Kevin dan Ran berangkat sekolah bersama seperti pagi-pagi sebelumnya. Sikap ran juga perlahan tidak ketus dan cuek lagi ke Kevin. Kedekatan mereka juga semakin hari semakin dekat.
"STOP KA!" teriak ran tiba-tiba.
Sontak membuat Kevin berhenti mendadak setelah mendengar teriakan dari Ran, "Apaan si, ko lo teriak tiba-tiba?" tanya Kevin.
"Ko lo ga berenti di halte si, kan biasanya gue turun dihalte!"
Kevin tidak menggubris pertanyaan Ran, Kevin lanjut melajukan mobil nya sampai masuk ke gerbang sekolah. Ya Kevin memang sengaja tidak menurun kan Ran dihalte. Entah lah dia tidak tau mengapa dia berbuat seperti ini.
"Ka ih ,n ada yang liat kita kalo kita keluar bareng!" panik Ran.
"Ck, santai aja kali. Udah ayo turun," ajak Kevin.
Ran hanya mengangguk pasrah, lagi pula apa yang bisa dia lakukan? Huuuh!
Saat Ran dan Kevin melewati koridor, mereka jadi pusat perhatian semua siswa di SMA Arwana. Berbagai macam tatapan yang ditujukan kepada Ran, seperti tatapan sini, marah, kagum, dan lain sebagainya.
"Udah biasa aja," ucap Kevin ketika melihat Ran berjalan sambil menunduk.
Lalu Ran mendongak mengikuti saja apa yang dikatakan Kevin. Dan tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang melihat mereka penuh dengan tatapan kebencian, kemarahan, dan tak lupa dia mengepalkan kedua tangannya kuat.
Saat sudah sampai dikelas Ran langsung duduk di kursi nya, disebelahnya sudah ada Jihan ya sedang bermain ponsel. Dia tidak peduli dengan kegiatan Jihan, lebih baik dia tidur saja, kebetulan bel masuk masih 25 menit lagi.
"Ran, bangun ada guru," sontak Ran langsung membuka matanya dan mengangkat kepalanya agar bisa duduk dengan tegap. Dan benar saja apa kata Jihan, di depan sudah ada guru. Para penghuni kelas XI IPA 3 pun memerhatikan guru yang sedang menjelaskan didepan.
Brugh!
Selurus siswa kelas menoleh ke arah pintu yang tiba-tiba dibuka sangat keras sampai menimbulkan bunyi yang keras juga pastinya.
"Hei, apa-apaan kamu ini?" Tanya Bu Yuli.
"Emm...anu bu saya mau manggil yang namanya Kirana Bu, dia dipanggil sama guru olahraga Bu," ucap gadis yang membuka pintu tadi.
Ran mengkerut keningnya. Memang Ran ada urusan apa dengan guru olahraga?
"Yasudah kalau begitu, Ran ayo kamu samperin guru olahraga kamu," ucap Bu Yuli pada ran. Ran hanya mengangguk dan berpamitan kepada Bu Yuli.
"Gue disuruh kemana sama pa Ipul?" tanya Ran ke gadis tadi.
"Emm, ke gudang. Soalnya lo disuruh ambil peralatan untuk persiapan olahraga besok."
" Oh, oke."
"Yauda gue duluan ya, lo ke gudang aja," ucap gadis itu lalu pergi meninggalkan Ran.
***
Bel istirahat sudah berbunyi dari tadi, namun Ran belum juga kembali.
"Ran kemana ya? Masa lama amat si sampe jam segini belom balik," tanya Jihan pada dirinya sendiri, "Gue kekantin duluan ah, gue laper!" lanjut nya. Jihan pun memutuskan untuk pergi kekantin sendirian.
Saat sedang asik menyantap makanan nya, Jihan dikejutkan oleh Kevin yang duduk secara tiba-tiba dihadapan nya
.
"Ck, kebiasaan lo ka! Dateng ga ngomong-ngomong dulu, gue kaget tau!"
"Sorry, Ran kemana Han?" tanya Kevin karena dari tadi dia tidak melihat Ran.
