"Bagus! Menurutlah padaku, Yu! Kamu milikku yang berharga bahkan lebih dari kerajaan ini!" Ia pun berdiri sambil mengangkat tubuhku."Huh!? Aku bisa berdiri sendiri!"Banyak orang-orang yang mengucapkan maaf padaku karena mereka tidak memiliki kesempatan meminta maaf saat kejadian di festival. Kebanyakan dari mereka berpikir agar aku tidak merasa terpuruk hingga kembali melarikan diri dari sisi Putra Mahkota. Pangeran Agnreandel pun membiarkanku berdiri tegak untuk meladeni orang-orang.Aku hanya mengangguk sambil tersenyum sebagai tanda minta maaf mereka diterima.Lina menghampiri dan segera memelukku sambil menangis, "Viyura! Jangan pernah mencoba menghancurkan dirimu lagi!""Ah, iya maaf membuat mu khawatir, Lina!" Aku segera menyentuh ubun-ubunnya dan mengelusnya dengan lembut."Syukurlah kamu baik-baik saja, lady Viyura!" Ucap Leitte Verk yang juga menghampiriku. Aku tersenyum dengan raut yang bersemangat, "Haha, terima kasih, tuan Leitte!"Jauh dari sana, Derald Felixis hanya t
Keesokan harinya, aku terbangun dan tersentak saat pandangan pertama saat bangun adalah wajah pria yang ku cintai.'Wajahnya yang terlihat tenang sungguh menawan, apalagi terlihat dari sedekat ini!' batinku. Wajahku memanas disaat merasakan nafasnya. 'Aku ingin menyentuhmu...'Tiba-tiba aku bergumam, "Re..." Aku terdiam dan mengunci rapat mulutku. 'Jika aku menyebut nama itu, aku...!'Aku segera menuruni ranjang dan tentunya berniat membuka gorden jendela. Namun, aku merasakan sebuah tangan menggenggam pergelangan tanganku. Saat aku menoleh, tangannya segera menarik tanganku hingga aku merangkak di atas ranjang. "Kamu mau kemana, Yu?"Aku mengerutkan dahiku disaat melihat matanya masih terpejam."Kamu ini masih tidur atau sudah sadar, sih?" Ucapku. Ia masih terpejam dan aku melihat kelopak matanya sedikit ada pergerakan. Tatapanku menjadi semakin datar. "Kalau mau pura-pura tidur tidak usah digerakkan juga bola matamu itu!"Ia pun perlahan membuka matanya. "Hoo... seperti itu car
Pangeran Agnreandel tersentak disaat diriku menatap dirinya dengan iba. Ia lebih dikejutkan dengan aliran air yang mulai turun dari sudut mataku.Pria di hadapanku merasa heran, "Bisa kamu jelaskan kenapa kamu menangis? Jangan bilang kalau kamu sendiri juga tidak tahu, seperti yang biasa kamu katakan."Aku menggelengkan kepalaku, wajahku mulai naik dan bibirku menyentuh lembut bibirnya. Lalu, aku menatap lekat sepasang iris Red Diamondnya."Aku teringat hal menyedihkan... Kemungkinan itu hanya mimpi. Tapi..."Aku melingkarkan lenganku pada lehernya dengan kepala yang mulai masuk ke sela leher dan bahunya, "...Hal tersebut terasa nyata.""Apakah aku boleh tahu hal apa itu?" Ucapnya dengan rasa yang sangat penasaran meskipun ia tahu kalau aku tidak akan mengatakannya."Tentu saja tidak!" Lalu, aku segera melepaskan pelukanku dan duduk di sisi ranjang dengan kakiku yang menyentuh lantai. "Aku mau berdiskusi dengan Zu dulu! Baru aku bisa memutuskan harus mengatakan rahasia besar kami pada
Pangeran Agnreandel melangkah menghampiri diriku. Ia melihat para maid. "Kenapa mereka hanya berdiri disana?"Semua maid tersentak dan tubuh mereka semakin bergetar apalagi tatapan mengintimidasi Sang Pangeran mengarah ke mereka."Aku hanya tidak ingin disentuh banyak orang," ucapku yang segera beranjak dari kursi. Mendengar jawabanku, para maid terlihat sedikit lebih lega.Bukannya menghadap pangeran Agnreandel, aku malah menghadap Sang Putri. "Kalau ia tidak mau, aku bisa mengajarimu!" Aku mulai tersenyum dengan tulus. Putri Ellaineandel tersentak lalu tatapannya turun memikirkan hal tersebut."Apa yang kalian bicarakan?" Ucap pangeran Agnreandel penasaran.Ellaine segera menghadap sosok kakaknya, "Kakanda! Ajari aku cara untuk bertarung!"Ia melirik diriku dan aku segera menoleh ke arah lain dengan tersenyum kaku, "... Kalau kamu memang ingin melindungi dirimu sendiri, baiklah! Kamu bisa mengikutiku saat aku berlatih sendiri!"Aku melihat Ellaine sangat bersemangat. Ia segera memel
