Karena mereka berdua bosan, akhirnya mereka memutuskan untuk menonton film diruang tamu. Ran membawa beberapa cemilan dan air lemon untuk dirinya dan Kevin. Ran pun duduk disamping Kevin.
"Ran," Kevin memberi jeda"emm, untuk saat ini jangan berharap sama gue ya, kita temenan aja, lo mau ga?" tanya Kevin.
"Gue ga akan berharap sama lo ka, dan ya gue setuju sama saran lo," jawab Ran antusias.
"Sorry ya Ran."
"Santai aja kali, kek ama sapa aja lo." Ran jawab dengan santainya.
"Lo mao nonton apa?" tanya Kevin, membuat suasana agar tidak tegang.
"Serah lo aja ka gue ikut aja."
"Ck, dari kemaren serah gue mulu lo."
"Yaudah film drakor aja deh," ucap Ran antusias.
"Eh...Ga ga ga gue ga suka film drakor, apaansi muka plastik aja disukain!" tolak Kevin mentah-mentah. Kevin memang tidak suka dengan oppa-oppa yang katanya muka plastik itu!
"Tuh kan tadi serah gue, giliran gue pilihin lo malah marah, maunya apansi!" ketus Ran,"Dan inget ya oppa gue bukan muka plastik!" lanjutnya.
"Ck, emang lo tau muka dia perawatan nya apa? Operasi apa engga?"
"Ya gue gatau, terus lo juga tau dari mana kalo oppa gue muka plastik?!" Ran bertanya balik.
"Gatau lo ngapa nanya ama gue si!" kesel Kevin, "Udah ah nonton film horor aja!" Kevin langsung menyetel film horor yang berjudul 'dread out'.
Mereka asik nonton film tersebut sambil memakan cemilan yang Ran bawa tadi. Tiba-tiba ponsel Ran berbunyi menandakan bahwa ada yang menelpon nya. Ran melihat nama yang tertera jelas disana. Lalu Ran melihat ke arah jam, pantas saja Jihan menelpon nya, karena sekarang adalah jam istirahat.
Ran langsung menekan tombol hijau, dan.
"RAN KO LO GA MASUK SEKOLAH SI?!" Kuping Ran langsung sakit karena Jihan tiba-tiba berteriak diseberang sana.
"Gausah teriak bisa ga si Han?! Iya gue ga masuk sampe besok soalnya gue ada acara keluarga," jawab Ran santai.
"Wkwkwk...sorry ya lagian ko ga ngabarin gue si!"
"Lupa," Singkat, padat,jelas.
"Idihhh...so jutek lo!" teriak Jihan.
"Eh anaknya bapak Sumanto bisa ga si gausah teriak-teriak kalo ngomong sama orang?! Sakit ni kuping gue!" Ran kesal lalu langsung mematikan telpon itu tanpa menunggu persetujuan dari Jihan.
"Napa si?" tanya Kevin.
"Engga, itu Jihan nelpon gue," balas Ran tanpa menoleh ke kevin karena fokus ke film yang berputar didepannya.
Kevin hanya ber 'oh'ria mendengar jawaban Ran.
***
"Lo berangkat sama gue ya Ran."
"Nanti kalo anak-anak pada liat gimana? Apalagi fans lo banyak, bisa-bisa dikeroyok gue!"
"Ck, gausah alay gitu kali. Gimana bareng ga?" tanya Kevin lagi.
"Yauda tapi dihalte deket sekolah gue turun ya, biar ga ada yang liat."
"Oke."
Mereka pun berangkat bersama pagi ini. Seperti kata Ran tadi, dia turun di halte dan jalan menuju ke sekolahnya agar anak-anak tidak curiga pada Kevin dan Ran. Setelah menurunkan Ran, Kevin berjalan dengan mobilnya menuju sekolah.
Saat Ran ingin melangkah tiba-tiba ada tangan yang mencegah nya, karena penasaran Ran menoleh ke belakang.
DEG!
Wajah itu! Wajah seseorang yang dulu mehiasi hidup Ran, namun dia meninggalkan Ran karena alasan yang tidak jelas. Lalu buat apa dia datang kembali?
"Ran?" Laki-laki itu mengibaskan tangannya didepan wajah Ran. Detik itu juga Ran sadar dari lamunannya.