"Emm, gue gatau ka. Tadi dia dipanggil sama Pak Ipul, tapi sampe sekarang belom balik, mungkin masih sibuk disuruh-suruh," jawabnya sambil menyuapkan bakso kedalam mulut nya.
"Lah emang Pak Ipul ada urusan apaan sama Ran?"
"Lah mana gue tau ka, emang ngapain nyariin Ran?"
Tanpa menjawab pertanyaan Jihan, Kevin langsung pergi begitu saja.
Huuhhh! Dasar jailangkung! Datang tak diundang, pulang tak diantar! Gerutu Jihan dalam hati.
Bel pulang baru saja berbunyi, namun Ran belum juga kembali ke kelas. Kemana dia sebenarnya?!
"Haduh, nih orang bikin gue khawatir aja sih!" umpat Jihan sambil membereskan barang-barang milik Ran.
"Gue samperin ke ruang guru aja ah!" Jihan pun jalan menuju ruang guru sambil membawa tas milik nya dan juga milik Ran.
"Assalamualaikum," salam Jihan saat membuka pintu ruang guru. Jihan pun berjalan menuju meja Pak Ipul.
"Pa, Kirana kemana ya? Ko belum balik juga?" tanya Jihan.
"Loh ko kamu nanya sama bapak, ya mana bapak tau Jihan!"
"Lah, kan tadi bapak yang manggil ran waktu jam pertama, terus sampe sekarang dia belum balik."
"Kamu ini ngomong apasi? Bapak aja tidak memanggil Kirana. Ada-ada aja kamu!"
Ran mengkerut keningnya bingung, berarti gadis yang tadi pagi sudah berbohong? Lalu kemana Ran sekarang? Jihan pun mulai mengkhawatirkan keadaan Ran.
Jihan keluar dari ruang guru langsung menuju ke parkiran, Jihan yakin pasti disana sudah ada Kevin. Jihan sedikit berlari karena dia benar-benar sangat khawatir!
"Kak!" Jihan mencoba mengatur nafasnya.
Kevin yang merasa dipanggil menoleh ke arah Jihan. Kevin mengerutkan keningnya, kenapa Jihan ngos-ngosan seperti itu? Apa dia habis lari-larian?
"Ko lo sendirian? Ran kemana?" tanya Kevin to the point.
"Nah itu dia ka! Gue gatau dia kemana, dari pagi sampe sekarang dia belom balik, dan lebih parahnya lagi, pas gue tanya sama Pak Ipul dimana Ran, kata Pak Ipul dia sama sekali gatau dan dia ga manggil ran tadi pagi. Terus sekarang dia dimana dong ka?! Gue khawatir ini!"
Kevin yang mendengar penjelasan Jihan langsung membulatkan matanya. Refleks dia berlari untuk mencari kebenaran Ran.
Sudah hampir satu jam Kevin mencari Ran, namun hasilnya nihil!
"Arrrgghh!! Lo kemanasi Ran?! Jangan bikin gue khawatir kek gini dong!" ucap Kevin frustasi.
Tinggal dua ruangan saja yang belum Kevin cek, yaitu toilet cewe dan gudang! Kevin pun berlari ke arah toilet cewe, karena sekolah sudah sepi, jadi tanpa pikir panjang Kevin langsung masuk ke dalam toilet itu, semua bilik kamar mandinya Kevin buka dan disana tidak ada Ran. Kevin pun berlari menuju tempat yang kedua, yaitu gudang!
Saat sampai gudang, Kevin membuka pintu gudang namun pintunya terkunci. Dengan cepat Kevin mendobrak pintu gudang tersebut sampai pintunya terbuka.
Kevin membulat kan matanya terkejut.
"KIRANA!!!!!"
***
See you next chapter guys!!💖💖
Gimana ceritanya seru ga? Pastinya seru dong hehehe:v
Jan lupa vote dan komennya ya!
Dan jangan lupa juga share cerita ku ini ke teman-teman, tetangga, dan juga keluarga kalian ya!
