Di depan Manggis tower, Serena berdiri ragu untuk masuk ke dalam.
Sejak kemarin, hatinya bertanya bingung mengapa Tuan Cooker menunjukkan kemurahan hati dengan menawarkan kerja magang di perusahaan miliknya.Gadis itu yakin, tawaran kerja magang itu adalah jebakan dari tuan Cooker. Pria itu pasti ingin menghukumnya karena telah berbohong dengan nama Runa dan soal penyakit.Tapi, mungkin saja tuan Tim Cooker yang masih percaya dengan kebohongannya itu memang sosok yang dermawan dan murah hati."Apakah rumor tentang tuan Cooker yang memiliki yayasan beasiswa khusus untuk anak anak yang bernama Runa itu benar?" gumamnya sembari menatap pintu masuk Manggis Tower sekali lagi.Serena menarik napas dalam dan melangkah dengan tenang menuju meja informasi. Dengan riasannya, tidak ada yang akan mengenalinya sebagai Serena. Dia yakin akan hal itu, karena Eoghan tidak mengenalinya tadi malam.Sebenarnya dia melihat Eoghan di antara tamu Braun. Tetapi pria itu tampak seperti tidak mengenalinya.Serena tersenyum simpul kepada wanita di balik meja informasi, "Permisi, saya—, ""Serena!" Sebuah teriakan seorang wanita menghentikan perkataan Serena. "Benar, itu kau Serena!" Wanita itu menghampiri Serena dan tersenyum sinis.Grace Riley? Bagaimana dia bisa mengenaliku? Serena mengepal erat kedua tangannya. Wanita itu berbahaya karena mereka dulu pernah sama-sama berkerja di Galeri Porrotin."Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Grace.Diam tak menjawab pertanyaan Grace, Serena melihat wanita penjaga meja informasi dan Grace secara bergantian.Bagaimana jika Grace menyebarkan rumor buruk tentangnya? dan jati dirinya yang sebenarnya sampai ke telinga Tim Cooker? — batin Serena panik. Sebelum Ewan, partner mencurinya itu berhasil membawa kabur Dora au Boots, dia harus tetap menjalin hubungan baik dengan tuan Cooker. Dan yang terpenting identitas aslinya jangan sampai ketahuan.Serena melihat ke sekeliling, mencari jalan untuk kabur dari Grace. Ujung matanya menangkap sosok Eoghan bersama dengan beberapa orang yang mengikutinya, mereka berjalan di tengah-tengah menuju lift.Serena kembali menatap Grace, "Maaf, Anda salah orang."Grace menautkan kedua alisnya, menatap map yang dibawa oleh Serena, "Oh ya? ok, anggap aku salah orang. Lalu untuk apa kau datang ke sini? Masih ke sana ke mari melamar pekerjaan?" tanyanya bernada mencemooh.Lalu, kau sendiri mengapa ada di sini?— kesal batin Serena.Serena memilih mengabaikan Grace dan kembali ke wanita penjaga meja informasi, "Maaf, saya ingin menemui seseorang, tetapi tidak jadi," pamitnya.Wanita penjaga meja informasi mengangguk sopan, "Baiklah,"Namun, Grace segera menarik lengan Serana, "Tunggu, apa kau menghindariku?""Ada apa dengan Anda? aku datang untuk menemui orang itu," Serena menunjuk ke arah rombongan Eoghan dengan kesal, dan menoleh kembali ke arah Grace dengan yakin, "Aku tidak mengenal Anda!" tegasnya kesal."Aku tahu kau masih kesulitan mendapatkan pekerjaan yang sesuai. Jangan angkuh, sebaiknya terima saja pekerjaan pencuci piring di cafe milikku.""Lepaskan tanganku!" hardik Serena. Grace masih saja keterlaluan menghinanya. Padahal mereka pernah menjadi rekan kerja."Permisi, apakah yang Nona maksud adalah tuan Eoghan Thornton?" tanya wanita penjaga meja informasi menyela pertengkaran Serena dan Grace."Benar," jawab Serena yang masih menatap Grace tajam."Tuan Eoghan Thornton sedang berjalan—,""Apa hubunganmu dengan Eoghan Thornton?" tanya Grace memotong ucapan wanita penjaga meja informasi dengan cepat.Mengira wanita informasi