"Hei kamu, Viyuranessa Roseary!"Aku mendengar suara seorang pria di belakangku. Saat aku menoleh dan kemudian melihat raut wajah Rean, ia sepertinya mengenali pria tersebut namun diwajahnya ia masih bertanya-tanya tentang keberadaan disini.Aku pun segera menoleh ke belakang, ku lihat sosok seorang pria bangsawan yang terlihat tidak asing di pikiranku."Kamu mengenalnya, Rean?"Rean mengangguk lalu ia mengatakan, "Apa tujuanmu memanggil tunanganku... Mikhael!?"Pria itu, Pangeran Mikhael berkacak pinggang dan dari wajahnya ia terlihat bagiku merupakan orang yang angkuh. Ia memiliki tinggi yang lebih pendek dari Rean dan mungkin hampir sama dengan tinggiku. Ia adalah pangeran negara tetangga, kerajaan Lezarion yang selalu saja berkonflik dengan negara ini di masa lalu. Selalu saja ada peperangan antar dua pihak, namun saat ini kedua kerajaan hanya sedang perang dingin. "Aku ingin bicara dengannya!" Pangeran Mikhael menunjuk sosokku. "Sekali lagi.... Viy
Rean mengangguk pelan, "Ia orang yang sama dan telah membunuh kakekku hingga membuat Yu yang terkena dampaknya! Dan..."Iris Red Diamond Rean bergerak memperhatikan bekas tamparan di pipi Leitte. "Sepertinya, bekas tamparan itu dari tunanganmu.""Hn! Sepertinya ia salah paham waktu aku berpelukan dengan Jesshi," Leitte tersenyum kaku."Kamu masih beruntung kalau ia masih menunjukkan perhatiannya, dibandingkan denganku... Yu pastinya akan berpikiran untuk menjauhiku langsung tanpa mengatakan apa-apa padaku. Ia bahkan melarikan diri dan selalu ingin bersembunyi dariku..." Rean tersenyum kaku.Leitte tersenyum kaku memperhatikan raut wajah Rean berubah menjadi sangat bersemangat, "Hei hei... Sepertinya kamu menikmatinya, oi oi oi, Yang Mulia!?"Rean berbalik, "Tentu saja setelah ini usai, ia tidak akan pernah bisa lagi melarikan diri dariku!" Ia menyeringai dengan menunjukkan ekspresi yang penuh percaya diri.Mendengar ucapan Rean yang sangat yakin dengan a
Sebulan berlalu, Leitte Verk sudah mengingat semua ingatannya termasuk kejadian disaat ia belum melakukan perjalanan waktu. Lalu, ia segera menemui Rean dan membicarakan semua yang ia ingat mengenai permintaan Rean padanya."Jadi hanya itu yang kamu tahu..." Ucap Rean. Rean mengambil surat di atas mejanya dan membukanya. Setelah ia membaca surat tersebut, ia mengatakan, "Tidak ada petunjuk, kah?"Leitte mengatakan, "Melihat tidak ada tanda-tanda yang mencoba menyerang Viyura di kerajaan tersebut, bukankah ini berarti bukan dirinya yang merupakan targetnya?""Dan... saat pemberontakan keluarga Bernac, tidak ada yang mengincar dirinya."Bunyi ketukan pintu, Leitte dan Rean terdiam."Boleh kami masuk?""Ya," ucap Rean tanpa menggerakkan mata merahnya ke arah pintu.Saat pintu terbuka dan Nean masuk, Rean melirik ke arah belakang Rean. "Untuk apa kamu datang lagi, lady Zu?"Celzuru menampakkan dirinya dengan ekspresi yang penuh percaya diri. "Aku jug
Beberapa hari kemudian, seseorang maid yang terlihat sudah dewasa telah ditunjuk oleh Mikhael untuk mengurus segala keperluanku. Meskipun aku merasa tidak akan pernah bisa akrab dengan pelayan tersebut, ia sangat profesional dalam melayani diriku."Apa ada yang anda inginkan, lady?"Aku hanya menggelengkan kepalaku dan hanya fokus membaca buku di hadapanku."Baik, Lady! Saya permisi. Dan, selamat malam!"Di kerajaan ini, aku hanya sering berada di kamar, membaca buku cerita yang diberikan oleh Mikhael. Lalu, jalan-jalan di sekitar taman. Dan, aku bahkan juga bersekolah di akademi di kerajaan ini. Di akademi, seperti biasanya semua orang waspada terhadap sosokku yang dingin ini. Sebelumnya banyak yang mencoba bicara denganku, karena aku tidak dapat membalas perkataan mereka dan ekspresiku yang dingin ini, mereka jadi bosan padaku dan tidak pernah lagi mengajakku berbicara.Selain di ruang kelas, aku hanya sering berada di perpustakaan untuk mengisi waktu luan
