Share

Frustasi

Author: ERIA YURIKA
last update Last Updated: 2022-03-31 16:20:57
“Bos, mau gabung enggak?”

“Ngapain?”

“Biasalah, belaga gak tahu. Gue share lock alamatnya.”

“Iya Sayang, sebentar,” Suara Fredi terdengar lembut, tapi bagiku malah menjijikan.

“Ayo, Bang,” terdengar suara perempuan di seberang telepon. Sudah bisa kutebak dia berada di klub malam, suara berisik musik, mulai terdengar mengeras

“Bos, udah dulu ya hehe.” Fredi malah tertawa kecil. Aku mendecak kesal, kebiasaan Fredi memang, ada masalah sedikit malah lari ke tempat begitu, belum tahu dia kalau di tinggal istri itu sangat menyiksa. Harus kucari ke mana kamu Dek, besok Bi Sumi pulang kampung. Sudah macam kuburan saja rumah kita ini. Haruskah aku ikuti saran Fredi? Bodo amat! yang penting keluar.

Di malam minggu jalanan memang selalu ramai. Pasangan berhilir mudik dari yang muda sampai yang sudah berumur. Ada yang hanya berdua ada juga yang membawa serta anak-anal mereka. Sedangan, aku duduk di pojokkan cafe. Sendirian menikmati kehangatan mereka dari jauh. Tuhan dan dunia selalu punya cara
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
April New
beda bab kok isi sama sich...
goodnovel comment avatar
Vien⭐
tolong dichek ulang lagi mbk tiap babnya biar pembaca tidak kecewa... jangan sampai isinya sama persis dibab yg beda
goodnovel comment avatar
Vien⭐
udah 2 kali lo di bab yang judulnya beda tapi isinya sama banget. bikin malas ae thor udah bela2in ngemisi point buat buka bab eh sama plek. ini gimana sie? lupa atau sengaja?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Ketika Suami Mulai Bosan   Siapa Orang Itu

    Sialan orang ini! Memanfaatkan orang yang tak berdaya. Ponsel! Dia mengambil ponselku.Ingin sekali mencegahnya tapi tiba-tiba terdengar pintu mobil di tutup, pergi ke mana orang itu. Setelah berhasil mengambil ponselku dia meninggalkanku begitu saja. Ya Tuhan, andai aku tak keluar tadi. Sesaat pintu terbuka lagi, aku bisa mendengarnya. Lalu tak lama bisa kurasakan seseorang menyentuh bibirku untuk memasukkan sebuah tablet. Rasanya tak asing, pahit dan bentuknya sama seperti obat vertigoku.Tak lama sepertinya sebuah botol minuman kemasan dia berikan padaku. Kesadaranku masih belum hilang meski rasanya untuk membuka mata sudah berat sekali, sekalinya bisa pandanganku malah kabur. Siapa dia, kenapa rasanya tak asing? Dia bahkan tahu obat yang kubutuhkan, tak mungkin dokter ‘kan? Mobil melaju lagi, entah dia akan membawaku ke mana, tak lama setelah mobil berhenti, dia kembali memapahku. Kuedarkan pandangan meski gelap dan samar-samar, jelas aku hafal sekali. Ini rumahku, tak mungkin bisa

    Last Updated : 2022-03-31
  • Ketika Suami Mulai Bosan   Rasa Kemanusiaan

    “Mah, kita ke sana ya?” Suara Raina menarik kesadaranku kembali. “Ke mana, Sayang?” “Katanya Mamah mau ke toko buku, kok malah di sini?” “Engga jadi Sayang, kita pulang aja.” “Ih jangan pulang Mah, aku mau beli buku cerita.” “Lain kali aja, oke.” Posisi Cafe dan toko buku saling berseberangan. Aku hanya khawatir kalau Bang Irwan melihat kami. Apa lagi dia duduk tepat di samping jendela. “Hay Adek-adek cantiknya Om.” Suara seorang pria tiba-tiba terdengar mendekat. “Arga.” Saat pandangan kami bertemu baru kusadari pria itu Arga, anak kecil cengeng yang dulu sering sekali menangis di pinggiran sekolah. Dia yatim piatu, tak kusangka kami akan bertemu lagi, bahkan menjadi tetangga samping rumah. Setidaknya aku bersyukur dia bisa hidup dengan baik. Setelah keluargaku pindah ke luar kota mengikuti ayah yang dipindah tugaskan, aku sudah tak pernah lagi tahu kabat tentang Arga. Pada akhirnya aku melupakan segalanya tentang anak itu. Dia yang dulu selalu mengisi hari-hariku dengan penuh

