Hari ini Adrian sudah bisa menghabiskan waktunya bersama Aruna dan Isvara. Rakor telah selesai, semua tamu undangan Rakor sudah kembali ke kota masing-masing kecuali Adrian yang sengaja mengambil cuti. Rasanya Adrian ingin bangun siang dan berlama-lama di atas ranjang karena saat ini tengah memelu
Sebelum matahari terbenam, mereka bertiga mengunjungi sebuah restoran yang terkenal dengan sunset-nya. Adrian sudah melakukan reservasi terlebih dahulu sehingga mereka bisa mendapat meja dengan spot terbaik. Makan malam dengan menu hidangan seafood itu terasa begitu romantis dengan meja yang mengg
Gantian Aruna yang terkekeh. “Tahu enggak, Mas … dulu juga mas Bian gitu.” Adrian berdecak lidah. “Tetap aja beda, bedanya kalau Bian bohong tapi kalau aku jujur.” Pria itu menarik dagu Aruna kemudian memberikan kecupan singkat. Kepalanya menjauh lalu tersenyum. Kepala Adrian mendekat lagi untu
“Aruna, akhir minggu ini akan ada acara arisan keluarga di rumah Mama … rencananya Mama mau memperkenalkan kamu sama keluarga Mama dan papa, kamu dateng ya?” “Iya Ma … apa ada yang bisa Aruna bantu?” “Enggak usah, semua udah ada yang urus … kamu tinggal dateng aja.” Aruna mengangguk. “Makasih und
“Rika enggak kerja karena harus ngurus Abrizam yang masih kecil jadi kamu transfer lah barang berapa ke Rika setiap bulan … Abrizam itu ‘kan anak mendiang suami kamu jadi kamu harus tanggung jawab … selama Bian hidup, kamu udah kenyang morotin hartanya Bian!” Mama Tina mengatakannya dengan intonasi
“Enggak aku buatin kopi, biar nanti sampe rumah Mas langsung tidur ya.” Aruna memberikan mug di tangannya pada Adrian. “Aku boleh nginep aja di sini, enggak?” Pria itu merayu Aruna. “Enggak Mas, Mas harus pulang … nanti Ara nyariin.” Aruna duduk di samping Adrian sementara pria itu menunjukkan t
KEPINGAN HATI CHAPTER 31 PERJUANGAN DIMULAI Pandangan Aruna langsung tertuju pada Trisha dan wanita paruh baya di sampingnya ketika baru saja keluar dari sebuah ruangan penuh gaun pengantin. Adrian menoleh padanya, Aruna bisa melihat cemas di mata pria itu. Begitu juga dengan ibu Olive yang tam
Aruna menganggukan kepala, satu buliran kristal mengalir dari mata sebelah kanan ketika ia memejamkan mata sekilas. Bukan air mata kesedihan tapi air mata bahagia karena dia akan menikahi pria yang begitu mencintainya. Aruna tidak mau mundur dan mengalah begitu saja, dia akan membuktikan kalau anc