Share

Bab 69

Penulis: Safiiaa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-02 18:46:26

Bab 69

"Bu," panggil Bu Mega saat suara diujung sana tiba-tiba lenyap bak ditelan bumi.

"Bu?" Bu Mega kembali memanggilnya.

Sementara Nisrina masih larut dalam rasa yang membuat pikirannya terbang entah kemana.

Laki-laki yang sangat dibencinya itu baru diketahui jika sudah mencari keberadaannya kesana kemari. Apakah itu rasa sesal setelah perbuatannya yang menyebabkan Nisrina memgalami trauma hingga menghilang dari kehidupan sebelumnya? Entahlah. Nisrina tak tahu jawabannya.

"Bu Rina masih di sana kan?" Bu Mega terus bersuara.

"Iya, Bu. Masih di sini," sahut Nisrina setelah tersadar dari lamunan.

"Ibu sengaja menghindarinya?" tanya Bu Mega yang tampak penasaran. Sebab ia selalu menjadi sasaran tanya oleh satpam yang menjaga di pintu masuk khusus karyawan.

Nisrina menggigit bibir bawahnya. Ia tak mungkin mengumbar aibnya dan sang suami pada sembarang orang. Meskipun Bu Mega termasuk baik padanya, tapi tak pantas jika aib itu asal diceritakan begitu saja.

"Kami akan segera berpisah, Bu.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ketika Mantan Kekasih Suamiku Kembali    Bab 70

    Bab 70Pagi sekali Nisrina dan Bu Mega bersiap ke gerai untuk berangkat family gathering. Mereka harus berangkat lebih pagi sebab menjadi panitia acara, terlebih Bu Mega."Senang ya, Bu? Sudah lama ngga ada acara kayak gini," ucap Nisrina saat keduanya sedang sibuk memindahkan kotak berisi nasi ke dalam kantong sebelum nasi itu dipindahkan ke dalam bus."Iya, harusnya tahun kemarin ada acara kayak gini. Tapi karena ada trouble jadi batal." Bu Mega berujar sambil tangannya bergerak memindahkan kotak demi kotak."Ngga apa-apa. Tahun lalu kan sudah diganti sama acara kumpul bareng sama seluruh karyawan. Alhamdulillah tahun ini beda acaranya," sahut Nisrina. Dalam ingatannya kembali terbayang saat acara itu berlangsung. Kala itu, hubungannya dengan Bian masih berjalan lancar dan baik-baik saja.Sayangnya beberapa bulan setelah acara itu, hubungan keduanya tiba-tiba retak. Ibunya Bian mendadak mendatangi Nisrina dan menyatakan penolakan te

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-03
  • Ketika Mantan Kekasih Suamiku Kembali    Bab 71

    Bab 71Nisrina menepis tangan laki-laki itu dengan keras. Ia sudah tak mau lagi berhubungan dengannya dan enggan untuk bersentuhan kembali setelah kejadian malam itu."Aku minta maaf, Rin," ucap laki-laki itu keras yang seketika membuat Nisrina menoleh."Maaf? Terlambat!" pekik Nisrina keras. Ia kembali melangkah meninggalkan laki-laki yang sedang mengiba itu.Namun, lelaki itu tak berhenti sampai disitu. Ia kembali melangkah menyusul Nisrina. Kesempatan ini tidak akan disia-siakannya setelah lebih dari sebulan ia mencari keberadaannya."Aku ngga mau kita pisah," ucap laki-laki itu keras yang lagi-lagi membuat langkah Nisrina terhenti. Ya, dia Abisatya. Seseorang memberikan info soal keberadaan istrinya.Mata Nisrina memicing menatap laki-laki di depannya yang tak lain adalah Abisatya. Ia kembali mendekati laki-laki itu."Terlambat. Aku sudah menutup semua pintu untukmu kembali dalam hidupku," sengit Nisrina keras. Amarahnya masih bergelung dalam hati. Emosi itu kembali memuncak setel

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • Ketika Mantan Kekasih Suamiku Kembali    Bab 72

