Share

Bab 116

"Wa'alaikumsalam, Ya, sebentar!" seruku sambil berjalan cepat ke arah depan.

Kuputar anak kunci dan membukanya, aku sudah biasa mengunci pintu dari dalam, karena aku tinggal hanya berdua dengan Rizki jadi untuk jaga-jaga, pintu selalu aku kunci. Sekitar jam tiga sore Ayah tiba di rumah.

Tampak lelaki yang mulai menua, berdiri gagah diambang pintu, senyum hangat mengulas di bibirnya, tatapan teduh yang selalu kurindukan.

"Ayah!" Aku mengambil dan meraih tangannya yang mulai keriput, kemudian menciumnya dengan takzim.

"Gimana kabar kamu, Nduk? Cucu Ayah mana?" tanyanya sambil mengelus punggungku.

"Alhamdulillah, Sintya dan Rizki sehat, Ayah. Rizki masih tidur siang, mungkin sebentar lagi bangun."

Terlihat Nuri sedang menutup kembali pagar rumahku, usai membayar taksi online. Aku menghampirinya. Kami saling memeluk.

"Kamu sehat, Nur?"

"Iya, Mbak, Alhamdulillah sehat, Mbak Sintya sama Rizki, sehat? Mana Rizki Mbak?" tanyanya, sambil celingukan.

"Alhamdulillah sehat, Rizki masih tidur,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status