Setelah sampai di roftoop, Kevin melepaskan cengkraman tangan nya di pergelangan tangan Ran.
"Ka, kenapa ngajak gue kesini si?!" Nada bicara Ran sedikit meninggi akibat ketakutan.
Sedangkan Kevin? Dia malah memasang wajah datarnya dan tersenyum miring.
"Lo nerima perjodohan ini?" tanya Kevin, masih dengan wajah datarnya.
"Terpaksa ka, gue gamau nyakitin orang tua gue kalo gue nolak perjodohan ini." Ran menundukkan kepalanya.
"Kan lo bisa nolak perjodohan ini dengan cara halus, gue gamao nikah sama lo! Gue belom siap nikah sekarang!" bentak Kevin.
"Maaf ka tapi kalo lo gamau nikah sama gue, kenapa lo diem aja waktu di restoran? Gue kira lo nerima perjodohan ini," jawab Ran.
"Ya, karena gue juga dipaksa sama ortu gue! Yauda kita terima aja perjodohan ini, tapi gue bilangin ya sama lo, jangan terlalu berharap sama gue!" ucap Kevin.
"Iya ka lo santai aja, gue juga ga bakalan berharap sama lo ko," jawab Ran santai.
"Yauda gue balik ke kelas ya ka udh telat nih." Ran berniat meninggalkan Kevin. Namun langkahnya terhenti ketika ada tangan yang menarik tangannya.
"Eh kenapa ka?"
Ya, tangan yang mencegah Ran adalah tangan Kevin.
"Sorry ya udh bentak lo." Kevin adalah orang yang dingin dan cuek tapi dia tidak bisa membentak perempuan, tadi hanya kebawa emosi saja.
"Iya ka santai aja." Ran memberikan senyum manis nya agar kevin yakin bahwa dirinya baik-baik saja.
DEG!
Jantung Kevin berpacu lebih cepat dari biasanya! Apa-apaan ini?! Tidak biasa Kevin seperti ini!
Disisi lain Ran sudah meninggalkan Kevin yang sedang mematung di roftoop.
***
TRIINGGG!!!
Bel istirahat pertama sudah mulai, para murid-murid segera keluar untuk menuju kantin. Saat ini dikelas hanya ada Ran, Jihan, dan beberapa anak murid lainnya.
Ran sedang tidak mood makan hari ini karena kejadian tadi bersama Kevin, jadi dia berniat tidur saja dikelas sampai istirahat selesai. Jujur dia ingin sekali balik marah pada Kevin, emang dia pikir Ran juga mau dijodohin? Huhh!
"Ran, ngantin ga?"
"Engga deh Han. Gue disini aja, mao tidur."
"Oh yauda gua ke kantin ya," pamit Jihan.
Ran hanya mengangguk dan kembali menaruh kepalanya di meja. Dan tidak lama Ran sudah menuju alam mimpi.
Disisi lain, Kevin celingak-celinguk mencari seseorang. Dia terus memikirkan gadis itu, kenapa dia tidak kekantin? Apa gara-gara tadi Kevin membentak nya sampai-sampai Ran tidak mau ke kantin? Urrghh!! Kalau begini caranya Kevin malah merasa bersalah. Tapi dia tidak mau menunjukkan wajah khawatir nya didepan umum.
"Ka Kevin makin ganteng aja ihhh."
"Gilaa keren banget si cowok guee."
" Ehh...apaan lo! Dia itu cowok gue!"
"Ka Kevin mau ga jadi pacar aku?"
"Ka Kevin aku minta id line nya dong."
"Ka malmingan kuy."
"Jangan mao ka jalan sama dia, mendingan sama gue aja."
Kurang lebih begitu lah para cicitan dari para fans Kevin. Namun Kevin bisa menggunakan sikap dinginnya untuk menyingkirkan cewek-cewek gila yang berada didekat nya sekarang.
Kevin tidak menggubris semua perkataan ciwi-ciwi dikantin. Tatapan Kevin berhenti di satu tempat. Dia melihat Jihan yang dia tau adalah sahabatnya Ran sedang duduk sendirian disana. Dimana Kirana?
