Ana dan Ran sudah sampai dibutik langganan keluarga mereka. Ana menarik tangan Ran memasuki butik tersebut.
"Mama mau beli apa si?" tanya Ran penasaran.
"Ya mau beli baju lah sayang masa mau beli ikan dibutik," kekeh ana melihat wajah malu anaknya itu.
"Hehehe... maksud aku bukan itu ma, maksud aku mama mau beli baju apa? Baju Muslim kah, baju pesta kah , kan Ran gatau," jawab ran sambil menunjukkan deretan gigi putih nya.
"Udah kamu gausa kepo," goda ana kepada Ran.
Ran yang digoda oleh mamanya langsung memasang wajah ngambek nya lalu duduk di sofa panjang dekat jendela butik ini.
Saat sedang asik melihat-lihat I*******m, Ran terkejut karena tiba-tiba mama nya sudah berdiri didepannya dengan membawa 2 buah gaun pengantin.
Untuk apa gaun pengantin itu?? Berbagai pertanyaan muncul dibenak Ran.
Ran mengerutkan keningnya, Ran bingung bahkan sangat bingung!!
"Mama ngapain bawa gaun pengantin itu?" Benar-benar aneh menurut Ran.
Bukannya menjawab pertanyaan Ran, ana malah mengalihkan topik pembicaraan "Ran menurut kamu bagusan yang putih aja atau yang putih tulang?" tanya ana.
"Ma jawab dulu pertanyaan aku!"
"Nanti mama jawab, sekarang kamu pilih dulu bagusan yang mana." Ana memaksa Ran untuk memilih gaun pengantin itu.
Ran memutar bola matanya malas, "Putih tulang ma," jawabnya singkat.
Mendengar itu ana senyum senang karena pilihannya sama dengan pilihan Ran!
***
"Ma kasih tau aku dong mamah beli gaun pengantin itu buat apa? Jangan-jangan mama mau nikah lagi ya?!!" tuduh Ran sembarangan.
"Huuushh... Enak aja kalo ngomong kamu tuh! Mama tu setia sama papa kamu tau ga!" kesal ana.
"Yauda terus buat siapa dong maaaa," rengek Ran agar cepat diberitahukan kepada ran untuk siapa gaun itu.
"Buat kamu."
Seenak jidat Ana ngomong itu ke Ran!!
Ran melotot mendengar nya, dia menatap mata mamanya mencari sebuah kebohongan disana tapi hasilnya nihil!"Ma...maksud ma...mama a...apa?" tanya Ran saking kaget dan shock nya sampai nada bicaranya terbata-bata.
Melihat Ran shock seperti itu berhasil membuatnya sedih.
"Maafkan mama sama papa sebelumnya Ran." Ana menunduk.
"Sebenernya mama sama papa udah jodohin kamu sama anaknya sahabat papa. Mama tau kamu pasti ga terima, tapi ini udh keputusan kita orang tua kamu. Melihat pergaulan zaman sekarang, kami takut terjadi sesuatu yang ga kami inginkan terjadi, maka dari itu mama sama papa jodohin kamu agar semuanya baik-baik saja. Mama minta maaf sayang, tapi mama mohon sama kamu agar nerima perjodohan ini." Tangan Ana menyatu didepan dada, memohon kepada anaknya agar dia menerima perjodohan ini.
Disisi lain Ran sudah menangis dari tadi, sebenarnya dia ingin sekali marah tapi dia tidak ingin melukai hati kedua orang tua nya, mengingat bahwa mereka lah yang merawat Ran sejak lahir. Tapi jika dia menerima perjodohan ini, bagaimana nasib sekolahnya?
"Lalu sekolah Ran bagaiman ma?" tanya Ran sambil menundukkan kepalanya, sesekali dia menyeka air matanya kasar.
"Kamu bisa tetap sekolah sayang, kamu gausa bilang sama teman-teman kamu dan guru kamu."
Pernyataan mamanya itu berhasil membuat hati Ran sedikit tenang.
"Jadi kamu mau kan nerima perjodohan ini?" tanya Ana hati-hati.
Ran hanya mengangguk pasrah.
***
"Sayang kamu sudah siap belum?" tanya Ana kepada ran.