ingin mengatakan Eoghan sudah berjalan pergi, Serena menjawab dengan penuh percaya diri, "Aku adalah istrinya Eoghan Thornton!"Grace tersenyum senang mendengar jawaban Serena, dia sangat yakin Serena hanya membual. Sebaliknya Serena bergidik ngeri melihat Grace tersenyum, sesuatu hal buruk pasti menimpanya."Tuan," wanita penjaga meja informasi menunduk dengan hormat kepada seseorang yang berdiri di belakang Serena, begitu juga dengan Grace."Kau istriku?" tanya Eoghan bernada heran.Mendengar suara pria itu, dengan panik Serena segera menutupi wajahnya dan bergegas kabur. Eoghan tidak boleh melihatnya. Lelaki itu sudah memberi batas yang jelas kepadanya agar mereka tidak perlu bertemu.Namun lagi lagi Grace menahan lengannya. "Tuan Thornton, dia hanyalah pelamar kerja yang mengaku-ngaku sebagai istri Anda. Maaf atas kehebohan ini."Eoghan melirik Grace yang mencengkram lengan Serena dengan erat. "Siapa namamu?" tanyanya kepada Grace."Grace Riley," jawab Grace tersenyum senang karena Eoghan menanyakan namanya.Sembari mengambil ponselnya, Eoghan tersenyum ramah membalas senyum Grace. "Hey, bisakah kau menyingkirkan orang yang bernama Grace Riley dari hadapanku sekarang?" pinta Eoghan setelah panggilan teleponnya terhubung.Permintaan Eoghan membuat Grace panik dan segera melepaskan lengan Serena.["Berhentilah memerintahku. Jika sudah bertemu wanitamu, bawa dia pergi,"] terdengar suara Tim bernada tidak senang di ujung saluran telepon.Baik dari segi usia dan dunia bisnis, Tim jauh lebih senior daripada Eoghan. Tetapi karena menjalin relasi dengan keluarga Thornton cukup mempengaruhi bisnisnya, dia memaklumi sikap arogansi Eoghan.Eoghan langsung memutuskan sambungan teleponnya begitu melihat Serena kembali mencoba kabur."Ikut aku!" titah Eoghan sembari menarik kerah baju Serena menuju pintu keluar gedung.Pria itu menyeret Serena menuju mobilnya yang telah menunggu di depan pintu lobby, meninggalkan Grace dan wanita penjaga meja informasi dalam kebingungan dengan pemandangan yang baru saja mereka lihat."Tadi saya hanya bercanda, maaf." Serena menunduk hormat, berharap Eoghan mengabaikan dan melepaskannya.Namun, Eoghan malah mendorongnya masuk ke dalam mobil."Mengapa membawa saya?" protes Serena kepada Eoghan yang telah duduk di sebelahnya, dan langsung menutup pintu mobil."Mengapa kau ada di Manggis tower?" tanya Eoghan pura-pura heran."Saya tidak perlu menjawabnya karena itu bukan urusan Tuan,"Eoghan mengamati Serena, gadis itu berpakaian rapi mengenakan kemeja putih lengan panjang dengan bawahan rok hitam panjang dan wig yang mengganggu penglihatannya, "Kau mencoba menggoda Tim dengan penampilan seperti ini? Tim tidak bisa ditemui oleh sembarangan orang," katanya bernada cemooh."Maaf, tuan Cooker yang memintaku untuk datang ke Manggis tower," balas Serena bernada bangga. Dia juga bukan sembarangan orang.Eoghan tertawa kecil mendengar jawaban Serena. "Wow, aku terkesan denganmu Nona Serena."Pertama, menjadi seorang pelayan di mansionku. Sekarang dengan trik yang sama mendekati Tim—Eoghan mencoba mencari jawaban atas kecurigaannya kepada Serena.Serena menatap Eoghan bingung, "Tuan bisa mengenali saya? padahal saya sedang menyamar menjadi orang lain."Benar, Grace juga bisa mengenalinya. Dia sudah memakai lensa kontak, dan rambut palsu. Apakah dia tidak berbakat dalam menyamar?"Apa kau—," Eoghan menjeda pertanyaannya demi menjawab panggilan ponselnya yang berdering. Caroline menghubunginya.Eoghan menjawab panggilan Ibunya, "Hai Mom. Aku sedang bekerja, jika tidak ada yang