    Bab 72Nisrina terdiam. Ia menimbang perasaannya yang masih diliputi kebencian pada laki-laki itu. Akan tetapi, pikirannya sadar bahwa ia tidak bisa menghindar begitu saja tanpa ada pembicaraan yang jelas antara keduanya."Bu, menekan ego demi menyelesaikan masalah tidak akan membuat Ibu rugi," ucap Bu Mega kembali meyakinkan. Ia tahu, tidak mudah bagi Nisrina untuk bisa begitu saja berjumpa dengan laki-laki yang membuatnya rela mengambil keputusan besar dalam hidupnya.Berulang kali Nisrina menghela napas berat. Ia tak bisa menghilang terlalu lama. Bisa saja Abi membutuhkan kepastian atas status antara keduanya."Baiklah, Bu."Bu Mega seketika tersenyum lega. Ia bisa membantu rekannya menyelesaikan masalah dan meskipun berakhir dengan perpisahan keduanya sudah sama-sama legowo."Pak Abi menunggu di pintu keluar. Ibu bisa melanjutkan acara ini dan berjumpa dengan beliau di sana," ucap Bu Mega memberi penjelasan."Saya sudah ngga berselera lagi." "Ngga apa-apa, yang penting ada hikmah

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Ketika Mantan Kekasih Suamiku Kembali    Bab 73

    Bab 73Abi terus menunggu hingga beberapa lama. Akan tetapi belum ada tanda-tanda Nisrina akan datang. Berulang kali ia melihat jam di pergelangan tangannya dengan perasaan cemas. Hingga jam buka tempat wisata itu hampir habis, Abi tak kunjung mendapati Nisrina datang."Kamu kemana, Rin? Aku hanya ingin memperbaiki semuanya tapi kamu malah begini," gumam Abi. Ia menunduk putus asa. Jari-jari tangan Abi itu mencengkeram rambutnya dengan keras. Rasa sesal semakin dalam merasuki hatinya sebab sikap Nisrina yang tampak enggan berjumpa dengannya walau hanya untuk sekedar minta maaf. "Maafkan aku, Rin. Maafkan aku," gumam Abi lagi.Abi meracau. Ia bahkan tak memperdulikan tatapan pembeli di stand tempatnya duduk yang menatapnya dengan pandangan aneh. Seseorang datang dan menepuk bahu Abi dengan pelan setelah sejak lama mengamati Abi dari kejauhan. "Kenapa, Mas?"Abi mendongak. Ia menatap seseorang yang telah menepuk bahunya, yang tak lain adalah sang pemilik stand pakaian tempat ia duduk.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07
  • Ketika Mantan Kekasih Suamiku Kembali    Bab 74

    Bab 74Nisrina tergugu. Ia mengabaikan laki-laki yang sedang memohon di sampingnya itu. Pikirannya bercabang, hatinya menjerit. Perempuan yang sedang hamil muda itu tak tahu harus bagaimana mengambil sikap."Rin, kalau memang kamu butuh waktu untuk memaafkan, aku akan berikan. Tapi kamu jangan pergi jauh. Aku ingin menebus semua kesalahanku padamu," rayu Abi lagi.Nisrina terdiam. Pikirannya kembali dipaksa untuk menimbang keputusan yang harus diambil saat itu."Rin, aku akan berjanji padamu. Sungguh aku menyesali semuanya. Yang terjadi malam itu sungguh diluar kendaliku. Aku tak tahu ada apa dengan badanku. Tiba-tiba badanku rasanya panas, dan ... Dan ... Rasa itu ... Rasa itu datang begitu saja. Aku tak dapat menahannya."Mendengar apa yang diucapkan oleh Abisatya itu, Nisrina makin tergugu. Bayang-bayang kelam kembali hadir di pelupuk matanya yang sudah basah."Sungguh, Rin. Aku minta maaf. Tak ada sedikitpun niat dalam hatiku untuk menyakitimu," ujar Abi dengan pandangan tak lepas

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-08
  • Ketika Mantan Kekasih Suamiku Kembali    Bab 75