Hari ini keluarga Ran dan keluarga calon suaminya akan bertemu di restoran. Sebenarnya Ran sangat malas berangkat, tapi ana terus saja memaksa ran untuk segera siap-siap. Ran hanya pasrah saja.
"Udah ma," jawab Ran singkat. Jujur Ran sedang malas bicara.
"Yauda ayo sayang kita berangkat," ucap Reno, papa Kirana.
Dalam perjalanan keadaan mobil sangat hening. Sampai mereka tiba di restoran yang sudah ditentukan oleh keluarga calon suami Kirana.
"Ayo turun sayang," ajak ana. Ran hanya menurut.
"Gausah cemberut gitu dong, masa mao ketemu calon suami malah murung begitu si!!" ucap Andre sambil menoyor kepala adiknya.
"Apansi bang!!" jawab ran ketus.
"Sudah-sudah ayo kita masuk," ucap Reno.
Keluarga Ran dan keluarga calon suami nya sudah berkumpul. Namun Ran tidak melihat orang yang sebentar lagi akan menjadi suaminya.
"Jeng anaaa, anak kamu cantik banget ya!!!!" teriak Sia kepada Ana. Sia adalah calon besannya Ana dan calon mertua Kirana!
"Yaiyalah siapa dulu mama nya." Ana menjawab sambil menunjukkan deretan gigi putih nya.
Sia hanya terkekeh.
"Oh iya anak kamu kemana jeng? Ko dari tadi ga keliatan batang hidungnya?"
"Oh Kevin lagi di toilet," jawab Sia.
Mendengar nama 'Kevin' Ran langsung kaget. Karena nama itu tidak asing baginya, tetapi Ran lupa pernah mendengar nama 'Kevin' dimna?
"Itu dia anakku datang!!"
Ran langsung mendongak dan menatap mata Kevin. Terkejut bukan main kalau calon suaminya itu adalah kaka kelasnya sendiri!!!
"Loh ka?" ucap Ran sambil mengerutkan keningnya.
"Loh elo!" Sentak membuat Ran kaget karena kevin sedikit berteriak.
"Loh loh...kalian udh saling kenal?" tanya Ana dan Sia bersamaan.
"Iya ma, dia kaka kelas Ran," jawab Ran seadanya.
"Yasudah Kevin ayo duduk dulu." Sia menyuruh Kevin duduk di depan Ran.
Mereka saling diam hanya mama dan mamanya Kevin saja yang bercecok ria.
"Yasudah dalam dua Minggu lagi pernikahan Kevin dan Ran berlangsung, oke?" tanya Kenneth. Ayahnya Kevin.
"APAAA?!!" Sontak Kevin dan Ran berteriak terkejut. Gimana tidak terkejut, mereka akan menikah dalam dua Minggu ini? Oh tidak! Tamat lah riwayat mereka berdua!
"Apa ga kecepatan mah?!" protes Ran kepada Ana.
"Lebih cepat lebih baik sayang," jawab Ana sambil mengelus rambut putri nya.
***
Sial! Ran hari ini telat!! Oh tidak! Pasti dia akan kena marah oleh guru BK!
"PA SATPAM TUNGGU!!!! JANGAN DI TUTUP PA GERBANGNYA!!!" teriak Ran sambil berlari menuju gerbang sekolahnya. Saat sudah sampai, Ran cepat-cepat mengatur nafasnya yang ngos-ngosan akibat berlari tadi.
"Neng nya telat 5 menit loh," ucap pak Bento. Satpam sekolah SMA Arwana.
"Yaelah pa 5 menit doang, saya ada ulangan nih pa, bukain ya gerbang nya," mohon ran kepada pak Bento.
"Bukain aja pa gerbangnya," ucap seseorang dari belakang pak Bento.
Penasaran, Ran melihat siapa yang berbicara tadi. Ran membulat kan matanya. Itu adalah calon suaminya, Kevin!
"Baik den kevin," patuh pak Bento.
Tunggu! Ko pak Bento patuh banget sama Kevin? Tanya ran dalam hati.
"Neng anak baru ya? Bapa baru liat wajah neng soalnya. Oh iya ini den Kevin anak pemilik sekolah ini."
Ran terkejut sangat terkejut. Pantas saja pa bento patuh padanya. Tapi Ran sebisa mungkin menyembunyikan wajah kagetnya tadi.
