Dua bulan kemudian.
"RAANNNN!!!!"
"Apansi si Han?! Kebiasaan lo teriak-teriak gajelas!" Ran yang sedang membaca buku dibuat jantungan oleh jihan yang masuk lalu meneriaki namanya.
Jihan sedang mengatur nafasnya, karena dia berlari tadi, "Ran lo harus ikut gue, ayo!" Tanpa persetujuan Ran, Jihan langsung menarik tangan Ran, entahlah dia mau bawa Ran kemana.
Tiba-tiba langkah Jihan terhenti di taman belakang yang jarang dikunjungi oleh para murid-murid SMA Arwana. Jihan menunjuk seseorang yang sedang duduk di kursi panjang, tidak, bukan seseorang melainkan ada dua orang yang sedang duduk di kursi tersebut! Mata ran membulat! Melihat apa yang sedang dia lihat sekarang! Ran melihat Kevin sedang berpegangan tangan dengan seorang perempuan? Siapa perempuan itu?
"Ran!" Jihan mengibaskan tangannya didepan wajah Ran karena sedari tadi Ran melamun, "Lo gapapa?" tanya Jihan khawatir.
"Gapapa ko, ayo balik ke kelas!" pinta Ran. Jujur ada perasaan aneh dari diri Ran, mengapa saat Ran melihat Kevin bersama wanita lain ada rasa sesak di dada? Bukannya dia tidak punya perasaan pada Kevin? Apa pertanda dari perasaan nya ini?
"Lo ga cemburu ran?" tanya Jihan hati-hati.
"Ya enggaklah, kan gue dah bilang, gue sama dia sepakat buat temenan, jadi ya buat apa gue cemburu?"
"Masa iya sih lo udah tinggal serumah selama 2 bulan, terus lo ga ada perasaan sedikit pun sama ka kevin? Aneh Lo Ran!"
Tanpa menjawab pertanyaan Jihan, Ran pergi begitu saja dari taman belakang sekolah. Jihan yang melihat sikap Ran seperti itu hanya diam.
"Kelihatan dari muka lo Ran, kalo lo itu cemburu, gue juga yakin lo ada perasaan sama ka kevin, walaupun cuma sedikit. gue ini sahabat lo dari SD, Lo ga bisa boongin gue Ran! Gue janji bakal bikin Lo sadar sama perasaan lo sendiri!" ucap Jihan lalu pergi menyusul Ran yang mulai menjauh.
Jihan sudah sampai dikelas, Jihan celingak-celinguk mencari Ran, namun hasil nya nihil! Kemana Ran pergi? Dia pun mencari ke semua penjuru sekolah, namun tetap nihil! Hanya satu tempat yang belum Jihan cek, yaitu roftoop!
Jihan mengela nafas lega, benar dugaan Jihan bahwa Ran ada di roftoop. Namun apa ini? Kenapa Ran menangis? Jihan ingin sekali menghampiri Ran, namun niat itu dia urungkan.
"Gue tau lo butuh waktu buat sendiri ran, gue ga akan ganggu lo, gue bakalan nyari cara supaya lo sadar sama perasaan lo!" ucap Jihan pelan agar Ran tidak mendengar nya, lalu Jihan pergi dari roftoop. Setidaknya dia lega karena sahabatnya baik-baik saja.
Disisi lain, Kevin sangat risih dengan sikap Bella yang tiba-tiba mengajak Kevin bertemu dan memegang tangan Kevin tanpa persetujuan dari Kevin!
Bella adalah teman Kevin dari kelas X tapi dia hanya menganggap Bella hanya teman."Lepasin Bell, Lo apa-apaan si?!" bentak Kevin sambil menghempaskan tangan nya sampai genggaman tangan bella juga terlepas, "Lo tiba-tiba ngajak gue ketemuan terus maen nyosor kek gitu aja, ga sopan banget si lo!" lanjutnya.
"Santai aja si Vin! Gue mao ngomong sama lo," Bella menggantungkan omongan nya, "Gue sebenernya suka sama lo Vin. Kita kan udah temenan lama, ga ada salahnya kan kita punya hubungan lebih dari temen?" ucap Bella sambil gelayutan di lengan Kevin.
