Share

Bab 94

Mengambil simpati Ibu Dwi rasanya sudah tak mungkin lagi, satu-satunya kini yang bisa kuperjuangkan adalah Miko, semoga sikap cuek dan ketusnya perlahan bisa memudar dan kembali lembut dalam pelukanku.

Kurebahkan tubuhku di samping suamiku yang kini masih terlelap, membelai lembut pipinya, merasakan hembusan napasnya yang teratur, ia pasti tengah mengarungi alam mimpinya. Kuusap lembut dada bidangnya, pikirku melayang, mencari cara untuk membuatnya kembali tertarik dan tergila-gila padaku.

Semenjak aku di tuntut untuk diam di rumah, dan mengerjakan semua pekerjaan rumah, aku memang tak bisa berbuat banyak. Perawatan ke salon yang dulu rutin kulakukan pun kini hampir tiga bulan tak melakukannya.

Aku bangkit mematutkan diri ke cermin, tak kupungkiri penampilanku kini begitu berantakan, rambut acak-acakan, wajah kusam dan berminyak, belum lagi ada sedikit beruntus jerawat di sekitar dahi.

Ah, mungkin dengan aku kembali melakukan perawatan, Miko akan kembali menghangat, setidaknya den
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status