Di tengah malam, aku terbangun. Aku tersadar bahwa diriku sedang berada di gua yang mana aku sedang berduaan dengan pangeran Agnreandel. Aku segera duduk dan menoleh ke belakang untuk melihat apakah keberadaan pria itu masih ada disini.'Ia masih ada di sini... Aku harus berpamitan padanya dulu! Jika aku tiba-tiba pergi dari sini, ia mungkin akan mencurigaiku.' Aku segera merangkak untuk mendekatinya yang sedang tertidur dengan posisi duduk dan bersandar pada dinding gua. Sebelum berniat membangunkannya, aku menatap lekat wajahnya karena aku merasa sangat merindukannya.Tatapan lembut terbentuk di mataku, aku mulai menepuk-nepuk pelan wajah pria itu. Saat ia terbangun, aku tersentak karena ia tiba-tiba memelukku."Yu!""...." Aku terdiam dengan iris unguku yang mulai turun. "...Jangan pergi dariku!""...!? Hem... Rean!?" Aku tersentak hingga aku tersadar bahwa aku harus menyadarkan dirinya bahwa diriku bukanlah wanita yang ia cari. "Hemm.... Rean! Kamu kesurupan apa hingga memelukku
Aku sedang mengintai aktivitas acara kelulusan akademi Diamond itu dari sebuah pohon besar dengan teropong. Langit malam yang gelap membuat sosokku tidak terlihat oleh penjaga akademi dan bahkan beberapa prajurit kerajaan hingga beberapa kesatria termasuk kakakku, Senrio yang ikut mengawasi pesta kelulusan ini.'Wanita itu!' aku menggigit bibir bawahku karena menahan kesalanku. 'Aku benar-benar tidak menyukai wanita ini! Ini berkebalikan dengan yang terjadi di novel. Viyuranessa mencoba membunuh Si Protagonis karena kekesalan dan rasa cemburu yang semakin menjadi. Namun, Viyuranessa hanya bisa mengenai lengannya karena hati lembutnya tidak bisa menyakiti orang lain. Lalu, Sang Pangeran segera memberi hukuman eksekusi di esok harinya.'"Nngh!!!" Tiba-tiba, aku merasa denyutan di kepalaku. Aku melihat hal terlintas di pikiranku. Aku memandangi sebuah pisau yang ku pegang dengan tangan yang bergetar. "Dengan cara ini aku akan menyusul kalian semua dan menyelamatkan Zu!" Ucapku di inga
Aku merasakan tubuhku bergetar hingga kakiku lemas. Aku terduduk di lantai dengan air mata yang mengguyur di wajahku. 'Ku mohon diriku! Bergeraklah Viyuranessa Roseary! A, a, adikku! Zu!''Ku mohon...! Bergerak!' Aku memaksakan tubuhku untuk berdiri, namun kecepatannya sangat lambat karena tubuh yang masih bergetar ini."Hanya!!? Kamu pikir nyawa ratu serendah itu bagimu!?" Ucap pangeran Agnreandel dengan emosionalnya yang sudah memuncak.Aku melihat pangeran Agnreandel sedang mengeluarkan pedangnya dari sarung pedangnya. Ia semakin mendekat ke posisi Celzuru yang sedang tidak sadarkan diri. Semua orang yang melihat pun tersentak, kecuali satu orang. Melihat ketidakberdayanya Celzuru, Jesshiena tersenyum.'Rasakan itu! Ia mengatakan kalimat terlarang itu dan kemudian pangeran marah, ini seperti di jalan cerita walaupun sedikit berbeda...''Wanita ini memang bodoh! Aku berhasil memancingnya!"Neanraken mencoba mendekati Pangeran Agnreandel dengan melawan sihir angin itu dengan tekatnya
Nean segera menghampiri ketiga orang itu, namun ia juga terhalangi oleh dinding batu dan dinding semu tersebut. "Zu!" Saat itu Neanraken Oestiarl melihat mata Celzurunessi Roseary terbuka dan dengan cepat wanita bersurai pink sakura itu segera memeluk punggung kakaknya untuk menenangkan kakaknya."Tenanglah, Kak Yu!"Aku pun tersentak dan segera terduduk lemas di lantai dengan telapak tanganku yang menempel pada lantai. Aku bergumam dengan senyum kecil, "Sepertinya, aku hilang kendali lagi! Maaf, Zu!"'Lagi!?' batin pangeran Agnreandel. Ia mengingat kembali aku yang sedang menatap tajam dirinya. "Aku tak apa-apa, kak! Kak Yu tenanglah!" ucap Celzuru."Ya, aku tahu itu!" ucapku dengan sedikit tersenyum. Melihat Celzuru baik-baik saja, aku merasa sangat senang. "Bukankah, diriku memang cocok menjadi penjahat?"Pangeran Agnreandel pun menatap canggung kepadaku, 'Sekarang, matanya berubah...' Jantungnya berdebar saat melihat senyuman dari bibir lembutku yang basah karena aku banyak bica
