Sudah 2 kali 24 jam Eoghan masih belum mendapatkan petunjuk apapun mengenai keberadaan Serena.Malam itu dia berada di kediaman Serena dengan harapan menemukan jejak-jejak yang bisa mengantarnya pada Serena. Namun, tidak ada yang tersisa di sana. Serena telah membersihkan jejaknya dengan sangat baik. "Dia adalah pria yang sering ditemui nona Serena di Elysium. Mereka berasal dari panti asuhan yang sama. Ewan Douglas sudah tidak terlihat selama seminggu," papar Daniel dengan penuh keyakinan. Mata Eoghan membaca layar ponselnya dengan cermat. Daniel baru saja mengirimkan data pribadi tentang Ewan. Rahang Eoghan mengeras saat dia menyadari bahwa pria yang sering ditemui Serena di belakangnya juga telah menghilang. Eoghan memejamkan matanya, mencoba mengusir pemikirannya tentang Serena dan Ewan yang mungkin saling mencintai dan memutuskan untuk kabur bersama. Kemarahan Eoghan semakin memuncak, rahangnya terkatup rapat ketika dia berpaling kepada Daniel. "Temukan mereka, hidup ata
Yuri duduk di tepi tempat tidur di sebuah kamar megah yang sederhana. Suasana ruangan tersebut cukup tenang, dengan pencahayaan yang lembut dari lampu-lampu kecil di sudut-sudut ruangan. Sementara itu, di balik cermin satu arah yang tampak seperti kaca biasa di dalam kamar, Eoghan dan Daniel berdiri mengamati Yuri. Dari sana, mereka bisa melihat setiap gerakan Yuri tanpa dia menyadari sedang diawasi. Eoghan memandang Yuri dengan penuh perhatian. "Ada sesuatu yang aneh tentang dia," katanya kepada Daniel. Daniel mengangguk, tatapannya tak lepas dari sosok Yuri. "Ya, dia terlihat mirip dengan nona Serena." Eoghan mengerutkan kening, berpikir dalam-dalam. "Sepertinya kau melewatkan sesuatu," Daniel menunduk dengan rasa bersalah karena telah memberikan laporan kepada Eoghan mengenai Serena yang tidak memiliki sanak family. "Maafkan saya," Yuri, yang merasa dirinya sedang diawasi, berdiri dari tempat tidur dan berjalan ke cermin, menyentuh permukaannya dengan jemarinya. Tatapa
Di saat yang bersamaan, di kediaman Tim, dua orang anak buah Tim Cooker menerobos masuk ke dalam kamar Serena. Mereka menyeretnya keluar dengan kasar, tanpa memberinya kesempatan untuk berbicara. Serena meronta-ronta, mencoba melawan, tetapi usahanya sia-sia, tertindas oleh kekuatan mereka yang jauh lebih besar.Di ruangan bawah tanah, dalam kegelapan yang menakutkan, Serena samar-samar melihat Ewan. Temannya terlihat terluka, wajahnya pucat dan mata yang sembab dan sayu. "Serena..." gumam Ewan dengan suara serak. Tatapannya memohon, tetapi kedua tangan dan kakinya terikat, tidak bisa bergerak. Serena merasa nyalinya memudar saat melihat Ewan. Serena mencoba menghampiri Ewan lebih dekat. Namun, sebelum dia bisa melangkah, kedua anak buah Tim dengan kasar memasukkannya ke dalam kurungan yang terletak di sebelah Ewan.Mereka mengikat Serena dengan keras, memastikan bahwa dia tidak bisa melarikan diri. Serena merasakan tali yang meremas pergelangan tangannya, membuatnya merasa terceki
