Selamat membaca.Hadar tidak pernah ingin melukai Luna. Dia juga tidak pernah mau merebut kebebasan Luna. Dia mungkin bisa menerima ketidakhadiran Luna dalam hidupnya selamanya. Tapi ia tidak akan pernah rela jika kematian mengambilnya dan melemparnya ke dalam api yang tak akan pernah bisa padam.“Bagaimana kondisinya?”“Aku sudah mencoba semua cara untuk memberikan yang terbaik Hadar. Terapi medis tidak bisa membantu terlalu banyak, tetapi auramu mungkin bisa membantu.” Andro berkata dengan kecewa. Dia menghela nafasnya sesekali menatap ke arah Horna yang sebentar lagi akan memotong-motong tubuhnya dengan tatapannya. “Em, tapi mungkin Anda bisa membantu.”Horna tersenyum. Andro terlihat sangat lega—Andro menyukai medis yang dilakukan para manusia. Itu sebabnya belajar banyak dengan sangat cepat.Tapi keraguan muncul saat Horna menatap Hadar yang masih tidak menyetujui apapun. “Kau melakukan itu.”“Tidak ada yang meminta pendapatmu disini.”“Baiklah aku pergi.” Horna mengakat tanganny
Selamat membaca.Ada yang bilang kalau. Pria yang memperlakukan wanita dengan buruk adalah pria brengsek yang hanya mementingkan dirinya sendiri, Hadar tidak. Dia justru membantu Luna yang mencoba untuk menghancurkan dirinya sendiri karena dendam.Waktu berharga masa kini nyatanya tidak akan pernah cukup untuk mengganti waktu yang hancur di masa lalu.“Kalau kamu terus bersikap begini. Lama-lama manusia itu bisa mati, cobalah untuk membalut luka yang kau sebabkan Hadar!” minta Ella setengah marah.Hadar tetap dingin. Namun terlihat sangat sedih. “Dia tak ingin bertemu denganku. Aku hanya akan menyakitinya lebih dalam lagi.”“Aku harap aku mendengar jawaban itu lebih cepat.”Argggh!Suara Luna tentu saja membuat Ella dan Hadar saling tatap. Sebelum Igel datang tanpa mengetuk pintu—dia berlutut di hadapan Hadar. “Saya mohon tuan Hadar. Luna butuh Anda, dia terus memberontak dan melukai dirinya sendiri.”“Itu tak akan mengubah apapun.”“Tuan!”“Tidak.”Horna datang dengan pakaian berant
Selamat membaca.Setelah pembicaraan hari itu. Hadar memberikan waktu pada Luna untuk mengambil keputusan.Dia bahkan tak tidur semalam hanya karena memikirkan kira-kira apa yang akan Luna putuskan.Di meja kerjanya Hadar menatap bingkai foto kosong yang seharusnya milik Luna dengan gusar sampai, sinar matahari memantul dari kaca bingkai memantul ke arah wajah datar Hadar.Mata Hadar memancarkan kilau emas yang perlahan mulai berubah menjadi netra biasa pria dengan tatapan tajam.Tapi Igel yang berjaya di balkon melihatnya dengan cara yang berbeda. Merah.Tok!Tok!Tok!“Masuklah!” sahut Hadar dari dalam. Pintu terbuka diikuti Luna yang terlihat gugup. Hadar sudah menanti Luna, ia tahu kalau wanita itu akan datang terlebih dahulu.“Duduklah!”“Em. Tidak perlu karena aku datang hanya untuk berpamitan.”Mata Igel membelalak. Dia ingin masuk namun dengan kekuataan Hadar, jendela tak bisa dibuka! tirai ditutup.“Baiklah ku izinkan.”Luna yang gugup menjadi senang. Ia menundukan kepalany
Selamat membaca.Luna kembali ke Eridamus tanpa beban. Namun tatapan semua orang berubah, bukan tatapan mengejek atau merendahkan tapi lebih kepada ketakutan.“Kenapa? Aku datang untuk menemui suamiku?”“Kau sangat menakutkan?”Benarkah? Apakah Hadar memasang aura buruk lagi padanya? Tapi rasanya tidak, dia merasa sehat dan tidak ada yang berubah dari wajahnya.Sebuah langkah panjang mendekat. Bara tiba-tiba saja menarik tangan Luna untuk mengikutinya dari belakang.Luna tentu saja terkejut juga senang karena ini adalah pertama kalinya Bara menyentuhnya lebih dulu.Di kamar Bara. Pria itu mendorong Luna ke atas tempat tidur, kini posisi mereka ialah Bara berada di atas Luna namun saat Bara menyentuh pipi Luna rasa sakit menjalar di tubuh Luna.Luna yang tak tahan mendorong Bara tanpa sadar.“Maaf a-aku bukannya menolak tapi …” ini menyakitkan. Rasanya seperti terbakar sungguhan! “Bara?!”“Hahaha, akhirnya pria itu memainkan peran yang lebih sesuai dengan dirinya! Pedang Chimera yang j
