"Lalu, bagaimana kondisinya saat ini?" Aku menanyakan tentang pria yang selalu ada di pikiranku."Ya... kondisi emosinya memuncak dan ia bahkan mengintimidasi siapapun yang mengganggunya terutama saat ia melihatku. Tatapannya sangat tajam hingga terasa dahiku jadi jebol!"Aku segera menyentuh kedua bahu adikku, tanpa sadar tanganku bergetar. "Jangan dekati dia, Zu! Tolong menjauh darinya bahkan jangan berbicara satu kata pun dengannya!""Ya, kak! Aku selalu waspada! Kenapa kak Yu jadi khawatir berlebihan?""Entahlah, jauh di dalam alam sadarku, aku tidak ingin membiarkan dirimu mendekat padanya! ...!?"Tiba-tiba sebuah ingatan terlintas di pikiranku, sebuah ujung pedang yang mengarah ke diriku. Dan, aku melihat ekspresi yang sangat kejam dari pria di hadapanku.Celzuru memperhatikan diriku yang tiba-tiba terdiam sambil menyentuh dahiku sendiri."Kak Yu! Ada apa? ... Kok diam saja?"Ia melihat air mataku mulai turun dan tubuhku bergetar. Aku mengatakan, "Tolong, Zu! Sedikitpun, jangan
"Putra mahkota mengatakan alasannya membiarkan lady Frossel mendekatinya karena ia telah menyelamatkan ratu?"Aku mengangguk, "Ya karena itulah agar hal itu tidak terjadi, aku akan melarikan diri! Lagipula, aku juga tidak mau diduakan!" Lalu, aku terkekeh."Apa mungkin kamu ingin ia terlihat tertekan karena tanpa dirimu di sisinya?""Hem... Mungkin saja itu salah satunya! Di lubuk hatiku, aku juga ingin ia merasakan bagaimana tiada orang yang dicintai di sisinya. Bukankah aku terlihat jahat? Melarikan diri setelah ia mengatakan kalau ia mencintaiku. Haha.""Ya, ia sangat kesal dan tatapannya lebih mengintimidasi dari sebelumnya saat di akademi. Tapi akhir-akhir ini, ia masih mengurus persiapan peperangan di istana, jadi kami bekerja keras untuk mengurus tugas dewan siswa.... Hemm... Kalau tanpa Lina di sisiku, pastinya aku akan lebih kesal lagi dibanding dirinya!""Hahaha, waktu kamu pertama kali mengungkapkan perasaanmu pada Lina, aku terkejut! Apalagi kamu tiba-tiba sangat agresif m
'Aku juga harus membantu mereka!' pikirku. Aku segera turun dari pohon dan memakai pakaian dan armor prajurit kerajaan Diamondver yang ku dapatkan dari kakakku. Helm zirah ini membuat wajahku hanya terlihat bagian mata.Dengan kecepatan maksimal dan hawa keberadaan yang sengaja ku hilangkan, aku segera masuk ke pasukan kakakku. Di belakang kakakku, aku mensuport dirinya saat ia menyerang semua musuh. Karena elemen sihir yang ku miliki mirip dengan kakakku, mereka bahkan tidak menyadari kalau beberapa serangan dilakukan olehku. 'Pengalaman kak Sen di medan perang membuat sihirnya lebih kuat dari diriku dalam hal fisik. Untuk teknik sihir, ia hanya melakukan pergerakan yang cepat,' batinku. Aku melihat kakakku bergerak dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi dariku hingga ia berhasil menebas pasukan depan musuh dengan sangat cepat.***Beberapa jam sudah berlalu, akhirnya pangeran Agnreandel berhasil membuat lawan menyerah setelah ia menjatuhkan pemimpin mereka. Pasukan musuh dipimpin
Di tengah malam, aku terbangun. Aku tersadar bahwa diriku sedang berada di gua yang mana aku sedang berduaan dengan pangeran Agnreandel. Aku segera duduk dan menoleh ke belakang untuk melihat apakah keberadaan pria itu masih ada disini.'Ia masih ada di sini... Aku harus berpamitan padanya dulu! Jika aku tiba-tiba pergi dari sini, ia mungkin akan mencurigaiku.' Aku segera merangkak untuk mendekatinya yang sedang tertidur dengan posisi duduk dan bersandar pada dinding gua. Sebelum berniat membangunkannya, aku menatap lekat wajahnya karena aku merasa sangat merindukannya.Tatapan lembut terbentuk di mataku, aku mulai menepuk-nepuk pelan wajah pria itu. Saat ia terbangun, aku tersentak karena ia tiba-tiba memelukku."Yu!""...." Aku terdiam dengan iris unguku yang mulai turun. "...Jangan pergi dariku!""...!? Hem... Rean!?" Aku tersentak hingga aku tersadar bahwa aku harus menyadarkan dirinya bahwa diriku bukanlah wanita yang ia cari. "Hemm.... Rean! Kamu kesurupan apa hingga memelukku