    Bab 75Nisrina terdiam sejenak setelah Abisatya menyelesaikan kalimatnya. Lagi-lagi ia berada dalam posisi yang tak mengenakkan. Pulang bersama itu artinya hanya ada dirinya dan sang suami dalam mobil itu. Jika menolak, ia tak tahu harus pergi kemana dan naik apa untuk kembali ke kota tempatnya tinggal sebelum pindah ke rumah Bu Rahmi."Rin, jangan banyak berpikir. Mendung makin gelap. Tak mungkin juga kamu di sini sendirian. Mau naik apa kamu? Ayo pulang sama aku aja," ajak Abi lagi.Nisrina membuang napas kasar. Ia menatap punggung lelaki yang baru saja melangkah menuju sebuah mobil tak jauh dari tempatnya berdiri."Ayo," panggil Abi lagi setelah ia membuka pintu mobil miliknya.Nisrina tak punya pilihan lain. Ia harus menumpang untuk bisa sampai ke kosan Bu Mega. Barang bawaannya masih ada di sana juga tas yang ia bawa pada acara ini juga terbawa oleh Bu Mega.Helaan napas berat terembus dari bibir Nisrina. Ia tak bisa menolak tawaran Abisatya saat ini. Mendung makin bergelayut di

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-09
  • Ketika Mantan Kekasih Suamiku Kembali    Bab 76

    Bab 76Tangan kekar Abisatya memeluk erat badan langsing milik Nisrina dengan penuh rasa bersalah. Ia tak bisa menahan diri untuk tidak menyentuh wanita di sampingnya itu setelah perdebatan panjang."Maafkan aku, Rin," racau Abisatya sambil mendekap erat badan Nisrina."Lepas Mas! Lepaskan aku! Jangan begini, aku ngga sudi kamu peluk begini!" teriak Nisrina kencang. Ia mengeluarkan semua tenaganya untuk membuat badan kekar di depannya itu menjauh dari badannya."Tidak, Rin. Sebentar saja," balas Abi yang makin erat mendekap badan Nisrina."Lepaskan! Atau aku akan berteriak?!" ancam Nisrina dengan badan yang tak bisa bergerak. Embusan napas Abisatya terasa hangat menyentuh lehernya. Ia makin keras berusaha mendorong badan kekar itu."Izinkan aku sekali saja untuk memelukmu. Anggap ini sebagai salam perpisahan antara kita. Setelah ini, aku tak lagi mengganggumu," ucap Abi tak memperdulikan suara Nisrina yang makin kencang."Sungguh aku menyesali semuanya, Rin. Jika memang kamu tak mengh

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-11
  • Ketika Mantan Kekasih Suamiku Kembali    Bab 77

    Bab 77Nisrina ternganga seketika. Ia tak mengira Abi akan bertanya soal ini sekarang juga. Ia sendiri juga tak tahu menahu soal mual yang tiba-tiba datang dalam dirinya disebabkan karena apa, sebab selama sebulan ini tidak ada morning sickness yang ia alami ketika di rumah.Kepala Nisrina refleks menggeleng. Ia tak mau menambah runyam jalan hidupnya dengan membagi tahu kabar kehamilannya pada sang suami. Bagaimana pun, proses cerai harus segera berjalan. Wanita yang sedang hamil muda itu tak mau banyak mengulur waktu."Jangan bohong, Rin!" sentak Abi dengan nada suara yang lebih tegas dan keras.Nyali Nisrina seketika menciut. Ia menggigit bibir bawahnya agar tak kelepasan bicara soal kehamilannya."Ti—ti ... dak, Mas. A—aku ti—dak sedang hamil," balas Nisrina tergagap.Abi menatap wajah Nisrina dengan tatapan dalam dan menusuk. Ia tak mau kehilangan kesempatan untuk mendapatkan jawaban yang jujur dari mulut istrinya itu."Malam itu tidak mungkin terjadi apa-apa. Melihat bagaimana ko