    Last Updated : 2022-03-31
  • Ketika Suami Mulai Bosan   Haruskah Aku Terima

    Aku pulang ke rumah ibu, menjemput anak-anak. Di sana sudah memberondongku dengan berbagai macam pertanyaan. “Buat apa sih masih peduli sama laki-laki macam itu?” tanya Ayah yang terlanjur emosi. “Kasihan, Yah.” “Enggak usah di kasihani orang seperti itu Sa, nanti ngelunjak.” “Dia kan masih Papahnya anak-anak, kalau kenapa-kenapa mereka juga pasti sedih.” “Kamu itu jangan terlalu baik Sa, nanti di injak-injak terus, sekali-kali kan kamu bisa tegas.” “Aku kurang tegas apa Yah, bukankah sudah kuajukan surat gugatan cerai? Cuma ‘kan Bang Irwannya sendiri yang enggak mau tanda tangan, jadi prosesnya di persulit.” “Biar Ayah yang paksa dia tanda tangan, kurang ajak memang tuh orang. Harus di beri pelajaran, seenaknya menggantung anak orang.” “Istigfar Yah, jangan pakai kekerasan terus.” Ibu mulai membuka suara, dia pun duduk mende “Ayah udah sabar Bu, kalau bukan ngelihat Nisa udah Ayah hajar dari dulu pas tahu seena

    Last Updated : 2022-03-31
  • Ketika Suami Mulai Bosan   Siapa Lelaki Itu

    “Nisa!” Tak ada sahutan sama sekali. Aku susuri setiap ruangan, tak kutemukan sosoknya di mana pun, hingga sampai ke meja makan, rasanya ada yang berbeda tudung saji itu, sudah lama tak pernah berada di atas meja makan. Penasaran, kubuka benda bulat yang di hiasi kain bunga-bunga Nisa yang menjahitnya sendiri. Makanannya berubah, sepiring sop ayam yang di atasnya masih terlihat kepulan asap terlihat begitu menggoda, tak mungkin ini buatan Bi Sumi, jelas dia berada di kampungnya.Benar saja, setelah kucek CCTV Nisa lah yang mengantarku semalam.Tanpa sadar seutas senyum melengkung di bibirku membayangkan saat semalam jarak kita begitu dekat, sayangnya aku tak berdaya, andai aku bisa menahanmu sebentar saja.Kalau masih cinta, kenapa tak tetap tinggal di sini Sa, baiklah akan kuturuti maumu.Kebetulan hari ini akhir pekan, setellah memakan sarapan yang di masak Nisa, aku menuju kediaman Bang Raka, aku tak peduli kalau harga diriku di injak-injak di sana, lebih baik kehilan

    Last Updated : 2022-03-31
  • Ketika Suami Mulai Bosan   Pertemuan

    “Saya yakin suatu hari pasti Nisa ke sini.”“Sudah lah Wan ibu pusing, kamu ini apa gak bosan tiap hari ke sini, masih banyak kan perempuan di luar sana, lepas Nisa, apa susahnya Wan? kamu bisa nikah lagi sama wanita mana pun.”“Saya gak bisa Bu, saya masih ingin mempertahankan rumah tangga kita.”“Mau sampai kapan kamu gantung Nisa wan, kasihan dia mau memulai hidup baru dengan orang lain pun kamu persulit.”“Aku masih menyukai Nisa Bu, bantu saya kali ini saja, ini permintaan terakhir saya, Cuma ibu yang bisa bantu saya.”“Ibu gak bisa.”“Ya sudah, besok aku ke sini lagi, dan ini, saya mau minta tolong titip buat Nisa Bu.”Kuberikan segepok uang ke tangan ibu mertua, sebulan ke belakang Nisa memblokir rekeningnya aku tak tahu nomor rekening barunya.“Gak usah kamu bawa aja lagi.”“Enggak Bu, ini hak Nisa sama anak-anak, saya gak bisa me

    Last Updated : 2022-04-01
  • Ketika Suami Mulai Bosan   Memancing

    “Kamu ini bicara apa Santi? Kenapa enggak terus terang? Apa maksudmu?” Wanita itu menjauh selangkah dari tempatnya berdiri, saat mata kami bertemu cepat-cepat dia berpaling ke arah lain.“Memang kenyataannya begitu kok,” ucapnya enteng.Tapi masih tak berani menatap lawan bicara, malah memandang jendela Cafe, di sampingnya.Dia cantik tapi sayang munafik!Kupandangi gadis ini dengan detail, penampilannya sedikit berubah, lebih tertutup.Kini netraku berpindah ke bagian bawah, sesekali kakinya tampak di gerak-gerakkan asal, lalu kembali ke atas, raut wajahnya begitu tak enak dipandang ada gelisah yang terukir jelas di sana.“Kamu lebih percaya aku atau dia Sa?” tanyaku.“Aku percaya sama apa yang mataku lihat!” jawabnya tanpa menoleh.“Dan aku juga percaya apa yang aku lihat, bisa-bisanya kamu pacaran sama berondon

    Last Updated : 2022-04-01
  • Ketika Suami Mulai Bosan   Kenapa Bukan Aku Saja?

