Orang suruhan Eoghan mengantar Serena pulang setelah gadis itu menyelesaikan makan malamnya.
Setelah berhasil mengecoh orang suruhan Eoghan mengenai tempat tinggalnya, Serena pergi naik bus menuju apartmentnya.Dia adalah seorang pencuri, tentu saja segala sesuatu mengenai dirinya harus rahasia. Termasuk tempat tinggalnya.Begitu tiba di apartemennya yang hangat dengan cahaya lampu yang menerangi seluruh ruangan, Serena duduk kursi meja kerjanya. Dengan santai dia mengambil salah satu ponsel dari laci meja, memeriksa beberapa pesan dan email yang masuk.Salah satu email dengan subjek 'Undangan Kolaborasi' menarik perhatiannya. Isinya merupakan undangan dari Artistry Innovations Co, sebuah perusahaan kreatif yang ingin merekrutnya sebagai Konsultan Kreatif. Perusahaan tersebut mengungkapkan kekagumannya terhadap portofolio yang Serena miliki.Sesaat dirinya sedikit bangga dengan tawaran bergengsi itu. Sebuah perusahaan besar tertarik dengan keahliannya, bukan skandal yang menimpanya. Apakah itu artinya dia bisa berkarir seperti dulu?Namun, Serena segera mengabaikan email tersebut begitu melihat itu adalah email yang dikirim secara pribadi oleh CEO perusahaan tersebut, Alexander Richter.Pastilah sebuah penipuan yang sangat jelas dan konyol. Bisa-bisanya CEO turun langsung menghubunginya. Pastilah email itu adalah spam, dan scam.Menutup laman emailnya, Serena segera membuka laman kontak dan menghubungi Ewan. Temannya itu pasti mencarinya karena tiba tiba menghilang begitu saja.Respon kilat Ewan memenuhi telinga melalui telepon, ["Rena?!!!"]"Yeah, maaf kemarin, tiba-tiba menghilang," ucap Serena tidak bersemangat karena mendapat email spam yang dikira benaran dari perusahaan yang tertarik dengan keahliannya.["Tidak masalah. Masih berpikir untuk mencari pekerjaan lain?"] tanya Ewan."Entahlah... ."["Seseorang menginginkan Dora au Boots. Penawaran 30 juta Dollar. Kau bisa hidup nyaman dengan itu,"] Ewan melemparkan tawaran yang mendebarkan.Pesona 30 juta tidak bisa diabaikan begitu saja. Ewan benar; uang sejumlah itu bisa untuk hidup santai."Bukankah itu lukisan yang baru saja terjual kamarin?" tebak Serena["Ya, pembelinya adalah tuan Tim Cooker. Tertarik?"]"Gas! ayo kita ambil Dora!" Seru Serena.["Hahaha, aku punya kenalan yang lama bekerja dengan Tim Cooker."] Ewan meyakinkan.****Serena tak percaya bahwa rencana Ewan adalah menjadikannya gadis penggoda untuk mendekati Tim Cooker, pemilik perusahaan teknologi Manggis.Dia memperhatikan wajahnya dengan cermat di depan cermin setelah mengenakan seragam kerja. Seorang make-up artist, kenalan Ewan, melakukan transformasi pada wajahnya, menjadikannya gadis polos dari desa.Dengan bantuan kenalan Ewan, Serena berhasil masuk sebagai pelayan di hotel tempat Tim Cooker sering mengadakan pertemuan dengan rekan bisnisnya. Bersama dengan pelayan hotel yang lain, dia mengantar hidangan untuk para tamu di ruangan VIP. Ruangan yang saat ini sedang digunakan oleh Tim Cooker dan teman-temannya.Ruangan itu dipenuhi cahaya gemerlap, aroma anggur merah dan suara tawa. Ledakan canda dan obrolan bisnis menyertai suasana.Melanjutkan rencana Ewan, Serena harus membuat Tim Cooker sadar akan keberadaannya. Pria berusia 52 tahun itu terkenal dengan rumor kegemarannya berkencan dengan wanita muda cantik.Indra penglihatan Tim Cooker tidak bisa mengabaikan senyuman samar Serena yang sedang mencoba manarik perhatiannya.Serena tidak menyadari bahwa di ruangan yang dingin dan nyaman itu, Eoghan menatapnya dengan tajam. Lekas pria itu berusaha menutupi emosinya. Serena mengabaikan tawaran pekerjaan yang dia berikan, dan