penting—,"["Mommy hanya ingin memberikan informasi, jika Daddy-mu dalam perjalanan ke Menhanttam. Dia serius akan menghapus namamu dari ahli warisnya,"] Suara Caroline terdengar lembut memotong perkataan Eoghan. Itu adalah ancaman."Terima kasih atas informasinya, Mom." Eoghan menutup panggilan teleponnya, dan kembali kepada Serena.Dia menatap Serena dengan serius. "Apakah kau objectophilia, yang menyukai benda mati secara berlebihan?" tebak Eoghan.Yang dicari Serena adalah benda seni yang ada di mansionnya, dan di kediaman Tim Cooker. Jadi, Eoghan sampai pada kesimpulan seperti itu."Hah?" Serena melongo, "Itu bukan urusan Tuan. Ke mana Tuan akan membawa saya?""Pergi mendaftarkan pernikahan kita," jawab Eoghan enteng."Tuan, saya benar benar minta maaf. Tadi saya hanya bercanda dengan wanita tadi," jelas Serena memelas. "Aku tidak akan memaafkan orang yang menjadikan namaku sebagai bahan bercandaan," tegas Eoghan. Wajahnya datar, menatap lurus ke depan. Daniel yang duduk di depan mereka sedang mengemudikan mobil menuju kantor pernikahan Menhanttam dengan tenang. Serena menatap siluet Eoghan dengan bingung, mencoba membaca isi pikiran pria itu. "Apakah Tuan benar-benar akan mendaftarkan pernikahan kita?" tanyanya hati hati. Eoghan menoleh ke arah Serena dan tersenyum miring, "Karena kau mengaku sebagai istriku, bukan kah lebih baik jika aku menjadi suamimu?" Serena dengan cepat menggeleng, "Tidak- tidak! Saya tidak mau menikah dengan tuan," jawabnya bersemangat sembari kedua tangannya menyapu-nyapu udara. "Mengapa? Apa kau lebih tertarik menjadi simpanan pria kaya tua seperti Tim?" ledek Eoghan. Serena menatap Eoghan jengah, mengapa pria itu mengira dirinya adalah wanita gold digger. Harga diri
Sejak masih di dalam kandungan, Serena tidak pernah bertemu dengan ayahnya. Baru berusia satu bulan, dia sudah berada di panti asuhan. Anak yang hidup sebatang kara tanpa memiliki privilege seperti dirinya harus berjuang berkali-kali lipat untuk bisa terus melanjutkan pendidikannya dengan beasiswa. Dan untuk mendapatkan pekerjaan, dia juga harus berjuang lebih keras.Selama ini, Serena menghabiskan hampir seluruh hidupnya untuk belajar, bekerja, dan mencari uang. Tanpa memiliki kehidupan sosial dan asmara. Sekarang, dia menikah? Dia baru saja melangsungkan pernikahan kilat. Benar-benar gila. Bagaimana bisa dia, yang telah menjalani hidup dengan penuh perjuangan, akhirnya terjebak dalam pernikahan yang bukan atas pilihannya sendiri?Serena menatap tajam tangan kanannya yang telah mengkhianatinya. Tangan itu menandatangani surat menikah karena tidak ingin Eoghan menggugatnya atas pencemaran nama baik. Rasanya seolah dia telah menyerahkan dirinya pada takdir yang tidak adil, merenggut se
Menyeret Serena ke biro pernikahan Menhanttam adalah di luar rencana Eoghan. Dia terpaksa menunda jadwal kegiatannya karena tidak ingin kehilangan kesempatan untuk membuat Serena menjadi istrinya dengan cepat. Setelah menyelesaikan pekerjaannya yang sempat tertunda, dia langsung segera pulang. Tidak sabar untuk mengganggu istri barunya itu.Suasana sangat tenang begitu Eoghan tiba di unit apartmentnya. Dia mendapati Serena tengah tertidur pulas di atas sofa ruang tengah ditemani oleh patung kelinci yang terbuat dari stainless steel. Itu adalah patung yang dibelinya seharga 50jt di pelelangan New York. "Kau selalu membuatku ingin mencari tahu lebih banyak tentangmu," gumam Eoghan seraya mengembalikan patung kelinci miliknya ketempat semula. Saat hendak menggedong istri barunya ke kamar tanpa membangunkannya, tiba-tiba dia mengurungkan niatnya. Eoghan pergi ke kamarnya, dan meninggalkan Serena di sofa. .***Keesokan paginya Serena yang tidur semalaman di sofa dibangunkan oleh suara
