"Segitu tersipunya kamu menyentuh tubuhku, Yu!" ucap pangeran Agnreandel. Ia segera mengambil beberapa helai rambut perak kebiruan itu dan menciumnya.Wajahku semakin memerah. Karena kegugupanku, akhirnya aku membentur kepala pangeran Agnreandel dengan dahiku."Akkhh!!"Pangeran Agnreandel segera spontan memegang dahinya dan duduk di pinggirang ranjang. Karena jarak yang sudah melonggar, aku segera duduk dan mundur. Lalu, aku segera memeluk bantal dan menatap pangeran Agnreandel dengan tatapan datar. Ia hanya tersenyum canggung."Orang berbahaya terdeteksi!"Aku tidak henti memandangi sosok Sang Pangeran yang sedang mengusap keningnya. Pangeran Agnreandel segera berdiri tegak untuk memakai pakaian tidurnya. Aku terus memperhatikan wajah, tubuh, tinggi, lebar, hingga pergerakannya, dan matanya.Aku menekan daguku pada bantal dan kedua bagian bibirku semakin saling menekan begitu juga dengan kelopak mataku yang sedikit menyipit. Aku berpikir, 'Aku juga jadi sangat mencintaimu, karena ka
"Ya Agnre, ibunda tahu... Apa ibunda boleh tahu apa yang sedang kamu pikirkan?"Pangeran Agnreandel mengatakan, "Ini mengenai cerita yang Yu sampaikan padaku..."Pangeran Agnreandel melihat sudut bibir Ratu Osfellia yang naik."Sepertinya, ia mulai mempercayai dirimu... Kalau begitu... katakan padanya kalau ibunda ingin segera berbicara dengannya!"Pangeran Agnreandel terheran, "Kenapa ibunda malah tiba-tiba...?""Sebelum jam makan malam di taman bunga mawar! Ibunda tunggu disana!" Ratu Osfellia berbalik meninggalkan putranya yang masih heran.***Malam hari sebelum makan malam, aku memperhatikan pekerjaan chef di dapur. Lalu, aku memberikan beberapa saran pada chef kerajaan."Ini luar biasa, putri!" ucap kepala chef. "Saya tidak menyangka kalau saya bisa diajari langsung oleh anda! Saya ingin sekali belajar di restoran keluarga anda yang sampai saat ini populer dengan makanan barunya, namun saya tidak punya waktu untuk itu.""Saya senang membantu, paman!" ucapku sambil tersenyum. "Ba
Seorang maid datang menghampiri ratu Osfellia. "Mohon maaf, Yang Mulia! Saatnya jam makan malam!"Sang Ratu mengangguk, "Kita akan bicara bersama di lain waktu, Lady Viyura!" Ratu Osfellia segera melangkah."Dengan senang hati saya akan menerima undangan dari anda, Yang Mulia!" Aku memberi hormat kepada Sang Ratu.Saat sosok Sang Ratu tidak terlihat, pangeran Agnreandel segera menghampiriku."Apa kamu tadi menangis?" Tangan Pangeran Agnreandel menggesek bagian bawah mataku dengan tatapan tajamnya seperti biasa. "Dan, apa yang kalian bicarakan tadi!?"Aku segera melangkah cepat sambil memikirkan ingatanku tentang kakek Clauderic. "Rahasia wanita! Kamu tidak seharusnya mengetahuinya!" ucapku dengan tersenyum."Apaan itu!?" Pangeran Agnreandel segera menyusulku.Kami berjalan bersama di kloridor istana, menuju ruang makan keluarga kerajaan. "Kapan kamu akan kembali memanggil namaku itu, Yu!?""Entahlah!" Aku mempercepat langkahku."Apa segitunya kamu sulit mempercayai diriku sepenuhnya?