Tanpa Kevin sadari tubuhnya bergerak sendiri dan berjalan ke arah Jihan. Entahlah dia tidak bisa menolak kakinya untuk melangkah ke arah Jihan.
"Ekhem," deheman Kevin membuat Jihan tersadar dan langsung menoleh ke arah sumber suara.
"Eh ka Kevin, ada apa ya ka?"
"Ko lo sendiri? Temen lo mana?"
"Kirana ka? Oh...dia lagi dikelas ka, katanya mau tidur aja soalnya ngantuk."
Kevin hanya ber 'oh' ria.
Jujur dalam benak Jihan dia bertanya-tanya, kenapa tiba-tiba Kevin jadi nanya dimana keberadaan Ran? Mereka ada hubungan? Wahh...harus cari tau niii!! Tega sekali kamu ran gamau cerita-cerita sama sahabat cantik mu ini! dalam benak jihan
Lamunan Jihan tersadar ketika Kevin beranjak ingin pergi. Namun dengan cepat Jihan memanggil nya.
"Kak!"
"Ya?"
Singkat banget kan, heheh dia emang gitu orang nya.
"Emmm, lo ngapain nyariin Ran?" Dengan hati-hati Jihan bertanya pada Kaka kelas yang super dingin itu.
"Gapapa gua cuma ada urusan sama dia." Setelah menjawab dia pun pergi begitu saja.
***
Brugh!
Ran terkejut bukan main! Dia hampir saja jantungan! Apa-apaan ini? Kenapa tiba-tiba ada orang yang menggangu tidur nyenyak nya? Dengan malas Ran mendongak ingin melihat siapa yang telah menggangu singa sedang tidur?!
Mata Ran membulat, perasaannya yang ingin marah sirna begitu saja, karena yang menggangu tidur nya adalah Kevin!
"makan." singkat, padat, jelas!
Kevin menyodorkan kantung plastik putih ke meja Ran. Ran bingung untuk apa Kevin susah payah mengantarkan makanan ke padanya? Oh pasti disuruh sama Jihan, dalam benak Ran.
"Disuruh Jihan ya ka?" tanyanya seraya mengambil kantung plastik itu, " Maaf ya lo jadi direpotin sama Jihan." lanjutnya.
"Bukan," Kevin diam sejenak, "Bukan temen lo yang nyuruh gue, tapi kemauan gue sendiri ko." Bicara santai dengan wajah datar.
"Loh emang kenapa ka? Ko lo nganterin gue makanan?" Bingung Ran.
"Ck, udah si tinggal makan doang susah amat lo," dia berbalik hendak ingin keluar dari kelas Ran "Anggap aja permintaan maaf gue karena udah bentak lo tadi." Setelah mengucapkan kalimat itu dia pergi begitu saja.
"Makasih ka!" Walaupun Ran tau suaranya tidak akan didengar oleh Kevin karena dia sudah keluar, tapi Ran tetap mengucapkan nya.
Karena bel istirahat sudah selesai, semua murid kembali belajar begitu juga dengan Ran dan Jihan.
"Ssst," bisik Jihan pelan agar tidak terdengar oleh guru yang sedang menerangkan.
Ran hanya menatapnya sambil mengkerutkan keningnya, menunggu kalimat selanjutnya yang dilontarkan oleh jihan.
"Tadi ka Kevin nyamperin gue, dia nanyain lo anjir!" Walaupun berbisik tetapi bisa terdengar jelas oleh kedua telinga Ran.
"Iya tadi dia juga kesini anterin makanan buat gue," jawabnya sambil sesekali memerhatikan guru yang sedang menerangkan didepan.
"Gila! Demi apa lo! Pasti lo ada apa-apa kan sama ka Kevin? Ayo ngaku sama gue!" paksa jihan
"Ga ada apa-apa! Berisik tau ga! Tu diliatin sama pak Ipul!"
"Awas aja lo kalo nyembunyiin sesuatu dari gue, gue gamao temenan lagi sama lo!" Jihan mengucapkan kalimat itu dengan penuh penekanan menandakan dia serius dengan omongan nya!
Ran sedikit gelisah, dia bingung harus memberitahu Jihan tentang perjodohan konyol ini atau tidak? Ran benar-benar bingung. Sambil memikirkan itu, sesekali Ran mencatat tulisan yang ada dipapan tulis.