kini dia melihat gadis itu lagi lagi menjadi seorang pelayan.Apakah orangnya tidak melakukan perintahnya dengan benar? Atau Serena memang sudah tidak bisa diselamatkan dari obsesinya menjadi seorang pelayan?Entah siapa yang salah?"Tidak kah lebih baik jika kita ditemani oleh pelayan cantik?" timpal Tim Cooker setelah tatapannya mengekori kepergian Serena."Hey, hotelku bukan tempat pelacuran," Braun menegaskan."Hahaha, jangan terlalu lurus Braun. Gadis tadi menginginkan Tim," ucap Dimitri sambil tertawa.Namun, di sisi lain, Eoghan yang panas semakin panas karena arah pembicaraan mereka mengarah kepada Serena.Tak!! suara hentakan gelas mengejutkan ketiganya. Eoghan menghentakkan gelas yang baru diminumnya dengan keras di atas meja. "Sepertinya aku sudah mulai mabuk," ucapnya sembari berdiri.Dimitri memperhatikan gelas yang dipegang Eoghan. Sebotol wine tak akan membuat temannya itu mabuk. Eoghan baru menghabiskan segelas wine."Apa kau akan pergi karena tak ingin mabuk? Jangan khawatir, sebuah kamar suite sudah disiapkan untukmu," kata Braun.Eoghan tersenyum sinis, "Terima kasih, tapi aku tidak bisa tidur di sembarang tempat," kata Eoghan sebelum meninggalkan ruangan, memicu tanda tanya di wajah Braun."Ada apa dengannya?" cibir Braun."Jangan mengganggunya, moodnya buruk karena perjodohan kali tidak berjalan dengan baik lagi," balas Dimitri.Di antara mereka berempat, hanya Eoghan yang jomblo.Rumor tentang Eoghan Thornton yang bertemu dengan banyak wanita cantik dari kalangan elit dan tak satupun yang berakhir hingga ke pernikahan, tersebar dengan baik di kalangan pembisnis."Gadis tadi, bisakah kau membawanya menemuiku?" Suara serius Tim membuat Braun dan Dimitri menoleh ke arahnya.Dengan senyum tipis, Braun menimpali, "bukankah kita sudah sepakat bahwa hotelku bukan tempat untuk urusan semacam itu?"Tim hanya menggeleng. "Kita bisa membuat pengecualian untuk kepentingan bisnis, bukan?""Apakah di antara kita hanya aku yang memiliki pernikahan normal?" Dimitri menyela.Publik mengenal Tim Cooker sebagai seorang pembisnis sukses yang memiliki istri dan seorang putri. Kehidupan keluarganya terlihat seperti kehidupan keluarga konglomerat pada umumnya. Tetapi dia adalah pria yang hidup melajang di kediaman pribadinya.Braun Kingsley, memiliki keluarga yang tidak pernah dipublikasi. Braun selalu tampil single di depan publik.Dan Eoghan, masih tidak jelas. Apakah seorang pria normal yang tertarik dengan wanita, atau pria yang tidak normal.Jadi, Dimitri menyimpulkan bahwa hanya dirinya yang beruntung dalam hal percintaan. Menikah, dan saling mencintai dengan setia.Di trotoar tepi jalan, Serena melompat lompat kecil untuk menghilangkan hawa dingin malam itu. Gadis itu menunggu sesuatu di sana.Dia yakin mobil yang membawa Tim Cooker akan melewati jalan itu. Benar saja, sebuah Bentley Limousine milik Tim Cooker melewati Serena. Serena menatap iba mobil panjang yang baru saja melewatinya begitu saja. Apakah rencananya gagal?"Sudahlah! memang tak semudah itu menarik perhatian tuan Tim Cooker!" gerutunya sembari mengeluarkan ponselnya untuk memesan uber. Rencananya untuk diberi tumpangan oleh Tim Cooker gagal. Dia harus pulang."Nona," suara tegas seorang pria membuat Serena mendongakkan kepalanya.Gadis itu melirik mobil mewah yang tadi melewatinya kini terpakir di hadapannya. Rencananya tidak gagal?"Tuan Cooker ingin bertemu dengan Nona," pria berpostur tinggi itu membukakan pintu penumpang untuk Serena.Serena meneguk salivanya dan masuk ke dalam. Duduk di atas kursi yang nyaman.Suasana aneh dirasakan Serena ketika pintu di sebelahnya ditutup.