"Lo? Mau apa lo kesini?" tanya Ran dengan ketus dan memasang wajah datarnya.
"Gue sekolah disini Ran, gue baru pindah hari Senin, dan liat betapa beruntungnya gue ketemu sama lo lagi Ran, Lo apa kabar?" tanyanya sambil menunjukkan senyum manisnya.
"Tapi gue ga sudi ketemu sama lo lagi, Leon!" bentak Ran pada Leon. Ya Leon lah orang yang pernah menghiasi hidup Ran waktu di SMP.
Ran langsung meninggalkan Leon sendirian yang sedang mematung!
Jam pelajaran pertama dikelas Ran sedang kosong karena Bu Desi sedang mengadakan rapat dengan guru-guru khusus pelajaran IPA. Ran sangat tidak mood hari ini, bagaimana bisa Leon datang lagi kehadapan Ran? Setelah sekian lamanya? Huuhh! Ran sangat menyesal pernah kenal dan mengemis cinta pada seseorang yang bernama Leon itu!
Saat sedang melamun tiba-tiba Jihan menepuk pundaknya. Sontak membuat Ran menoleh ke arah Jihan.
"Jalan-jalan aja yo, gue yakin lo kaget banget dengan kehadiran si Leon yang tiba-tiba, Makannya kita keluar aja nyari angin ayo!" Jihan memang sudah tau kalau Leon sekolah disini, dia sengaja tidak memberi tahu Ran karena takut acara dengan keluarga nya terganggu karena memikirkan kehadiran Leon. Tanpa menunggu jawaban dari Ran, Jihan menarik lengan Ran. Sedangkan Ran? Dia hanya pasrah saja entah kemana Jihan mengajak nya pergi.
Saat melewati koridor, mata ran melihat adegan yang tidak mengenakan, dimana suaminya kevin sedang dikerumuni banyak orang dan cewe semua! Ran sangat yakin bahwa itu adalah para fans suaminya itu!
Dan Ran mencoba tidak peduli, lagi pula Kevin memintanya untuk menjadi temannya bukan? Jadi apa harus dia campuri urusan Kevin? Tapi bukannya teman saling membantu ya? Oh tidak, Ran sangat bingung ingin berbuat apa!
"Ran ngapa bengong sih! Nanti kesambet lo!" Ran tidak menggubris ucapan dari Jihan.
Jihan mengikuti arah pandangan Ran, dan Ran sedang menatap Kevin! Ada apa sebenarnya dengan mereka? Seketika Jihan ingat satu hal!
"Ran, lo kan janji mao ngasih tau ke gua tentang lo sama ka Kevin!" sontak Ran langsung menoleh ke arah Jihan. Oh iya, dia sudah lupa dengan janjinya!
"Iyaiya gue ceritain sekarang, tapi jangan disini ya gaenak nanti didenger orang!"
Jihan hanya mengangguk dan mengajak Ran ke roftoop. Sesampainya di roftoop, Jihan langsung menatap tajam ke arah Ran.
"Biasa aja kali ngeliat nya, udah kek pengen makan gue aja lo!" gerutu Ran karena mendadak merinding mendapatkan tatapan seperti itu dari Jihan.
"Buruan cerita!"
"Oke-oke gue cerita nih, tapi lo jangan motong omongan gue ya, kebiasaan lo kan kek gitu!" Jihan hanya mengangguk.
"Jadi gue sama ka Kevin itu," Ran menggantungkan ucapannya "udah nikah," ucapnya sambil berbisik.
Terlihat dari ekspresi Jihan, bahwa dia sangat terkejut!
"Kita dijodohin sama ortu kita, gue ga bisa nolak permintaan ortu gue, gue takut mereka kecewa," ucapnya lirih sambil tertunduk.
"Ya ampunnn, lo beruntung banget bisa nikah sama ka Kevin! Sumpah gue jadi Lo seneng banget pastinya!" Jihan terlihat senang sekali sampai lompat-lompatan sendiri.
"Tapi, gue sama ka Kevin sepakat jadi temen aja, karena dia bilang jangan terlalu berharap sama dia, yauda gue ikutin aja, orang gue juga ga ada perasaan sama dia," jawab acuh Ran.
"Haduh susah juga kalo kek gitu!"
"Yauda sekarang udah puas kan lo? Jadi gue ga punya janji lagi sama lo ya?!"