#chuapchuap dari author
Bye💖
"KIRANAAA!!!!" Kevin sangat terkejut melihat Ran sudah pingsan dan dipenuhi lebam-lebam disekitar wajah nya. Tanpa menunggu lama, Kevin menggendong Ran dan berjalan ke arah parkiran. Begitu sampai diparkiran, Kevin menidurkan ran dikursi belakang, dan Kevin langsung duduk di kursi pengemudi. Kemudian kevin menancapkan gas, dan melajukan mobil nya ke arah rumah sakit. Membutuhkan waktu 25 menit untuk sampai kerumah sakit, untung nya jarak rumah sakit dari sekolah nya tidak terlalu jauh. Kevin pun membawa ran ke ruang UGD bersama dengan dokter yang akan memeriksa Ran. "Maaf mas, mas bisa tunggu diluar," ucap salah suster pada Kevin untuk menunggu diluar saja. Kevin hanya mengangguk pasrah dan menunggu diluar. "Ya tuhan, selamatkan istri ku." Doa Kevin. Kevin sangat khawatir dengan keadaan Ran. Kevin tidak
Flashback on. Ran berjalan menuju ke gudang. Ran mengkerutkan keningnya. "kenapa pintu nya ke tutup?" tanya Ran. "Gue masuk aja ah, lagian juga pasti pa Ipul ada didalem," Ran pun membuka pintu nya dan masuk ke gudang. "Assalamualaikum," salam Ran. Tetapi tidak ada orang yang menjawab, dimana pa Ipul? "Mungkin udh keluar kali ya, gara-gara gue kelamaan, gue keruang guru aja deh," ketika Ran ingin membuka pintu, tetapi tidak bisa, pintu nya terkunci! "Loh, ko ke kunci sii? Tolonggg!!! Yang ada diluar, bukain pintunya dong!!!!" Teriak Ran dari dalam, berharap ada orang yang mendengar dan membukakan pintu untuknya. Saat Ran fokus berteriak tiba-tiba ada yang memukul pundaknya dari belakang, perlahan ran lemah dan menutup matanya
Brak!!Kevin menggebrak meja kantin yang sedang ditempati oleh Bella dan juga teman-temannya."Kevin, kamu kenapa si? Ko kamu dateng tiba-tiba gebrak meja?" tanya Bella, dia terkejut tiba-tiba Kevin menggebrak mejanya dengan kencang."Lo harus tanggung jawab sama apa yang lo lakuin ke Ran! Sekarang juga ikut gue ke ruang kepala sekolah!" Kevin menarik tangan bella menuju ruang kepala sekolah.Toktoktok!"Masuk," ucap Hendra, kepala sekolah SMA Arwana. Kevin pun masuk sambil menarik paksa Bella agar masuk juga ke ruangan itu."Permisi Pak, saya mau ngelaporin tindakan pembully-an yang terjadi di sekolah ini pa. Dia udah bully kirana dengan kejam pa, sampai Kirana masuk rumah sakit dan trauma," jelas Kevin to the point "dan saya seba
"Ini kan udah ngomong ka." Kevin hanya menyengir kuda, lalu Kevin merogoh sakunya dan mengeluarkan sesuatu dari sana. Kevin memberikan kotak yang berisi cincin dan kalung untuk Ran. Ran membulatkan matanya, terkejut dengan hadiah yang diberikan oleh Kevin. Pasti harganya sangat mahal. "Ka ini buat gue? Pasti mahal banget kan ka." "Iya buat lo Ran, gausah dipikirin soal harga nya ya," ucap Kevin sambil mengelus rambut Ran. "Sini gue pakein." Kevin pun memakai kan kalung dan cincin nya di leher Ran dan dijari tengah Ran. "Cantik," gumam Kevin pelan. Namun masih bisa didengar oleh Ran. "Siapa ka yang cantik?" tanya Ran penasaran. "Lo," jawab Kevin to the point. Kevin terkekeh melihat pipi ran yang mulai memerah. "Oh iya gue mau ngomong sama lo." "Ngomong aja ka."