"Oh iya pak makasih infonya," ucap Ran sambil tersenyum.
Ran terkejut karena tiba-tiba Kevin menarik tangan Ran berjalan begitu saja.
Mereka bukan menuju ke kelas nya. Tetapi ke roftoop! Mau ngapain Kevin mengajak nya kesini?!***
See you next chapter guys <3
Setelah sampai di roftoop, Kevin melepaskan cengkraman tangan nya di pergelangan tangan Ran."Ka, kenapa ngajak gue kesini si?!" Nada bicara Ran sedikit meninggi akibat ketakutan.Sedangkan Kevin? Dia malah memasang wajah datarnya dan tersenyum miring."Lo nerima perjodohan ini?" tanya Kevin, masih dengan wajah datarnya."Terpaksa ka, gue gamau nyakitin orang tua gue kalo gue nolak perjodohan ini." Ran menundukkan kepalanya."Kan lo bisa nolak perjodohan ini dengan cara halus, gue gamao nikah sama lo! Gue belom siap nikah sekarang!" bentak Kevin."Maaf ka tapi kalo lo gamau nikah sama gue, kenapa lo diem aja waktu di restoran? Gue kira lo nerima perjodohan ini," jawab Ran."Ya, karena gue juga dipaksa sama ortu gue! Yauda kita terima aja perjodohan ini, tapi gue bilangin ya sama lo, jangan terlalu berharap sama gue!" ucap Kevin.&n
Hari ini adalah hari dimana Ran harus menjadi seorang istri dan mempunyai suami. Ran sudah siap dengan gaun pengantinnya. Dia menatap pantulan dirinya dicermin. Dia sangat cantik hari ini!Ran dijemput oleh mamanya untuk melaksanakan ijab qobulnya dengan Kevin."Sekarang kalian sudah sah menjadi suami istri!" ucap Reno lalu mengelus rambut putrinya."Iya sayang, kamu harus nurut ya sama suami kamu, jangan manja, layanin suami kamu dengan baik, oke?" Nasihat dari Ana."Oke ma." Tidak lupa Ran memberikan senyumannya kepada kedua orang tuanya berharap dengan ini mereka akan bahagia."Kalian langsung pulang kerumah kalian?" tanya Sia kepada anak dan menantunya itu."Iya ma, kita langsung pulang kerumah aku aja," sahut Kevin.
Karena mereka berdua bosan, akhirnya mereka memutuskan untuk menonton film diruang tamu. Ran membawa beberapa cemilan dan air lemon untuk dirinya dan Kevin. Ran pun duduk disamping Kevin."Ran," Kevin memberi jeda"emm, untuk saat ini jangan berharap sama gue ya, kita temenan aja, lo mau ga?" tanya Kevin."Gue ga akan berharap sama lo ka, dan ya gue setuju sama saran lo," jawab Ran antusias."Sorry ya Ran.""Santai aja kali, kek ama sapa aja lo." Ran jawab dengan santainya."Lo mao nonton apa?" tanya Kevin, membuat suasana agar tidak tegang."Serah lo aja ka gue ikut aja.""Ck, dari kemaren serah gue mulu lo.""Yaudah film drakor aja deh," ucap Ran ant
Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 15 menit yang lalu. Ran sedang menunggu Kevin diparkiran, mereka sengaja pulang lebih lama agar tidak dilihat banyak murid-murid SMA Arwana."Langsung pulang sekarang?" tanya Kevin yang baru datang karena dia disuruh rapat basket dulu."Serah lo aja ka.""Yauda ayo naik," Kevin dan Ran masuk ke dalam mobil Kevin. Dan tak lama Kevin menancap kan pedal gas nya.Ran mengerutkan keningnya, bingung mengapa Kevin berhenti? Ran menoleh ke arah Kevin yang sudah menatapnya datar."Turun kita makan dulu." Kevin memberhentikan mobilnya di caffe. Mendengar itu Ran hanya mengangguk lalu ikut turun dari mobil ketika Kevin sudah turun terlebih dahulu.Mereka menempati kursi kosong yang berada di pojok dekat jendela. Mereka duduk dengan santai. Dan tak lama pelayan caffe menghampiri mereka."Lo ma