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-12

Bab terbaru

  • Ketika Mantan Kekasih Suamiku Kembali    Bab 87

    Bab 87Abi benar-benar mengantar Nisirina pulang. Ia merasa tak mampu menahan wanita itu untuk menuruti keinginannya setelah permintaan maaf yang dia ucapkan.Sebagai seorang suami, Abi merasa gagal. Semakin merasa gagal lagi setelah melihat respon Nisrina usai ia meminta maaf.Sebuah pesan dikirim Nisirina untuk seseorang. Ia pun menahan bibirnya untuk tidak banyak bicara di dalam mobil. Rencananya berhasil membuat Abi merasa menjadi orang yang telah abai pada tanggung jawab.Sebagai lelaki, Nisrina mau Abi gentleman. Sebentar lagi ia akan memasuki babak baru dalam hidupnya. Apa jadinya seperti kepala keluarga jika selalu mengandalkan orang tuanya untuk menyelesaikan masalah. Nisrina wanita yang mandiri dan tegas. Ia mau lelaki yang menjadi suaminya adalah lelaki yang tegas, berwibawa dan mampu berdiri di atas kakinya sendiri. Sayangnya, suami yang ia dapatkan jauh berbeda dari apa yang ia inginkan.Setibanya di rumah Nisrina, tampak banyak orang yang berada di rumah itu."Kok rumah

  • Ketika Mantan Kekasih Suamiku Kembali    Bab 86

    Bab 86Bu Rumaisha seketika menoleh setelah mendengar suara laki-laki yang sangat dikenalnya itu. Senyum sumringah seketika terkembang di wajahnya yang masih tampak cantik meski termakan usia."Duduk sini, Nak. Mama sudah pesan makanan buat kamu," titah Bu Rumaisha sambil menepuk kursi yang ada di sisi meja sebelahnya.Wajah milik Abisatya itu seketika berubah canggung. Ia kepayahan mengatur napas yang memburu bercampur kaget karena pemandangan di depannya."Iya, Ma," ucap Abi salah tingkah. Ia canggung duduk di sisi Nisrina yang langsung menunduk setelah pandangan mereka bersitatap."Kapan jadwal kamu periksa, Sayang?" tanya Bu Rumaisha pada Nisrina yang tak kalah salah tingkahnya."Sebelum balik kemarin udah periksa, Ma. Tapi kayaknya harus cari dokter lagi di sini buat persiapan lahiran beberapa bulan lagi.""Waah nanti kabari Mama ya? Mama pengen antar kamu. Mama pengen tahu gimana wajah cucu Mama itu. Ganteng apa cantik.""Selama periksa Nisrina ngga pernah tanya, Ma. Biar jadi s

  • Ketika Mantan Kekasih Suamiku Kembali    Bab 85

    Bab 85"Masya Allah anakku," teriak Bu Rumaisha saat melihat wanita hamil yang ada di depannya. Ia merentangkan tangannya untuk memeluk menantunya itu.Tangis Nisrina pecah seketika. Ia tak dapat membohongi dirinya sendiri bahwa hatinya kesepian dan merasa butuh pelukan keluarga. Bu Rahmi sudah melakukannya, tapi tentu beda dengan mereka yang sudah kenal lebih lama dan terikat tali pernikahan seperti Abi dan keluarganya."Mama, maafkan Rina," ucap Rina dalam pelukan Bu Rumaisha."Enggak, Nak. Kamu ngga salah. Abi yang salah. Tapi tenang, Mama sudah marahi dia. Sudah Mama hajar dia sampai kapok," balas Bu Rumaisha dengan tegas dan mantap."Mama hajar Mas Abi?" tanya Rina mengulang ucapan mertuanya. Kepalanya mendongak, menatap wajah yang sedang berbicara itu untuk mendapatkan kejelasan.Ekor mata Bu Rumaisha melirik ke arah laki-laki paruh baya di sampingnya. "Itu, dia yang hajar sampai berdarah wajahnya.""Papa hajar Mas Abi?" tanya Rina setelah pandangannya mengikuti arah mata Bu Ru