Setelah puas pangeran Agnreandel tertawa, ia menghela nafas dengan raut wajahnya yang berubah jadi sedih. "Bukankah kamu lupa dengannya dan melakukan banyak hal dengan bahagia dan melupakan sosoknya begitu saja? Aku melihatnya...""..." Suasana sepi sejenak, aku menunggu ia mengeluarkan suaranya."Aku melihatnya mati di depan mataku. Ia mati karena melindungimu.""Setelah kejadian itu, aku tidak melihatmu di acara pemakamannya. Aku mencarimu... Aku diam-diam mengunjungi ke kediamanmu dan melihatmu bersama dengan keluargamu tanpa ada rasa perasaan sedih karena terbunuhnya kakekku."Aku tercengang dan saat itu air mataku tidak berhenti mengalir. 'Tapi ini benar-benar berbeda dari jalan cerita di buku itu! Aku tidak tahu itu! Ini sangat berbeda! Kamu pantas membenciku! Aku memang penjahat!'"Setelah hari itu, aku tahu bahwa kamu..."Belum selesai pangeran Agnreandel berbicara, aku segera menarik tanganku dan menyembunyikan wajahku dengan kedua lenganku. Aku merasa tidak pantas menunjukk
'Pandanganku semakin kabur,' pikir pangeran Agnreandel.Lalu, tiba-tiba pandangannya gelap, dan beberapa detik setelahnya, pandangannya kembali."Siapa kamu?!"Aku tersentak saat mendengar suara tersebut berasal dari mulutnya. Aku bingung, terheran dan berbalik untuk melihat sosoknya. Dari tatapannya, ia benar-benar tidak mengenalku.Tetapi...Aku merasa tatapannya sama dengan orang itu saat aku pertama kali menatap matanya.***Di kota yang megah yang memiliki banyak gedung-gedung menjulang tinggi, seorang pria berpakaian rapi yang terlihat formal sedang mengendarai mobil mewah berwarna biru Dongker sendirian. Tatapannya sangat tajam. 'Kenapa ia tiba-tiba menghilang!?''Disaat aku hampir meraih tangannya, ia menghilang di hadapanku.''Aku berpikir itu adalah mimpi, tetapi ia benar-benar menghilang sejak itu.'Pria tersebut terus terbenam di pikirannya sambil fokus menatap jalan raya. Sebuah mobil mulai memasuki gerbang yang mana gerbang tersebut mengelilingi gedung dengan arsitektu
Aku menoleh ke belakang perlahan dan melihat sepasang matanya yang benar-benar tidak mengenaliku. Tetapi tatapannya masih sama meskipun ia sepertinya tidak mengenaliku. Aku tersentak dan kemudian mendekat padanya dan mencoba menyentuh wajahnya.Ia kaget karena aku tiba-tiba mendekat dan ia segera menepis tanganku. Tubuhku terasa mulai bergetar, namun aku menahan ekspresiku yang mulai ketakutan dengan menundukkan wajahku."Aku tidak mengenalimu! Dan, jangan beraninya kamu menyentuhku!" Ia menunjukkan wajahnya yang kejam. Aku jelas melihatnya apalagi ia disinari cahaya dari kembang api.'Apa ada orang yang masuk ke dirinya seperti kami? Dan... apakah ia akan tetap mencintaiku?' Aku merunduk dengan tatapan yang sedih. "Ma, maaf!" Ucapku dengan suara kecil. Namun, orang itu tersentak saat ia mendengar suaraku dengan disertai ekspresi yang aku tunjukkan.Kembang api terus menyala. Disaat tidak ada lagi suara ledakan, malam kembali sunyi. Cahaya dari batu sihir di ruangan ini kembali meny
"Aku hanya penasaran kenapa senyumanmu sangat menarik.""..."Aku tidak dapat membalas ucapannya karena pastinya aku terkejut, hingga suasana pun menjadi canggung. Aku segera memasang kembali earphone pada kedua telingaku dan kembali mengerjakan tugasku.Ia masih duduk di sebelahku dan memperhatikan pekerjaanku. Ia bahkan mengkoreksi pekerjaanku dan membantuku dalam menyelesaikannya.Setelah pekerjaanku tadi usai, kami membicarakan banyak hal hingga hal aneh seperti apa yang terjadi pada kita setelah kematian dan apakah tuhan itu benar-benar ada."Aku selama ini berpikir... Apakah ada kehidupan setelah kematian terjadi?" Tanya pria itu padaku.Aku mengatakan, "Kamu bingung dengan hal tersebut? Kalau menurut pemahamanku dengan banyak hal yang ku perhatikan selama ini... Manusia memiliki ruh dan tubuh manusianya. Dan setelah manusia mati, ruh meninggalkan tubuhnya sedangkan tubuhnya kembali ke bumi.""Kalaupun tuhan memang ada... Yang pastinya kita akan tahu ada atau tidak setelah kemat
"Owh.... Sepertinya, berita ini sudah menyebar luas."***Di hari tersebut, ratu Osfellia datang ke kamar putranya."Ia tertidur...""Cepatlah bangun, putraku!" Wanita bersurai sama dengan putra mahkota segera mengusap lembut wajah putranya. Lalu, ia segera mengecup dahi pangeran Agnreandel yang masih tertidur di ranjang."Wanita yang kamu cintai, menunggu dirimu!""Selamatkan dia!""Ibunda mempercayaimu!""Ibunda mohon... Berbahagialah bersama dengannya! Kemampuan dirinya bahkan mungkin bisa menyelamatkan kita...""Tuhan akan selalu memberikan yang tebaik untuk takdir kita.""Ini juga demi ibunda dan juga...""Kakekmu!"***Di kerajaan tertangga yang bernama kerajaan Lezarion, seorang putra mahkota mendengar kabar yang mengejutkan dari bawahannya. Ia sedang duduk santai di sebuah sofa yang mana seseorang wanita sedang berbaring dan tertidur yang sedang menjadikan pahanya menjadi bantal. Tangan Sang Putra Mahkota sedang mengelus lembut surai wanita tersebut."Viyuranessa Roseary...?"