***
Jangan lupa komennya yaa!
See you next chapter guys <3
Hari ini adalah hari dimana Ran harus menjadi seorang istri dan mempunyai suami. Ran sudah siap dengan gaun pengantinnya. Dia menatap pantulan dirinya dicermin. Dia sangat cantik hari ini!Ran dijemput oleh mamanya untuk melaksanakan ijab qobulnya dengan Kevin."Sekarang kalian sudah sah menjadi suami istri!" ucap Reno lalu mengelus rambut putrinya."Iya sayang, kamu harus nurut ya sama suami kamu, jangan manja, layanin suami kamu dengan baik, oke?" Nasihat dari Ana."Oke ma." Tidak lupa Ran memberikan senyumannya kepada kedua orang tuanya berharap dengan ini mereka akan bahagia."Kalian langsung pulang kerumah kalian?" tanya Sia kepada anak dan menantunya itu."Iya ma, kita langsung pulang kerumah aku aja," sahut Kevin.
Karena mereka berdua bosan, akhirnya mereka memutuskan untuk menonton film diruang tamu. Ran membawa beberapa cemilan dan air lemon untuk dirinya dan Kevin. Ran pun duduk disamping Kevin."Ran," Kevin memberi jeda"emm, untuk saat ini jangan berharap sama gue ya, kita temenan aja, lo mau ga?" tanya Kevin."Gue ga akan berharap sama lo ka, dan ya gue setuju sama saran lo," jawab Ran antusias."Sorry ya Ran.""Santai aja kali, kek ama sapa aja lo." Ran jawab dengan santainya."Lo mao nonton apa?" tanya Kevin, membuat suasana agar tidak tegang."Serah lo aja ka gue ikut aja.""Ck, dari kemaren serah gue mulu lo.""Yaudah film drakor aja deh," ucap Ran ant
Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 15 menit yang lalu. Ran sedang menunggu Kevin diparkiran, mereka sengaja pulang lebih lama agar tidak dilihat banyak murid-murid SMA Arwana."Langsung pulang sekarang?" tanya Kevin yang baru datang karena dia disuruh rapat basket dulu."Serah lo aja ka.""Yauda ayo naik," Kevin dan Ran masuk ke dalam mobil Kevin. Dan tak lama Kevin menancap kan pedal gas nya.Ran mengerutkan keningnya, bingung mengapa Kevin berhenti? Ran menoleh ke arah Kevin yang sudah menatapnya datar."Turun kita makan dulu." Kevin memberhentikan mobilnya di caffe. Mendengar itu Ran hanya mengangguk lalu ikut turun dari mobil ketika Kevin sudah turun terlebih dahulu.Mereka menempati kursi kosong yang berada di pojok dekat jendela. Mereka duduk dengan santai. Dan tak lama pelayan caffe menghampiri mereka."Lo ma
Dua bulan kemudian."RAANNNN!!!!""Apansi si Han?! Kebiasaan lo teriak-teriak gajelas!" Ran yang sedang membaca buku dibuat jantungan oleh jihan yang masuk lalu meneriaki namanya.Jihan sedang mengatur nafasnya, karena dia berlari tadi, "Ran lo harus ikut gue, ayo!" Tanpa persetujuan Ran, Jihan langsung menarik tangan Ran, entahlah dia mau bawa Ran kemana.Tiba-tiba langkah Jihan terhenti di taman belakang yang jarang dikunjungi oleh para murid-murid SMA Arwana. Jihan menunjuk seseorang yang sedang duduk di kursi panjang, tidak, bukan seseorang melainkan ada dua orang yang sedang duduk di kursi tersebut! Mata ran membulat! Melihat apa yang sedang dia lihat sekarang! Ran melihat Kevin sedang berpegangan tangan dengan seorang perempuan? Siapa perempuan itu?"Ran!" Jihan men
Kevin dan Ran berangkat sekolah bersama seperti pagi-pagi sebelumnya. Sikap ran juga perlahan tidak ketus dan cuek lagi ke Kevin. Kedekatan mereka juga semakin hari semakin dekat."STOP KA!" teriak ran tiba-tiba.Sontak membuat Kevin berhenti mendadak setelah mendengar teriakan dari Ran, "Apaan si, ko lo teriak tiba-tiba?" tanya Kevin."Ko lo ga berenti di halte si, kan biasanya gue turun dihalte!"Kevin tidak menggubris pertanyaan Ran, Kevin lanjut melajukan mobil nya sampai masuk ke gerbang sekolah. Ya Kevin memang sengaja tidak menurun kan Ran dihalte. Entah lah dia tidak tau mengapa dia berbuat seperti ini."Ka ih ,n ada yang liat kita kalo kita keluar bareng!" panik Ran."Ck, santai aja kali. Udah ayo turun," ajak Kevin.