Eoghan Thornton, sosok berkepribadian tangguh dan wajah tampan yang kerap muncul di sampul majalah bisnis, memerintah dengan elegansi. Sebagai pembisnis sukses yang melambung tinggi di dunia korporat, kehidupannya dihiasi dengan kekayaan dan kekuasaan. Mansion megahnya, setinggi ambisi dan setajam intuisinya. Di balik tirai sutra yang tebal, diterangi lampu-lampu gantung bergaya vintage, Eoghan duduk di kursi kulit mewahnya. Ruangan itu diisi dengan senyuman keluarga yang dilukiskan dalam potret masa lalu, mencerminkan warisan keluarga yang kaya raya. Dirinya terbiasa dengan dunia aristokrasi yang dikelilingi oleh karya seni mahal dan perabotan bersejarah yang disusun rapi. Di sisi lain bangunan mansion-nya, seorang wanita bernama Serena merayap dengan hati-hati. Dahulu, dia adalah seorang kurator seni, membenamkan dirinya dalam keindahan dan sejarah seni. Namun, kini dia telah menjelma menjadi penjahat yang berprofesi sebagai pencuri spesialis benda seni. Plan dan skema peny
Serena berusaha mempertahankan ketenangannya, dan berkata, "maaf, Tuan. Saya harus segera pergi." Eoghan menaikan sebelah alisnya, tersenyum, dan berkata, "silahkan, kau bisa melihat pintu keluarnya." Serena yang cemas akan situasinya yang semakin rumit melanjutkan, "tapi, pakaian saya—" "Eoghan Thornton!" Teriakan tiba-tiba seorang wanita yang memasuki kamar Eoghan membuat Serena terkejut. Wanita asing itu membawa aura keanggunan, rambut abu-abu violet terpelihara rapi. Langkah mantap dan pandangan tajamnya membuat ketegangan di kamar itu semakin terasa. Eoghan menyambut ibunya dengan senyum tipis, "Hai Mom!" berusaha menyembunyikan ketidaknyamanan di matanya. "Dasar anak durhaka!" teriak Caroline, Dia langsung terbang menemui Eoghan begitu mendengar putranya menghancurkan perjodohan yang direncanakannya. Caroline dengan sorot mata yang observatif, memeriksa seluruh ruangan seakan menganalisis setiap detail. "Oh Dear, Mommy tidak tahu kau punya pacar. Siapa dia?" tanya Carolin
"Nona Serena?" Pria bertubuh tegap berwajah tegas yang sedari tadi memperhatikan Serena akhirnya menyapa gadis itu untuk memastikan dirinya tak salah mengenali gadis yang sedang dicari. Suaranya terdengar tegas dengan penampilannya yang serius. Serena yang tenggelam dalam alunan musik dari Airpods di telinganya, tak menyadari seseorang menegurnya. Pria itu dengan cekatan mencabut benda mungil yang terpasang di telinga Serena, membuat gadis itu terkejut dan refleks memukul tangan yang mencoba mengganggunya. Namun sayangnya, pria itu memiliki otot yang kokoh. "Auch!" Serena menahan sakit di tangannya yang baru saja menghantam sesuatu yang keras. "Siapa kau? Dan mau apa?!" tanyanya dengan berteriak keras. suaranya mencerminkan kombinasi antara ketakutan dan kebingungan. "Apakah Anda bernama Serena?" tanya pria itu dengan tegas dan sorot mata tajam. Serena memperhatikan penampilan pria yang mirip dengan petugas keamanan di klub Elysium itu, dia mengira pria itu adalah temannya Ewa
Lampu gantung yang berkilauan tergantung dengan tenang di ruang makan mansion keluarga Thornton. Caroline, duduk di ujung meja makan yang terbuat dari kayu jati yang kokoh. Eoghan, putra semata wayangnya yang hampir tidak pernah meluangkan waktu untuk makan bersama, kini duduk di hadapannya. "Mommy menerima laporan kalau kau sering pulang ke mansion. Ternyata itu karena pelayan wanita itu," cibir Caroline, suaranya terdengar anggun namun dingin. Dia tahu putranya itu datang menemuinya karena Serena. "Luangkan waktumu lusa, dia adalah putri gubernur, kau pasti menyukainya setelah bertemu dengannya," imbuh Caroline sambil memotong steak yang tertata baik di hadapannya dengan gerakan yang elegan. Eoghan merespon dengan nada dingin, "Mom, jangan terus menambah daftar wanita yang mengutukku." Caroline tersenyum licik, "Jika tidak ingin wanita yang membencimu bertambah, maka menikahlah! Kau ingin mommy mati begitu saja tanpa memiliki cucu? Menikahlah dengan wanita yang Mommy pilihk