  • Ketika Mantan Kekasih Suamiku Kembali    Bab 84

    Bab 84Nisrina sedang bersiap untuk kembali ke rumah kedua orang tuanya. Sudah terlalu lama ia meninggalkan rumah itu tanpa penghuni. Ia tak lagi mendapatkan alasan untuk menghindar dari orang-orang di masa lalunya. Akan tetapi, untuk kembali ke rumah Abisatya itu tak mungkin dilakukan sebab hubungan keduanya masih terbilang panas."Kamu jadi pergi, Nak?" Bu Rahmi menghampiri Nisrina di ruang tengah. Nisrina yang sedang duduk sambil memegang ponsel seketika mendongak, melihat sosok yang baru saja datang ke rumahnya."Jadi, Bu. Rina harus kembali. Tidak mungkin Nisrina selamanya ada di sini, toh badan Rina sudah sehat. Mbak Nur saya ajak ikut pulang tapi beliau tidak bisa.""Nur masih ada keluarga di sini. Ngga bisa pergi begitu saja.""Iya, Bu. Rina paham.""Ibu pasti akan merindukanmu, Nak," sahut Bu Rahmi dengan tatapan sendu. Ia lantas duduk di samping Nisrina yang sudah lebih dulu menggeser badannya."Ibu ngga ikut antar Rina?" tanya Nisrina saat perempuan paruh baya itu sudah du

  • Ketika Mantan Kekasih Suamiku Kembali    Bab 83

    Bab 83Bu Rumaisha tak sengaja menemukan story Nisrina yang baru saja di posting itu. Dengan penuh semangat, beliau membukanya untuk melihat apa yang dibagi menantunya setelah sekian lama tak sapat dihubungi.Sebuah video yang menampakkan perut besar Nisrina yang sedang bergerak-gerak membuat Bu Rumaisha tersenyum penuh rasa haru."Pa, bangun, Pa!" bisik Bu Rumaisha tak sabaran. Ia menepuk-nepuk pundak suaminya untuk menunjukkan video tersebut."Apaan sih, Ma! Papa ngantuk!" elak Pak Gunawan menepis tangan Bu Rumaisha agar tak mengganggu tidurnya."Pa, lihatlah. Kita akan punya cucu, Pa!" Bu Rumaisha tak putus asa untuk membangunkan sang suami."Abi juga sudah bilang kemarin. Menantumu saja pergi dan menghilang, bagaimana kita bisa ketemu sama dia." Pak Gunawan kembali memejamkan matanya."Tapi ini story di nomor yang lama, Pa. Kayaknya sudah aktif lagi. Coba lihat dulu," ucap Bu Rumaisha makin memaksa.Tak punya pilihan lain, Pak Gunawan pun mengubah posisi tidurnya. Ia melihat layar

  • Ketika Mantan Kekasih Suamiku Kembali    Bab 82

    Bab 82Nisrina menatap geram wajah yang sedang ada di depannya. Ia tak menyangka jika kebaikannya dianggap seolah membuka celah untuknya bisa kembali dekat."Rin!" panggil Bian saat Nisrina berlari menjauh dari hadapan laki-laki itu.Tak peduli suara teriakan Bian, Nisrina berlari menuju sebuah angkutan umum yang tak sengaja berhenti tak jauh dari rumahnya."Cepat berangkat, Pak!" titah Nisrina setelah ia duduk di atas kendaraan roda empat itu.Nisrina kepayahan mengatur napas. Bahunya naik turun sebab ritme jantungnya tak tak beraturan. Dalam hati Nisrina merasa kesal pada Bian. Ia merasa telah kecolongan terhadap lelaki yang ia kira bisa dijadikan teman baik.Beberapa saat setelah duduk, perut Nisrina terasa nyeri. Tak biasanya ia merasakan nyeri yang hebat seperti itu.Sekuat tenaga Nisrina berusaha menahan rasa nyeri di perutnya itu hingga suara teriakan orang yang duduk di depannya membuat Nisrina terkaget."Mbak, di kakinya ada darah," ucap seorang wanita berhijab.Nisrina refle

