Isvara duduk di kursi meja riasnya menatap gaun pengantin sederhana yang akan dia kenakan besok. Dia pernah gagal menikah dengan Gaska kemudian menikah dengan seorang pria yang semua orang pikir adalah pria terbaik pengganti Gaska namun rumah tangga mereka gagal juga. Ada cemas melanda Isvara saat
Isvara mengaitkan tangan di leher Akram bermaksud memeluknya sehingga mereka kini saling berpelukan bergerak ke kiri dan ke kanan sembari tertawa. “Kak Ara mau honeymoon ke mana? Aku ikut lah! Libur panjang nih,” celetuk Akram. “Eh iya, aku juga donk lagi libur panjang.” Arxen menimpali. “Sama …
Tidak banyak yang tahu alasan kenapa kedua orang tua Gaska jadi tidak merestui hubungan Gaska dengan Isvara kecuali bu Yustin dan beliau yang membungkam pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan caranya. Karyawan JP Corp yang saat itu datang ke pesta pernikahan Gaska dengan Isvara sudah tidak memperdul
Semua berbahagia termasuk papi Adrian dan Papa Galih yang sudah melembutkan hati dan benar-benar merestui pernikahan Isvara dengan Gaska. Dia yang menjadi sangat melankolis, menangis saat Isvara memeluknya saat hendak berfoto. Tidak pernah bermimpi apalagi membayangkan putrinya menikah sampai dua
Isvara duduk di sofa yang menghadap Ricky dan Cindya, mereka hanya terhalang sebuah meja. Cindya sudah lebih tenang, mungkin karena tidak ingin Ricky menangkap maksud lain dari kedatangannya ke sini. Meski Ricky begitu mencintai dan memanjakannya tapi Cindya juga tidak bisa bertingkah sesuka hati
“Ya harus negosiasi lah sayang karena kamu telah memberikan hak asuh Caca sama Gaska.” Suara Ricky meninggi meski raut wajahnya tampak mengesah. “Kamu ikutin aja cara aku, tunjukin sama Caca kalau kamu menyayanginya dan perlihatkan sama semua orang kalau kamu udah move on dari Gaska dan hanya ingin
“Sayang, kamu duluan ke mobil … aku mau bicara sama bu Isvara.” Cindya berdecak lidah tidak suka mendengar titah suaminya. “Ngapain kamu mau ngomong sama dia sih?” Ricky lantas menempelkan telunjuk di bibir agar Cindya tidak banyak bicara apalagi meninggikan suara karena masih ada Meysha bersama
Ricky mengangguk-anggukan kepalanya memberi kesan kalau dia memahami apa yang Isvara ucapkan. “Mungkin sudah takdirnya Bapak bersama bu Cindya dan saya bersama Gaska meski harus melewati banyak rintangan dan masalah hidup yang semestinya bisa mendewasakan kita,” sambung Isvara lagi. “Jadi saya har
Meski sering mendapat sikap dingin dan sindiran, tapi Isvara tetap datang ke rumah mertuanya setiap weekend walau hanya sebentar. Dia berusaha ikhlas menerima kondisi tersebut karena tidak ada kebahagiaan yang sempurna. Yang penting masalah datang bukan dari orang ketiga seperti rumah tangganya
Isvara dan Cindya menjadi begitu dekat layaknya sahabat. Karena keadaannya seperti itu, Meysha juga jadi dekat dengan sang mami. Meysha mulai mengerti dan menerima sikap maminya yang manja dan om Ricky yang begitu memanjakan maminya. Gadis kecil itu juga menyayangi adiknya dari mami Cindya dan
Setelah Arshaq genap berusia dua bulan, Gaska dan Isvara memutuskan kalau sudah saatnya berkunjung ke rumah mami papinya Gaska. Isvara telah menyiapkan mental untuk segala kemungkinan terburuk dan dia akan menerima dengan sabar. Yang penting Gaska mencintainya, Meysha menyayanginya dan sekarang
Isvara menjenguk Cindya setelah membawa Arshaq imunisasi di poli anak. “Ara!” seru Cindya merasa bahagia melihat kehadiran Isvara di kamarnya. Beberapa sahabat Cindya yang juga datang menjenguk menatap aneh Isvara dan Cindya secara bergantian. Cindya memang tidak pernah bercerita kepada mereka
Dua minggu kemudian pesta syukuran kelahiran baby Arshaq diselenggarakan di kediaman Gaska dan Isvara. Seluruh keluarga Bandung datang lagi membuat ramai rumah itu. Beruntung Gaska membeli rumah besar dan luas, nyaris menghabiskan uang tabungannya saat itu padahal JP Corp terancam collaps. Tap
Sampai Isvara dan baby Arshaq sudah diperbolehkan pulang pun mami dan papinya Gaska belum juga datang berkunjung untuk bertemu dengan sang cucu. Isvara berpikir apa salahnya sampai mereka begitu membencinya? Karena sungguh alasan status saja tidak bisa Isvara terima pasalnya sampai detik ini jus
Di luar ruang rawat Isvara atau lebih tepatnya di sebuah ruangan untuk penunggu pasien, Gaska duduk sendirian dengan satu cup kopi di tangan. Dia menatap ke luar dinding kaca yang menampilkan pemandangan kota. Gaska tidak sadar kalu Ricky sudah berdiri di sampingnya dari beberapa menit yang lalu
Isvara dikerubungi oleh keempat orang tuanya, mereka semua bergantian memeluk Isvara ketika sudah dimasukan ke ruang rawat. “Selamat ya sayang ….” Keempat orang tuanya mengatakan hal yang sama. “Kamu hebat!” Papi Adrian menambah. “Makasih ya kalian sudah datang.” Isvara jadi terharu. “Mana D
Tidak ada yang lebih menegangkan selain menanti kelahiran sang putra ke dunia seperti yang sedang dialami Gaska saat ini. Dia terus saja bolak-balok di depan pintu ruang bersalin diliputi perasaan cemas. Isvara harus melakukan operasi caesar karena leher bayinya terlilit ari-ari padahal sebelumn