Share

3

Penulis: Disi77
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-10 08:29:52

Hari ini adalah peringatan kematian Adam dan Fedro. Lisa pun ikut bergabung. Dia akan memberitahu Jason setelah pulang dari acara tersebut tentang rencananya untuk bercerai.

Namun, Lisa terkejut saat sampai rumah. Jason sudah berada di sana duduk di samping Tina dan keluarganya. Mereka sedang memuji Tina yang cantik dan pandai.

“Terima kasih, Jason. Kamu mau datang menyempatkan diri dalam peringatan kematian suami dan anak lelakiku.” Nania berkata dengan penuh syukur.

“Sudah sepatutnya aku datang, Ibu. Anda adalah ibu mertuaku. Benarkan?” jawab Jason.

“Ibu, Jason bersedia datang ke sini karena aku yang mengajaknya.”

Nania terharu dengan ucapan Tina. “Selama ini Lisa tak pernah membawa Jason ke sini. Padahal dia adalah menantu di rumah ini. Sungguh keterlaluan anak pembawa sial itu!”

Hati Lisa sakit mendengar ucapan ibunya. Selama ini dia tak pernah dibanggakan. Nania terus mengucapkan terima kasih pada Tina dengan memeluknya penuh cinta.

Apa yang dikatakan Nania bohong. Selama ini Jason selalu menolak untuk ikut hadir dalam perayaan kematian ayah dan adiknya. Jason datang karena permintaan Tina, sungguh menyebalkan.

Lihatlah, bahkan Tina duduk bersebelahan di samping Jason, seolah dialah istrinya. Lalu Jason tak mempermasalahkan. Lisa benar-benar tak dianggap ada.

Tina menoleh dan melihat Lisa yang sedang kesal. “Lisa, kapan kamu datang?”

“Baru saja.”

“Hei, kenapa kamu datang terlambat? Apa kamu melupakan ayah dan adik lelakimu? Mereka meninggal karena kamu dan sekarang tak mau memberikan persembahan pada mereka. Sungguh tak tahu diri.” Nania menuduh Lisa tanpa malu.

“Maafkan aku, Ibu. Ada hal yang perlu aku urus.”

“Memang ada yang lebih penting dalam hidupmu? Kamu tak punya apa-apa! Jika bukan karena belas kasihan dariku, kamu pun sudah mati!”

Kejam sekali kata-kata Nania. Lisa menahan dirinya untuk tak menangis. Hatinya semakin sakit, saat melihat Jason sama sekali acuh dan tak peduli jika dirinya dihina.

Jason bahkan tak mengatakan kalau selama ini Lisa selalu memintanya untuk datang di acara peringatan kematian ayah dan adik lelakinya. Jika saja ini bukan peringatan kematian ayah dan adik lelakinya, Lisa ingin pulang. Dalam hati Lisa berkata jika sebentar lagi dia akan menyusul ayah dan adik lelakinya.

“Semoga Ayah dan Fedro memaafkanku. Tunggu aku!”

Selesai melakukan ritual peringatan, mereka semua makan. Lisa duduk di bangku paling ujung, terhalang beberapa meja dari anggota keluarga lainnya. Jason dan Tina duduk berdampingan berhadapan dengan Nania dan Mike, ayah tirinya.

Tak ada satu pun saudara dan sanak saudaranya yang mau berbicara dengan Lisa. Mereka semua tampak berbincang bahagia. Entah apa yang mereka perbincangkan, Lisa melepaskan alat bantu dengarnya. Dengan begitu, hatinya tak akan sakit hati dan Lisa bisa mengisi perutnya.

Tina merasa heran karena Lisa tak merespon. Bahkan, Lisa tak terlihat marah saat Tina menyuapi Jason.

“Bagaimana rasanya? Aku dan Ibu yang memasak semua ini?” tanya Tina.

“Rasanya enak. Terima kasih. Tapi, aku bisa makan dengan tanganku sendiri.” Jason menjawab sopan agar tak menyinggung perasaan Nania.

Jason bersikap ramah di hadapan Nania dan Jason karena mereka adalah mertuanya, bukan karena Tina. Kemudian Jason melirik Lisa yang makan dalam diam. Tina melihatnya dan dia marah.

“Aku sudah selesai.” Lisa berkata dan hampir mengejutkan.

Lisa langsung bangkit dan membawa piring kotornya ke dapur. Kemudian Lisa mencuci piring kotornya. Dia sudah terbiasa melakukannya dan semua pekerja di rumah ibunya tak ada yang memperlakukannya seperti majikan.

“Kamu sudah selesai, ayo kita pulang!”

Jason berkata saat Lisa selesai membilas piring. Namun, Lisa tak mendengar. Dia belum memasangkan alat bantu dengarnya.