    “Aku? Mancing apa?” Wanita itu malah memasang wajah suci tanpa dosanya.“Mancing lele di kubangan!” ucapku.Nisa hanya mengerutkan dahi, heran mungkin, sudah tak aneh bagiku, semoga saja dia tak melakukan hal ini pada laki-laki lain, terlebih pada Arga, bocah tengil yang tinggal di samping rumahku. Apa aku harus pindah? Sepertinya harus kupikirkan dari sekarang, bisa bahaya kalau dia semakin gencar mengejar Nisa.“Ayo sayang kita pulang!” Nisa menarik ke dua tangan putriku, terlihat sedikit memaksa.“Kamu gak mau nolong Abang?”Dia menghentikan langkahnya sedikit memutar kepala, melirikku sekilas tapi tak lama malah melanjutkan jalannya lagi.“Abang masih bisa jalan, pergi aja ke klinik, tuh sebelah sana! Kelihatan dari sini.”Memang benar yang dia katakan aku masih baik-baik saja, masih sanggup jalan

    Last Updated : 2022-04-01
  • Ketika Suami Mulai Bosan   Tak Sejalan

    Aku sengaja berdehem, hingga membuatnya sedikit gelagapan, mungkin terkejut dengan kehadiranku yang tiba-tiba.“Abang sejak kapan di sini? Maaf ya Adek gak denger Abang masuk ini, sebentar ya.” Nisa langsung bangkit dari tempatnya mengambil tas kerjaku meletakkannya di ruang kerjaku.Penasaran dengan apa yang membuat Nisa sefokus itu, kubuka laptopnya, rupanya di sedang menulis sesuatu, seperti sebuah cerita, tapi rasanya ini bukan sebuah diari lebih seperti novel romans, dia menulis kah?“Abang kopinya?” Secangkir kopi panas dia suguhkan di atas meja ruang tamu tepat di hadapanku.“Kamu nulis apa? Novel?”“Ya Bang, iseng aja, Abang baca ya? Aku jadi malu.” Nisa malah salah tingkah, dia benar-benar terlihat malu, sedang aku hanya tersenyum kecut menatap datar wajahnya yang malu-malu.“Kenapa? Abang gak suka?”

    Last Updated : 2022-04-01

Latest chapter

  • Ketika Suami Mulai Bosan   Tak Ada Cinta yang Sempurna

    “Aku kan udah bilang Abang gak perlu lakuin ini! Kenapa Abang malah nekat? Sekarang aku sama siapa? Aku bener-bener sendirian.”Samar-samar kudengar suara perempuan terus mengoceh. Sepertinya letaknya tak jauh, tetapi karena telingaku yang sedikit berdengung jadi membuyarkan segalanya. Benarkah kamu takut kehilanganku, Sa? Sebagai apa, papahnya anak-anak atau suamimu? Aku masih berusaha membuka mata yang asih terasa berat sedang wanita di sampingku masih saja terus menangisi diriku, ah dia pikir aku selemah itu, hanya donor darah saja akan membuatku kehilangan nyawa.Rendah sekali penilaianmu padaku Nisa!“Abang jahat tahu gak, di saat aku benar-benar ingin...hiks hiks hiks.”Akhirnya aku berhasil membuka mataku pelan-pelan, bisa kulihat dengan jelas kalau wanita itu benar-benar Nisa, dia tengah duduk di sampingku sembari menunduk ke dekat lenganku.Kuusap pucuk kepalanya den