Orang suruhan Eoghan mengantar Serena pulang setelah gadis itu menyelesaikan makan malamnya.Setelah berhasil mengecoh orang suruhan Eoghan mengenai tempat tinggalnya, Serena pergi naik bus menuju apartmentnya.Dia adalah seorang pencuri, tentu saja segala sesuatu mengenai dirinya harus rahasia. Termasuk tempat tinggalnya. Begitu tiba di apartemennya yang hangat dengan cahaya lampu yang menerangi seluruh ruangan, Serena duduk kursi meja kerjanya. Dengan santai dia mengambil salah satu ponsel dari laci meja, memeriksa beberapa pesan dan email yang masuk. Salah satu email dengan subjek 'Undangan Kolaborasi' menarik perhatiannya. Isinya merupakan undangan dari Artistry Innovations Co, sebuah perusahaan kreatif yang ingin merekrutnya sebagai Konsultan Kreatif. Perusahaan tersebut mengungkapkan kekagumannya terhadap portofolio yang Serena miliki. Sesaat dirinya sedikit bangga dengan tawaran bergengsi itu. Sebuah perusahaan besar tertarik dengan keahliannya, bukan skandal yang menimpanya
Di saat yang bersamaan, di kediaman Tim, dua orang anak buah Tim Cooker menerobos masuk ke dalam kamar Serena. Mereka menyeretnya keluar dengan kasar, tanpa memberinya kesempatan untuk berbicara. Serena meronta-ronta, mencoba melawan, tetapi usahanya sia-sia, tertindas oleh kekuatan mereka yang jauh lebih besar.Di ruangan bawah tanah, dalam kegelapan yang menakutkan, Serena samar-samar melihat Ewan. Temannya terlihat terluka, wajahnya pucat dan mata yang sembab dan sayu. "Serena..." gumam Ewan dengan suara serak. Tatapannya memohon, tetapi kedua tangan dan kakinya terikat, tidak bisa bergerak. Serena merasa nyalinya memudar saat melihat Ewan. Serena mencoba menghampiri Ewan lebih dekat. Namun, sebelum dia bisa melangkah, kedua anak buah Tim dengan kasar memasukkannya ke dalam kurungan yang terletak di sebelah Ewan.Mereka mengikat Serena dengan keras, memastikan bahwa dia tidak bisa melarikan diri. Serena merasakan tali yang meremas pergelangan tangannya, membuatnya merasa terceki
Yuri duduk di tepi tempat tidur di sebuah kamar megah yang sederhana. Suasana ruangan tersebut cukup tenang, dengan pencahayaan yang lembut dari lampu-lampu kecil di sudut-sudut ruangan. Sementara itu, di balik cermin satu arah yang tampak seperti kaca biasa di dalam kamar, Eoghan dan Daniel berdiri mengamati Yuri. Dari sana, mereka bisa melihat setiap gerakan Yuri tanpa dia menyadari sedang diawasi. Eoghan memandang Yuri dengan penuh perhatian. "Ada sesuatu yang aneh tentang dia," katanya kepada Daniel. Daniel mengangguk, tatapannya tak lepas dari sosok Yuri. "Ya, dia terlihat mirip dengan nona Serena." Eoghan mengerutkan kening, berpikir dalam-dalam. "Sepertinya kau melewatkan sesuatu," Daniel menunduk dengan rasa bersalah karena telah memberikan laporan kepada Eoghan mengenai Serena yang tidak memiliki sanak family. "Maafkan saya," Yuri, yang merasa dirinya sedang diawasi, berdiri dari tempat tidur dan berjalan ke cermin, menyentuh permukaannya dengan jemarinya. Tatapa