Aku sedang mengintai aktivitas acara kelulusan akademi Diamond itu dari sebuah pohon besar dengan teropong. Langit malam yang gelap membuat sosokku tidak terlihat oleh penjaga akademi dan bahkan beberapa prajurit kerajaan hingga beberapa kesatria termasuk kakakku, Senrio yang ikut mengawasi pesta kelulusan ini.'Wanita itu!' aku menggigit bibir bawahku karena menahan kesalanku. 'Aku benar-benar tidak menyukai wanita ini! Ini berkebalikan dengan yang terjadi di novel. Viyuranessa mencoba membunuh Si Protagonis karena kekesalan dan rasa cemburu yang semakin menjadi. Namun, Viyuranessa hanya bisa mengenai lengannya karena hati lembutnya tidak bisa menyakiti orang lain. Lalu, Sang Pangeran segera memberi hukuman eksekusi di esok harinya.'"Nngh!!!" Tiba-tiba, aku merasa denyutan di kepalaku. Aku melihat hal terlintas di pikiranku. Aku memandangi sebuah pisau yang ku pegang dengan tangan yang bergetar. "Dengan cara ini aku akan menyusul kalian semua dan menyelamatkan Zu!" Ucapku di inga
Aku merasakan tubuhku bergetar hingga kakiku lemas. Aku terduduk di lantai dengan air mata yang mengguyur di wajahku. 'Ku mohon diriku! Bergeraklah Viyuranessa Roseary! A, a, adikku! Zu!''Ku mohon...! Bergerak!' Aku memaksakan tubuhku untuk berdiri, namun kecepatannya sangat lambat karena tubuh yang masih bergetar ini."Hanya!!? Kamu pikir nyawa ratu serendah itu bagimu!?" Ucap pangeran Agnreandel dengan emosionalnya yang sudah memuncak.Aku melihat pangeran Agnreandel sedang mengeluarkan pedangnya dari sarung pedangnya. Ia semakin mendekat ke posisi Celzuru yang sedang tidak sadarkan diri. Semua orang yang melihat pun tersentak, kecuali satu orang. Melihat ketidakberdayanya Celzuru, Jesshiena tersenyum.'Rasakan itu! Ia mengatakan kalimat terlarang itu dan kemudian pangeran marah, ini seperti di jalan cerita walaupun sedikit berbeda...''Wanita ini memang bodoh! Aku berhasil memancingnya!"Neanraken mencoba mendekati Pangeran Agnreandel dengan melawan sihir angin itu dengan tekatnya
Nean segera menghampiri ketiga orang itu, namun ia juga terhalangi oleh dinding batu dan dinding semu tersebut. "Zu!" Saat itu Neanraken Oestiarl melihat mata Celzurunessi Roseary terbuka dan dengan cepat wanita bersurai pink sakura itu segera memeluk punggung kakaknya untuk menenangkan kakaknya."Tenanglah, Kak Yu!"Aku pun tersentak dan segera terduduk lemas di lantai dengan telapak tanganku yang menempel pada lantai. Aku bergumam dengan senyum kecil, "Sepertinya, aku hilang kendali lagi! Maaf, Zu!"'Lagi!?' batin pangeran Agnreandel. Ia mengingat kembali aku yang sedang menatap tajam dirinya. "Aku tak apa-apa, kak! Kak Yu tenanglah!" ucap Celzuru."Ya, aku tahu itu!" ucapku dengan sedikit tersenyum. Melihat Celzuru baik-baik saja, aku merasa sangat senang. "Bukankah, diriku memang cocok menjadi penjahat?"Pangeran Agnreandel pun menatap canggung kepadaku, 'Sekarang, matanya berubah...' Jantungnya berdebar saat melihat senyuman dari bibir lembutku yang basah karena aku banyak bica
Pandanganku lurus kedepan tanpa mengarah ke dirinya. Aku mengatakan, "Ya, aku memang marah! Tetapi, aku tidak akan pernah bisa membencimu... Ngh!" Tiba-tiba kepalaku berdenyut dan sebuah ingatan singkat tergambar di pikiranku. Melihatku yang tiba-tiba bereaksi memegang kepalaku dengan terlihat dari wajahku sedikit menahan kesakitan, pangeran Agnreandel segera berada di hadapanku dan bertanya tentang keadaanku. Terlihat dari wajahnya yang penuh kekhawatiran hingga ia memeluk tubuhku dengan erat dengan kepala yang menyelip di sisi leherku. Tangan yang lebar memegang belakang kepalaku dan mengelusnya perlahan."Yu! Katakan apa yang terjadi!""Kak Yu!" Zu juga ikut khawatir pun menghampiriku. Tidak hanya dia, Lina yang jauh dari posisi kami pun segera berlari mendekatiku.Tentunya saja kalau tubuhku sedang tidak bereaksi karena pikiranku fokus melihat gambaran ingatan tersebut.Yang ku lihat di ingatanku yaitu disaat diriku, Viyuranessa Roseary berada di tengah pesta, ia membawa sebuah p