Eoghan tertegun melihat Serena yang berdiri di depan kamarnya. Sesampainya di apartmentnya, Eoghan langsung pergi mandi. Begitu keluar kamar, Serena sudah berdiri dengan cantik di depan kamarnya.Serena mengenakan gaun biru langit yang lembut, terbuat dari kain satin yang ringan dan tergerai lembut. Gaun tersebut memiliki potongan yang sederhana namun anggun, dengan leher bulat dan tanpa lengan. Kulit lengannya yang bening terekspos dengan cantik. Pita sutra kecil yang membingkai pinggangnya, menonjolkan bentuk tubuhnya dengan anggun.Serena merias wajahnya dengan sempurna. Blush on merah muda yang segar di kulit putihnya. Matanya diberi eyeshadow natural, eyeliner tipis dan mascara hitam. Bibirnya dipoles menggoda."Bagaimana?" suara ceria Serena mengagetkan Eoghan."Ternyata kau lumayan bisa diandalkan," puji Eoghan ala kadarnya. 'Lumayan katanya? aku mencoba berias sejak jam dua tadi!'–Teriak batin Serena tidak terima mendapat pujian ala kadarnya.Mengabaikan tatapan mematikan dari
Mengapa dirinya tiba tiba jadi hamil?Caroline dan Hunter menatap serius Serena, mereka menunggu jawaban yang akan keluar dari mulut kecil Serena.Serena menunduk memberi hormat. "Maaf, saya akan diam saja di pojokkan."Mendengar jawaban absurd Serena, Eoghan memasang senyum di wajahnya dan merangkul bahu Serena. "Kalian membuatnya takut. Aku yang tergila gila kepadanya, menghamilinya dan memaksanya menikah. Jadi jangan menekannya," pinta Eoghan dengan tenang tanpa ngegas.Hunter menghela napas, putra dan istrinya sama sama memiliki sifat keras. Jika sudah berkeinginan sulit untuk digoyahkan. "Baiklah, aku akan menerimanya sebagai bagian dari keluarga Thornton jika dia memberikanku cucu."Tetapi Caroline tetap tidak merubah pendiriannya, "Sayang, Putraku seharusnya menikah dengan wanita terhormat," gerutu Caroline karena suaminya tidak bisa tetap teguh menolak Serena."Serena lulusan NYU, dan dulu bersekolah di SMA Stuybesan," ungkap Eoghan. "Tidakkah itu cukup?" tanyanya kemudian."A
Eoghan memiliki meja kerja besar di ruangannya, tempat di mana banyak keputusan penting diambil. Di belakang meja, terdapat lukisan-lukisan seni modern yang elegan. Sorotan utamanya adalah jendela kaca besar yang memungkinkan cahaya matahari pagi masuk, memberikan pemandangan kota yang dinamis. Tirai minimalis di sisi-sisinya memungkinkan pengaturan cahaya. Dia menatap layar laptopnya dengan serius. Sofie, sekretaris pribadinya yang bertanggung jawab untuk memastikan segala sesuatunya berjalan lancar dan terorganisir dengan baik, seperti biasa memberikan update terkait laporan-laporan terbaru.Dengan penuh perhatian, Sofie membaca laporan-laporan terbaru yang telah disiapkan sebelumnya. Dia menganalisis data dengan teliti dan menyajikan informasi yang relevan kepada Eoghan dengan jelas dan singkat.".... direncanakan ada pertemuan dengan dewan direksi pada pukul 10 pagi, di ruang konferensi lantai 12—,""Sofie, apakah kau percaya dengan karma?" sela Eoghan, menghentikan penjelasan So
