“Eeeh, ini Kenzo ya … keponakannya mama Trisha?” sapa mami Aruna ramah. “Iya Tante, apa kabar?” Kenzo mengulurkan tangannya bersalaman dengan mami Aruna. “Baik-baik … ayo masuk.” Lalu memanggil suaminya. “Papiii … ada Kenzo nih.” Mami Aruna antusias sekali dengan kedatangan Kenzo. Papi datang da
“Er … wan.” Isvara bergumam membuat Kenzo menoleh kepadanya. Menyadari tatapan Isvara tertuju pada satu titik maka Kenzo mengikuti arah tatap Isvara dan mendapati seorang pria yang mungkin namanya yang baru saja disebutkan oleh Isvara. Langkah Erwan berhenti menghalangi jalan Isvara dan Kenzo deng
“Ra, pulang ya … ayo pulang.” Kenzo merengkuh pinggang Isvara menuntunnya kembali ke meja. Isvara sudah sulit dikendalikan karena mabuk berat. Gerakannya serampangan sedangkan matanya setengah terbuka. Masa tadi dia mau naik ke atas meja DJ, yang benar saja! “Enggak mau pulang ….” Isvara meracau
“Ra ….” “Kenzo … ayo, kita ke Aussie … kita cari suami buat aku.” Isvara merengek. “Kalau aku bersedia menerima kamu apa adanya, apa kamu mau menikah sama aku?” Isvara terdiam menatap Kenzo lamat-lamat. “Enggak … aku kasian sama kamu kalau jadi suami aku, kamu dapetin barang bekas hiks … hiks …
“Ra.” Kenzo menahan tangan Isvara yang hendak menarik handle pintu. Mereka sudah sampai di depan gedung kantor JP Corp, sengaja Kenzo mengantar Isvara pagi ini karena mobil Isvara ditinggal di kantor kemarin. “Apa, Ken?” Isvara menatap Kenzo lekat. “Kamu beneran enggak inget?” tanyanya menatap na
“Kerjaan itu diselesaikan di kantor bukan di rumah!” Suara Cindya meninggi. “Nanti kalau aku pulang malem, kamu negatifthinking … mikir yang enggak-enggak, nuduh aku selingkuh sama Ara,” sindir Gaska yang sengaja menunjukkan kekesalannya. Cindya berdecak lidah juga kesal karena kehilangan kata-kat
Setelah Senin lalu presentasi di depan CEO dan CMO JP Corp. Hari ini para Project Manager melakukan presentasi langsung di depan klien dari Singapura. Sengaja urutan presentasinya dibuat tim C lebih dulu kemudian tim B dan terakhir tim A yaitu timnya Isvara. Tidak ada beban atau degup jantung men
Sepanjang jalan pulang, Kenzo terus berceloteh merencanakan pesta pernikahannya dengan Isvara sampai kepindahan Isvara setelah mereka menikah nanti ke Australia. Semua tersusun rapih, mungkin Kenzo telah merencanakannya dari jauh hari. Namun Isvara hanya diam sembari tersenyum tipis menatap teduh