"Huh? Ia sudah mengingat semuanya!?"Erika mengangguk.Mikhael pun tersenyum kaku, "Aku mengatakan padanya bahwa Viyura belum mengingat sepenuhnya.""Maaf Mikha, aku lupa mengatakannya padamu karena aku terlalu bersemangat dan terus-terusan seringkali menemui Viyura!"Mikhael tersenyum hingga matanya menyipit dikarenakan saat ia bisa melihat tunangannya yang sangat bersemangat memiliki seorang teman. Erika merasa heran dengan senyuman Mikhael yang sangat berbeda dari biasanya.Mikhael mengatakan, "Yah, mau bagaimana lagi, kalau itu terserah pada mereka!"Mikhael segera mencium kening Erika. Erika masih terdiam karena senyuman lembut Mikhael yang pastinya terlihat sangat lega akan suatu hal."Kenapa kamu tiba-tiba tersenyum seperti itu, Mikha?""Aku sangat senang karena kamu sangat bersemangat setelah memiliki teman pertamamu," ucap Mikhael.Erika sedikit tersentak, lalu ia memberikan senyuman yang mirip seperti Mikhael tadi.***Aku di dalam kereta kuda bersama dengan Rean dan tentuny
"Ada apa Lady!!? Apa anda demam!!?"Aku menggelengkan kepalaku, mulutku tertutup rapat dikarenakan bibirku yang saling menekan kuat."Mmmmmummmmummmmu...! Aku tidak tahan lagi! Aku mencintainya! Aku sungguh sangat sangat mencintainya!""Bagaimana ini Klea!? A, aku sangat senang! Aku bahkan tidak tahu apa yang harus aku katakan padanya! Dan apa yang harus aku lakukan! Aku sangat gugup!""Aku sudah lama tidak melihatnya...""Aku sangat senang melihatnya!"Melihat ekspresiku yang sangat terlihat manis baginya, Klea pun tersenyum canggung. Klea mengatakan, "Bagaimana kalau lady segera mandi, lalu segera istirahat? Untuk makan malam, aku akan membawakannya!"Aku mengangguk dan segera melepaskan pakaian Rean yang masih melekat di tubuhku. Klea tersentak saat melihat bekas kissmark yang ditinggalkan Rean sebelumnya. Aku menyadari tatapan Klea yang terus memperhatikan bekas merah tersebut."Ah, ini...""Lady Viyura sudah dewasa! Anda bahkan memakai pakaian seperti itu!" Ucap Klea dengan bers
"Hem, kak Yu! Bagaimana kalau sekarang beradu sihir!?""Oke!"Benturan pedang kuat di saat terakhir lalu kami mundur untuk mencari posisi yang bagus untuk melancarkan serangan sihir kami. Aku dan Celzuru saling memahami kelebihan dan kelemahan dari sihir yang kami miliki. Sehingga kami banyak menghindar daripada menahan serangan yang datang.Croinel datang ke kediaman bersama dengan Senrionesse disaat pertarungan sengit antara aku dan Zu.Aku sering melakukan beberapa trik untuk memberikan serangan kejutan tetapi Celzuru dengan cepat menyadarinya. Aku menyadari evolusi dari kemampuan sihirnya.'Houwh, dari tadi kepekaannya terhadap serangan jauh lebih berkembang,' pikirku.Lalu, aku mengatakan, "Tidak hanya kamu yang semakin kuat dalam bertanding, Zu! Kamu tahu sudah berapa banyak aku meladeni mereka yang mengajakku berduel!?""Hanya segitu? Kak Yu tahu sudah berapa kali aku hampir mati selama bekerja!?""Bukankah itu salahmu sendiri karena meremehkan kemampuan orang lain!"Di malam y
Kami mengadakan pesta kecil di rumah kaca saat malam hari. Meja panjang sudah berisikan banyak hidangan yang tersebar dengan rapi, Beberapa teman-teman kami mengisi kursi kosong. Jesshiena Frossel juga datang. Selain itu, Finne, suaminya dan bayi mereka juga datang. Aku melihat Jesshiena menggendong bayi mereka dengan bersemangat.Tidak lama kemudian, Leitte datang bersamaan dengan Lina dan Riliana. Leitte langsung mengatakan kepadaku, "Lady Viyuranessa Roseary! Di luar gerbang kediaman kalian, aku melihat banyak orang yang mengintai. Awalnya, adikku yang menyadarinya.""Benarkah? Tapi, kemarin tidak ada tanda-tanda keberadaan orang lain... Coba aku lihat sebentar! Kalian duduk saja langsung!" Aku segera keluar dari rumah kaca ini dan pergi ke suatu tempat yang tidak mencolok, aku naik ke atas dengan kecepatan kilat dan mendarat di atap mansion. '...!''Benar kata Leitte.'Aku memperhatikan dua orang yang memakai jubah berwarna hitam yang duduk di atas dahan dari pohon yang berbeda
