Share

Bab 127

Kemudian mereka berwudlu dan melaksanakan salat Isya berjamaah. Sintya mengamini setiap doa yang di lantunkan sang suami.

Tok. Tok. Tok.

"Mbak Sintya!" Terdengar ketukan halus pada pintu kamarnya, saat ia tengah melipat mukenanya. Itu suara Nuri adiknya.

"Iya, Nur," sahutnya pelan, ia masih memakai mukena bagian atasnya dan membuka pintu kamar, suaminya masih duduk di atas sajadahnya menghadap kiblat yang membelakangi pintu.

"Ada apa Nur?" tanyanya saat pintu dibukanya.

"Hehe, maaf ganggu, Rizki di mana? Sini biar tidur sama aku aja," ucapnya pelan.

"Tuh Rizki udah pulas dari tadi, udah biarin aja tidur di sini, ribet harus gendong pindah kamar." Sintya menunjuk Rizki yang tengah terlelap di kasur.

"Apa tidak mengganggu, Mbak?" tanya Nuri nyengir.

"Nggak kamu tenang aja. Udah kamu istirahat sekarang udah malam, Mbak juga mau istirahat."

"Oh, baiklah. Selamat bersenang-senang." godanya sambil berlalu.

"Ada apa Sayang?" Dhani yang baru saja bangkit dan melepas kopyahnya.

"Itu Nuri, nany
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status