'Mungkinkah perasaannya terhadapku hanya rasa kagum dan itu bukan cinta?'***Pagi harinya, aku terbangun lebih dulu. Aku tersentak saat merasakan tangan yang melingkar di pinggangku. Kesadaranku langsung meningkat dan rasa kantuk menghilang, padahal aku baru bangun dari tidurku.Suara nafasnya terasa berbisik di telingaku. Wajahnya sangat dekat bahkan aku bisa merasakan dagunya menusuk di bahuku.Aku tersentak hingga wajahku memanas hingga semakin pipiku terasa berkedut. Aku bingung berbuat apa, saat itu juga gigiku menggigit pelan bibir bawahku.'Se, sejak kapan dia!?'Tubuhku menjadi kaku. Aku juga tidak mau terlalu banyak bergerak karena aku tidak ingin membangunkannya dan lepas dari pelukannya.'Aku ingin melihat wajahnya.'Aku bertekad memutar tubuhku hingga aku bisa berhadapan dengannya. Aku memperhatikan wajahnya yang selama ini ku rindukan. Tanpa sadar, aku menyentuh lembut wajahnya."Rean?"Rean menggenggam pergelangan tanganku. Aku tahu ia sudah terbangun semenjak aku mula
"Heh!?"Rean terpaksa mengikuti kemauan mereka. Aku memperhatikan raut wajah Celzuru, Jesshiena dan kemudian Rean. Lina yang sedang berada di sampingku, ia terdiam melihat aku bengong. Saat itu, aku berpikir, 'Bukankah tadi aku seharusnya tersenyum?''Kenapa aku tidak bisa?''Padahal, ia akhirnya sudah memilihku.'Aku memperhatikan raut wajah Jesshiena. Aku melihat mereka bahkan membicarakan banyak hal. 'Apakah ia masih mengharapkan cinta Rean?'Saat itu, Lina menepuk pundakku sehingga aku menoleh ke dirinya. Ia mengatakan, "Viyura! Aku yakin kamu adalah kandidat terbaik sebagai pendamping putra mahkota! Aku sudah yakin itu dari dulu! Jadi, bersemangatlah!"Aku tersenyum dan mengatakan, "Terima kasih, Lina!"***Acara penobatan putra mahkota dan putri mahkota dimulai. Banyak para tamu penting sudah datang ke aula besar istana ini. Aku datang memasuki ruangan besar ini bersama dengan Rean. Ia menuntun jalanku dengan tanganku yang melekat di atas telapak tangannya.Saat kami tiba, la
"Entahlah, kita tidak tahu dengan masa depan yang menanti. Sejujurnya, aku masih ragu...""Hah? Ragu dengan hal apa lagi? Masih saja kak Yu mikir yang tidak-tidak!""Itu..."Aku segera menceritakan keraguanku terhadap perasaan Rean yang ia sering ia ucapkan kepadaku. Hingga semua perlakuan dirinya terhadapku dari ruang dan waktu manapun."Ciuman hingga lidah kalian...!? Lalu kissmark waktu itu!" Wajah Celzuru sentak memerah. "Ya, ia memang sudah dewasa, sih.""Kenapa kamu malah fokus yang bagian itu!?" Aku menghela nafas panjang. Lalu, aku mengatakan, "Aku tahu kamu mengerti dengan hal itu meskipun kamu memang sering terlihat polos."Celzuru mengucapkan dengan ekspresi yang santai, "Aku tidak polos, kak Yu! Polos sesungguhnya itu pada mereka! Rilia juga pastinya juga kesulitan meminta Cro menari bersamanya!" Celzuru menunjuk sosok Riliana dan Croinel yang sedang menari berdua dengan wajah mereka yang sama-sama memerah padam hingga gerakan mereka terlihat kaku.Celzuru terkekeh melihat
Aku bersandar di dinding memeluk tubuhku yang sedikit bergetar, bukan karena cuaca yang dingin, namun suasana yang terasa dingin ini merasuk ke tubuhku.'Aku mencoba terus mempercayai mereka. Aku juga ingin memercayai dirinya.''Aku sangat menginginkan cintanya.''Ku mohon cintai aku!'Aku melihat ia berhadapan dengan seorang Lady dari Duke Moontel, Cistine Moontel. Mereka saling bertukar tawa saat membicarakan hal lucu dengan Duke. Bahkan Cistine menepuk pelan lengan Rean. Selanjutnya, keluarga Duke Verk menyapa Rean. Aku melihat Genisya Verk hanya memperhatikannya dari jauh karena ia lebih memilih berbicara dengan teman-temannya.'Banyak dari mereka yang bahkan sama sepertiku yang suka melihat pesonanya.''Mereka berbeda denganku karena aku ini penakut untuk mendekati dirinya. Mungkin ada juga yang sepertiku dan hanya memendamnya.''Kalau diriku dulu yang mana aku merasa ia memahami diriku... Aku ingin dekat dengannya. Untuk mendekati dirinya, aku sudah melakukan beberapa rencana mes
