dalam tim. Walaupun begitu, masing-masing pemimpin tim melakukan tugasnya dengan baik. Julian yang menjadi wakil ketua tim Senior dan Tigers yang menjadi ketua tim Junior berhasil menjadi leader yang baik. Hasil pertarungan juga sangat memuaskan, hanya sedikit kekurangan yang Bima evaluasi saat sampai di basecamp. Hal ini sem