Selamat membaca.Berjalan di tengah rasa penasaran. Luna dengan topi hitamnya dengan masker juga wig palsunya berjalan di koridor pengadilan paling layak untuk orang yang setara dengan Eridamus.Disponsori Horna. Luna bahkan tak mengajak pria itu, tapi pria itu berkata kalau tidak ada manusia yang bisa melihat Taraka, jadi dia akan tetap ikut jika Luna tak setuju sekalipun.“Padahal Hadar akan jauh lebih cepat menangani masalah yang kau punya? Ngomong-ngomong kenapa kita repot-repot ke pengadilan, apakah kau terlibat kejahatan?” Horna mengerutkan keningnya sambil berpikir. “Sepertinya tidak.” Tebaknya.Tapi Luna tak menggubrisnya dan hanya fokus mencari pria yang tak berwujud dan hanya ia kenali melalui suaranya saja. Dia sudah gila.“Mau ku bantu.”“Tidak perlu.”Selama beberapa jam berkeliling dengan sesuatu yang tidak pasti. Luna akhirnya menemukan pria yang ia cari, terlihat seperti kutu buku dengan suara cempreng nan sibuk.“Aku menemukannya.”“Hah? Menemukan, jangan bilang!” Ho
Selamat membaca.“Saya bukan pencuri!”Luna berakhir di kantor polisi, bersama Horna yang juga tertangkap. Semua petugas hanya menggelengkan kepalanya saat Luna terus mengelak dari tuduhan—memang benar dia tidak mencuri. Sebenarnya ide itu tidak buruk.Brapa! “Nona muda nan cantik, berhenti bercanda dan jujurlah. Kami punya bukti kalau kalian sedang mencuri!”“Bukti?” sontak mata Luna langsung tertuju pada Horna yang saat ini terlihat menghindari mata Luna. Dia juga meneguk salivanya kuat yang membuat Luna memicingkan matanya curiga.“Maaf.”“Pak tangkap dia. Jangan saya, dia yang mencuri dan bukan saya.”“Tapi kalian komplotan!”“Bukan.” ujar Luna.“Iya.” bersamaan dengan jawaban yang berbeda dari sang pelaku yang memasukan benda bahkan miniatur milik orang lain ke dalam sakunya selama pelarian.Dia tidak ingin masuk penjara sendiri.Sudah gila. Luna tidak tahu lagi harus bagaimana.“Kita bertemu lagi.” Hadar muncul bersama Igel yang sepertinya sedang sibuk.Memangnya ini kebetulan
Selamat membaca.Pasar Anggrek. Nama yang sangat indah, untuk tempat berkumpulnya para penjudi dari seluruh kota dan negara.Luna pikir itu sejenis bunga. Harusnya begitu, tapi saat ia tahu kalau itu ternyata adalah sandi keanggotaan khusus paling rahasia. Dia jadi ingin menendang Horna.Pria sinting itu. “Aku akan membunuhnya!”“Siapa yang akan kau bunuh?” timpal seseorang. Bertanya pada Luna yang sedikit terkejut, dia berbalik dan.“Kau?”Hadar ada disini. “Kau mengikutiku?”“Saya tidak mengikuti Anda, mungkin ini adalah sebuah kebetulan atau…,” ucapannya berhenti saat menatap Luna dengan mata berkedut tanda tak suka. “Begitulah ceritanya.”Tempat perjudian sangat ramai. Luna bahkan mendapat tatapan aneh dari beberapa tamu dan juga pelayan, kadang mereka suka menunjukan senyuman yang sangat aneh.Lalu Hadar. “Hah!”“Tuan Hadar saya mendapatkan bunga Anggrek untuk Anda.”Deg! Luna menatap Igel intens. Seolah akan menerimanya saat ini juga.Sadar akan tatapan itu, Igel memberikan bung
Selamat membaca.Luna tidak seharusnya peduli. Dan fokus pada apa yang sedang ia lakukan untuk mengubah hidupnya. “Tetapi akhirnya akan tetap sama.” racaunya di tengah malam yang masih baru saja tiba.Mobil dan orang yang lewat tampak begitu buram di mata Luna, tidak ada suara ia hanya tenggelam dalam pemikiran nya yang kacau.DING! DONG!Sontak mata Luna langsung tertuju ke arah toko jam yang berada di sebelah kanannya, waktu terus berjalan namun dia tetap sama. Tidak ada yang sepenuh nya berubah darinya, tapi dia mungkin bisa mengubah jalan orang disekitarnya.“Kau tahu. Ini sangat menyakitkan,” ucapnya pada pantulan bayangan dirinya sendiri sambil tersenyum miris.***Di tempat lain. Hadar akan pergi meninggalkan kediamannya bersama dengan Igel dihentikan oleh seseorang tiba-tiba saja muncul di depan mereka.Igel berpikir, apa Vega sudah kehilangan akal nya? Tapi saat ia menatap ke arah kiri dan tak sengaja menatap Vega. Dia tertegun terkejut.“Jadi siapa yang berdiri di depan mobi