Karena tidak ingin membuang waktu, dengan sebuah taxi Serena segera pergi ke gedung VisionBS, kantor pusat perusahaan yang didirikan Eoghan. Dia bahkan tidak sempat untuk merubah penampilannya. Jadilah dia pergi dengan pakaian santai yang dikenakannya. Kaos putih longgar dan celana jeans biru yang nyaman. Rambutnya diikat messy bun yang kasual dengan beberapa helai lepas. Dengan sepatu sneakers putih dia siap melangkah masuk ke gedung VisionBS setelah turun dari taxi.Secara bersamaan, sebuah mobil mewah juga berhenti di belakang taxi yang ditumpangi Serena.Seorang wanita cantik bak model turun dari mobil mewah tersebut. Mia White tampil anggun dengan kardigan tweed broken white yang dipadu dengan rok lipit flowy warna senada, sepatu hak tinggi hitam yang elegan, dan tas Chanel hitam. Rambutnya terurai berkilau di setiap lekuknya.Begitu Mia berjalan dengan anggun, tiba tiba beberapa orang bergegas menyambutnya. Mereka bahkan menyingkirkan Serena yang hendak berjalan menuju pintu m
Eoghan merasakan desiran aneh dengan Serena. Dia berpikir itu adalah seperti ketertarikan karena majikan seperti dirinya sangat wajar menyukai pekerja yang tekun dengan pekerjaannya. Dan ingin mempertahankan pekerja tersebut menjadi orangnya.Dan Serena adalah seorang pekerja yang rajin itu.Tetapi...Mengapa dia sangat royal kepada Serena?Eoghan memperhatikan Serena yang sumringah menatap layar ponselnya. Bibir merah alami gadis itu kembali mengusiknya."Lalu... ada apa Tuan meminta saya datang ke sini?" tanya Serena dengan wajah ceria menghentikan pemikiran kotor Eoghan.Eoghan melirik ke arah meja kerjanya. Setumpuk dokumen ada di sana. "Ada hal penting, tapi, setelah aku menyelesaikan pekerjaanku," ucapnya sembari berjalan ke mejanya.Mendengar ucapan tak bertanggung-jawab Eoghan, Serena mendengus kesal, "Jika Tuan ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, mengapa meminta saya segera datang?""Duduklah dengan diam di sana!" perintah Eoghan. Memikirkan Serena yang mungkin meng
Di saat yang bersamaan, di kediaman Tim, dua orang anak buah Tim Cooker menerobos masuk ke dalam kamar Serena. Mereka menyeretnya keluar dengan kasar, tanpa memberinya kesempatan untuk berbicara. Serena meronta-ronta, mencoba melawan, tetapi usahanya sia-sia, tertindas oleh kekuatan mereka yang jauh lebih besar.Di ruangan bawah tanah, dalam kegelapan yang menakutkan, Serena samar-samar melihat Ewan. Temannya terlihat terluka, wajahnya pucat dan mata yang sembab dan sayu. "Serena..." gumam Ewan dengan suara serak. Tatapannya memohon, tetapi kedua tangan dan kakinya terikat, tidak bisa bergerak. Serena merasa nyalinya memudar saat melihat Ewan. Serena mencoba menghampiri Ewan lebih dekat. Namun, sebelum dia bisa melangkah, kedua anak buah Tim dengan kasar memasukkannya ke dalam kurungan yang terletak di sebelah Ewan.Mereka mengikat Serena dengan keras, memastikan bahwa dia tidak bisa melarikan diri. Serena merasakan tali yang meremas pergelangan tangannya, membuatnya merasa terceki
Yuri duduk di tepi tempat tidur di sebuah kamar megah yang sederhana. Suasana ruangan tersebut cukup tenang, dengan pencahayaan yang lembut dari lampu-lampu kecil di sudut-sudut ruangan. Sementara itu, di balik cermin satu arah yang tampak seperti kaca biasa di dalam kamar, Eoghan dan Daniel berdiri mengamati Yuri. Dari sana, mereka bisa melihat setiap gerakan Yuri tanpa dia menyadari sedang diawasi. Eoghan memandang Yuri dengan penuh perhatian. "Ada sesuatu yang aneh tentang dia," katanya kepada Daniel. Daniel mengangguk, tatapannya tak lepas dari sosok Yuri. "Ya, dia terlihat mirip dengan nona Serena." Eoghan mengerutkan kening, berpikir dalam-dalam. "Sepertinya kau melewatkan sesuatu," Daniel menunduk dengan rasa bersalah karena telah memberikan laporan kepada Eoghan mengenai Serena yang tidak memiliki sanak family. "Maafkan saya," Yuri, yang merasa dirinya sedang diawasi, berdiri dari tempat tidur dan berjalan ke cermin, menyentuh permukaannya dengan jemarinya. Tatapa