Kevin melepaskan lengannya dari Bella,
"Gue lebih suka kita temenan Bell, gue ga ada perasaan apapun sama lo" ucap Kevin sesantai mungkin agar emosinya tidak meledak."Tapi gue sayang sama lo vin! Pokoknya mulai sekarang kita pacaran!" Bella tetap memaksa Kevin untuk menjadi pacarnya.
"Ck, sorry, gue gamau pacaran sama lo! Gue udah punya cewe!" ucap Kevin dengan ketus lalu pergi meninggalkan Bella.
Bella mengangkat alis nya, " Lo punya cewe? Ck, sekalipun lo udah punya cewe gue tetep ngejar lo sampe lo jadi cowo gue Vin!"
Kita liat aja nanti apa yang akan terjadi sama cewe Lo! ucap bella dalam hati
***
"Ran langsung pulang atau makan lagi ditempat kemarin?" tanya kevin.
Mereka berada diparkiran karena Bel pulang sekolah sudah berbunyi dari tadi."Ga ka langsung pulang aja," jawab Ran cuek tanpa menoleh ke lawan bicaranya.
Kevin mengkerutkan keningnya, " Lo, gapapa Ran?"
"Iya gapapa."
Ada yang aneh dengan sikapnya Ran. mungkin dia lagi sakit. pikir kevin.
Kevin pun langsung duduk di kursi pengemudi, begitu juga dengan Ran yang duduk disamping Kevin.
Membutuhkan waktu 30 menit untuk sampai dirumah. Ran langsung turun begitu baru sampai tanpa bicara kepada Kevin. Kevin semakin bingung, ada apa dengan Ran?
"Aneh," ucap Kevin.
***
"Gue hari ini lagi males masak, jadi Lo pesen Go - food aja."
Kevin yang sedang bermain game di ponselnya menoleh ke arah Ran."Lah tumben lo ga masak Ran?" tanya Kevin penasaran.
"Gapapa lagi males aja."
"Lo seriusan gapapa Ran? Gua bingung soalnya dari pulsek lo cuek amat ama gue, terus lo kalo ngomong juga seadanya," karena penasaran Kevin bertanya pada Ran, "Sebenarnya lo kenapa?" lanjutnya.
"Gue gapapa ka, lo Jan lupa makan malam, kalo makan langsung makan aja, gue lagi gamao makan," Setelah mengucapkan kalimat itu, Ran langsung pergi ke kamarnya.
Kevin mengerutkan keningnya bingung,
"Lo sebenernya kenapa si Ran?"Ide bagus muncul diotak Kevin. Kevin mengambil ponsel nya lalu membuka aplikasi I*******m, Kevin pun mencari I*******m milik Jihan. Ketemu! Tidak banyak basa basi Kevin langsung mengirimkan pesan ke Jihan lewat I*******m.
Jihan_kyne
Jihan.Tidak membutuhkan waktu lama Jihan pun membalas.
Iya ka kenapa?
Gue boleh nanya gaBoleh ka nanya apa?
Lo tau ga si Ran kenapa?
Soalny dari pulsek dia aneh
Emm...gue gatau ka,
Cuma tadi dia ngeliat loSama cewe ditaman belakangsekolah.Ok, mksh
Read
Kevin mengkerutkan keningnya
"Apa jangan-jangan Ran ngeliat tangan gue dipegang sama Bella?" tebak Kevin."Lain waktu gue ceritain deh kejadian yang sebenernya, kalo sekarang pasti dia lagi ga mood. Tapi kenapa Ran jadi cuek gara-gara ngeliat gue sama Bella? Apa Ran udah ada perasaan sama gue? Ah ga mungkin lah!" Ada banyak pertanyaan yang memenuhi pikiran Kevin, namun Kevin biarkan saja. Dia akan tanya ke Ran lain waktu.***
See you next chapter guys💖💖
Jangan lupa vote sama komen nya ya!!💖💖
Jangan lupa share ke temen-temen, keluarga, sahabat, tetangga kalian ya!!