Malah harinya, aku dan Celzuru kembali pulang setelah dari toko perhiasan tersebut. Saat kami turun dari kereta kuda, dua pembunuh berjubah tersebut menghadang jalan kami dengan bagian tajam pedang panjang yang ia arahkan ke leher kami."Jangan bergerak!""Kami mendapatkan dua perintah dan memilih salah satunya. Anda bersedia ikut dengan kami atau terbunuh di sini!?"Aku tidak bisa melihat jelas wajah mereka karena tudung jubah, bayangan dan tinggi badan mereka yang lebih pendek sehingga hanya terlihat bagian mulut."...?" Aku dan Celzuru hanya diam. Lalu, Celzuru mengetengahkan, "Menurut kak Yu, mau yang mana? Kayaknya mereka mengincar kakak bukan aku. Benarkah?"Kedua pembunuh tersebut terheran dengan wajah polos Celzuru. Mereka dengan canggung mengangguk.Dengan ekspresi datar aku mengatakan, "Lucu, Zu. Haha, aku tertawa.""Terima kasih. Aku ini memang Lucu, cantik, manis, dan baik hati!""Behh.""..." Kedua orang berjubah itu terdiam dan menunggu jawabannya.Aku menyadari salah s
Rean menyadari hal yang ku pikirkan disaat aku menyentuh leherku dengan beberapa ujung jariku. Ia sedikit tersentak, lalu iris Red Diamondnya bergerak turun dan bergeser ke arah sebaliknya dari sosokku."Maaf, Yu... Aku tidak bisa mengendalikan emosiku.""Aku sangat marah karena berpikir nyawa yang terselamatkan oleh kakek akan terbuang sia-sia."Mataku sedikit menyipit. Aku hanya mengatakan, "Kamu... Tidak perlu minta maaf, Rean." Saat itu aku berpikir, 'Aku saja yang terlalu bodoh di masa itu...'Aku segera memasuki rumah tersebut. Menghindari pembicaraan dan hingga membuatku memikirkan kejadian di masa itu, aku menyibukkan diriku memperhatikan sekitarku. Rumah yang sederhana dan dari struktur rumah dan banyak perabotan yang terbuat dari kayu dan bebatuan.'Ia sudah mengawetkan bangunannya. Pohon yang digunakan untuk membangunkannya memang sangat kokoh. Aku yakin ratu Osfellia sangat terampil menggunakan sihirnya.''Mereka memilih melarikan diri...'Aku mencocokkan banyak kejadian
"Saya juga tidak sabar melihat anda pada acara besok, Lady!""Kami tidak sabar memanggil anda dengan sebutan Putri Mahkota!""Hn," aku mengangguk sambil tersenyum. "Terima kasih!"Kedua orang itu ikut tersenyum kemudian mereka kembali melakukan pekerjaan mereka dengan lebih bersemangat.***Setelah melihat kegiatan yang dilakukan para pekerja di aula ini sudah sempurna, aku segera pergi ke dapur dan membantu beberapa chef dalam membuat hidangan pada acara tersebut. Aku tidak ingin menghambat pekerjaan mereka jika aku berada disana. Jadi, aku hanya berdiri di tepi. Aku pergi ke dapur lain yang luasnya lebih kecil itu kosong, aku bahkan terpikirkan membuat sebuah dessert dan minuman dingin untuk mereka semua untuk mengisi kebosananku karena aku lihat mereka hanya mendapatkan makanan berat. Aku meminta seorang pelayan membaginya.Jam sepuluh malam, aku kembali ke kamar Rean. Aku berdiri di balkon dan memandangi langit malam. Saat itu aku berpikir, 'Aku harus mengucapkan selamat ulang tah
'Mungkinkah perasaannya terhadapku hanya rasa kagum dan itu bukan cinta?'***Pagi harinya, aku terbangun lebih dulu. Aku tersentak saat merasakan tangan yang melingkar di pinggangku. Kesadaranku langsung meningkat dan rasa kantuk menghilang, padahal aku baru bangun dari tidurku.Suara nafasnya terasa berbisik di telingaku. Wajahnya sangat dekat bahkan aku bisa merasakan dagunya menusuk di bahuku.Aku tersentak hingga wajahku memanas hingga semakin pipiku terasa berkedut. Aku bingung berbuat apa, saat itu juga gigiku menggigit pelan bibir bawahku.'Se, sejak kapan dia!?'Tubuhku menjadi kaku. Aku juga tidak mau terlalu banyak bergerak karena aku tidak ingin membangunkannya dan lepas dari pelukannya.'Aku ingin melihat wajahnya.'Aku bertekad memutar tubuhku hingga aku bisa berhadapan dengannya. Aku memperhatikan wajahnya yang selama ini ku rindukan. Tanpa sadar, aku menyentuh lembut wajahnya."Rean?"Rean menggenggam pergelangan tanganku. Aku tahu ia sudah terbangun semenjak aku mula