Ran menuruni tangga, dan menghampiri suaminya yang sudah duduk manis dimeja makan. Sebelum berangkat mereka memang sudah terbiasa untuk sarapan. "Pagi ka," ucap Ran pada Kevin sambil menunjukkan senyum manisnya. "Pagi juga sayang," balas Kevin sambil mencium kening Ran. Kevin dan Ran pun sarapan dengan tenang. "Ka nanti kamu pulang duluan aja ya, soalnya aku ada kelas tambahan," izin Ran. "Aku tungguin aja, aku juga ada rapat sama anak basket." Ran hanya mengangguk dan melanjutkan aktivitas makan nya. Setelah selesai sarapan, mereka memasuki mobil, Kevin membantu Kirana memakaikan seat belt ditubuh Ran. Setelah selesai, Kevin langsung menancapkan gas dan melajukan mobilnya menuju sekolahnya. Mereka sudah disampai di sekolah, lalu Kevin turun dan membukakan pintu untuk istrinya, Ran segera turun dari mobil.
TRIINGGG!!!!Bel istirahat berbunyi, sebagian murid kelas XII IPA 1 ada yang langsung menuju kantin, ada yang mengerjakan tugas, ada yang bermain ponsel, dan ada yang melakukan aktivitas lainnya. Kevin dan teman-temannya sudah memutuskan untuk tinggal dikelas."Bro tadi lo kenapa nonjok dekel?" tanya Brian, sahabat Kevin."Ko lo bisa tau?""Lo bego apa gimana si, lo kan banyak fansnya, pasti banyak lah yang ngomongin lo!" Kali ini yang berbicara adalah Navin, sahabat Kevin juga.Mereka bertiga bersahabat dari kelas X, mereka juga satu ekstrakurikuler yaitu basket, dimana ketuanya Kevin, wakil ketua 1 Brian, dan wakil ketua 2 Navin."Oh," ucap Kevin singkat. Sambil memainkan ponsel nya."Lo beneran jadian sama dekel yang namanya Kirana?" tanya Brian penasaran."Iya.""Gue setuju aja sih lo pacaran sama Kirana, soalnya dia c
TRIING!!bel berbunyi menandakan jam ujian sudah selesai. Ya, hari ini adalah hari terakhir ujian akhir semester di SMA Arwana."Ah, akhirnya kelar juga penderitaan gue, mumet banget kepala gue!!" ucap Jihan seraya berselonjor dikursi sebelah Ran.Ran mengangguk sekali, "iya nih, kepala gue aja mumet banget.""Eh anjay! Lo aja yang terkenal pinter bisa mumet tu pala, gimana gue Ran?!" ucap Jihan dramatis."Gausah drama deh lo! Jijik anjir!""Ih Ran, gaboleh gitu tau sama sahabat lo yang paling cantik ini, kualat lo nanti!""Lo nyumpahin gue nih ceritanya?""Gausah kepedean lo!" Jihan membuang mukanya, matanya membulat saat melihat Kevin sudah berdiri
Setiap hubungan pasti memiliki konflik, entah itu kesalah pahaman atau hal yang disengaja oleh salah satu pasangan dari kalian. - Kirana Aulia Putri - Setiap hubungan harus memiliki rasa percaya satu sama lain, agar hubungan itu tetap berdiri dengan kokoh. Jika tidak ada rasa percaya satu sama lain, untuk apa adanya hubungan? - Kevin Julisway - *** "AWWW." Seorang gadis jatuh tersungkur dilantai sekolah karena dirinya menabrak seseorang. Gadis itu meringis menahan sakit karena lututnya yang merah. "Eh, jalan pake mata dong!" bentak seseorang yang berada dihadapan gadis itu. Gadis itu bangun dari lantai tempat dia jatuh tadi. Gadis itu mendongak dan meli