Dua bulan kemudian."RAANNNN!!!!""Apansi si Han?! Kebiasaan lo teriak-teriak gajelas!" Ran yang sedang membaca buku dibuat jantungan oleh jihan yang masuk lalu meneriaki namanya.Jihan sedang mengatur nafasnya, karena dia berlari tadi, "Ran lo harus ikut gue, ayo!" Tanpa persetujuan Ran, Jihan langsung menarik tangan Ran, entahlah dia mau bawa Ran kemana.Tiba-tiba langkah Jihan terhenti di taman belakang yang jarang dikunjungi oleh para murid-murid SMA Arwana. Jihan menunjuk seseorang yang sedang duduk di kursi panjang, tidak, bukan seseorang melainkan ada dua orang yang sedang duduk di kursi tersebut! Mata ran membulat! Melihat apa yang sedang dia lihat sekarang! Ran melihat Kevin sedang berpegangan tangan dengan seorang perempuan? Siapa perempuan itu?"Ran!" Jihan men
Kevin dan Ran berangkat sekolah bersama seperti pagi-pagi sebelumnya. Sikap ran juga perlahan tidak ketus dan cuek lagi ke Kevin. Kedekatan mereka juga semakin hari semakin dekat."STOP KA!" teriak ran tiba-tiba.Sontak membuat Kevin berhenti mendadak setelah mendengar teriakan dari Ran, "Apaan si, ko lo teriak tiba-tiba?" tanya Kevin."Ko lo ga berenti di halte si, kan biasanya gue turun dihalte!"Kevin tidak menggubris pertanyaan Ran, Kevin lanjut melajukan mobil nya sampai masuk ke gerbang sekolah. Ya Kevin memang sengaja tidak menurun kan Ran dihalte. Entah lah dia tidak tau mengapa dia berbuat seperti ini."Ka ih ,n ada yang liat kita kalo kita keluar bareng!" panik Ran."Ck, santai aja kali. Udah ayo turun," ajak Kevin.
"KIRANAAA!!!!" Kevin sangat terkejut melihat Ran sudah pingsan dan dipenuhi lebam-lebam disekitar wajah nya. Tanpa menunggu lama, Kevin menggendong Ran dan berjalan ke arah parkiran. Begitu sampai diparkiran, Kevin menidurkan ran dikursi belakang, dan Kevin langsung duduk di kursi pengemudi. Kemudian kevin menancapkan gas, dan melajukan mobil nya ke arah rumah sakit. Membutuhkan waktu 25 menit untuk sampai kerumah sakit, untung nya jarak rumah sakit dari sekolah nya tidak terlalu jauh. Kevin pun membawa ran ke ruang UGD bersama dengan dokter yang akan memeriksa Ran. "Maaf mas, mas bisa tunggu diluar," ucap salah suster pada Kevin untuk menunggu diluar saja. Kevin hanya mengangguk pasrah dan menunggu diluar. "Ya tuhan, selamatkan istri ku." Doa Kevin. Kevin sangat khawatir dengan keadaan Ran. Kevin tidak
Flashback on. Ran berjalan menuju ke gudang. Ran mengkerutkan keningnya. "kenapa pintu nya ke tutup?" tanya Ran. "Gue masuk aja ah, lagian juga pasti pa Ipul ada didalem," Ran pun membuka pintu nya dan masuk ke gudang. "Assalamualaikum," salam Ran. Tetapi tidak ada orang yang menjawab, dimana pa Ipul? "Mungkin udh keluar kali ya, gara-gara gue kelamaan, gue keruang guru aja deh," ketika Ran ingin membuka pintu, tetapi tidak bisa, pintu nya terkunci! "Loh, ko ke kunci sii? Tolonggg!!! Yang ada diluar, bukain pintunya dong!!!!" Teriak Ran dari dalam, berharap ada orang yang mendengar dan membukakan pintu untuknya. Saat Ran fokus berteriak tiba-tiba ada yang memukul pundaknya dari belakang, perlahan ran lemah dan menutup matanya
