Kami mengadakan pesta kecil di rumah kaca saat malam hari. Meja panjang sudah berisikan banyak hidangan yang tersebar dengan rapi, Beberapa teman-teman kami mengisi kursi kosong. Jesshiena Frossel juga datang. Selain itu, Finne, suaminya dan bayi mereka juga datang. Aku melihat Jesshiena menggendong bayi mereka dengan bersemangat.Tidak lama kemudian, Leitte datang bersamaan dengan Lina dan Riliana. Leitte langsung mengatakan kepadaku, "Lady Viyuranessa Roseary! Di luar gerbang kediaman kalian, aku melihat banyak orang yang mengintai. Awalnya, adikku yang menyadarinya.""Benarkah? Tapi, kemarin tidak ada tanda-tanda keberadaan orang lain... Coba aku lihat sebentar! Kalian duduk saja langsung!" Aku segera keluar dari rumah kaca ini dan pergi ke suatu tempat yang tidak mencolok, aku naik ke atas dengan kecepatan kilat dan mendarat di atap mansion. '...!''Benar kata Leitte.'Aku memperhatikan dua orang yang memakai jubah berwarna hitam yang duduk di atas dahan dari pohon yang berbeda
Malah harinya, aku dan Celzuru kembali pulang setelah dari toko perhiasan tersebut. Saat kami turun dari kereta kuda, dua pembunuh berjubah tersebut menghadang jalan kami dengan bagian tajam pedang panjang yang ia arahkan ke leher kami."Jangan bergerak!""Kami mendapatkan dua perintah dan memilih salah satunya. Anda bersedia ikut dengan kami atau terbunuh di sini!?"Aku tidak bisa melihat jelas wajah mereka karena tudung jubah, bayangan dan tinggi badan mereka yang lebih pendek sehingga hanya terlihat bagian mulut."...?" Aku dan Celzuru hanya diam. Lalu, Celzuru mengetengahkan, "Menurut kak Yu, mau yang mana? Kayaknya mereka mengincar kakak bukan aku. Benarkah?"Kedua pembunuh tersebut terheran dengan wajah polos Celzuru. Mereka dengan canggung mengangguk.Dengan ekspresi datar aku mengatakan, "Lucu, Zu. Haha, aku tertawa.""Terima kasih. Aku ini memang Lucu, cantik, manis, dan baik hati!""Behh.""..." Kedua orang berjubah itu terdiam dan menunggu jawabannya.Aku menyadari salah s
Rean menyadari hal yang ku pikirkan disaat aku menyentuh leherku dengan beberapa ujung jariku. Ia sedikit tersentak, lalu iris Red Diamondnya bergerak turun dan bergeser ke arah sebaliknya dari sosokku."Maaf, Yu... Aku tidak bisa mengendalikan emosiku.""Aku sangat marah karena berpikir nyawa yang terselamatkan oleh kakek akan terbuang sia-sia."Mataku sedikit menyipit. Aku hanya mengatakan, "Kamu... Tidak perlu minta maaf, Rean." Saat itu aku berpikir, 'Aku saja yang terlalu bodoh di masa itu...'Aku segera memasuki rumah tersebut. Menghindari pembicaraan dan hingga membuatku memikirkan kejadian di masa itu, aku menyibukkan diriku memperhatikan sekitarku. Rumah yang sederhana dan dari struktur rumah dan banyak perabotan yang terbuat dari kayu dan bebatuan.'Ia sudah mengawetkan bangunannya. Pohon yang digunakan untuk membangunkannya memang sangat kokoh. Aku yakin ratu Osfellia sangat terampil menggunakan sihirnya.''Mereka memilih melarikan diri...'Aku mencocokkan banyak kejadian
"Saya juga tidak sabar melihat anda pada acara besok, Lady!""Kami tidak sabar memanggil anda dengan sebutan Putri Mahkota!""Hn," aku mengangguk sambil tersenyum. "Terima kasih!"Kedua orang itu ikut tersenyum kemudian mereka kembali melakukan pekerjaan mereka dengan lebih bersemangat.***Setelah melihat kegiatan yang dilakukan para pekerja di aula ini sudah sempurna, aku segera pergi ke dapur dan membantu beberapa chef dalam membuat hidangan pada acara tersebut. Aku tidak ingin menghambat pekerjaan mereka jika aku berada disana. Jadi, aku hanya berdiri di tepi. Aku pergi ke dapur lain yang luasnya lebih kecil itu kosong, aku bahkan terpikirkan membuat sebuah dessert dan minuman dingin untuk mereka semua untuk mengisi kebosananku karena aku lihat mereka hanya mendapatkan makanan berat. Aku meminta seorang pelayan membaginya.Jam sepuluh malam, aku kembali ke kamar Rean. Aku berdiri di balkon dan memandangi langit malam. Saat itu aku berpikir, 'Aku harus mengucapkan selamat ulang tah
