Share

Haruskah Aku Terima

Aku pulang ke rumah ibu, menjemput anak-anak. Di sana sudah memberondongku dengan berbagai macam pertanyaan.

“Buat apa sih masih peduli sama laki-laki macam itu?” tanya Ayah yang terlanjur emosi.

“Kasihan, Yah.”

“Enggak usah di kasihani orang seperti itu Sa, nanti ngelunjak.”

“Dia kan masih Papahnya anak-anak, kalau kenapa-kenapa mereka juga pasti sedih.”

“Kamu itu jangan terlalu baik Sa, nanti di injak-injak terus, sekali-kali kan kamu bisa tegas.”

“Aku kurang tegas apa Yah, bukankah sudah kuajukan surat gugatan cerai? Cuma ‘kan Bang Irwannya sendiri yang enggak mau tanda tangan, jadi prosesnya di persulit.”

“Biar Ayah yang paksa dia tanda tangan, kurang ajak memang tuh orang. Harus di beri pelajaran, seenaknya menggantung anak orang.”

“Istigfar Yah, jangan pakai kekerasan terus.” Ibu mulai membuka suara, dia pun duduk mende

“Ayah udah sabar Bu, kalau bukan ngelihat Nisa udah Ayah hajar dari dulu pas tahu seena

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status