Di depan Manggis tower, Serena berdiri ragu untuk masuk ke dalam. Sejak kemarin, hatinya bertanya bingung mengapa Tuan Cooker menunjukkan kemurahan hati dengan menawarkan kerja magang di perusahaan miliknya. Gadis itu yakin, tawaran kerja magang itu adalah jebakan dari tuan Cooker. Pria itu pasti ingin menghukumnya karena telah berbohong dengan nama Runa dan soal penyakit.Tapi, mungkin saja tuan Tim Cooker yang masih percaya dengan kebohongannya itu memang sosok yang dermawan dan murah hati."Apakah rumor tentang tuan Cooker yang memiliki yayasan beasiswa khusus untuk anak anak yang bernama Runa itu benar?" gumamnya sembari menatap pintu masuk Manggis Tower sekali lagi. Serena menarik napas dalam dan melangkah dengan tenang menuju meja informasi. Dengan riasannya, tidak ada yang akan mengenalinya sebagai Serena. Dia yakin akan hal itu, karena Eoghan tidak mengenalinya tadi malam.Sebenarnya dia melihat Eoghan di antara tamu Braun. Tetapi pria itu tampak seperti tidak mengenalinya.
"Tuan, saya benar benar minta maaf. Tadi saya hanya bercanda dengan wanita tadi," jelas Serena memelas. "Aku tidak akan memaafkan orang yang menjadikan namaku sebagai bahan bercandaan," tegas Eoghan. Wajahnya datar, menatap lurus ke depan. Daniel yang duduk di depan mereka sedang mengemudikan mobil menuju kantor pernikahan Menhanttam dengan tenang. Serena menatap siluet Eoghan dengan bingung, mencoba membaca isi pikiran pria itu. "Apakah Tuan benar-benar akan mendaftarkan pernikahan kita?" tanyanya hati hati. Eoghan menoleh ke arah Serena dan tersenyum miring, "Karena kau mengaku sebagai istriku, bukan kah lebih baik jika aku menjadi suamimu?" Serena dengan cepat menggeleng, "Tidak- tidak! Saya tidak mau menikah dengan tuan," jawabnya bersemangat sembari kedua tangannya menyapu-nyapu udara. "Mengapa? Apa kau lebih tertarik menjadi simpanan pria kaya tua seperti Tim?" ledek Eoghan. Serena menatap Eoghan jengah, mengapa pria itu mengira dirinya adalah wanita gold digger. Harga diri
Sejak masih di dalam kandungan, Serena tidak pernah bertemu dengan ayahnya. Baru berusia satu bulan, dia sudah berada di panti asuhan. Anak yang hidup sebatang kara tanpa memiliki privilege seperti dirinya harus berjuang berkali-kali lipat untuk bisa terus melanjutkan pendidikannya dengan beasiswa. Dan untuk mendapatkan pekerjaan, dia juga harus berjuang lebih keras.Selama ini, Serena menghabiskan hampir seluruh hidupnya untuk belajar, bekerja, dan mencari uang. Tanpa memiliki kehidupan sosial dan asmara. Sekarang, dia menikah? Dia baru saja melangsungkan pernikahan kilat. Benar-benar gila. Bagaimana bisa dia, yang telah menjalani hidup dengan penuh perjuangan, akhirnya terjebak dalam pernikahan yang bukan atas pilihannya sendiri?Serena menatap tajam tangan kanannya yang telah mengkhianatinya. Tangan itu menandatangani surat menikah karena tidak ingin Eoghan menggugatnya atas pencemaran nama baik. Rasanya seolah dia telah menyerahkan dirinya pada takdir yang tidak adil, merenggut se