TRIING!!bel berbunyi menandakan jam ujian sudah selesai. Ya, hari ini adalah hari terakhir ujian akhir semester di SMA Arwana."Ah, akhirnya kelar juga penderitaan gue, mumet banget kepala gue!!" ucap Jihan seraya berselonjor dikursi sebelah Ran.Ran mengangguk sekali, "iya nih, kepala gue aja mumet banget.""Eh anjay! Lo aja yang terkenal pinter bisa mumet tu pala, gimana gue Ran?!" ucap Jihan dramatis."Gausah drama deh lo! Jijik anjir!""Ih Ran, gaboleh gitu tau sama sahabat lo yang paling cantik ini, kualat lo nanti!""Lo nyumpahin gue nih ceritanya?""Gausah kepedean lo!" Jihan membuang mukanya, matanya membulat saat melihat Kevin sudah berdiri
TRIINGGG!!!!Bel istirahat berbunyi, sebagian murid kelas XII IPA 1 ada yang langsung menuju kantin, ada yang mengerjakan tugas, ada yang bermain ponsel, dan ada yang melakukan aktivitas lainnya. Kevin dan teman-temannya sudah memutuskan untuk tinggal dikelas."Bro tadi lo kenapa nonjok dekel?" tanya Brian, sahabat Kevin."Ko lo bisa tau?""Lo bego apa gimana si, lo kan banyak fansnya, pasti banyak lah yang ngomongin lo!" Kali ini yang berbicara adalah Navin, sahabat Kevin juga.Mereka bertiga bersahabat dari kelas X, mereka juga satu ekstrakurikuler yaitu basket, dimana ketuanya Kevin, wakil ketua 1 Brian, dan wakil ketua 2 Navin."Oh," ucap Kevin singkat. Sambil memainkan ponsel nya."Lo beneran jadian sama dekel yang namanya Kirana?" tanya Brian penasaran."Iya.""Gue setuju aja sih lo pacaran sama Kirana, soalnya dia c
Ran menuruni tangga, dan menghampiri suaminya yang sudah duduk manis dimeja makan. Sebelum berangkat mereka memang sudah terbiasa untuk sarapan. "Pagi ka," ucap Ran pada Kevin sambil menunjukkan senyum manisnya. "Pagi juga sayang," balas Kevin sambil mencium kening Ran. Kevin dan Ran pun sarapan dengan tenang. "Ka nanti kamu pulang duluan aja ya, soalnya aku ada kelas tambahan," izin Ran. "Aku tungguin aja, aku juga ada rapat sama anak basket." Ran hanya mengangguk dan melanjutkan aktivitas makan nya. Setelah selesai sarapan, mereka memasuki mobil, Kevin membantu Kirana memakaikan seat belt ditubuh Ran. Setelah selesai, Kevin langsung menancapkan gas dan melajukan mobilnya menuju sekolahnya. Mereka sudah disampai di sekolah, lalu Kevin turun dan membukakan pintu untuk istrinya, Ran segera turun dari mobil.
"Ini kan udah ngomong ka." Kevin hanya menyengir kuda, lalu Kevin merogoh sakunya dan mengeluarkan sesuatu dari sana. Kevin memberikan kotak yang berisi cincin dan kalung untuk Ran. Ran membulatkan matanya, terkejut dengan hadiah yang diberikan oleh Kevin. Pasti harganya sangat mahal. "Ka ini buat gue? Pasti mahal banget kan ka." "Iya buat lo Ran, gausah dipikirin soal harga nya ya," ucap Kevin sambil mengelus rambut Ran. "Sini gue pakein." Kevin pun memakai kan kalung dan cincin nya di leher Ran dan dijari tengah Ran. "Cantik," gumam Kevin pelan. Namun masih bisa didengar oleh Ran. "Siapa ka yang cantik?" tanya Ran penasaran. "Lo," jawab Kevin to the point. Kevin terkekeh melihat pipi ran yang mulai memerah. "Oh iya gue mau ngomong sama lo." "Ngomong aja ka."