Sudah 2 kali 24 jam Eoghan masih belum mendapatkan petunjuk apapun mengenai keberadaan Serena.Malam itu dia berada di kediaman Serena dengan harapan menemukan jejak-jejak yang bisa mengantarnya pada Serena. Namun, tidak ada yang tersisa di sana. Serena telah membersihkan jejaknya dengan sangat baik. "Dia adalah pria yang sering ditemui nona Serena di Elysium. Mereka berasal dari panti asuhan yang sama. Ewan Douglas sudah tidak terlihat selama seminggu," papar Daniel dengan penuh keyakinan. Mata Eoghan membaca layar ponselnya dengan cermat. Daniel baru saja mengirimkan data pribadi tentang Ewan. Rahang Eoghan mengeras saat dia menyadari bahwa pria yang sering ditemui Serena di belakangnya juga telah menghilang. Eoghan memejamkan matanya, mencoba mengusir pemikirannya tentang Serena dan Ewan yang mungkin saling mencintai dan memutuskan untuk kabur bersama. Kemarahan Eoghan semakin memuncak, rahangnya terkatup rapat ketika dia berpaling kepada Daniel. "Temukan mereka, hidup ata
Serena membuat keputusan untuk pergi kediaman Tim Cooker dengan harapan bisa menyusup dengan tenang tanpa ketahuan. Sesampainya di rumah Tim, Serena menyadari bahwa keadaan tidak sesuai dengan harapannya. Dia tidak menemukan Ewan di sana, tetapi justru terjebak dalam situasi yang lebih berbahaya. Tanpa bisa melarikan diri, dia dengan cepat disergap oleh tim keamanan Tim Cooker.Tim Cooker merasa terkejut dan bingung saat menemukan Serena di kediamannya. Ruangan itu terasa hening, kecuali suara langkahnya yang terdengar berdenting di lantai marmer. Dia tidak pernah menduga bahwa pencuri yang mencuri di kediamannya adalah wanita yang berhubungan dengan Eoghan. Saat Serena berdiri di hadapannya, pandangannya tergelitik oleh kebingungan dan ketidakpercayaan. "Nona Serena, apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya dengan suara lembut menyambut tamu, mencoba menyembunyikan kebingungannya di balik ekspresi yang berusaha tenang.Serena menatapnya dengan tatapan yang penuh kebencian, namun j
Udara sore yang sejuk menyambut Serena saat dia memasuki taksi, dan kendaraan itu segera melaju menjauh dari apartemen Eoghan. Setibanya di tempat tinggalnya, Serena langsung masuk ke dalam dan mulai melakukan rutinitas pindah yang telah dia rencanakan. Dia menghapus setiap jejak keberadaannya dengan cermat, memastikan tidak ada yang bisa mengungkap identitasnya. Sambil membersihkan apartemennya, Serena menghapus semua data di laptopnya. Dengan pandangan tajam, dia memilih dan menghapus file demi file, menghapus jejak digital dari keberadaannya di sana. Setelah selesai, dia meninggalkan laptopnya di dalam wastafel yang berisi air. Terakhir, Serena memandangi ruangan apartemennya. Dia merenung sejenak, mengenang semua momen yang pernah dia alami di sana. Namun, dengan tekad yang teguh, dia mengatasi rasa nostalgia itu dan kembali fokus untuk pergi ke bandara. Dia telah memesan tiket penerbangan yang berbeda dengan ibunya. Ibunya akan menyusulnya keesokan harinya. Dengan lang
