Share

Sepucuk Surat dan Sekotak Perhiasan

Ambyar  sudah mimpi indah Riang untuk bisa meresmikan hubungan dengan Khair, setelah pemuda itu bicara baik-baik kepadanya ketika menutup kedai hari itu.

“Soal tadi, aku minta maaf!” ucap Khair.

Riang mengangguk lemah.

“Yang jelas, aku mau fokus kuliah S2. Aku belum mau menikah, dengan kamu atau siapapun juga. Kecuali, jika Allah berkehendak. Paham, kan?”

Riang mengangguk semakin lemah.

“Salam buat Abi kamu, ya!” Khair mengunci pintu kedai. “Semoga kamu dapat jodoh yang terbaik, Riang!”

Mata Riang berkaca-kaca. Dia tidak pernah menyerah memperjuangkan sesuatu yang diinginkannya. Namun tentang Khair, dia pun tidak bisa memaksa. Soal jodoh, Allah lah yang mengaturnya. Riang sadar akan hal itu.

Dia hanya merasa malu karena ini pertama kalinya dia ditolak. Padahal biasanya, dia yang menampik orang orang lain.

Dia juga merasa takut, jika dijodhkan dengan orang yang tidak dia suka. Namun, dia tidak mungkin menahan langka

Eneng Susanti

Saat menulis kisah Khair dan Khaira, ada beberapa part yang membuat saya tidak bisa untuk tidak menangis. Salah satunya di part ini. Semoga pembaca bisa tetap terhibur, ya. Terima kasih sudah membacanya :) Jangan lupa review dan vote, ya.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status