#Chuap-chuap dari author
Kevin dan Ran berangkat sekolah bersama seperti pagi-pagi sebelumnya. Sikap ran juga perlahan tidak ketus dan cuek lagi ke Kevin. Kedekatan mereka juga semakin hari semakin dekat."STOP KA!" teriak ran tiba-tiba.Sontak membuat Kevin berhenti mendadak setelah mendengar teriakan dari Ran, "Apaan si, ko lo teriak tiba-tiba?" tanya Kevin."Ko lo ga berenti di halte si, kan biasanya gue turun dihalte!"Kevin tidak menggubris pertanyaan Ran, Kevin lanjut melajukan mobil nya sampai masuk ke gerbang sekolah. Ya Kevin memang sengaja tidak menurun kan Ran dihalte. Entah lah dia tidak tau mengapa dia berbuat seperti ini."Ka ih ,n ada yang liat kita kalo kita keluar bareng!" panik Ran."Ck, santai aja kali. Udah ayo turun," ajak Kevin.
"KIRANAAA!!!!" Kevin sangat terkejut melihat Ran sudah pingsan dan dipenuhi lebam-lebam disekitar wajah nya. Tanpa menunggu lama, Kevin menggendong Ran dan berjalan ke arah parkiran. Begitu sampai diparkiran, Kevin menidurkan ran dikursi belakang, dan Kevin langsung duduk di kursi pengemudi. Kemudian kevin menancapkan gas, dan melajukan mobil nya ke arah rumah sakit. Membutuhkan waktu 25 menit untuk sampai kerumah sakit, untung nya jarak rumah sakit dari sekolah nya tidak terlalu jauh. Kevin pun membawa ran ke ruang UGD bersama dengan dokter yang akan memeriksa Ran. "Maaf mas, mas bisa tunggu diluar," ucap salah suster pada Kevin untuk menunggu diluar saja. Kevin hanya mengangguk pasrah dan menunggu diluar. "Ya tuhan, selamatkan istri ku." Doa Kevin. Kevin sangat khawatir dengan keadaan Ran. Kevin tidak
Flashback on. Ran berjalan menuju ke gudang. Ran mengkerutkan keningnya. "kenapa pintu nya ke tutup?" tanya Ran. "Gue masuk aja ah, lagian juga pasti pa Ipul ada didalem," Ran pun membuka pintu nya dan masuk ke gudang. "Assalamualaikum," salam Ran. Tetapi tidak ada orang yang menjawab, dimana pa Ipul? "Mungkin udh keluar kali ya, gara-gara gue kelamaan, gue keruang guru aja deh," ketika Ran ingin membuka pintu, tetapi tidak bisa, pintu nya terkunci! "Loh, ko ke kunci sii? Tolonggg!!! Yang ada diluar, bukain pintunya dong!!!!" Teriak Ran dari dalam, berharap ada orang yang mendengar dan membukakan pintu untuknya. Saat Ran fokus berteriak tiba-tiba ada yang memukul pundaknya dari belakang, perlahan ran lemah dan menutup matanya
Brak!!Kevin menggebrak meja kantin yang sedang ditempati oleh Bella dan juga teman-temannya."Kevin, kamu kenapa si? Ko kamu dateng tiba-tiba gebrak meja?" tanya Bella, dia terkejut tiba-tiba Kevin menggebrak mejanya dengan kencang."Lo harus tanggung jawab sama apa yang lo lakuin ke Ran! Sekarang juga ikut gue ke ruang kepala sekolah!" Kevin menarik tangan bella menuju ruang kepala sekolah.Toktoktok!"Masuk," ucap Hendra, kepala sekolah SMA Arwana. Kevin pun masuk sambil menarik paksa Bella agar masuk juga ke ruangan itu."Permisi Pak, saya mau ngelaporin tindakan pembully-an yang terjadi di sekolah ini pa. Dia udah bully kirana dengan kejam pa, sampai Kirana masuk rumah sakit dan trauma," jelas Kevin to the point "dan saya seba
"Ini kan udah ngomong ka." Kevin hanya menyengir kuda, lalu Kevin merogoh sakunya dan mengeluarkan sesuatu dari sana. Kevin memberikan kotak yang berisi cincin dan kalung untuk Ran. Ran membulatkan matanya, terkejut dengan hadiah yang diberikan oleh Kevin. Pasti harganya sangat mahal. "Ka ini buat gue? Pasti mahal banget kan ka." "Iya buat lo Ran, gausah dipikirin soal harga nya ya," ucap Kevin sambil mengelus rambut Ran. "Sini gue pakein." Kevin pun memakai kan kalung dan cincin nya di leher Ran dan dijari tengah Ran. "Cantik," gumam Kevin pelan. Namun masih bisa didengar oleh Ran. "Siapa ka yang cantik?" tanya Ran penasaran. "Lo," jawab Kevin to the point. Kevin terkekeh melihat pipi ran yang mulai memerah. "Oh iya gue mau ngomong sama lo." "Ngomong aja ka."
