“Apa? Cindya berani nampar kamu?” Intonasi Erwan meninggi, raut wajahnya tampak berang. Awalnya dia tidak terlalu peduli dengan gundahnya Isvara, dia pikir hanya masalah pekerjaan biasa namun mendengar sang kekasih mendapat kekerasan membuat Erwan tidak terima. Isvara baru saja selesai menceritaka
Kenzo sempat menyerah dan tidak menghubungi Isvara lagi malah sambungan telepon mereka saat itu sengaja diputus Kenzo dengan alasan dia harus menjawab panggilan lain. Namun beberapa minggu berselang, Kenzo tidak tahan ingin mendengar suara Isvara. Dia tekan egonya untuk menghubungi sang pujaan hat
Semenjak kejadian tantrumnya Cindya di kantor JP Corp beberapa hari lalu, Gaska melakukan silent treatment kepada Cindya. Pria itu tidak menegur Cindya, tidak menjemput Cindya dati kantor bahkan tidur membelakangi Cindya. Sesekali Gaska mendengar ringisan Cindya atau desahan yang tengah mengeluh t
Cindya terpekur mendengar rentetan kalimat penuh kecewa dari Gaska. Namun dia yang tidak pernah kalah saat berdebat lantas tertawa sumbang. “Kamu memutar balikan fakta,” kata Cindya, tidak relevan dengan apa yang Gaska sampaikan barusan. “Jadi kamu yakin kemarin itu aku berselingkuh dengan Ara? A
Mendengar kalau proyek dari klien besar asal Singapura ini tidak langsung diberikan kepadanya malah dilelang ke tiga tim desain produksi membuat hati Isvara bertanya-tanya dan juga kecewa. Selama ini JP Corp akan selalu memberikan proyek besar kepada tim Isvara yang merupakan tim A, untuk proyek sk
“Eeeh, ini Kenzo ya … keponakannya mama Trisha?” sapa mami Aruna ramah. “Iya Tante, apa kabar?” Kenzo mengulurkan tangannya bersalaman dengan mami Aruna. “Baik-baik … ayo masuk.” Lalu memanggil suaminya. “Papiii … ada Kenzo nih.” Mami Aruna antusias sekali dengan kedatangan Kenzo. Papi datang da
“Er … wan.” Isvara bergumam membuat Kenzo menoleh kepadanya. Menyadari tatapan Isvara tertuju pada satu titik maka Kenzo mengikuti arah tatap Isvara dan mendapati seorang pria yang mungkin namanya yang baru saja disebutkan oleh Isvara. Langkah Erwan berhenti menghalangi jalan Isvara dan Kenzo deng
“Ra, pulang ya … ayo pulang.” Kenzo merengkuh pinggang Isvara menuntunnya kembali ke meja. Isvara sudah sulit dikendalikan karena mabuk berat. Gerakannya serampangan sedangkan matanya setengah terbuka. Masa tadi dia mau naik ke atas meja DJ, yang benar saja! “Enggak mau pulang ….” Isvara meracau