"Iya Ran iya santai aja dong"
Ran memutar bola matanya malas. Lalu mengajak Jihan pergi dari roftoop karena bel pelajaran ke tiga sudah mulai.
***
See you next chapter guys <3
Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 15 menit yang lalu. Ran sedang menunggu Kevin diparkiran, mereka sengaja pulang lebih lama agar tidak dilihat banyak murid-murid SMA Arwana."Langsung pulang sekarang?" tanya Kevin yang baru datang karena dia disuruh rapat basket dulu."Serah lo aja ka.""Yauda ayo naik," Kevin dan Ran masuk ke dalam mobil Kevin. Dan tak lama Kevin menancap kan pedal gas nya.Ran mengerutkan keningnya, bingung mengapa Kevin berhenti? Ran menoleh ke arah Kevin yang sudah menatapnya datar."Turun kita makan dulu." Kevin memberhentikan mobilnya di caffe. Mendengar itu Ran hanya mengangguk lalu ikut turun dari mobil ketika Kevin sudah turun terlebih dahulu.Mereka menempati kursi kosong yang berada di pojok dekat jendela. Mereka duduk dengan santai. Dan tak lama pelayan caffe menghampiri mereka."Lo ma
Dua bulan kemudian."RAANNNN!!!!""Apansi si Han?! Kebiasaan lo teriak-teriak gajelas!" Ran yang sedang membaca buku dibuat jantungan oleh jihan yang masuk lalu meneriaki namanya.Jihan sedang mengatur nafasnya, karena dia berlari tadi, "Ran lo harus ikut gue, ayo!" Tanpa persetujuan Ran, Jihan langsung menarik tangan Ran, entahlah dia mau bawa Ran kemana.Tiba-tiba langkah Jihan terhenti di taman belakang yang jarang dikunjungi oleh para murid-murid SMA Arwana. Jihan menunjuk seseorang yang sedang duduk di kursi panjang, tidak, bukan seseorang melainkan ada dua orang yang sedang duduk di kursi tersebut! Mata ran membulat! Melihat apa yang sedang dia lihat sekarang! Ran melihat Kevin sedang berpegangan tangan dengan seorang perempuan? Siapa perempuan itu?"Ran!" Jihan men
Kevin dan Ran berangkat sekolah bersama seperti pagi-pagi sebelumnya. Sikap ran juga perlahan tidak ketus dan cuek lagi ke Kevin. Kedekatan mereka juga semakin hari semakin dekat."STOP KA!" teriak ran tiba-tiba.Sontak membuat Kevin berhenti mendadak setelah mendengar teriakan dari Ran, "Apaan si, ko lo teriak tiba-tiba?" tanya Kevin."Ko lo ga berenti di halte si, kan biasanya gue turun dihalte!"Kevin tidak menggubris pertanyaan Ran, Kevin lanjut melajukan mobil nya sampai masuk ke gerbang sekolah. Ya Kevin memang sengaja tidak menurun kan Ran dihalte. Entah lah dia tidak tau mengapa dia berbuat seperti ini."Ka ih ,n ada yang liat kita kalo kita keluar bareng!" panik Ran."Ck, santai aja kali. Udah ayo turun," ajak Kevin.