TRIING!!bel berbunyi menandakan jam ujian sudah selesai. Ya, hari ini adalah hari terakhir ujian akhir semester di SMA Arwana."Ah, akhirnya kelar juga penderitaan gue, mumet banget kepala gue!!" ucap Jihan seraya berselonjor dikursi sebelah Ran.Ran mengangguk sekali, "iya nih, kepala gue aja mumet banget.""Eh anjay! Lo aja yang terkenal pinter bisa mumet tu pala, gimana gue Ran?!" ucap Jihan dramatis."Gausah drama deh lo! Jijik anjir!""Ih Ran, gaboleh gitu tau sama sahabat lo yang paling cantik ini, kualat lo nanti!""Lo nyumpahin gue nih ceritanya?""Gausah kepedean lo!" Jihan membuang mukanya, matanya membulat saat melihat Kevin sudah berdiri
TRIINGGG!!!!Bel istirahat berbunyi, sebagian murid kelas XII IPA 1 ada yang langsung menuju kantin, ada yang mengerjakan tugas, ada yang bermain ponsel, dan ada yang melakukan aktivitas lainnya. Kevin dan teman-temannya sudah memutuskan untuk tinggal dikelas."Bro tadi lo kenapa nonjok dekel?" tanya Brian, sahabat Kevin."Ko lo bisa tau?""Lo bego apa gimana si, lo kan banyak fansnya, pasti banyak lah yang ngomongin lo!" Kali ini yang berbicara adalah Navin, sahabat Kevin juga.Mereka bertiga bersahabat dari kelas X, mereka juga satu ekstrakurikuler yaitu basket, dimana ketuanya Kevin, wakil ketua 1 Brian, dan wakil ketua 2 Navin."Oh," ucap Kevin singkat. Sambil memainkan ponsel nya."Lo beneran jadian sama dekel yang namanya Kirana?" tanya Brian penasaran."Iya.""Gue setuju aja sih lo pacaran sama Kirana, soalnya dia c
Ran menuruni tangga, dan menghampiri suaminya yang sudah duduk manis dimeja makan. Sebelum berangkat mereka memang sudah terbiasa untuk sarapan. "Pagi ka," ucap Ran pada Kevin sambil menunjukkan senyum manisnya. "Pagi juga sayang," balas Kevin sambil mencium kening Ran. Kevin dan Ran pun sarapan dengan tenang. "Ka nanti kamu pulang duluan aja ya, soalnya aku ada kelas tambahan," izin Ran. "Aku tungguin aja, aku juga ada rapat sama anak basket." Ran hanya mengangguk dan melanjutkan aktivitas makan nya. Setelah selesai sarapan, mereka memasuki mobil, Kevin membantu Kirana memakaikan seat belt ditubuh Ran. Setelah selesai, Kevin langsung menancapkan gas dan melajukan mobilnya menuju sekolahnya. Mereka sudah disampai di sekolah, lalu Kevin turun dan membukakan pintu untuk istrinya, Ran segera turun dari mobil.
"Ini kan udah ngomong ka." Kevin hanya menyengir kuda, lalu Kevin merogoh sakunya dan mengeluarkan sesuatu dari sana. Kevin memberikan kotak yang berisi cincin dan kalung untuk Ran. Ran membulatkan matanya, terkejut dengan hadiah yang diberikan oleh Kevin. Pasti harganya sangat mahal. "Ka ini buat gue? Pasti mahal banget kan ka." "Iya buat lo Ran, gausah dipikirin soal harga nya ya," ucap Kevin sambil mengelus rambut Ran. "Sini gue pakein." Kevin pun memakai kan kalung dan cincin nya di leher Ran dan dijari tengah Ran. "Cantik," gumam Kevin pelan. Namun masih bisa didengar oleh Ran. "Siapa ka yang cantik?" tanya Ran penasaran. "Lo," jawab Kevin to the point. Kevin terkekeh melihat pipi ran yang mulai memerah. "Oh iya gue mau ngomong sama lo." "Ngomong aja ka."