'Mungkinkah perasaannya terhadapku hanya rasa kagum dan itu bukan cinta?'***Pagi harinya, aku terbangun lebih dulu. Aku tersentak saat merasakan tangan yang melingkar di pinggangku. Kesadaranku langsung meningkat dan rasa kantuk menghilang, padahal aku baru bangun dari tidurku.Suara nafasnya terasa berbisik di telingaku. Wajahnya sangat dekat bahkan aku bisa merasakan dagunya menusuk di bahuku.Aku tersentak hingga wajahku memanas hingga semakin pipiku terasa berkedut. Aku bingung berbuat apa, saat itu juga gigiku menggigit pelan bibir bawahku.'Se, sejak kapan dia!?'Tubuhku menjadi kaku. Aku juga tidak mau terlalu banyak bergerak karena aku tidak ingin membangunkannya dan lepas dari pelukannya.'Aku ingin melihat wajahnya.'Aku bertekad memutar tubuhku hingga aku bisa berhadapan dengannya. Aku memperhatikan wajahnya yang selama ini ku rindukan. Tanpa sadar, aku menyentuh lembut wajahnya."Rean?"Rean menggenggam pergelangan tanganku. Aku tahu ia sudah terbangun semenjak aku mula
"Heh!?"Rean terpaksa mengikuti kemauan mereka. Aku memperhatikan raut wajah Celzuru, Jesshiena dan kemudian Rean. Lina yang sedang berada di sampingku, ia terdiam melihat aku bengong. Saat itu, aku berpikir, 'Bukankah tadi aku seharusnya tersenyum?''Kenapa aku tidak bisa?''Padahal, ia akhirnya sudah memilihku.'Aku memperhatikan raut wajah Jesshiena. Aku melihat mereka bahkan membicarakan banyak hal. 'Apakah ia masih mengharapkan cinta Rean?'Saat itu, Lina menepuk pundakku sehingga aku menoleh ke dirinya. Ia mengatakan, "Viyura! Aku yakin kamu adalah kandidat terbaik sebagai pendamping putra mahkota! Aku sudah yakin itu dari dulu! Jadi, bersemangatlah!"Aku tersenyum dan mengatakan, "Terima kasih, Lina!"***Acara penobatan putra mahkota dan putri mahkota dimulai. Banyak para tamu penting sudah datang ke aula besar istana ini. Aku datang memasuki ruangan besar ini bersama dengan Rean. Ia menuntun jalanku dengan tanganku yang melekat di atas telapak tangannya.Saat kami tiba, la
"Entahlah, kita tidak tahu dengan masa depan yang menanti. Sejujurnya, aku masih ragu...""Hah? Ragu dengan hal apa lagi? Masih saja kak Yu mikir yang tidak-tidak!""Itu..."Aku segera menceritakan keraguanku terhadap perasaan Rean yang ia sering ia ucapkan kepadaku. Hingga semua perlakuan dirinya terhadapku dari ruang dan waktu manapun."Ciuman hingga lidah kalian...!? Lalu kissmark waktu itu!" Wajah Celzuru sentak memerah. "Ya, ia memang sudah dewasa, sih.""Kenapa kamu malah fokus yang bagian itu!?" Aku menghela nafas panjang. Lalu, aku mengatakan, "Aku tahu kamu mengerti dengan hal itu meskipun kamu memang sering terlihat polos."Celzuru mengucapkan dengan ekspresi yang santai, "Aku tidak polos, kak Yu! Polos sesungguhnya itu pada mereka! Rilia juga pastinya juga kesulitan meminta Cro menari bersamanya!" Celzuru menunjuk sosok Riliana dan Croinel yang sedang menari berdua dengan wajah mereka yang sama-sama memerah padam hingga gerakan mereka terlihat kaku.Celzuru terkekeh melihat
Aku bersandar di dinding memeluk tubuhku yang sedikit bergetar, bukan karena cuaca yang dingin, namun suasana yang terasa dingin ini merasuk ke tubuhku.'Aku mencoba terus mempercayai mereka. Aku juga ingin memercayai dirinya.''Aku sangat menginginkan cintanya.''Ku mohon cintai aku!'Aku melihat ia berhadapan dengan seorang Lady dari Duke Moontel, Cistine Moontel. Mereka saling bertukar tawa saat membicarakan hal lucu dengan Duke. Bahkan Cistine menepuk pelan lengan Rean. Selanjutnya, keluarga Duke Verk menyapa Rean. Aku melihat Genisya Verk hanya memperhatikannya dari jauh karena ia lebih memilih berbicara dengan teman-temannya.'Banyak dari mereka yang bahkan sama sepertiku yang suka melihat pesonanya.''Mereka berbeda denganku karena aku ini penakut untuk mendekati dirinya. Mungkin ada juga yang sepertiku dan hanya memendamnya.''Kalau diriku dulu yang mana aku merasa ia memahami diriku... Aku ingin dekat dengannya. Untuk mendekati dirinya, aku sudah melakukan beberapa rencana mes