“Mami!” Isvara memeluk pinggang Aruna yang kemudian membungkuk untuk membalas pelukan gadis kecil yang dibalut pakaian balet bertutu. Isvara sangat lucu dan menggemaskan. “Ara seneng karena mami nemenin Ara latihan balet,” katanya usai merenggangkan pelukan. Aruna berjongkok mensejajarkan tubuhny
“Mami kandungnya Ara meninggal setelah melahirkan Ara, terjadi komplikasi pada Tyas waktu itu … Tyas itu maminya Ara.” Aruna yang sedang menggendong Isvara hanya memberikan sebuah tatapan sebagai tanggapan atas ucapan oma Yeni tentang mami kandungnya Ara. Mereka sedang melangkah beriringan menaiki
“Oh ya? Mereka ngapain kamu tadi?” Adrian jadi khawatir Aruna mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari para mama yang sering bertindak impulsif itu. “Enggak ngapa-ngapain, tapi penerimaannya kurang ramah … tapi mungkin perasaan aku aja, terus Miss Diora kayanya suka deh sama Mas Adrian ….” Ad
“Cha … boleh enggak kalau aku bawa Ara ke pesta ulang tahun si kembar?”Aruna bertanya saat tangan sibuk memasukan berbagai makanan ringan ke dalam sebuah goodie bag berbentuk tokoh kartun. Icha sengaja mengundang Aruna dan Irma untuk membantunya menyiapkan pesta si kembar berselubung makan siang di
Ada maksud terselubung dari ucapan Irma. “Ya udah … nanti aku ajakin mas Adrian,” putus Aruna akhirnya. Tanpa Aruna tahu, Irma dan Icha melakukan tos di belakang punggungnya tanpa suara. Bila nanti mereka yakin kalau Adrian adalah yang terbaik untuk Aruna, maka mereka bersedia membantu Adrian men
“Mamiiii!” Suara Isvara yang manis memanggil Aruna. Semua langsung menoleh ke arah pintu mengikuti arah pandang Isvara, termasuk Adrian yang sudah lebih dulu ada di ruang tunggu studio balet. “Araaa!” Aruna merentangkan kedua tangan, dia belum mengetahui ada Adrian di area ruang tunggu orang tua s
“Beneran boleh?” Adrian terkejut sekaligus senang. Aruna mengangguk. “Tapi kalau kita ketahuan belum nikah gimana?” “Kan hanya belum, bukan berarti enggak akan.” Adrian menjawab di dalam hati. “Kita enggak pernah bilang kalau kita udah nikah ‘kan? Mereka yang mungkin berpikir seperti itu ...” Ar
“Hai … Hai ….” Sapaan dengan suara centil dari dalam rumah membuat Adrian dan Isvara tertegun sesaat di teras lalu saling melempar tatap penuh keheranan. “Ada Non Trisha di dalam, Pak.” Nanny Ida yang berdiri di ambang pintu memberitahu. “Hallo anak cantik,” Trisha muncul dari belakang punggung N