Menyeret Serena ke biro pernikahan Menhanttam adalah di luar rencana Eoghan. Dia terpaksa menunda jadwal kegiatannya karena tidak ingin kehilangan kesempatan untuk membuat Serena menjadi istrinya dengan cepat. Setelah menyelesaikan pekerjaannya yang sempat tertunda, dia langsung segera pulang. Tidak sabar untuk mengganggu istri barunya itu.Suasana sangat tenang begitu Eoghan tiba di unit apartmentnya. Dia mendapati Serena tengah tertidur pulas di atas sofa ruang tengah ditemani oleh patung kelinci yang terbuat dari stainless steel. Itu adalah patung yang dibelinya seharga 50jt di pelelangan New York. "Kau selalu membuatku ingin mencari tahu lebih banyak tentangmu," gumam Eoghan seraya mengembalikan patung kelinci miliknya ketempat semula. Saat hendak menggedong istri barunya ke kamar tanpa membangunkannya, tiba-tiba dia mengurungkan niatnya. Eoghan pergi ke kamarnya, dan meninggalkan Serena di sofa. .***Keesokan paginya Serena yang tidur semalaman di sofa dibangunkan oleh suara
Eoghan tertegun melihat Serena yang berdiri di depan kamarnya. Sesampainya di apartmentnya, Eoghan langsung pergi mandi. Begitu keluar kamar, Serena sudah berdiri dengan cantik di depan kamarnya.Serena mengenakan gaun biru langit yang lembut, terbuat dari kain satin yang ringan dan tergerai lembut. Gaun tersebut memiliki potongan yang sederhana namun anggun, dengan leher bulat dan tanpa lengan. Kulit lengannya yang bening terekspos dengan cantik. Pita sutra kecil yang membingkai pinggangnya, menonjolkan bentuk tubuhnya dengan anggun.Serena merias wajahnya dengan sempurna. Blush on merah muda yang segar di kulit putihnya. Matanya diberi eyeshadow natural, eyeliner tipis dan mascara hitam. Bibirnya dipoles menggoda."Bagaimana?" suara ceria Serena mengagetkan Eoghan."Ternyata kau lumayan bisa diandalkan," puji Eoghan ala kadarnya. 'Lumayan katanya? aku mencoba berias sejak jam dua tadi!'–Teriak batin Serena tidak terima mendapat pujian ala kadarnya.Mengabaikan tatapan mematikan dari
Mengapa dirinya tiba tiba jadi hamil?Caroline dan Hunter menatap serius Serena, mereka menunggu jawaban yang akan keluar dari mulut kecil Serena.Serena menunduk memberi hormat. "Maaf, saya akan diam saja di pojokkan."Mendengar jawaban absurd Serena, Eoghan memasang senyum di wajahnya dan merangkul bahu Serena. "Kalian membuatnya takut. Aku yang tergila gila kepadanya, menghamilinya dan memaksanya menikah. Jadi jangan menekannya," pinta Eoghan dengan tenang tanpa ngegas.Hunter menghela napas, putra dan istrinya sama sama memiliki sifat keras. Jika sudah berkeinginan sulit untuk digoyahkan. "Baiklah, aku akan menerimanya sebagai bagian dari keluarga Thornton jika dia memberikanku cucu."Tetapi Caroline tetap tidak merubah pendiriannya, "Sayang, Putraku seharusnya menikah dengan wanita terhormat," gerutu Caroline karena suaminya tidak bisa tetap teguh menolak Serena."Serena lulusan NYU, dan dulu bersekolah di SMA Stuybesan," ungkap Eoghan. "Tidakkah itu cukup?" tanyanya kemudian."A