"KIRANAAA!!!!" Kevin sangat terkejut melihat Ran sudah pingsan dan dipenuhi lebam-lebam disekitar wajah nya. Tanpa menunggu lama, Kevin menggendong Ran dan berjalan ke arah parkiran. Begitu sampai diparkiran, Kevin menidurkan ran dikursi belakang, dan Kevin langsung duduk di kursi pengemudi. Kemudian kevin menancapkan gas, dan melajukan mobil nya ke arah rumah sakit. Membutuhkan waktu 25 menit untuk sampai kerumah sakit, untung nya jarak rumah sakit dari sekolah nya tidak terlalu jauh. Kevin pun membawa ran ke ruang UGD bersama dengan dokter yang akan memeriksa Ran. "Maaf mas, mas bisa tunggu diluar," ucap salah suster pada Kevin untuk menunggu diluar saja. Kevin hanya mengangguk pasrah dan menunggu diluar. "Ya tuhan, selamatkan istri ku." Doa Kevin. Kevin sangat khawatir dengan keadaan Ran. Kevin tidak
Flashback on. Ran berjalan menuju ke gudang. Ran mengkerutkan keningnya. "kenapa pintu nya ke tutup?" tanya Ran. "Gue masuk aja ah, lagian juga pasti pa Ipul ada didalem," Ran pun membuka pintu nya dan masuk ke gudang. "Assalamualaikum," salam Ran. Tetapi tidak ada orang yang menjawab, dimana pa Ipul? "Mungkin udh keluar kali ya, gara-gara gue kelamaan, gue keruang guru aja deh," ketika Ran ingin membuka pintu, tetapi tidak bisa, pintu nya terkunci! "Loh, ko ke kunci sii? Tolonggg!!! Yang ada diluar, bukain pintunya dong!!!!" Teriak Ran dari dalam, berharap ada orang yang mendengar dan membukakan pintu untuknya. Saat Ran fokus berteriak tiba-tiba ada yang memukul pundaknya dari belakang, perlahan ran lemah dan menutup matanya
Brak!!Kevin menggebrak meja kantin yang sedang ditempati oleh Bella dan juga teman-temannya."Kevin, kamu kenapa si? Ko kamu dateng tiba-tiba gebrak meja?" tanya Bella, dia terkejut tiba-tiba Kevin menggebrak mejanya dengan kencang."Lo harus tanggung jawab sama apa yang lo lakuin ke Ran! Sekarang juga ikut gue ke ruang kepala sekolah!" Kevin menarik tangan bella menuju ruang kepala sekolah.Toktoktok!"Masuk," ucap Hendra, kepala sekolah SMA Arwana. Kevin pun masuk sambil menarik paksa Bella agar masuk juga ke ruangan itu."Permisi Pak, saya mau ngelaporin tindakan pembully-an yang terjadi di sekolah ini pa. Dia udah bully kirana dengan kejam pa, sampai Kirana masuk rumah sakit dan trauma," jelas Kevin to the point "dan saya seba
TRIING!!bel berbunyi menandakan jam ujian sudah selesai. Ya, hari ini adalah hari terakhir ujian akhir semester di SMA Arwana."Ah, akhirnya kelar juga penderitaan gue, mumet banget kepala gue!!" ucap Jihan seraya berselonjor dikursi sebelah Ran.Ran mengangguk sekali, "iya nih, kepala gue aja mumet banget.""Eh anjay! Lo aja yang terkenal pinter bisa mumet tu pala, gimana gue Ran?!" ucap Jihan dramatis."Gausah drama deh lo! Jijik anjir!""Ih Ran, gaboleh gitu tau sama sahabat lo yang paling cantik ini, kualat lo nanti!""Lo nyumpahin gue nih ceritanya?""Gausah kepedean lo!" Jihan membuang mukanya, matanya membulat saat melihat Kevin sudah berdiri