  • Ketika Suami Mulai Bosan   Cuma ini yang Bisa Kulakukan

    Baru saja kaki ini melangkah beberapa kali, tiba-tiba sosok laki-laki dengan perawakan tinggi datang mendekat ke arah Nisa, dari kejauhan bisa kulihat laki-laki itu seolah tengah memberi kekuatan pada Nisa. Entah apa yang mereka bicarakan terlalu sakit untuk mendekat bahkan jika itu hanya satu langkah.Kau tak butuh aku kah Nisa? Jika memang kamu bahagia bersama dia, aku ikhlas!“Bang Irwan, tunggu!” Baru saja kuputar tubuh ini untuk kembali ke mobil. Suara perempuan yang amat akrab di telinga, malah berteriak memanggilku. Gegas kuputar kembali badanku menghadap ke arah sumber suara.“Abang!” Kenapa, ada apa sebenarnya mata Nisa mengembun, lalu tak lama dia malah berlari ke arahku.“NISA!” Hampir saja dia tertabrak motor yang melintas dengan cepat.Bukannya segera menghindar Nisa malah tetap berdiri mematung di tengah jalan. Dia ini kenapa, raut wajahnya kenapa begitu frustasi? Bahunya bahkan sampai naik turun. Pengend

  • Ketika Suami Mulai Bosan   Asalkan Kamu Baik-baik Saja

    Sejenak kami menikmati saat kedua mata itu saling menatap. Kami sama-sama rindu, tetapi kenapa rasanya sulit sekali bersatu. Aku tahu bukankah kamu juga rindu Sa, dari sorot mata aku bisa tahu ada kerinduaan yang mendalam.Kenapa malah memilih jalan yang sulit, kalau kita bisa kembali? Masih ada waktu sebelum sidang keputusan itu di gelar seminggu lagi.“Masih ada waktu Sa, pikirikan semuanya baik-baik! Datang ke persidangan sekali saja, aku pamit. Jaga kesehatan ya!” ucapku.“Boleh kucium keningmu sekali Sa ....”“Enggak, berhenti jadi orang yang enggak tahu diri!”“Kenapa memangnya? Aku bakal lakuin apa pun selagi itu bisa membuatmu kembali.”“Anda pikir saya akan luluh dengan semua perlakuan anda, enggak semudah itu.”“Mudah, selama masih ada cinta di hatimu, aku gak akan menyerah.”“Terserah, hiduplah semau Anda!”Nisa pun pergi meneruskan langkahnya yang sempat t

  • Ketika Suami Mulai Bosan   Andai Saja Dapat Memutar Waktu

    “Bangun!” Suara lembut Nisa membangunkan tidurku, bisa-bisanya aku tidur di sini“Anda mau bangun atau mau saya panggilkan satpam?”“Astaghfirrullah Sa, kamu kok jadi kejam begini?”“Kenapa memangnya? Ini rumah saya, saya berhak menentukan siapa yang boleh masuk,” ucapnya.Aku tahu Sa, kamu hanya sedang berpura-pura kejam. Lihatlah dirimu! Kau bahkan tak berani menatap wajahku, kalau memang benar-benar membenci harusnya kau melihat ke arah mataku memandang, agar aku tahu dengan jelas kalau kamu tengah menantang. Kalau begini, kamu hanya membuatku gemas saja Nisa. Kamu tak cocok berperan jadi wanita jahat.“Kenapa Anda tersenyum?”“Kamu lebih cocok akting jadi bidadari." Dia sedikit mendecak, lalu tak lama mengerlingkan matanya malas, tangannya kini mulai bergerak membuka gembok.“Mau ke mana?” tanyaku.“Macul!”“Hahhaha." Dari sekian banyak kata kenapa juga dia harus

  • Ketika Suami Mulai Bosan   Aku cuma Mau Kita Pisah

    Kata-katanya itu, yang dia ucapkan barusan kenapa begitu menusuk, kalau kamu bisa mempercayaiku sedalam itu lalu kenapa kamu malah jatuh cinta lagi pada wanita lain.“Benar kan kamu yang menyuruhnya ke sini!”Ah perasaan ini kenapa juga mataku tiba-tiba menghangat, kubanting daun pintu dengan keras, menutupnya tanpa peduli dia masih berdiri di luar sana.Tapi tangan Bang Irwan secepat kilat menahan agar pintu itu tak cepat tertutup.“Pergi saya bilang! Anda gak mengerti bahasa manusia! Kalau saya bilang pergi ya pergi!”“Saya akan pergi, kalau kamu berhenti berpura-pura, untuk apa merendahkan dirimu demi membuatku cemburu Nisa?”“Iti hakku! Anda tidak punya hak mengatur hidup saya!”“Cukup Nisa!” Bang Irwan menarik tubuh ini, menenggelamkan pada dada bidang miliknya.“Mau sampai kapan