Eoghan memiliki meja kerja besar di ruangannya, tempat di mana banyak keputusan penting diambil. Di belakang meja, terdapat lukisan-lukisan seni modern yang elegan. Sorotan utamanya adalah jendela kaca besar yang memungkinkan cahaya matahari pagi masuk, memberikan pemandangan kota yang dinamis. Tirai minimalis di sisi-sisinya memungkinkan pengaturan cahaya. Dia menatap layar laptopnya dengan serius. Sofie, sekretaris pribadinya yang bertanggung jawab untuk memastikan segala sesuatunya berjalan lancar dan terorganisir dengan baik, seperti biasa memberikan update terkait laporan-laporan terbaru.Dengan penuh perhatian, Sofie membaca laporan-laporan terbaru yang telah disiapkan sebelumnya. Dia menganalisis data dengan teliti dan menyajikan informasi yang relevan kepada Eoghan dengan jelas dan singkat.".... direncanakan ada pertemuan dengan dewan direksi pada pukul 10 pagi, di ruang konferensi lantai 12—,""Sofie, apakah kau percaya dengan karma?" sela Eoghan, menghentikan penjelasan So
Di saat yang bersamaan, di kediaman Tim, dua orang anak buah Tim Cooker menerobos masuk ke dalam kamar Serena. Mereka menyeretnya keluar dengan kasar, tanpa memberinya kesempatan untuk berbicara. Serena meronta-ronta, mencoba melawan, tetapi usahanya sia-sia, tertindas oleh kekuatan mereka yang jauh lebih besar.Di ruangan bawah tanah, dalam kegelapan yang menakutkan, Serena samar-samar melihat Ewan. Temannya terlihat terluka, wajahnya pucat dan mata yang sembab dan sayu. "Serena..." gumam Ewan dengan suara serak. Tatapannya memohon, tetapi kedua tangan dan kakinya terikat, tidak bisa bergerak. Serena merasa nyalinya memudar saat melihat Ewan. Serena mencoba menghampiri Ewan lebih dekat. Namun, sebelum dia bisa melangkah, kedua anak buah Tim dengan kasar memasukkannya ke dalam kurungan yang terletak di sebelah Ewan.Mereka mengikat Serena dengan keras, memastikan bahwa dia tidak bisa melarikan diri. Serena merasakan tali yang meremas pergelangan tangannya, membuatnya merasa terceki
Yuri duduk di tepi tempat tidur di sebuah kamar megah yang sederhana. Suasana ruangan tersebut cukup tenang, dengan pencahayaan yang lembut dari lampu-lampu kecil di sudut-sudut ruangan. Sementara itu, di balik cermin satu arah yang tampak seperti kaca biasa di dalam kamar, Eoghan dan Daniel berdiri mengamati Yuri. Dari sana, mereka bisa melihat setiap gerakan Yuri tanpa dia menyadari sedang diawasi. Eoghan memandang Yuri dengan penuh perhatian. "Ada sesuatu yang aneh tentang dia," katanya kepada Daniel. Daniel mengangguk, tatapannya tak lepas dari sosok Yuri. "Ya, dia terlihat mirip dengan nona Serena." Eoghan mengerutkan kening, berpikir dalam-dalam. "Sepertinya kau melewatkan sesuatu," Daniel menunduk dengan rasa bersalah karena telah memberikan laporan kepada Eoghan mengenai Serena yang tidak memiliki sanak family. "Maafkan saya," Yuri, yang merasa dirinya sedang diawasi, berdiri dari tempat tidur dan berjalan ke cermin, menyentuh permukaannya dengan jemarinya. Tatapa
Sudah 2 kali 24 jam Eoghan masih belum mendapatkan petunjuk apapun mengenai keberadaan Serena.Malam itu dia berada di kediaman Serena dengan harapan menemukan jejak-jejak yang bisa mengantarnya pada Serena. Namun, tidak ada yang tersisa di sana. Serena telah membersihkan jejaknya dengan sangat baik. "Dia adalah pria yang sering ditemui nona Serena di Elysium. Mereka berasal dari panti asuhan yang sama. Ewan Douglas sudah tidak terlihat selama seminggu," papar Daniel dengan penuh keyakinan. Mata Eoghan membaca layar ponselnya dengan cermat. Daniel baru saja mengirimkan data pribadi tentang Ewan. Rahang Eoghan mengeras saat dia menyadari bahwa pria yang sering ditemui Serena di belakangnya juga telah menghilang. Eoghan memejamkan matanya, mencoba mengusir pemikirannya tentang Serena dan Ewan yang mungkin saling mencintai dan memutuskan untuk kabur bersama. Kemarahan Eoghan semakin memuncak, rahangnya terkatup rapat ketika dia berpaling kepada Daniel. "Temukan mereka, hidup ata