"KIRANAAA!!!!" Kevin sangat terkejut melihat Ran sudah pingsan dan dipenuhi lebam-lebam disekitar wajah nya. Tanpa menunggu lama, Kevin menggendong Ran dan berjalan ke arah parkiran. Begitu sampai diparkiran, Kevin menidurkan ran dikursi belakang, dan Kevin langsung duduk di kursi pengemudi. Kemudian kevin menancapkan gas, dan melajukan mobil nya ke arah rumah sakit. Membutuhkan waktu 25 menit untuk sampai kerumah sakit, untung nya jarak rumah sakit dari sekolah nya tidak terlalu jauh. Kevin pun membawa ran ke ruang UGD bersama dengan dokter yang akan memeriksa Ran. "Maaf mas, mas bisa tunggu diluar," ucap salah suster pada Kevin untuk menunggu diluar saja. Kevin hanya mengangguk pasrah dan menunggu diluar. "Ya tuhan, selamatkan istri ku." Doa Kevin. Kevin sangat khawatir dengan keadaan Ran. Kevin tidak
Flashback on. Ran berjalan menuju ke gudang. Ran mengkerutkan keningnya. "kenapa pintu nya ke tutup?" tanya Ran. "Gue masuk aja ah, lagian juga pasti pa Ipul ada didalem," Ran pun membuka pintu nya dan masuk ke gudang. "Assalamualaikum," salam Ran. Tetapi tidak ada orang yang menjawab, dimana pa Ipul? "Mungkin udh keluar kali ya, gara-gara gue kelamaan, gue keruang guru aja deh," ketika Ran ingin membuka pintu, tetapi tidak bisa, pintu nya terkunci! "Loh, ko ke kunci sii? Tolonggg!!! Yang ada diluar, bukain pintunya dong!!!!" Teriak Ran dari dalam, berharap ada orang yang mendengar dan membukakan pintu untuknya. Saat Ran fokus berteriak tiba-tiba ada yang memukul pundaknya dari belakang, perlahan ran lemah dan menutup matanya
Brak!!Kevin menggebrak meja kantin yang sedang ditempati oleh Bella dan juga teman-temannya."Kevin, kamu kenapa si? Ko kamu dateng tiba-tiba gebrak meja?" tanya Bella, dia terkejut tiba-tiba Kevin menggebrak mejanya dengan kencang."Lo harus tanggung jawab sama apa yang lo lakuin ke Ran! Sekarang juga ikut gue ke ruang kepala sekolah!" Kevin menarik tangan bella menuju ruang kepala sekolah.Toktoktok!"Masuk," ucap Hendra, kepala sekolah SMA Arwana. Kevin pun masuk sambil menarik paksa Bella agar masuk juga ke ruangan itu."Permisi Pak, saya mau ngelaporin tindakan pembully-an yang terjadi di sekolah ini pa. Dia udah bully kirana dengan kejam pa, sampai Kirana masuk rumah sakit dan trauma," jelas Kevin to the point "dan saya seba
"Ini kan udah ngomong ka." Kevin hanya menyengir kuda, lalu Kevin merogoh sakunya dan mengeluarkan sesuatu dari sana. Kevin memberikan kotak yang berisi cincin dan kalung untuk Ran. Ran membulatkan matanya, terkejut dengan hadiah yang diberikan oleh Kevin. Pasti harganya sangat mahal. "Ka ini buat gue? Pasti mahal banget kan ka." "Iya buat lo Ran, gausah dipikirin soal harga nya ya," ucap Kevin sambil mengelus rambut Ran. "Sini gue pakein." Kevin pun memakai kan kalung dan cincin nya di leher Ran dan dijari tengah Ran. "Cantik," gumam Kevin pelan. Namun masih bisa didengar oleh Ran. "Siapa ka yang cantik?" tanya Ran penasaran. "Lo," jawab Kevin to the point. Kevin terkekeh melihat pipi ran yang mulai memerah. "Oh iya gue mau ngomong sama lo." "Ngomong aja ka."
Ran menuruni tangga, dan menghampiri suaminya yang sudah duduk manis dimeja makan. Sebelum berangkat mereka memang sudah terbiasa untuk sarapan. "Pagi ka," ucap Ran pada Kevin sambil menunjukkan senyum manisnya. "Pagi juga sayang," balas Kevin sambil mencium kening Ran. Kevin dan Ran pun sarapan dengan tenang. "Ka nanti kamu pulang duluan aja ya, soalnya aku ada kelas tambahan," izin Ran. "Aku tungguin aja, aku juga ada rapat sama anak basket." Ran hanya mengangguk dan melanjutkan aktivitas makan nya. Setelah selesai sarapan, mereka memasuki mobil, Kevin membantu Kirana memakaikan seat belt ditubuh Ran. Setelah selesai, Kevin langsung menancapkan gas dan melajukan mobilnya menuju sekolahnya. Mereka sudah disampai di sekolah, lalu Kevin turun dan membukakan pintu untuk istrinya, Ran segera turun dari mobil.
