Share

Rasa Kemanusiaan

“Mah, kita ke sana ya?” Suara Raina menarik kesadaranku kembali.

“Ke mana, Sayang?”

“Katanya Mamah mau ke toko buku, kok malah di sini?”

“Engga jadi Sayang, kita pulang aja.”

“Ih jangan pulang Mah, aku mau beli buku cerita.”

“Lain kali aja, oke.” Posisi Cafe dan toko buku saling berseberangan. Aku hanya khawatir kalau Bang Irwan melihat kami. Apa lagi dia duduk tepat di samping jendela.

“Hay Adek-adek cantiknya Om.” Suara seorang pria tiba-tiba terdengar mendekat.

“Arga.” Saat pandangan kami bertemu baru kusadari pria itu Arga, anak kecil cengeng yang dulu sering sekali menangis di pinggiran sekolah. Dia yatim piatu, tak kusangka kami akan bertemu lagi, bahkan menjadi tetangga samping rumah. Setidaknya aku bersyukur dia bisa hidup dengan baik. Setelah keluargaku pindah ke luar kota mengikuti ayah yang dipindah tugaskan, aku sudah tak pernah lagi tahu kabat tentang Arga. Pada akhirnya aku melupakan segalanya tentang anak itu. Dia yang dulu selalu mengisi hari-hariku dengan penuh
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status