Ran menuruni tangga, dan menghampiri suaminya yang sudah duduk manis dimeja makan. Sebelum berangkat mereka memang sudah terbiasa untuk sarapan. "Pagi ka," ucap Ran pada Kevin sambil menunjukkan senyum manisnya. "Pagi juga sayang," balas Kevin sambil mencium kening Ran. Kevin dan Ran pun sarapan dengan tenang. "Ka nanti kamu pulang duluan aja ya, soalnya aku ada kelas tambahan," izin Ran. "Aku tungguin aja, aku juga ada rapat sama anak basket." Ran hanya mengangguk dan melanjutkan aktivitas makan nya. Setelah selesai sarapan, mereka memasuki mobil, Kevin membantu Kirana memakaikan seat belt ditubuh Ran. Setelah selesai, Kevin langsung menancapkan gas dan melajukan mobilnya menuju sekolahnya. Mereka sudah disampai di sekolah, lalu Kevin turun dan membukakan pintu untuk istrinya, Ran segera turun dari mobil.
TRIINGGG!!!!Bel istirahat berbunyi, sebagian murid kelas XII IPA 1 ada yang langsung menuju kantin, ada yang mengerjakan tugas, ada yang bermain ponsel, dan ada yang melakukan aktivitas lainnya. Kevin dan teman-temannya sudah memutuskan untuk tinggal dikelas."Bro tadi lo kenapa nonjok dekel?" tanya Brian, sahabat Kevin."Ko lo bisa tau?""Lo bego apa gimana si, lo kan banyak fansnya, pasti banyak lah yang ngomongin lo!" Kali ini yang berbicara adalah Navin, sahabat Kevin juga.Mereka bertiga bersahabat dari kelas X, mereka juga satu ekstrakurikuler yaitu basket, dimana ketuanya Kevin, wakil ketua 1 Brian, dan wakil ketua 2 Navin."Oh," ucap Kevin singkat. Sambil memainkan ponsel nya."Lo beneran jadian sama dekel yang namanya Kirana?" tanya Brian penasaran."Iya.""Gue setuju aja sih lo pacaran sama Kirana, soalnya dia c
TRIING!!bel berbunyi menandakan jam ujian sudah selesai. Ya, hari ini adalah hari terakhir ujian akhir semester di SMA Arwana."Ah, akhirnya kelar juga penderitaan gue, mumet banget kepala gue!!" ucap Jihan seraya berselonjor dikursi sebelah Ran.Ran mengangguk sekali, "iya nih, kepala gue aja mumet banget.""Eh anjay! Lo aja yang terkenal pinter bisa mumet tu pala, gimana gue Ran?!" ucap Jihan dramatis."Gausah drama deh lo! Jijik anjir!""Ih Ran, gaboleh gitu tau sama sahabat lo yang paling cantik ini, kualat lo nanti!""Lo nyumpahin gue nih ceritanya?""Gausah kepedean lo!" Jihan membuang mukanya, matanya membulat saat melihat Kevin sudah berdiri
TRIING!!bel berbunyi menandakan jam ujian sudah selesai. Ya, hari ini adalah hari terakhir ujian akhir semester di SMA Arwana."Ah, akhirnya kelar juga penderitaan gue, mumet banget kepala gue!!" ucap Jihan seraya berselonjor dikursi sebelah Ran.Ran mengangguk sekali, "iya nih, kepala gue aja mumet banget.""Eh anjay! Lo aja yang terkenal pinter bisa mumet tu pala, gimana gue Ran?!" ucap Jihan dramatis."Gausah drama deh lo! Jijik anjir!""Ih Ran, gaboleh gitu tau sama sahabat lo yang paling cantik ini, kualat lo nanti!""Lo nyumpahin gue nih ceritanya?""Gausah kepedean lo!" Jihan membuang mukanya, matanya membulat saat melihat Kevin sudah berdiri