TRIINGGG!!!!Bel istirahat berbunyi, sebagian murid kelas XII IPA 1 ada yang langsung menuju kantin, ada yang mengerjakan tugas, ada yang bermain ponsel, dan ada yang melakukan aktivitas lainnya. Kevin dan teman-temannya sudah memutuskan untuk tinggal dikelas."Bro tadi lo kenapa nonjok dekel?" tanya Brian, sahabat Kevin."Ko lo bisa tau?""Lo bego apa gimana si, lo kan banyak fansnya, pasti banyak lah yang ngomongin lo!" Kali ini yang berbicara adalah Navin, sahabat Kevin juga.Mereka bertiga bersahabat dari kelas X, mereka juga satu ekstrakurikuler yaitu basket, dimana ketuanya Kevin, wakil ketua 1 Brian, dan wakil ketua 2 Navin."Oh," ucap Kevin singkat. Sambil memainkan ponsel nya."Lo beneran jadian sama dekel yang namanya Kirana?" tanya Brian penasaran."Iya.""Gue setuju aja sih lo pacaran sama Kirana, soalnya dia c
Ran menuruni tangga, dan menghampiri suaminya yang sudah duduk manis dimeja makan. Sebelum berangkat mereka memang sudah terbiasa untuk sarapan. "Pagi ka," ucap Ran pada Kevin sambil menunjukkan senyum manisnya. "Pagi juga sayang," balas Kevin sambil mencium kening Ran. Kevin dan Ran pun sarapan dengan tenang. "Ka nanti kamu pulang duluan aja ya, soalnya aku ada kelas tambahan," izin Ran. "Aku tungguin aja, aku juga ada rapat sama anak basket." Ran hanya mengangguk dan melanjutkan aktivitas makan nya. Setelah selesai sarapan, mereka memasuki mobil, Kevin membantu Kirana memakaikan seat belt ditubuh Ran. Setelah selesai, Kevin langsung menancapkan gas dan melajukan mobilnya menuju sekolahnya. Mereka sudah disampai di sekolah, lalu Kevin turun dan membukakan pintu untuk istrinya, Ran segera turun dari mobil.
"Ini kan udah ngomong ka." Kevin hanya menyengir kuda, lalu Kevin merogoh sakunya dan mengeluarkan sesuatu dari sana. Kevin memberikan kotak yang berisi cincin dan kalung untuk Ran. Ran membulatkan matanya, terkejut dengan hadiah yang diberikan oleh Kevin. Pasti harganya sangat mahal. "Ka ini buat gue? Pasti mahal banget kan ka." "Iya buat lo Ran, gausah dipikirin soal harga nya ya," ucap Kevin sambil mengelus rambut Ran. "Sini gue pakein." Kevin pun memakai kan kalung dan cincin nya di leher Ran dan dijari tengah Ran. "Cantik," gumam Kevin pelan. Namun masih bisa didengar oleh Ran. "Siapa ka yang cantik?" tanya Ran penasaran. "Lo," jawab Kevin to the point. Kevin terkekeh melihat pipi ran yang mulai memerah. "Oh iya gue mau ngomong sama lo." "Ngomong aja ka."