  • Ketika Mantan Kekasih Suamiku Kembali    Bab 81

    Bab 81Hati Nisrina bak diiris sembilu membaca pesan yang dikirim oleh Abisatya. Tak mau membalas pesan itu, Nisrina lebih memilih diam dan menangis dalam diam. Bagaimana pun dia salah karena terlalu keras pada Abi."Maafkan aku, Mas. Aku terlalu keras padamu," gumam Nisrina sambil menyeka air matanya yang jatuh membasahi wajah.Nisrina tenggelam dalam tangisnya hingga matanya terlelap. Badan yang letih itu tak lagi sanggup menopang bobot tubuhnya yang sekarang mudah sekali terasa letih.Keesokan harinya, Nisrina bersiap hendak memeriksakan diri. Janin dalam rahimnya sudah diajak bepergian dan menghabiskan waktu banyak di perjalanan beberapa hari lalu. Ia harus memastikan anaknya dalam keadaan sehat dan tidak kurang satu apapun. Terlebih sebentar lagi, ia akan pindah kembali ke rumah orang tuanya dan membutuhkan tenaga yang fit untuk membawa beberapa baju dan barang bawaan."Pagi sekali sudah rapi, Nak? Mau kemana?" tanya Bu Rahmi ketika sedang menyapu halaman. Ia meletakkan sapunya d

  • Ketika Mantan Kekasih Suamiku Kembali    Bab 80

    Bab 80Nisrina tersedu dalam pelukan Bu Rahmi. Ia tak kuasa menahan rasa sesal yang kian menambah dalam luka di hatinya. Selama ini, perempuan yang sedang hamil muda itu terlalu menuruti egonya hingga kini ia terjerembab dalam penyesalan yang membuatnya tak henti menitikkan air mata."Tidak apa-apa kamu merasa bersalah. Yang penting setelah ini kamu mau berubah menjadi lebih baik. Bagaimana pun dia bapak dari anakmu, yang masih memiliki hak atas dirimu dan bayi dalam kandunganmu.""Tapi Rina takut, Bu. Rina sudah terlalu kasar padanya kemarin. Wajah Mas Abi yang semula mengiba, saat kami berpisah berubah menjadi penuh emosi." Nisrina memejamkan matanya, mengingat kembali urat-urat yang makin tercetak tebal di leher Abisatya."Kalau begitu datangi dia, minta maaf padanya," sambung Bu Rahmi lagi.Rina seketika mendongakkan kepalanya, lalu mengurai pelukan dari wanita paruh baya yang sedang menasehatinya itu. "Rina takut, Bu. Rina takut."Air mata Nisrina makin deras membanjiri wajahnya.

  • Ketika Mantan Kekasih Suamiku Kembali    Bab 79

    Bab 79Abi kembali ke rumah dengan kondisi hati dan pikiran yang tak baik. Harapannya bisa kembali bersama sang istri seketika lenyap setelah mendengar penolakan Nisrina yang keras itu.Ucapan Nisrina itu, bak tombak yang menancap tepat sasaran. Nyeri, perih dan terasa tak berarti sebagai seorang lelaki.Mobil yang ditumpangi Abi itu melaju dengan kencangnya. Tak peduli dengan kendaraan lainnya, Abi terus memacu mobilnya dengan kecepatan yang tak biasanya.Setibanya di rumah yang lama tak ditempati, Abi membawa masuk beberapa botol minuman yang sudah dibelinya di luar. Ia tak mau mengambil resiko seperti yang kemarin. Lelaki yang sedang hancur itu butuh sesuatu untuk melampiaskan amarahnya.Abi memilih melampiaskan emosinya dengan menenggak minuman kerasnya di rumah. Tak peduli soal halal dan haramnya, Abi terus menikmati minuman yang melenakan itu dengan hati yang penuh emosi. Padahal tak ada manfaat dari minuman itu sekalipun hanya sedikit.Kadang bibir Abi itu berteriak sambil mena

DMCA.com Protection Status