Mereka berbicara sangat lama, aku tidak bisa masuk ke pembicaraan mereka, hingga aku merasa terhiraukan. Aku semakin berdiri di belakang Rean, saat itu aku mengangkat wajahku untuk melihat wajahnya dan memperhatikan mereka yang mana pandangan mereka hanya mengarah ke pria ini.'Ia bisa berbicara santai dengan mereka. Mereka bahkan sangat bersemangat menunjukkan kemampuan terbaik mereka kepadanya.''Apa yang sudah aku hasilkan selama ini? Tidak ada, bukan?''Aku bahkan hanya membantu kerajaan tetangga. Bagaimana aku bisa menunjukkan pesonaku kepadanya?''Menyebalkan saja!'Aku menghela nafas. Aku mulai mengangkat wajahku dan menunjukkan ekspresiku yang dingin kepada para wanita-wanita tersebut. Mereka yang melihatnya terheran."Ada apa, Lady Viyuranessa Roseary?" ucap Cistine Moontel yang memberanikan dirinya menanyakan hal tersebut.Aku bisa melihat senyuman palsu yang ditunjukkan olehnya. Aku segera membuang muka karena aku sedang tidak ingin berbicara.'Aku saat ini adalah Putri Mah
Tidak lupa aku meninggalkan mahkota tersebut di jendela.***Disaat aku terbang di udara dengan kecepatan tinggi dan bantuan sihir listrikku ini, aku memikirkan banyak hal. Arah tujuan tentunya tidak terpikirkan, aku hanya bisa terbang untuk pergi jauh dari dirinya.'Aku melarikan diri, untuk apa?''Tentu saja, aku tidak suasana berat ini.''Aku harus menenangkan diriku. Aku tidak ingin sihir ini menghilangkan ingatanku lagi. Aku tidak ingin menjadi lemah.''Ia selalu saja membuatku bingung.''Aku tidak melarikan diri. Untuk saat ini, aku harus memenangkan diriku dan menentukan arah tujuanku kedepan.'Karena kecepatan lajuan dan tekanan udara yang ku tembus, rambutku yang sebelumnya tertata rapi menjadi terurai dan berkibar bersama gaunku. 'Andai saja aku tidak ikut perjalanan waktu ini. Aku tidak mungkin mengingat masa itu.''Tetapi, takdirku ini tidak dapat diubah lagi.''Aku tidak tahu Rean bisa membalikkan waktu atau tidak.''Kalau ia bisa, aku ingin memohon ia membalikkan waktu s
Ia menepis tanganku dan melihatku dengan tatapan mata yang terlihat penuh dengan kebencian. Suasana canggung, aku bingung harus mengatakan apa. Aku merasa suasana hatinya masih belum berubah, karena itu aku merasa harus segera pergi dari sisinya."Yang Mulia! Ma, maaf mengganggu!" Aku segera keluar dari ruangan tersebut.Semenjak hari itu, aku jadi berhenti meminta banyak hal kepadanya. Untuk hal yang sulit ku lakukan, aku meminta Derald Felixis membantuku seperti memahami pelajaran ataupun kepada teman sebangku yang biasanya mengajakku bicara.Aku masih makan bersama dengannya di akademi dan aku sering melihat dirinya jadi semakin sering terlihat kesal. Aku jadi sering menghindar darinya dan hanya diam karena merasa kalau aku berpikir karena keberadaanku yang membuatnya emosionalnya memuncak.'Aku tidak ingin semakin dibenci olehnya...'Hingga di hari pesta di istana, ia berdansa dengan setiap wanita yang memintanya berdansa termasuk Jesshiena Frossel. Aku juga ingin berdansa denganny
Aku selalu berpikir kalau keberadaanku ini membuat mereka mati. Aku teringat senyumannya yang ia tunjukkan kepadaku pertama kali. Aku tidak pernah melihatnya lagi semenjak tragedi itu. Ia menjadi kejam karena diriku.Aku terus mencari cara agar aku bisa melindungi adikku yang bahkan mungkin akan terbunuh olehnya. Aku tidak ingin membuat dirinya menjadi pembunuh yang kejam.Hingga di hari kelulusannya, aku menjalankan rencana yang ku buat dengan perasaanku yang sangat putus asa. Aku dihukum mati dengan guillotine yang dipajangkan di tengah halaman akademi. Aku bisa melihat wajahnya yang terpuruk dan putus asa menghadapi diriku. Aku tahu ia selama ini tidak mampu mengendalikan emosionalnya. Semua ini bukan kesalahannya. Lemahnya diriku yang membuat semua ini terjadi.Semua hal buruk ini tidak terjadi di ruang dan waktu ini. Tetapi, tetap saja kejadian semua itu masih bersemayam di kepalaku dan juga beberapa dari mereka.Aku bahkan baru sadar... Sebelum ruang dan waktu kami berputar, aku