TRIINGGG!!!!Bel istirahat berbunyi, sebagian murid kelas XII IPA 1 ada yang langsung menuju kantin, ada yang mengerjakan tugas, ada yang bermain ponsel, dan ada yang melakukan aktivitas lainnya. Kevin dan teman-temannya sudah memutuskan untuk tinggal dikelas."Bro tadi lo kenapa nonjok dekel?" tanya Brian, sahabat Kevin."Ko lo bisa tau?""Lo bego apa gimana si, lo kan banyak fansnya, pasti banyak lah yang ngomongin lo!" Kali ini yang berbicara adalah Navin, sahabat Kevin juga.Mereka bertiga bersahabat dari kelas X, mereka juga satu ekstrakurikuler yaitu basket, dimana ketuanya Kevin, wakil ketua 1 Brian, dan wakil ketua 2 Navin."Oh," ucap Kevin singkat. Sambil memainkan ponsel nya."Lo beneran jadian sama dekel yang namanya Kirana?" tanya Brian penasaran."Iya.""Gue setuju aja sih lo pacaran sama Kirana, soalnya dia c
Ran menuruni tangga, dan menghampiri suaminya yang sudah duduk manis dimeja makan. Sebelum berangkat mereka memang sudah terbiasa untuk sarapan. "Pagi ka," ucap Ran pada Kevin sambil menunjukkan senyum manisnya. "Pagi juga sayang," balas Kevin sambil mencium kening Ran. Kevin dan Ran pun sarapan dengan tenang. "Ka nanti kamu pulang duluan aja ya, soalnya aku ada kelas tambahan," izin Ran. "Aku tungguin aja, aku juga ada rapat sama anak basket." Ran hanya mengangguk dan melanjutkan aktivitas makan nya. Setelah selesai sarapan, mereka memasuki mobil, Kevin membantu Kirana memakaikan seat belt ditubuh Ran. Setelah selesai, Kevin langsung menancapkan gas dan melajukan mobilnya menuju sekolahnya. Mereka sudah disampai di sekolah, lalu Kevin turun dan membukakan pintu untuk istrinya, Ran segera turun dari mobil.
"Ini kan udah ngomong ka." Kevin hanya menyengir kuda, lalu Kevin merogoh sakunya dan mengeluarkan sesuatu dari sana. Kevin memberikan kotak yang berisi cincin dan kalung untuk Ran. Ran membulatkan matanya, terkejut dengan hadiah yang diberikan oleh Kevin. Pasti harganya sangat mahal. "Ka ini buat gue? Pasti mahal banget kan ka." "Iya buat lo Ran, gausah dipikirin soal harga nya ya," ucap Kevin sambil mengelus rambut Ran. "Sini gue pakein." Kevin pun memakai kan kalung dan cincin nya di leher Ran dan dijari tengah Ran. "Cantik," gumam Kevin pelan. Namun masih bisa didengar oleh Ran. "Siapa ka yang cantik?" tanya Ran penasaran. "Lo," jawab Kevin to the point. Kevin terkekeh melihat pipi ran yang mulai memerah. "Oh iya gue mau ngomong sama lo." "Ngomong aja ka."