Pandanganku lurus kedepan tanpa mengarah ke dirinya. Aku mengatakan, "Ya, aku memang marah! Tetapi, aku tidak akan pernah bisa membencimu... Ngh!" Tiba-tiba kepalaku berdenyut dan sebuah ingatan singkat tergambar di pikiranku. Melihatku yang tiba-tiba bereaksi memegang kepalaku dengan terlihat dari wajahku sedikit menahan kesakitan, pangeran Agnreandel segera berada di hadapanku dan bertanya tentang keadaanku. Terlihat dari wajahnya yang penuh kekhawatiran hingga ia memeluk tubuhku dengan erat dengan kepala yang menyelip di sisi leherku. Tangan yang lebar memegang belakang kepalaku dan mengelusnya perlahan."Yu! Katakan apa yang terjadi!""Kak Yu!" Zu juga ikut khawatir pun menghampiriku. Tidak hanya dia, Lina yang jauh dari posisi kami pun segera berlari mendekatiku.Tentunya saja kalau tubuhku sedang tidak bereaksi karena pikiranku fokus melihat gambaran ingatan tersebut.Yang ku lihat di ingatanku yaitu disaat diriku, Viyuranessa Roseary berada di tengah pesta, ia membawa sebuah p
"Bagus! Menurutlah padaku, Yu! Kamu milikku yang berharga bahkan lebih dari kerajaan ini!" Ia pun berdiri sambil mengangkat tubuhku."Huh!? Aku bisa berdiri sendiri!"Banyak orang-orang yang mengucapkan maaf padaku karena mereka tidak memiliki kesempatan meminta maaf saat kejadian di festival. Kebanyakan dari mereka berpikir agar aku tidak merasa terpuruk hingga kembali melarikan diri dari sisi Putra Mahkota. Pangeran Agnreandel pun membiarkanku berdiri tegak untuk meladeni orang-orang.Aku hanya mengangguk sambil tersenyum sebagai tanda minta maaf mereka diterima.Lina menghampiri dan segera memelukku sambil menangis, "Viyura! Jangan pernah mencoba menghancurkan dirimu lagi!""Ah, iya maaf membuat mu khawatir, Lina!" Aku segera menyentuh ubun-ubunnya dan mengelusnya dengan lembut."Syukurlah kamu baik-baik saja, lady Viyura!" Ucap Leitte Verk yang juga menghampiriku. Aku tersenyum dengan raut yang bersemangat, "Haha, terima kasih, tuan Leitte!"Jauh dari sana, Derald Felixis hanya t
Keesokan harinya, aku terbangun dan tersentak saat pandangan pertama saat bangun adalah wajah pria yang ku cintai.'Wajahnya yang terlihat tenang sungguh menawan, apalagi terlihat dari sedekat ini!' batinku. Wajahku memanas disaat merasakan nafasnya. 'Aku ingin menyentuhmu...'Tiba-tiba aku bergumam, "Re..." Aku terdiam dan mengunci rapat mulutku. 'Jika aku menyebut nama itu, aku...!'Aku segera menuruni ranjang dan tentunya berniat membuka gorden jendela. Namun, aku merasakan sebuah tangan menggenggam pergelangan tanganku. Saat aku menoleh, tangannya segera menarik tanganku hingga aku merangkak di atas ranjang. "Kamu mau kemana, Yu?"Aku mengerutkan dahiku disaat melihat matanya masih terpejam."Kamu ini masih tidur atau sudah sadar, sih?" Ucapku. Ia masih terpejam dan aku melihat kelopak matanya sedikit ada pergerakan. Tatapanku menjadi semakin datar. "Kalau mau pura-pura tidur tidak usah digerakkan juga bola matamu itu!"Ia pun perlahan membuka matanya. "Hoo... seperti itu car
Pangeran Agnreandel tersentak disaat diriku menatap dirinya dengan iba. Ia lebih dikejutkan dengan aliran air yang mulai turun dari sudut mataku.Pria di hadapanku merasa heran, "Bisa kamu jelaskan kenapa kamu menangis? Jangan bilang kalau kamu sendiri juga tidak tahu, seperti yang biasa kamu katakan."Aku menggelengkan kepalaku, wajahku mulai naik dan bibirku menyentuh lembut bibirnya. Lalu, aku menatap lekat sepasang iris Red Diamondnya."Aku teringat hal menyedihkan... Kemungkinan itu hanya mimpi. Tapi..."Aku melingkarkan lenganku pada lehernya dengan kepala yang mulai masuk ke sela leher dan bahunya, "...Hal tersebut terasa nyata.""Apakah aku boleh tahu hal apa itu?" Ucapnya dengan rasa yang sangat penasaran meskipun ia tahu kalau aku tidak akan mengatakannya."Tentu saja tidak!" Lalu, aku segera melepaskan pelukanku dan duduk di sisi ranjang dengan kakiku yang menyentuh lantai. "Aku mau berdiskusi dengan Zu dulu! Baru aku bisa memutuskan harus mengatakan rahasia besar kami pada