Brak!!Kevin menggebrak meja kantin yang sedang ditempati oleh Bella dan juga teman-temannya."Kevin, kamu kenapa si? Ko kamu dateng tiba-tiba gebrak meja?" tanya Bella, dia terkejut tiba-tiba Kevin menggebrak mejanya dengan kencang."Lo harus tanggung jawab sama apa yang lo lakuin ke Ran! Sekarang juga ikut gue ke ruang kepala sekolah!" Kevin menarik tangan bella menuju ruang kepala sekolah.Toktoktok!"Masuk," ucap Hendra, kepala sekolah SMA Arwana. Kevin pun masuk sambil menarik paksa Bella agar masuk juga ke ruangan itu."Permisi Pak, saya mau ngelaporin tindakan pembully-an yang terjadi di sekolah ini pa. Dia udah bully kirana dengan kejam pa, sampai Kirana masuk rumah sakit dan trauma," jelas Kevin to the point "dan saya seba
Flashback on. Ran berjalan menuju ke gudang. Ran mengkerutkan keningnya. "kenapa pintu nya ke tutup?" tanya Ran. "Gue masuk aja ah, lagian juga pasti pa Ipul ada didalem," Ran pun membuka pintu nya dan masuk ke gudang. "Assalamualaikum," salam Ran. Tetapi tidak ada orang yang menjawab, dimana pa Ipul? "Mungkin udh keluar kali ya, gara-gara gue kelamaan, gue keruang guru aja deh," ketika Ran ingin membuka pintu, tetapi tidak bisa, pintu nya terkunci! "Loh, ko ke kunci sii? Tolonggg!!! Yang ada diluar, bukain pintunya dong!!!!" Teriak Ran dari dalam, berharap ada orang yang mendengar dan membukakan pintu untuknya. Saat Ran fokus berteriak tiba-tiba ada yang memukul pundaknya dari belakang, perlahan ran lemah dan menutup matanya
"KIRANAAA!!!!" Kevin sangat terkejut melihat Ran sudah pingsan dan dipenuhi lebam-lebam disekitar wajah nya. Tanpa menunggu lama, Kevin menggendong Ran dan berjalan ke arah parkiran. Begitu sampai diparkiran, Kevin menidurkan ran dikursi belakang, dan Kevin langsung duduk di kursi pengemudi. Kemudian kevin menancapkan gas, dan melajukan mobil nya ke arah rumah sakit. Membutuhkan waktu 25 menit untuk sampai kerumah sakit, untung nya jarak rumah sakit dari sekolah nya tidak terlalu jauh. Kevin pun membawa ran ke ruang UGD bersama dengan dokter yang akan memeriksa Ran. "Maaf mas, mas bisa tunggu diluar," ucap salah suster pada Kevin untuk menunggu diluar saja. Kevin hanya mengangguk pasrah dan menunggu diluar. "Ya tuhan, selamatkan istri ku." Doa Kevin. Kevin sangat khawatir dengan keadaan Ran. Kevin tidak
Kevin dan Ran berangkat sekolah bersama seperti pagi-pagi sebelumnya. Sikap ran juga perlahan tidak ketus dan cuek lagi ke Kevin. Kedekatan mereka juga semakin hari semakin dekat."STOP KA!" teriak ran tiba-tiba.Sontak membuat Kevin berhenti mendadak setelah mendengar teriakan dari Ran, "Apaan si, ko lo teriak tiba-tiba?" tanya Kevin."Ko lo ga berenti di halte si, kan biasanya gue turun dihalte!"Kevin tidak menggubris pertanyaan Ran, Kevin lanjut melajukan mobil nya sampai masuk ke gerbang sekolah. Ya Kevin memang sengaja tidak menurun kan Ran dihalte. Entah lah dia tidak tau mengapa dia berbuat seperti ini."Ka ih ,n ada yang liat kita kalo kita keluar bareng!" panik Ran."Ck, santai aja kali. Udah ayo turun," ajak Kevin.
Dua bulan kemudian."RAANNNN!!!!""Apansi si Han?! Kebiasaan lo teriak-teriak gajelas!" Ran yang sedang membaca buku dibuat jantungan oleh jihan yang masuk lalu meneriaki namanya.Jihan sedang mengatur nafasnya, karena dia berlari tadi, "Ran lo harus ikut gue, ayo!" Tanpa persetujuan Ran, Jihan langsung menarik tangan Ran, entahlah dia mau bawa Ran kemana.Tiba-tiba langkah Jihan terhenti di taman belakang yang jarang dikunjungi oleh para murid-murid SMA Arwana. Jihan menunjuk seseorang yang sedang duduk di kursi panjang, tidak, bukan seseorang melainkan ada dua orang yang sedang duduk di kursi tersebut! Mata ran membulat! Melihat apa yang sedang dia lihat sekarang! Ran melihat Kevin sedang berpegangan tangan dengan seorang perempuan? Siapa perempuan itu?"Ran!" Jihan men