Brak!!Kevin menggebrak meja kantin yang sedang ditempati oleh Bella dan juga teman-temannya."Kevin, kamu kenapa si? Ko kamu dateng tiba-tiba gebrak meja?" tanya Bella, dia terkejut tiba-tiba Kevin menggebrak mejanya dengan kencang."Lo harus tanggung jawab sama apa yang lo lakuin ke Ran! Sekarang juga ikut gue ke ruang kepala sekolah!" Kevin menarik tangan bella menuju ruang kepala sekolah.Toktoktok!"Masuk," ucap Hendra, kepala sekolah SMA Arwana. Kevin pun masuk sambil menarik paksa Bella agar masuk juga ke ruangan itu."Permisi Pak, saya mau ngelaporin tindakan pembully-an yang terjadi di sekolah ini pa. Dia udah bully kirana dengan kejam pa, sampai Kirana masuk rumah sakit dan trauma," jelas Kevin to the point "dan saya seba
Flashback on. Ran berjalan menuju ke gudang. Ran mengkerutkan keningnya. "kenapa pintu nya ke tutup?" tanya Ran. "Gue masuk aja ah, lagian juga pasti pa Ipul ada didalem," Ran pun membuka pintu nya dan masuk ke gudang. "Assalamualaikum," salam Ran. Tetapi tidak ada orang yang menjawab, dimana pa Ipul? "Mungkin udh keluar kali ya, gara-gara gue kelamaan, gue keruang guru aja deh," ketika Ran ingin membuka pintu, tetapi tidak bisa, pintu nya terkunci! "Loh, ko ke kunci sii? Tolonggg!!! Yang ada diluar, bukain pintunya dong!!!!" Teriak Ran dari dalam, berharap ada orang yang mendengar dan membukakan pintu untuknya. Saat Ran fokus berteriak tiba-tiba ada yang memukul pundaknya dari belakang, perlahan ran lemah dan menutup matanya
"KIRANAAA!!!!" Kevin sangat terkejut melihat Ran sudah pingsan dan dipenuhi lebam-lebam disekitar wajah nya. Tanpa menunggu lama, Kevin menggendong Ran dan berjalan ke arah parkiran. Begitu sampai diparkiran, Kevin menidurkan ran dikursi belakang, dan Kevin langsung duduk di kursi pengemudi. Kemudian kevin menancapkan gas, dan melajukan mobil nya ke arah rumah sakit. Membutuhkan waktu 25 menit untuk sampai kerumah sakit, untung nya jarak rumah sakit dari sekolah nya tidak terlalu jauh. Kevin pun membawa ran ke ruang UGD bersama dengan dokter yang akan memeriksa Ran. "Maaf mas, mas bisa tunggu diluar," ucap salah suster pada Kevin untuk menunggu diluar saja. Kevin hanya mengangguk pasrah dan menunggu diluar. "Ya tuhan, selamatkan istri ku." Doa Kevin. Kevin sangat khawatir dengan keadaan Ran. Kevin tidak
Kevin dan Ran berangkat sekolah bersama seperti pagi-pagi sebelumnya. Sikap ran juga perlahan tidak ketus dan cuek lagi ke Kevin. Kedekatan mereka juga semakin hari semakin dekat."STOP KA!" teriak ran tiba-tiba.Sontak membuat Kevin berhenti mendadak setelah mendengar teriakan dari Ran, "Apaan si, ko lo teriak tiba-tiba?" tanya Kevin."Ko lo ga berenti di halte si, kan biasanya gue turun dihalte!"Kevin tidak menggubris pertanyaan Ran, Kevin lanjut melajukan mobil nya sampai masuk ke gerbang sekolah. Ya Kevin memang sengaja tidak menurun kan Ran dihalte. Entah lah dia tidak tau mengapa dia berbuat seperti ini."Ka ih ,n ada yang liat kita kalo kita keluar bareng!" panik Ran."Ck, santai aja kali. Udah ayo turun," ajak Kevin.
Dua bulan kemudian."RAANNNN!!!!""Apansi si Han?! Kebiasaan lo teriak-teriak gajelas!" Ran yang sedang membaca buku dibuat jantungan oleh jihan yang masuk lalu meneriaki namanya.Jihan sedang mengatur nafasnya, karena dia berlari tadi, "Ran lo harus ikut gue, ayo!" Tanpa persetujuan Ran, Jihan langsung menarik tangan Ran, entahlah dia mau bawa Ran kemana.Tiba-tiba langkah Jihan terhenti di taman belakang yang jarang dikunjungi oleh para murid-murid SMA Arwana. Jihan menunjuk seseorang yang sedang duduk di kursi panjang, tidak, bukan seseorang melainkan ada dua orang yang sedang duduk di kursi tersebut! Mata ran membulat! Melihat apa yang sedang dia lihat sekarang! Ran melihat Kevin sedang berpegangan tangan dengan seorang perempuan? Siapa perempuan itu?"Ran!" Jihan men