Brak!!Kevin menggebrak meja kantin yang sedang ditempati oleh Bella dan juga teman-temannya."Kevin, kamu kenapa si? Ko kamu dateng tiba-tiba gebrak meja?" tanya Bella, dia terkejut tiba-tiba Kevin menggebrak mejanya dengan kencang."Lo harus tanggung jawab sama apa yang lo lakuin ke Ran! Sekarang juga ikut gue ke ruang kepala sekolah!" Kevin menarik tangan bella menuju ruang kepala sekolah.Toktoktok!"Masuk," ucap Hendra, kepala sekolah SMA Arwana. Kevin pun masuk sambil menarik paksa Bella agar masuk juga ke ruangan itu."Permisi Pak, saya mau ngelaporin tindakan pembully-an yang terjadi di sekolah ini pa. Dia udah bully kirana dengan kejam pa, sampai Kirana masuk rumah sakit dan trauma," jelas Kevin to the point "dan saya seba
Flashback on. Ran berjalan menuju ke gudang. Ran mengkerutkan keningnya. "kenapa pintu nya ke tutup?" tanya Ran. "Gue masuk aja ah, lagian juga pasti pa Ipul ada didalem," Ran pun membuka pintu nya dan masuk ke gudang. "Assalamualaikum," salam Ran. Tetapi tidak ada orang yang menjawab, dimana pa Ipul? "Mungkin udh keluar kali ya, gara-gara gue kelamaan, gue keruang guru aja deh," ketika Ran ingin membuka pintu, tetapi tidak bisa, pintu nya terkunci! "Loh, ko ke kunci sii? Tolonggg!!! Yang ada diluar, bukain pintunya dong!!!!" Teriak Ran dari dalam, berharap ada orang yang mendengar dan membukakan pintu untuknya. Saat Ran fokus berteriak tiba-tiba ada yang memukul pundaknya dari belakang, perlahan ran lemah dan menutup matanya
"KIRANAAA!!!!" Kevin sangat terkejut melihat Ran sudah pingsan dan dipenuhi lebam-lebam disekitar wajah nya. Tanpa menunggu lama, Kevin menggendong Ran dan berjalan ke arah parkiran. Begitu sampai diparkiran, Kevin menidurkan ran dikursi belakang, dan Kevin langsung duduk di kursi pengemudi. Kemudian kevin menancapkan gas, dan melajukan mobil nya ke arah rumah sakit. Membutuhkan waktu 25 menit untuk sampai kerumah sakit, untung nya jarak rumah sakit dari sekolah nya tidak terlalu jauh. Kevin pun membawa ran ke ruang UGD bersama dengan dokter yang akan memeriksa Ran. "Maaf mas, mas bisa tunggu diluar," ucap salah suster pada Kevin untuk menunggu diluar saja. Kevin hanya mengangguk pasrah dan menunggu diluar. "Ya tuhan, selamatkan istri ku." Doa Kevin. Kevin sangat khawatir dengan keadaan Ran. Kevin tidak
Kevin dan Ran berangkat sekolah bersama seperti pagi-pagi sebelumnya. Sikap ran juga perlahan tidak ketus dan cuek lagi ke Kevin. Kedekatan mereka juga semakin hari semakin dekat."STOP KA!" teriak ran tiba-tiba.Sontak membuat Kevin berhenti mendadak setelah mendengar teriakan dari Ran, "Apaan si, ko lo teriak tiba-tiba?" tanya Kevin."Ko lo ga berenti di halte si, kan biasanya gue turun dihalte!"Kevin tidak menggubris pertanyaan Ran, Kevin lanjut melajukan mobil nya sampai masuk ke gerbang sekolah. Ya Kevin memang sengaja tidak menurun kan Ran dihalte. Entah lah dia tidak tau mengapa dia berbuat seperti ini."Ka ih ,n ada yang liat kita kalo kita keluar bareng!" panik Ran."Ck, santai aja kali. Udah ayo turun," ajak Kevin.
Dua bulan kemudian."RAANNNN!!!!""Apansi si Han?! Kebiasaan lo teriak-teriak gajelas!" Ran yang sedang membaca buku dibuat jantungan oleh jihan yang masuk lalu meneriaki namanya.Jihan sedang mengatur nafasnya, karena dia berlari tadi, "Ran lo harus ikut gue, ayo!" Tanpa persetujuan Ran, Jihan langsung menarik tangan Ran, entahlah dia mau bawa Ran kemana.Tiba-tiba langkah Jihan terhenti di taman belakang yang jarang dikunjungi oleh para murid-murid SMA Arwana. Jihan menunjuk seseorang yang sedang duduk di kursi panjang, tidak, bukan seseorang melainkan ada dua orang yang sedang duduk di kursi tersebut! Mata ran membulat! Melihat apa yang sedang dia lihat sekarang! Ran melihat Kevin sedang berpegangan tangan dengan seorang perempuan? Siapa perempuan itu?"Ran!" Jihan men