Sudah 2 kali 24 jam Eoghan masih belum mendapatkan petunjuk apapun mengenai keberadaan Serena.Malam itu dia berada di kediaman Serena dengan harapan menemukan jejak-jejak yang bisa mengantarnya pada Serena. Namun, tidak ada yang tersisa di sana. Serena telah membersihkan jejaknya dengan sangat baik. "Dia adalah pria yang sering ditemui nona Serena di Elysium. Mereka berasal dari panti asuhan yang sama. Ewan Douglas sudah tidak terlihat selama seminggu," papar Daniel dengan penuh keyakinan. Mata Eoghan membaca layar ponselnya dengan cermat. Daniel baru saja mengirimkan data pribadi tentang Ewan. Rahang Eoghan mengeras saat dia menyadari bahwa pria yang sering ditemui Serena di belakangnya juga telah menghilang. Eoghan memejamkan matanya, mencoba mengusir pemikirannya tentang Serena dan Ewan yang mungkin saling mencintai dan memutuskan untuk kabur bersama. Kemarahan Eoghan semakin memuncak, rahangnya terkatup rapat ketika dia berpaling kepada Daniel. "Temukan mereka, hidup ata
Serena membuat keputusan untuk pergi kediaman Tim Cooker dengan harapan bisa menyusup dengan tenang tanpa ketahuan. Sesampainya di rumah Tim, Serena menyadari bahwa keadaan tidak sesuai dengan harapannya. Dia tidak menemukan Ewan di sana, tetapi justru terjebak dalam situasi yang lebih berbahaya. Tanpa bisa melarikan diri, dia dengan cepat disergap oleh tim keamanan Tim Cooker.Tim Cooker merasa terkejut dan bingung saat menemukan Serena di kediamannya. Ruangan itu terasa hening, kecuali suara langkahnya yang terdengar berdenting di lantai marmer. Dia tidak pernah menduga bahwa pencuri yang mencuri di kediamannya adalah wanita yang berhubungan dengan Eoghan. Saat Serena berdiri di hadapannya, pandangannya tergelitik oleh kebingungan dan ketidakpercayaan. "Nona Serena, apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya dengan suara lembut menyambut tamu, mencoba menyembunyikan kebingungannya di balik ekspresi yang berusaha tenang.Serena menatapnya dengan tatapan yang penuh kebencian, namun j
Udara sore yang sejuk menyambut Serena saat dia memasuki taksi, dan kendaraan itu segera melaju menjauh dari apartemen Eoghan. Setibanya di tempat tinggalnya, Serena langsung masuk ke dalam dan mulai melakukan rutinitas pindah yang telah dia rencanakan. Dia menghapus setiap jejak keberadaannya dengan cermat, memastikan tidak ada yang bisa mengungkap identitasnya. Sambil membersihkan apartemennya, Serena menghapus semua data di laptopnya. Dengan pandangan tajam, dia memilih dan menghapus file demi file, menghapus jejak digital dari keberadaannya di sana. Setelah selesai, dia meninggalkan laptopnya di dalam wastafel yang berisi air. Terakhir, Serena memandangi ruangan apartemennya. Dia merenung sejenak, mengenang semua momen yang pernah dia alami di sana. Namun, dengan tekad yang teguh, dia mengatasi rasa nostalgia itu dan kembali fokus untuk pergi ke bandara. Dia telah memesan tiket penerbangan yang berbeda dengan ibunya. Ibunya akan menyusulnya keesokan harinya. Dengan lang
Serena terkejut setelah mendengar pengakuan Curtis. Eoghan yang dikenalnya hanyalah seorang pria kaya mesum yang sangat royal dengan uangnya. Dia belum pernah melihat sisi lain dari Eoghan. Bahkan saat mabuk, pria itu sama sekali tidak terlihat berbahaya. Meskipun Eoghan pernah memperingatkan Serena bahwa Tim Cooker dan dirinya adalah orang yang berbahaya, Serena tidak mempercayainya. Baginya mereka hanyalah pria kaya raya yang suka menghambur-hamburkan uang. Serena menganggap Curtis hanya mencari kambing hitam atas kegagalannya mengelola Porrotin Gallery.Jemarinya terhenti saat memesan uber ke tempat tinggalnya. Seketika Serena mengubah tujuan Uber-nya menuju apartemen Eoghan. Jika yang dikatakan Curtis benar, apakah keberadaannya sebagai istri begitu penting bagi Eoghan? Di sepanjang perjalanan, Serena menduga-duga jika Eoghan tidak berbohong saat menungkapkan perasaan sukanya. Benarkah Eoghan akan melakukan apa saja untuknya? Perjalanan itu terasa begitu lama bagi Serena, ba