Serena terkejut setelah mendengar pengakuan Curtis. Eoghan yang dikenalnya hanyalah seorang pria kaya mesum yang sangat royal dengan uangnya. Dia belum pernah melihat sisi lain dari Eoghan. Bahkan saat mabuk, pria itu sama sekali tidak terlihat berbahaya. Meskipun Eoghan pernah memperingatkan Serena bahwa Tim Cooker dan dirinya adalah orang yang berbahaya, Serena tidak mempercayainya. Baginya mereka hanyalah pria kaya raya yang suka menghambur-hamburkan uang. Serena menganggap Curtis hanya mencari kambing hitam atas kegagalannya mengelola Porrotin Gallery.Jemarinya terhenti saat memesan uber ke tempat tinggalnya. Seketika Serena mengubah tujuan Uber-nya menuju apartemen Eoghan. Jika yang dikatakan Curtis benar, apakah keberadaannya sebagai istri begitu penting bagi Eoghan? Di sepanjang perjalanan, Serena menduga-duga jika Eoghan tidak berbohong saat menungkapkan perasaan sukanya. Benarkah Eoghan akan melakukan apa saja untuknya? Perjalanan itu terasa begitu lama bagi Serena, ba
Serena membuka email dari Curtis Lewis, Direktur Porrotin Gallery, yang meminta maaf atas kesalahpahaman sebelumnya dan mengundang Serena untuk kembali bekerja di galeri. Curtis juga menjanjikan untuk membersihkan nama Serena.Serena, sebagai individu skeptis, tidak mudah tergoda oleh permintaan maaf, terutama dari seseorang yang pernah berbuat jahat kepadanya. Dia yakin bahwa ada motif tersembunyi di balik permintaan maaf tersebut.Meskipun ingin mengabaikannya, Serena tidak bisa menahan rasa ingin tahu. Dia kemudian mencari tahu tentang Porrotin Gallery melalui pencarian internet. Artikel demi artikel media masa menceritakan kisah krisis finansial galeri tersebut, termasuk kehilangan pendanaan dari sponsor utama dan pembatalan kerja sama penting dengan seniman ternama. Senyum Serena semakin melebar sedikit demi sedikit di wajahnya. "Hahaha," dia tertawa tidak bisa menahannya. Apakah ini yang disebut bahagia di atas penderitaan orang lain? Zoey yang masih berdiri di sana diam-diam
Sinar matahari pagi yang melewati jendela kamar Eoghan, menembus kelopak mata Serena. Kehangatan pagi itu membangunkannya dari tidur pulas semalam. Saat membuka mata, dia langsung mendapati Eoghan yang masih tertidur di sebelahnya. Hal itu tidak mengejutkannya, mengingat mereka telah sepakat untuk tidur di kamar yang sama untuk menjalin kedekatan. Mendapati dirinya yang mengenakan pakaian tidur lengkap yang hangat, Serena tersenyum lega karena berpikir mereka tidak melakukan apapun tadi malam. Dengan hati-hati, dia menggerakkan tubuhnya, berusaha tidak membangunkan Eoghan. Namun dia kembali berdiam diri karena merasakan hampir seluruh tubuhnya kaku dan pegal. "Berapa banyak alkohol yang kuminum semalam?" gumamnya. Bingung harus berbuat apa, dia bergeser pelan mendekati Eoghan. Menatap wajah tenang pria itu lebih dekat. Tiba-tiba kedua mata Eoghan terbuka begitu saja saat wajah Serena begitu dekat ke wajahnya. Sontak kedua mata Serena membulat, terkejut, dan malu. "Selamat pag
"Aku adalah ahli sejarah seni. Bukan kah tujuanku mendekati tuan Cooker waktu itu untuk melihat dora au boots, yang ini berbeda dengan yang pernah kulihat," jawab Serena, dengan senyuman di bibirnya.Eoghan tersenyum cerah menatap Serena. Wanita itu selalu bisa membuatnya tersenyum dan tertawa dengan tulus. "Sepertinya aku telah mempekerjakan seorang profesional untuk menjadi istriku. Mintalah kenaikan gaji karena aku memujimu," candanya kepada Serena."Eoghan Thornton, kau selalu berhasil menjadi pusat perhatian!" Seru seseorang tiba-tiba, datang menghampiri mereka.Satu lagi teman Tim Cooker yang tidak bisa diatur oleh pelayan. Dia adalah Braun Kingsley, si pemilik hotel mewah.Braun menarik kursi di sebelah Serena, dengan ekspresi ceria duduk di sebelahnya. "Persis seperti rumor yang baru saja beredar, Anda sangat cantik," sapanya dengan antusias.Eoghan menatap tajam ke arah Braun, dia serius saat mengatakan tidak ingin membagi pesona Serena kepada orang lain. "Dia adalah gadis ya