Brak!!Kevin menggebrak meja kantin yang sedang ditempati oleh Bella dan juga teman-temannya."Kevin, kamu kenapa si? Ko kamu dateng tiba-tiba gebrak meja?" tanya Bella, dia terkejut tiba-tiba Kevin menggebrak mejanya dengan kencang."Lo harus tanggung jawab sama apa yang lo lakuin ke Ran! Sekarang juga ikut gue ke ruang kepala sekolah!" Kevin menarik tangan bella menuju ruang kepala sekolah.Toktoktok!"Masuk," ucap Hendra, kepala sekolah SMA Arwana. Kevin pun masuk sambil menarik paksa Bella agar masuk juga ke ruangan itu."Permisi Pak, saya mau ngelaporin tindakan pembully-an yang terjadi di sekolah ini pa. Dia udah bully kirana dengan kejam pa, sampai Kirana masuk rumah sakit dan trauma," jelas Kevin to the point "dan saya seba
Flashback on. Ran berjalan menuju ke gudang. Ran mengkerutkan keningnya. "kenapa pintu nya ke tutup?" tanya Ran. "Gue masuk aja ah, lagian juga pasti pa Ipul ada didalem," Ran pun membuka pintu nya dan masuk ke gudang. "Assalamualaikum," salam Ran. Tetapi tidak ada orang yang menjawab, dimana pa Ipul? "Mungkin udh keluar kali ya, gara-gara gue kelamaan, gue keruang guru aja deh," ketika Ran ingin membuka pintu, tetapi tidak bisa, pintu nya terkunci! "Loh, ko ke kunci sii? Tolonggg!!! Yang ada diluar, bukain pintunya dong!!!!" Teriak Ran dari dalam, berharap ada orang yang mendengar dan membukakan pintu untuknya. Saat Ran fokus berteriak tiba-tiba ada yang memukul pundaknya dari belakang, perlahan ran lemah dan menutup matanya
"KIRANAAA!!!!" Kevin sangat terkejut melihat Ran sudah pingsan dan dipenuhi lebam-lebam disekitar wajah nya. Tanpa menunggu lama, Kevin menggendong Ran dan berjalan ke arah parkiran. Begitu sampai diparkiran, Kevin menidurkan ran dikursi belakang, dan Kevin langsung duduk di kursi pengemudi. Kemudian kevin menancapkan gas, dan melajukan mobil nya ke arah rumah sakit. Membutuhkan waktu 25 menit untuk sampai kerumah sakit, untung nya jarak rumah sakit dari sekolah nya tidak terlalu jauh. Kevin pun membawa ran ke ruang UGD bersama dengan dokter yang akan memeriksa Ran. "Maaf mas, mas bisa tunggu diluar," ucap salah suster pada Kevin untuk menunggu diluar saja. Kevin hanya mengangguk pasrah dan menunggu diluar. "Ya tuhan, selamatkan istri ku." Doa Kevin. Kevin sangat khawatir dengan keadaan Ran. Kevin tidak
Kevin dan Ran berangkat sekolah bersama seperti pagi-pagi sebelumnya. Sikap ran juga perlahan tidak ketus dan cuek lagi ke Kevin. Kedekatan mereka juga semakin hari semakin dekat."STOP KA!" teriak ran tiba-tiba.Sontak membuat Kevin berhenti mendadak setelah mendengar teriakan dari Ran, "Apaan si, ko lo teriak tiba-tiba?" tanya Kevin."Ko lo ga berenti di halte si, kan biasanya gue turun dihalte!"Kevin tidak menggubris pertanyaan Ran, Kevin lanjut melajukan mobil nya sampai masuk ke gerbang sekolah. Ya Kevin memang sengaja tidak menurun kan Ran dihalte. Entah lah dia tidak tau mengapa dia berbuat seperti ini."Ka ih ,n ada yang liat kita kalo kita keluar bareng!" panik Ran."Ck, santai aja kali. Udah ayo turun," ajak Kevin.
Dua bulan kemudian."RAANNNN!!!!""Apansi si Han?! Kebiasaan lo teriak-teriak gajelas!" Ran yang sedang membaca buku dibuat jantungan oleh jihan yang masuk lalu meneriaki namanya.Jihan sedang mengatur nafasnya, karena dia berlari tadi, "Ran lo harus ikut gue, ayo!" Tanpa persetujuan Ran, Jihan langsung menarik tangan Ran, entahlah dia mau bawa Ran kemana.Tiba-tiba langkah Jihan terhenti di taman belakang yang jarang dikunjungi oleh para murid-murid SMA Arwana. Jihan menunjuk seseorang yang sedang duduk di kursi panjang, tidak, bukan seseorang melainkan ada dua orang yang sedang duduk di kursi tersebut! Mata ran membulat! Melihat apa yang sedang dia lihat sekarang! Ran melihat Kevin sedang berpegangan tangan dengan seorang perempuan? Siapa perempuan itu?"Ran!" Jihan men