Saat langit menjadi gelap, kami sudah berada di atap gedung akademi. Aku dan dirinya memperhatikan panggung yang dibangun dan banyak lampu sorot yang menyinari kegelapan tempat tersebut."Untuk apa kamu membawaku kemari?" Ucapku."Aku hanya ingin melihatnya sebentar! Aku tadi dengar pembicaraanmu dengan pangeran itu, kalau kamu sendiri tidak ingin kembali ke lingkungan asalmu!"Iris Blue Diamond mengarah di atas panggung. Aku melihat Celzuru sedang menggertakkan giginya dan melirik pria bersurai hitam yang angkuh sedang menyeringai disampingnya dengan tatapan yang tajam. Kedua orang itu mengenakan mahkota dan selempang.Adikku memegang mikrophone hingga suaranya yang menghujat pria disampingnya bisa terdengar olehku."Kenapa malah kamu yang terpilih!!? Lalu... kenapa juga kamu bisa ada disini!?""Tunanganmu sendiri yang mengajakku, salahkan dia bukan kepadaku! Dan... Maaf ya, adik ipar! Karena diriku adalah pria yang terbaik di kerajaan ini! Jadi, tidak ada siapapun yang bisa mengalah
Di hari kelulusan Lina dan yang lainnya, malam harinya ia juga pastinya menghadiri pesta kelulusan. Leitte Verk mengajaknya berdansa dan ia menerimanya.'Seperti biasanya, suasananya terasa canggung...' pikir Lina di sela ia melangkah mengikuti alunan musik."Leit!""Ya?""Jika aku memintamu menciumku, apa kamu tidak keberatan?""Heh...!? Kenapa kamu malah menanyakan hal itu?""Tidak ada, lupakan saja!"Leitte Verk memperhatikan raut wajah Lina yang sedang memikirkan banyak hal.Leitte mengatakan, "Aku tidak keberatan, Lina! Apa kamu mau memintanya sekarang?""Ku bilang, lupakan saja perkataanku tadi!""Hn, oke!" Leitte mengangguk pelan."Lalu, apa aku boleh berkunjung menemui Viyura?""Sepertinya, itu tidak bisa terkecuali ia sendiri yang ingin menemuimu. Itu yang dikatakan putra mahkota.""..." Lina terdiam dan berpikir, 'Ia bahkan akhir-akhir ini mengadakan pertemuan rahasia dengan putra mahkota. Setelah hari kelulusan
"Viyura!?" Mikhael segera berdiri dan mengusap ubun-ubunku dengan lembut. "Tenanglah! Jangan memaksakan pikiranmu! Pikirkan saja hal yang lain!""Meskipun bergitu... Aku..." Pandanganku gelap, aku terjatuh ke lantai dan tidak sadarkan diri.***Keesokan harinya, aku terbangun dengan aliran air yang mengalir di dari sudut mataku.Seseorang mengetuk pintu kamar, aku segera beranjak dari ranjang dan berjalan menuju pintu.Saat ku buka pintu, Mikhael menunjukkan dirinya."Viyura! Bagaimana keadaanmu?""Kurasa, aku baik-baik saja."Mikhael memperhatikan bekas aliran air di wajahku. Lalu, ia tersenyum dengan tatapan yang lembut, "Syukurlah kamu baik-baik saja!""Ya, maaf, membuatmu khawatir. Aku bahkan pastinya selalu merepotkan dirimu."Mikhael menyentuh bahuku. "Kamu tidak perlu khawatir tentang hal itu! Bahkan karena kehadiran dirimu... Aku masih bisa bersyukur dengan hidupku!""..."Melihat raut wajah Mikhael yang berbeda, aku
Mikhael sudah menyiapkan dua karavan kuda. Ia masuk ke karavan kuda yang berada di depan. Aku melihatnya sedang berbicara dengan seseorang di dalamnya. Setelah itu, ia menghampiri diriku dan Zennofer yang sudah tiba dari tadi.Mikhael melirik pria berkepang di dekatku, "Jadi, apa dia yang kamu maksud orang itu, lady?""Oh, ya maaf, Mikhael! Aku baru sadar kalau aku belum menunjukkan dirinya padamu! Perkenalkan dia adalah Zennofer!""Saya Zennofer, Yang Mulia!"Mikhael mengangguk pelan, lalu ia tersenyum, "Karena kamu temannya Viyura, kamu boleh memanggilku dengan namaku! Tidak perlu formal, Zennofer!" Mikhael menepuk pelan bahu Zennofer.Iris safir Zennofer memperhatikan tangan Mikhael yang menyentuh bahunya. Ia hanya diam memperhatikan sosok Mikhael yang kemudian berbalik dan masuk ke dalam karavan. Saat itu aku sudah berada di pintu masuk karavan yang lain, aku menoleh pada Zennofer yang masih diam."Tunggu apa?""Ya," Zennofer segera ikut masuk ke