Serena membuka email dari Curtis Lewis, Direktur Porrotin Gallery, yang meminta maaf atas kesalahpahaman sebelumnya dan mengundang Serena untuk kembali bekerja di galeri. Curtis juga menjanjikan untuk membersihkan nama Serena.Serena, sebagai individu skeptis, tidak mudah tergoda oleh permintaan maaf, terutama dari seseorang yang pernah berbuat jahat kepadanya. Dia yakin bahwa ada motif tersembunyi di balik permintaan maaf tersebut.Meskipun ingin mengabaikannya, Serena tidak bisa menahan rasa ingin tahu. Dia kemudian mencari tahu tentang Porrotin Gallery melalui pencarian internet. Artikel demi artikel media masa menceritakan kisah krisis finansial galeri tersebut, termasuk kehilangan pendanaan dari sponsor utama dan pembatalan kerja sama penting dengan seniman ternama. Senyum Serena semakin melebar sedikit demi sedikit di wajahnya. "Hahaha," dia tertawa tidak bisa menahannya. Apakah ini yang disebut bahagia di atas penderitaan orang lain? Zoey yang masih berdiri di sana diam-diam
Sinar matahari pagi yang melewati jendela kamar Eoghan, menembus kelopak mata Serena. Kehangatan pagi itu membangunkannya dari tidur pulas semalam. Saat membuka mata, dia langsung mendapati Eoghan yang masih tertidur di sebelahnya. Hal itu tidak mengejutkannya, mengingat mereka telah sepakat untuk tidur di kamar yang sama untuk menjalin kedekatan. Mendapati dirinya yang mengenakan pakaian tidur lengkap yang hangat, Serena tersenyum lega karena berpikir mereka tidak melakukan apapun tadi malam. Dengan hati-hati, dia menggerakkan tubuhnya, berusaha tidak membangunkan Eoghan. Namun dia kembali berdiam diri karena merasakan hampir seluruh tubuhnya kaku dan pegal. "Berapa banyak alkohol yang kuminum semalam?" gumamnya. Bingung harus berbuat apa, dia bergeser pelan mendekati Eoghan. Menatap wajah tenang pria itu lebih dekat. Tiba-tiba kedua mata Eoghan terbuka begitu saja saat wajah Serena begitu dekat ke wajahnya. Sontak kedua mata Serena membulat, terkejut, dan malu. "Selamat pag
"Aku adalah ahli sejarah seni. Bukan kah tujuanku mendekati tuan Cooker waktu itu untuk melihat dora au boots, yang ini berbeda dengan yang pernah kulihat," jawab Serena, dengan senyuman di bibirnya.Eoghan tersenyum cerah menatap Serena. Wanita itu selalu bisa membuatnya tersenyum dan tertawa dengan tulus. "Sepertinya aku telah mempekerjakan seorang profesional untuk menjadi istriku. Mintalah kenaikan gaji karena aku memujimu," candanya kepada Serena."Eoghan Thornton, kau selalu berhasil menjadi pusat perhatian!" Seru seseorang tiba-tiba, datang menghampiri mereka.Satu lagi teman Tim Cooker yang tidak bisa diatur oleh pelayan. Dia adalah Braun Kingsley, si pemilik hotel mewah.Braun menarik kursi di sebelah Serena, dengan ekspresi ceria duduk di sebelahnya. "Persis seperti rumor yang baru saja beredar, Anda sangat cantik," sapanya dengan antusias.Eoghan menatap tajam ke arah Braun, dia serius saat mengatakan tidak ingin membagi pesona Serena kepada orang lain. "Dia adalah gadis ya