TRIING!!bel berbunyi menandakan jam ujian sudah selesai. Ya, hari ini adalah hari terakhir ujian akhir semester di SMA Arwana."Ah, akhirnya kelar juga penderitaan gue, mumet banget kepala gue!!" ucap Jihan seraya berselonjor dikursi sebelah Ran.Ran mengangguk sekali, "iya nih, kepala gue aja mumet banget.""Eh anjay! Lo aja yang terkenal pinter bisa mumet tu pala, gimana gue Ran?!" ucap Jihan dramatis."Gausah drama deh lo! Jijik anjir!""Ih Ran, gaboleh gitu tau sama sahabat lo yang paling cantik ini, kualat lo nanti!""Lo nyumpahin gue nih ceritanya?""Gausah kepedean lo!" Jihan membuang mukanya, matanya membulat saat melihat Kevin sudah berdiri
TRIINGGG!!!!Bel istirahat berbunyi, sebagian murid kelas XII IPA 1 ada yang langsung menuju kantin, ada yang mengerjakan tugas, ada yang bermain ponsel, dan ada yang melakukan aktivitas lainnya. Kevin dan teman-temannya sudah memutuskan untuk tinggal dikelas."Bro tadi lo kenapa nonjok dekel?" tanya Brian, sahabat Kevin."Ko lo bisa tau?""Lo bego apa gimana si, lo kan banyak fansnya, pasti banyak lah yang ngomongin lo!" Kali ini yang berbicara adalah Navin, sahabat Kevin juga.Mereka bertiga bersahabat dari kelas X, mereka juga satu ekstrakurikuler yaitu basket, dimana ketuanya Kevin, wakil ketua 1 Brian, dan wakil ketua 2 Navin."Oh," ucap Kevin singkat. Sambil memainkan ponsel nya."Lo beneran jadian sama dekel yang namanya Kirana?" tanya Brian penasaran."Iya.""Gue setuju aja sih lo pacaran sama Kirana, soalnya dia c
Ran menuruni tangga, dan menghampiri suaminya yang sudah duduk manis dimeja makan. Sebelum berangkat mereka memang sudah terbiasa untuk sarapan. "Pagi ka," ucap Ran pada Kevin sambil menunjukkan senyum manisnya. "Pagi juga sayang," balas Kevin sambil mencium kening Ran. Kevin dan Ran pun sarapan dengan tenang. "Ka nanti kamu pulang duluan aja ya, soalnya aku ada kelas tambahan," izin Ran. "Aku tungguin aja, aku juga ada rapat sama anak basket." Ran hanya mengangguk dan melanjutkan aktivitas makan nya. Setelah selesai sarapan, mereka memasuki mobil, Kevin membantu Kirana memakaikan seat belt ditubuh Ran. Setelah selesai, Kevin langsung menancapkan gas dan melajukan mobilnya menuju sekolahnya. Mereka sudah disampai di sekolah, lalu Kevin turun dan membukakan pintu untuk istrinya, Ran segera turun dari mobil.
"Ini kan udah ngomong ka." Kevin hanya menyengir kuda, lalu Kevin merogoh sakunya dan mengeluarkan sesuatu dari sana. Kevin memberikan kotak yang berisi cincin dan kalung untuk Ran. Ran membulatkan matanya, terkejut dengan hadiah yang diberikan oleh Kevin. Pasti harganya sangat mahal. "Ka ini buat gue? Pasti mahal banget kan ka." "Iya buat lo Ran, gausah dipikirin soal harga nya ya," ucap Kevin sambil mengelus rambut Ran. "Sini gue pakein." Kevin pun memakai kan kalung dan cincin nya di leher Ran dan dijari tengah Ran. "Cantik," gumam Kevin pelan. Namun masih bisa didengar oleh Ran. "Siapa ka yang cantik?" tanya Ran penasaran. "Lo," jawab Kevin to the point. Kevin terkekeh melihat pipi ran yang mulai memerah. "Oh iya gue mau ngomong sama lo." "Ngomong aja ka."