Serena membuat keputusan untuk pergi kediaman Tim Cooker dengan harapan bisa menyusup dengan tenang tanpa ketahuan. Sesampainya di rumah Tim, Serena menyadari bahwa keadaan tidak sesuai dengan harapannya. Dia tidak menemukan Ewan di sana, tetapi justru terjebak dalam situasi yang lebih berbahaya. Tanpa bisa melarikan diri, dia dengan cepat disergap oleh tim keamanan Tim Cooker.Tim Cooker merasa terkejut dan bingung saat menemukan Serena di kediamannya. Ruangan itu terasa hening, kecuali suara langkahnya yang terdengar berdenting di lantai marmer. Dia tidak pernah menduga bahwa pencuri yang mencuri di kediamannya adalah wanita yang berhubungan dengan Eoghan. Saat Serena berdiri di hadapannya, pandangannya tergelitik oleh kebingungan dan ketidakpercayaan. "Nona Serena, apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya dengan suara lembut menyambut tamu, mencoba menyembunyikan kebingungannya di balik ekspresi yang berusaha tenang.Serena menatapnya dengan tatapan yang penuh kebencian, namun j
Udara sore yang sejuk menyambut Serena saat dia memasuki taksi, dan kendaraan itu segera melaju menjauh dari apartemen Eoghan. Setibanya di tempat tinggalnya, Serena langsung masuk ke dalam dan mulai melakukan rutinitas pindah yang telah dia rencanakan. Dia menghapus setiap jejak keberadaannya dengan cermat, memastikan tidak ada yang bisa mengungkap identitasnya. Sambil membersihkan apartemennya, Serena menghapus semua data di laptopnya. Dengan pandangan tajam, dia memilih dan menghapus file demi file, menghapus jejak digital dari keberadaannya di sana. Setelah selesai, dia meninggalkan laptopnya di dalam wastafel yang berisi air. Terakhir, Serena memandangi ruangan apartemennya. Dia merenung sejenak, mengenang semua momen yang pernah dia alami di sana. Namun, dengan tekad yang teguh, dia mengatasi rasa nostalgia itu dan kembali fokus untuk pergi ke bandara. Dia telah memesan tiket penerbangan yang berbeda dengan ibunya. Ibunya akan menyusulnya keesokan harinya. Dengan lang
Serena terkejut setelah mendengar pengakuan Curtis. Eoghan yang dikenalnya hanyalah seorang pria kaya mesum yang sangat royal dengan uangnya. Dia belum pernah melihat sisi lain dari Eoghan. Bahkan saat mabuk, pria itu sama sekali tidak terlihat berbahaya. Meskipun Eoghan pernah memperingatkan Serena bahwa Tim Cooker dan dirinya adalah orang yang berbahaya, Serena tidak mempercayainya. Baginya mereka hanyalah pria kaya raya yang suka menghambur-hamburkan uang. Serena menganggap Curtis hanya mencari kambing hitam atas kegagalannya mengelola Porrotin Gallery.Jemarinya terhenti saat memesan uber ke tempat tinggalnya. Seketika Serena mengubah tujuan Uber-nya menuju apartemen Eoghan. Jika yang dikatakan Curtis benar, apakah keberadaannya sebagai istri begitu penting bagi Eoghan? Di sepanjang perjalanan, Serena menduga-duga jika Eoghan tidak berbohong saat menungkapkan perasaan sukanya. Benarkah Eoghan akan melakukan apa saja untuknya? Perjalanan itu terasa begitu lama bagi Serena, ba