  • Ketika Suami Mulai Bosan   Sarapan

    Luka ini belum pulih seutuhnya, tapi kamu malah hadir membawa belati, menusuknya semakin dalam, mengoyak hingga perih kembali mendera.~~Aku menyerah pada takdir, kalau hanya aku yang berjuang bagaimana bisa rumah yang tiang-tiangnya sudah rapuh di makan usia tetap kokoh berdiri. Apalagi yang kamu lakukan dengan sengaja merobohkan satu persatu tiang itu tanpa kenal ampun pada akhirnya rumah itu akan runtuh, tinggal menunggu waktu. Terlalu banyak kata maaf yang terucap. Sejenak biarkan aku menyendiri, merenungi nasib diri yang juga berhak bahagia. Tak ada pernikahan yang sempurna, akan datang masa di mana kesakitan menyelimuti hari. Memang menyesakkan, tetapi selagi raga mampu di gerakkan maka kehidupan akan terus berjalan.Aku pernah meyakini, ini hanya tentang ujian, bukan akhir sebuah ikatan suci. Sekali lagi, pasti bisa di perbaiki tentu saja harus bisa di kembalikan seperti semula. Kuulangi kalimat itu setiap hari, jam , hingga waktu

  • Ketika Suami Mulai Bosan   Perjuangan Belum Berakhir

    “Mana ada Sa, sampai mati pun kamu akan tetap jadi istriku.”Begitu mendengarnya Nisa malah duduk di trotoar menghadap pada tanah lapang yang ditumbuhi semak belukar, hujan yang terus mengguyur kotaku akhir-akhir ini, membuat tanaman-tanaman liar ini tumbuh lebih cepat, padahal biasanya di musim kemarau tempat ini begitu gersang.“Aku udah gak mau, terlalu sakit Bang, buat hidup sama-sama lagi kayak dulu.” Nisa membuka suara lagi, netranya mulai mengembun.“Percaya sama Abang Sa, kali ini Abang janji gak akan pernah lagi nemuin Santi, apa pun alasannya,”“Terus yang di rumah sakit itu apa? Abang bilang mau melupakan Santi, tapi kenyataannya? Di saat aku percaya kalau Abang udah berubah, malah Abang....”Nisa terlihat menghirup nafas sejenak, lalu bibirnya sedikit bergertar, seolah yang dia katakan sangat menyakitkan.“Malah apa?&

  • Ketika Suami Mulai Bosan   Tak akan Ada Pisah

    Aku ingin menebus semua kesalahanku padamu Sa, dulu memang kita hampir tak pernah sejalan, masih teringat dengan jelas saat kamu sering kali mengalah mengikuti kemauanku meski itu bertentangan dengan dirimu, seperti saat kamu tak ingin menunda kehamilan dengan mengikuti program keluaganya berencana, kamu menurut saja saat kubilang aku tak ingin punya anak dulu sebelum kehidupan kita membaik.Tuhan ternyata mendengar doaku, Dia mengabulkannya 11 tahun penantian, setelah kami punya segalanya, Tuhan baru berkenan menitipkan amanahnya pada kami, Raina dan Reina. Ucapan itu mampu menjadi penentu takdir kehidupan, di masa depan.~~“Gak akan ada kata pisah di antara kita Sa,” ucapku.Nisa tak menjawab, hanya menatapku datar tanpa ekspresi.“Ayo bangun kita salat subuh, abis itu lari pagi!” Kutarik lengannya agar dia segera bangkit dari tempat tidur.“Lari pagi? Enggak ah Abang aja.&

  • Ketika Suami Mulai Bosan   Tak Sejalan

    Aku sengaja berdehem, hingga membuatnya sedikit gelagapan, mungkin terkejut dengan kehadiranku yang tiba-tiba.“Abang sejak kapan di sini? Maaf ya Adek gak denger Abang masuk ini, sebentar ya.” Nisa langsung bangkit dari tempatnya mengambil tas kerjaku meletakkannya di ruang kerjaku.Penasaran dengan apa yang membuat Nisa sefokus itu, kubuka laptopnya, rupanya di sedang menulis sesuatu, seperti sebuah cerita, tapi rasanya ini bukan sebuah diari lebih seperti novel romans, dia menulis kah?“Abang kopinya?” Secangkir kopi panas dia suguhkan di atas meja ruang tamu tepat di hadapanku.“Kamu nulis apa? Novel?”“Ya Bang, iseng aja, Abang baca ya? Aku jadi malu.” Nisa malah salah tingkah, dia benar-benar terlihat malu, sedang aku hanya tersenyum kecut menatap datar wajahnya yang malu-malu.“Kenapa? Abang gak suka?”

DMCA.com Protection Status