Semua berbahagia termasuk papi Adrian dan Papa Galih yang sudah melembutkan hati dan benar-benar merestui pernikahan Isvara dengan Gaska. Dia yang menjadi sangat melankolis, menangis saat Isvara memeluknya saat hendak berfoto. Tidak pernah bermimpi apalagi membayangkan putrinya menikah sampai dua
Isvara duduk di sofa yang menghadap Ricky dan Cindya, mereka hanya terhalang sebuah meja. Cindya sudah lebih tenang, mungkin karena tidak ingin Ricky menangkap maksud lain dari kedatangannya ke sini. Meski Ricky begitu mencintai dan memanjakannya tapi Cindya juga tidak bisa bertingkah sesuka hati
“Ya harus negosiasi lah sayang karena kamu telah memberikan hak asuh Caca sama Gaska.” Suara Ricky meninggi meski raut wajahnya tampak mengesah. “Kamu ikutin aja cara aku, tunjukin sama Caca kalau kamu menyayanginya dan perlihatkan sama semua orang kalau kamu udah move on dari Gaska dan hanya ingin
“Sayang, kamu duluan ke mobil … aku mau bicara sama bu Isvara.” Cindya berdecak lidah tidak suka mendengar titah suaminya. “Ngapain kamu mau ngomong sama dia sih?” Ricky lantas menempelkan telunjuk di bibir agar Cindya tidak banyak bicara apalagi meninggikan suara karena masih ada Meysha bersama
Ricky mengangguk-anggukan kepalanya memberi kesan kalau dia memahami apa yang Isvara ucapkan. “Mungkin sudah takdirnya Bapak bersama bu Cindya dan saya bersama Gaska meski harus melewati banyak rintangan dan masalah hidup yang semestinya bisa mendewasakan kita,” sambung Isvara lagi. “Jadi saya har
“Caca jangan nakal ya … jangan ngerepotin moma sama popa.” Gaska berpesan kepada putrinya yang tampak bahagia akan menginap bersama adik-adiknya Isvara dan kakek neneknya yang baru sementara Gaska sendiri merasa cemas melepas Meysha. “Oke Papi.” Meysha mengangkat satu jempolnya. Gaska mengusak kep
Kebaya Isvara lantas jatuh ke lantai menyisakan bustie. Dengan mudah juga Gaska menanggalkan kain yang membalut tubuh bagian bawah Isvara setelah itu membalikan tubuh Isvara kembali menghadapnya. Gaska juga membantu melepas bustie Isvara tapi dari depan sehingga tangannya melewati tubuh Isvara mem
Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh siang tapi Gaska dan Isvara masih ingin bergelung di atas ranjang saling berpelukan dengan tubuh polos hanya dibalut satu selimut yang sama. Gaska terlalu ganas, sepanjang malam tidak berhenti meminta padahal sebelum menikah mereka sudah sering bercinta namun kat