Share

Bab 114

"Eva aku mohon, bangunlah! Naya tolong–" Aku berusaha membangunkan Eva tapi ia tak bergeming.

Naya bangkit kemudian dengan tertatih ia berusaha menopang tubuh Eva dan mendudukkan kembali ke kursi rodanya.

Kedua matanya sembab, Naya membenarkan anak rambut yang menutupi mata dan sebagian wajahnya. Kemudian Naya menatapnya dengan mengulas senyum di bibirnya.

"Kamu harus tenang, Mbak Sintya bukanya tidak mau memaafkan kamu, tapi Mbak Eva hanya butuh waktu untuk menata hatinya. Kamu harus sabar," ucap Naya pelan, kemudian memeluknya. Aku masih terdiam.

"Sebaiknya kita pulang sekarang, hari sudah mulai gelap, ini kurang baik untuk kesehatanmu, nanti lain waktu kita akan datang lagi ke sini, semoga di saat kita kembali nanti, Allah telah meluluhkan hati Mbak Sintya, dan mau memaafkanmu. Percayalah!" ucap Naya lirih di sela pelukannya, dengan lembut ia mengusap punggung Eva.

Aku menjadi merasa tersindir, mendengar ucapan wanita berjilbab ini. Dalam hati aku pun mengamini ucapannya.

Memang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status