"Kenapa kamu jadi sering naik darah akhir-akhir ini?"Aku menunjuk tanganku yang enggan ia lepas pegangannya dari tadi. Aku mengatakan, "Karena kamu sering memegang tanganku, jantungku terus berdetak lebih cepat dari biasanya! Aliran darah cepat mengalir di peredaran darah dan tentunya membuat tubuhku memanas! Tentu saja tekanan darah naik! Aku berkeringat dan aku lapar lagi! Dah lah, abaikan!"Ia melihat wajahku yang cemberut. Entah apa yang dipikirkannya, ia mencubit pipiku dan menariknya sedikit."Kalau marah kamu jadi mengatakan semua yang kamu pikirkan," ucapnya sambil terkekeh. Aku mengerutkan dahiku hingga jarak sepasang alisku saling mendekat ke mata. Aku membuang muka hingga cubitannya pada pipiku terlepas, "Hemph!""Ya... mungkinkah kamu ingin pergi makan, Yu?" ucapnya.Aku mengangguk dengan bersemangat, "Melihat matahari sudah ada tepat di atas kepala, aku putuskan untuk makan siang di restoran Roseary!" Tanpa sadar, aku menarik tangannya untuk mengikuti langkahku untuk se
Saat sarapan pagi, aku dan pangeran Agnreandel sarapan pagi bersama Duke dan Duchess Roseary. Setelah menghabiskan hidanganku, aku mengatakan pada ayahku, "Ayahanda! Putra Mahkota memintaku tinggal di istana karena jika aku tinggal di asrama, ia tidak bisa menjagaku! Ia juga mengatakan kalau posisi tunangannya ini banyak diluar sana yang mengincar nyawaku!""Ya, Viyura! Lalu, bagaimana dengan adikmu, Celzuru?""Hem, itu aku akan memintanya untuk tinggal di istana juga! Tapi, kalau ia tidak ingin, aku tidak bisa memaksanya, ayahanda!"Ayahku hanya mengangguk setuju. Seperti biasanya, ia membiarkan kami bebas dan pastinya ia akan selalu mengawasi kami.Aku berpikir, 'Untungnya kejadian di acara itu tidak tersebar luas hingga ke telinga ayah! Kejadian tersebut dibungkam karena tidak ingin hukuman pada Jesshiena Frossel dibesar-besarkan secara luas. Lagipula, tidak ada korban jiwa pada kejadian tersebut karena alibi Jesshiena Frossel yang hanya ingin membalas dendam pada adikku.'Setelah
Ia mendorong tubuhku hingga aku berbaring di ranjang dan dirinya berada di atas tubuhku dengan menumpu beban tubuhnya dengan lutut dan tangannya yang berada di samping sisi tubuhku. "Yu! ... Apa kamu masih ingat saat pertama kali kita bertemu... Ah, bukan, saat pertama kali kita berbicara!?""..." Aku terdiam dan kemudian teringat saat pertama kali Viyuranessa berbicara dengan putra mahkota disaat mereka masih anak-anak. Terbentuk rona merah di pipiku. Aku segera mengangguk pelan sambil melirik ke arah lain.Pangeran Agnreandel membentuk seringai pada bibirnya. Ia segera meraup bibirku sambil menatap lekat iris Blue Diamondku. Aku bisa melihat dari tatapannya yang tajam, terlihat sangat sedih. Di sela ciuman itu, aku segera menyelipkan tanganku ke sisi lehernya. Tangan kananku mulai naik menyentuh belakang kepalanya. Dan, tangan kiriku turun menyentuh lembut tengkuknya. Ia tersentak saat aku menyipitkan mataku sambil menarik dirinya hingga wajahnya terbenam di tubuh atasku."Apa ya
"Lalu, bagaimana dengan Si Protagonis?""Protagonis apaan sih, kak? Ia adalah karakter antagonis di cerita ini! Dan akhirnya, wanita itu menjadi tahanan rumah di kediamannya," ucap Celzuru. "Syukurin! Berengsek sialan!""Owh... Jadi, bagaimana setelah ini? Apa yang harus kita lakukan?" Ucapku. "Sepertinya, putra mahkota bahkan sudah mencurigai asal kita! Ia terus mempertanyakan kenapa aku pergi dari sisinya setelah ia mengatakan kalau ia mencintaiku!""Hemm.... Aku juga bingung, kak!" Celzuru menurunkan sudut bibirnya dengan matanya yang terbuka sangat lebar.Aku menghembuskan nafas panjang, "Ia bahkan menyalahkanku... Karena aku pergi melarikan diri darinya, ia jadi tidak segan membunuhmu! ... Kenapa ia jadi sangat terobsesi terhadapku?"Celzuru teringat suatu hal, "Ah itu! Ia pernah mengatakan padaku, ia menginginkan semuanya dari kak Yu saat kita pulang dari kediaman Count Lobart pertama kali!"Aku mengatakan, "Ia juga baru mengatakan hal itu padaku kemarin! Bukankah itu berarti ia