Brak!!Kevin menggebrak meja kantin yang sedang ditempati oleh Bella dan juga teman-temannya."Kevin, kamu kenapa si? Ko kamu dateng tiba-tiba gebrak meja?" tanya Bella, dia terkejut tiba-tiba Kevin menggebrak mejanya dengan kencang."Lo harus tanggung jawab sama apa yang lo lakuin ke Ran! Sekarang juga ikut gue ke ruang kepala sekolah!" Kevin menarik tangan bella menuju ruang kepala sekolah.Toktoktok!"Masuk," ucap Hendra, kepala sekolah SMA Arwana. Kevin pun masuk sambil menarik paksa Bella agar masuk juga ke ruangan itu."Permisi Pak, saya mau ngelaporin tindakan pembully-an yang terjadi di sekolah ini pa. Dia udah bully kirana dengan kejam pa, sampai Kirana masuk rumah sakit dan trauma," jelas Kevin to the point "dan saya seba
Flashback on. Ran berjalan menuju ke gudang. Ran mengkerutkan keningnya. "kenapa pintu nya ke tutup?" tanya Ran. "Gue masuk aja ah, lagian juga pasti pa Ipul ada didalem," Ran pun membuka pintu nya dan masuk ke gudang. "Assalamualaikum," salam Ran. Tetapi tidak ada orang yang menjawab, dimana pa Ipul? "Mungkin udh keluar kali ya, gara-gara gue kelamaan, gue keruang guru aja deh," ketika Ran ingin membuka pintu, tetapi tidak bisa, pintu nya terkunci! "Loh, ko ke kunci sii? Tolonggg!!! Yang ada diluar, bukain pintunya dong!!!!" Teriak Ran dari dalam, berharap ada orang yang mendengar dan membukakan pintu untuknya. Saat Ran fokus berteriak tiba-tiba ada yang memukul pundaknya dari belakang, perlahan ran lemah dan menutup matanya
"KIRANAAA!!!!" Kevin sangat terkejut melihat Ran sudah pingsan dan dipenuhi lebam-lebam disekitar wajah nya. Tanpa menunggu lama, Kevin menggendong Ran dan berjalan ke arah parkiran. Begitu sampai diparkiran, Kevin menidurkan ran dikursi belakang, dan Kevin langsung duduk di kursi pengemudi. Kemudian kevin menancapkan gas, dan melajukan mobil nya ke arah rumah sakit. Membutuhkan waktu 25 menit untuk sampai kerumah sakit, untung nya jarak rumah sakit dari sekolah nya tidak terlalu jauh. Kevin pun membawa ran ke ruang UGD bersama dengan dokter yang akan memeriksa Ran. "Maaf mas, mas bisa tunggu diluar," ucap salah suster pada Kevin untuk menunggu diluar saja. Kevin hanya mengangguk pasrah dan menunggu diluar. "Ya tuhan, selamatkan istri ku." Doa Kevin. Kevin sangat khawatir dengan keadaan Ran. Kevin tidak
Kevin dan Ran berangkat sekolah bersama seperti pagi-pagi sebelumnya. Sikap ran juga perlahan tidak ketus dan cuek lagi ke Kevin. Kedekatan mereka juga semakin hari semakin dekat."STOP KA!" teriak ran tiba-tiba.Sontak membuat Kevin berhenti mendadak setelah mendengar teriakan dari Ran, "Apaan si, ko lo teriak tiba-tiba?" tanya Kevin."Ko lo ga berenti di halte si, kan biasanya gue turun dihalte!"Kevin tidak menggubris pertanyaan Ran, Kevin lanjut melajukan mobil nya sampai masuk ke gerbang sekolah. Ya Kevin memang sengaja tidak menurun kan Ran dihalte. Entah lah dia tidak tau mengapa dia berbuat seperti ini."Ka ih ,n ada yang liat kita kalo kita keluar bareng!" panik Ran."Ck, santai aja kali. Udah ayo turun," ajak Kevin.
Dua bulan kemudian."RAANNNN!!!!""Apansi si Han?! Kebiasaan lo teriak-teriak gajelas!" Ran yang sedang membaca buku dibuat jantungan oleh jihan yang masuk lalu meneriaki namanya.Jihan sedang mengatur nafasnya, karena dia berlari tadi, "Ran lo harus ikut gue, ayo!" Tanpa persetujuan Ran, Jihan langsung menarik tangan Ran, entahlah dia mau bawa Ran kemana.Tiba-tiba langkah Jihan terhenti di taman belakang yang jarang dikunjungi oleh para murid-murid SMA Arwana. Jihan menunjuk seseorang yang sedang duduk di kursi panjang, tidak, bukan seseorang melainkan ada dua orang yang sedang duduk di kursi tersebut! Mata ran membulat! Melihat apa yang sedang dia lihat sekarang! Ran melihat Kevin sedang berpegangan tangan dengan seorang perempuan? Siapa perempuan itu?"Ran!" Jihan men