Serena membuka email dari Curtis Lewis, Direktur Porrotin Gallery, yang meminta maaf atas kesalahpahaman sebelumnya dan mengundang Serena untuk kembali bekerja di galeri. Curtis juga menjanjikan untuk membersihkan nama Serena.Serena, sebagai individu skeptis, tidak mudah tergoda oleh permintaan maaf, terutama dari seseorang yang pernah berbuat jahat kepadanya. Dia yakin bahwa ada motif tersembunyi di balik permintaan maaf tersebut.Meskipun ingin mengabaikannya, Serena tidak bisa menahan rasa ingin tahu. Dia kemudian mencari tahu tentang Porrotin Gallery melalui pencarian internet. Artikel demi artikel media masa menceritakan kisah krisis finansial galeri tersebut, termasuk kehilangan pendanaan dari sponsor utama dan pembatalan kerja sama penting dengan seniman ternama. Senyum Serena semakin melebar sedikit demi sedikit di wajahnya. "Hahaha," dia tertawa tidak bisa menahannya. Apakah ini yang disebut bahagia di atas penderitaan orang lain? Zoey yang masih berdiri di sana diam-diam
Sinar matahari pagi yang melewati jendela kamar Eoghan, menembus kelopak mata Serena. Kehangatan pagi itu membangunkannya dari tidur pulas semalam. Saat membuka mata, dia langsung mendapati Eoghan yang masih tertidur di sebelahnya. Hal itu tidak mengejutkannya, mengingat mereka telah sepakat untuk tidur di kamar yang sama untuk menjalin kedekatan. Mendapati dirinya yang mengenakan pakaian tidur lengkap yang hangat, Serena tersenyum lega karena berpikir mereka tidak melakukan apapun tadi malam. Dengan hati-hati, dia menggerakkan tubuhnya, berusaha tidak membangunkan Eoghan. Namun dia kembali berdiam diri karena merasakan hampir seluruh tubuhnya kaku dan pegal. "Berapa banyak alkohol yang kuminum semalam?" gumamnya. Bingung harus berbuat apa, dia bergeser pelan mendekati Eoghan. Menatap wajah tenang pria itu lebih dekat. Tiba-tiba kedua mata Eoghan terbuka begitu saja saat wajah Serena begitu dekat ke wajahnya. Sontak kedua mata Serena membulat, terkejut, dan malu. "Selamat pag
"Aku adalah ahli sejarah seni. Bukan kah tujuanku mendekati tuan Cooker waktu itu untuk melihat dora au boots, yang ini berbeda dengan yang pernah kulihat," jawab Serena, dengan senyuman di bibirnya.Eoghan tersenyum cerah menatap Serena. Wanita itu selalu bisa membuatnya tersenyum dan tertawa dengan tulus. "Sepertinya aku telah mempekerjakan seorang profesional untuk menjadi istriku. Mintalah kenaikan gaji karena aku memujimu," candanya kepada Serena."Eoghan Thornton, kau selalu berhasil menjadi pusat perhatian!" Seru seseorang tiba-tiba, datang menghampiri mereka.Satu lagi teman Tim Cooker yang tidak bisa diatur oleh pelayan. Dia adalah Braun Kingsley, si pemilik hotel mewah.Braun menarik kursi di sebelah Serena, dengan ekspresi ceria duduk di sebelahnya. "Persis seperti rumor yang baru saja beredar, Anda sangat cantik," sapanya dengan antusias.Eoghan menatap tajam ke arah Braun, dia serius saat mengatakan tidak ingin membagi pesona Serena kepada orang lain. "Dia adalah gadis ya