“Kamu enggak capek marah-marah terus?” tegur Galih setelah menutup pintu kamar rapat. Trisha baru saja memarahi asisten rumah tangga dan driver dengan alasan yang sangat sepele. Dia melakukannya semenjak pulang dari rumah kedua orang tua Galih karena tidak berhasil menyakiti Aruna. Sedikit banyak
Senyum Adrian tidak tulus, kecupannya tidak semanis biasa dan pria itu selalu menghindari tatap dengan Aruna. Aruna tahu ada yang tidak beres, suaminya tengah kesal. Seperti ada yang ingin dibicarakan namun enggan. Meski begitu Aruna memuji usaha Adrian agar tetap terlihat biasa saja. Dan Aruna
Beberapa menit mereka lalui dengan berpelukan di atas kursi meja kerja Adrian sampai Adrian memanggil Aruna dengan panggilan sayang yang nadanya sudah kembali tulus. “Sayang?” “Ya sayang?” Aruna menyahut tapi belum menjauhkan wajah dari lekuk leher Adrian. “Sekarang hari kamis,” kata Adrian meruj
Sudah disepakati bersama kalau pengerjaan renovasi kamar utama minimal bisa selesai selama lima hari dan maksimal seminggu. Hari ini adalah hari pertama dimulainya pengerjaan kamar tersebut dan Ghema tidak menemukan Aruna di rumah itu. Sedari tadi dia celingukan mencari sang mantan kekasih. Ghema
Adrian kemudian mengajak Echa dan Ghema juga para tukang untuk makan siang. Ada yang aneh dalam makan siang kali ini karena Aruna tidak ikut serta. Aruna meminta pengertian Adrian untuk tidak ikut makan siang di meja makan, dia enggan melihat wajah Ghema. Namun ketika Adrian akan kembali ke kanto
Aruna mengerjap, memejamkan mata kembali karena kepalanya terasa pusing sekali. Mengangkat tangan untuk menyentuh pelipis kemudian memijatnya perlahan, ingatannya ditarik paksa sesaat sebelum ia tidak sadarkan diri untuk mengingat apa yang terjadi. “Sayang.” Suara bariton sexy milik suaminya memb
Wajah Galih pucat pasi, dia tampak syok. “Tadi waktu Mama ke rumah kamu, Trisha lagi muntah-muntah di kamar mandi … badannya juga lemes jadi Mama bawa ke rumah sakit dan tadi hasil test lab darahnya HCG di atas 25 … setelah itu test urin dan ternyata Trisha positif hamil … selamat ya Galih, kamu ak
“Sayang!” Adrian memanggil Aruna, pria itu baru saja turun dari dalam mobil. Lengan kemejanya dilinting hingga sikut, kemeja yang seharian ini dia kenakan pun telah kusut namun wajahnya terlihat berseri. Aruna yang tengah mengantar ke parkiran dua orang wanita yang merupakan customernya langsung
Meski sering mendapat sikap dingin dan sindiran, tapi Isvara tetap datang ke rumah mertuanya setiap weekend walau hanya sebentar. Dia berusaha ikhlas menerima kondisi tersebut karena tidak ada kebahagiaan yang sempurna. Yang penting masalah datang bukan dari orang ketiga seperti rumah tangganya
Isvara dan Cindya menjadi begitu dekat layaknya sahabat. Karena keadaannya seperti itu, Meysha juga jadi dekat dengan sang mami. Meysha mulai mengerti dan menerima sikap maminya yang manja dan om Ricky yang begitu memanjakan maminya. Gadis kecil itu juga menyayangi adiknya dari mami Cindya dan
Setelah Arshaq genap berusia dua bulan, Gaska dan Isvara memutuskan kalau sudah saatnya berkunjung ke rumah mami papinya Gaska. Isvara telah menyiapkan mental untuk segala kemungkinan terburuk dan dia akan menerima dengan sabar. Yang penting Gaska mencintainya, Meysha menyayanginya dan sekarang
Isvara menjenguk Cindya setelah membawa Arshaq imunisasi di poli anak. “Ara!” seru Cindya merasa bahagia melihat kehadiran Isvara di kamarnya. Beberapa sahabat Cindya yang juga datang menjenguk menatap aneh Isvara dan Cindya secara bergantian. Cindya memang tidak pernah bercerita kepada mereka
Dua minggu kemudian pesta syukuran kelahiran baby Arshaq diselenggarakan di kediaman Gaska dan Isvara. Seluruh keluarga Bandung datang lagi membuat ramai rumah itu. Beruntung Gaska membeli rumah besar dan luas, nyaris menghabiskan uang tabungannya saat itu padahal JP Corp terancam collaps. Tap
Sampai Isvara dan baby Arshaq sudah diperbolehkan pulang pun mami dan papinya Gaska belum juga datang berkunjung untuk bertemu dengan sang cucu. Isvara berpikir apa salahnya sampai mereka begitu membencinya? Karena sungguh alasan status saja tidak bisa Isvara terima pasalnya sampai detik ini jus
Di luar ruang rawat Isvara atau lebih tepatnya di sebuah ruangan untuk penunggu pasien, Gaska duduk sendirian dengan satu cup kopi di tangan. Dia menatap ke luar dinding kaca yang menampilkan pemandangan kota. Gaska tidak sadar kalu Ricky sudah berdiri di sampingnya dari beberapa menit yang lalu
Isvara dikerubungi oleh keempat orang tuanya, mereka semua bergantian memeluk Isvara ketika sudah dimasukan ke ruang rawat. “Selamat ya sayang ….” Keempat orang tuanya mengatakan hal yang sama. “Kamu hebat!” Papi Adrian menambah. “Makasih ya kalian sudah datang.” Isvara jadi terharu. “Mana D
Tidak ada yang lebih menegangkan selain menanti kelahiran sang putra ke dunia seperti yang sedang dialami Gaska saat ini. Dia terus saja bolak-balok di depan pintu ruang bersalin diliputi perasaan cemas. Isvara harus melakukan operasi caesar karena leher bayinya terlilit ari-ari padahal sebelumn