“Jason, kenapa mengajaknya pulang? Lisa datang sendirian, jadi biarkan dia pulang sendiri! Lebih baik kita menikmati teh di teras bersama Mike dan Tina.” Nania menarik tubuh Jason cepat.

Lisa baru memutar tubuhnya dan melihat Jason yang sudah pergi jauh. Kemudian Lisa memilih pulang sendiri. Ia tak menoleh agar hatinya tidak bertambah sakit.

Sesampainya di rumah Lisa langsung mandi dan segera meminum obat, lalu tidur. Lisa baru bangun pagi harinya dan langsung menyiapkan sarapan untuk Jason. Namun hingga jam 7 pagi, Jason tak keluar dari kamarnya. Lisa pun mengetuk kamarnya, tak ada jawaban.

Kemudian, Lisa memberanikan diri membuka kamar Jason. Kasurnya masih rapi, sepertinya Jason tidak pulang. Tadi malam Lisa terlalu lelah dan mengantuk setelah minum obat.

Suara bel terderngar. Lisa langsung keluar dan membuka pintu. Olivia Olsen, ibu mertuanya yang datang.

“Jason sudah berangkat kerja, Ibu,” kata Lisa mengira Olivia menanyakan keberadaan Jason.

“Aku tahu. Jason bukan berangkat bekerja, tetapi dia menginap di rumah orang tuamu,” jawab Olivia ketus. “Apa ini, Lisa? Seharusnya kamu berada di rumahmu. Bisa-bisanya kamu pulang sendirian dan Jason menginap di sana bersama saudara tirimu.”

Lisa tak tahu harus menjawab apa. Jason sama sekali tak memberi kabar. Bukan, Jason memang tak pernah mengatakan ke mana dia pergi, lagi pula untuk apa?

Lisa tak pernah dianggap sebagai istri. Jason merasa tak ada kewajiban untuk memberitahunya, benarkan?

“Lisa, dengarkan aku! Kenapa dulu aku meminta Nania untuk menjemputmu dan menggantikan Tina menikahi Jason?” Dia hanya menggeleng. Lisa tek berani menyela.

Olivia tampaknya sedang serius. “Karena aku tahu Tina bukan gadis yang baik. Lihat saja di hari pernikahannya dia memilih mengejar cita-citanya dan meninggalkan Jason. Aku berharap banyak agar kamu bisa menjadi istri yang aku inginkan, tapi apa?”

“Kamu justru membuatku malu. Sekarang Tina hadir setelah menjadi model internasional. Semua orang memuja Jason dan Tina agar bersatu. Kenapa kamu diam saja? Apa kamu tidak bisa menjadi istri yang baik?”

“Maafkan aku, Ibu. Aku sudah berusaha, tetapi sepertinya terlalu sulit.”

“Bukan sulit, tapi kamu yang tak mau berusaha.”

Bab terkait

  • Ketika Istri Billionaire Pergi   4

    Olivia tak pernah tahu bagaimana dinginnya Jason memperlakukan Lisa. Dia pun tak pernah tahu bagaimana perjuangan Lisa meluluhkan hati Jason yang keras. Olivia kini justru menghinanya bodoh.“Maafkan aku, Ibu. Aku akan bercerai agar Jason bisa terbebas,” kata Lisa setelah Olivia selesai memarahinya.“Apa? Bercerai?”“Benar, Bu. Sekarang Tina sudah sukses dan terkenal, pasti sangat membanggakan. Jason juga sepertinya masih mencintainya.”Wajah Olivia, terkejut. Lisa tampak sungguh-sungguh. Sebenarnya Olivia tahu seberapa besar cintanya Lisa pada Jason dan usahanya untuk meluluhkan putranya.Lima tahun lalu, Jason mengalami kecelakaan saat melakukan acara amal bersama anak-anak panti asuhan yang diadakan di salah satu pantai. Jason tenggelam setelah kapal yang ditungganginya diterpa ombak besar. Tim Sar hampir menyerah dan tak bisa menemukan keberadaannya.Lalu seorang gadis panti pantang menyerah mengaruhi ombak laut saat cuaca buruk. Jason pun berhasil diselamatkan. Jika saja gadis it

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Ketika Istri Billionaire Pergi   5

    Lisa baru selesai membersihkan rumah. Pesan baru, masuk ke ponselnya. Wajah Lisa terlihat malas saat tahu yang mengirimnya pesan adalah Tina.“Lisa, kamu tahu. Tadi malam Jason begitu menggairahkan.”“Seharusnya kamu melihat bagaimana Jason memperlakukanku dengan baik.”Tina sengaja membuat Lisa marah dan cemburu, padahal tak ada yang terjadi di malam tersebut. Jason bahkan tak meliriknya dan tidur di atas sofa setelah menidurkan Tina di ranjang kamarnya.Namun, Lisa tidak marah dan sama sekali tak peduli. Rasa cemburunya Lisa pun sudah hilang.Pesan dari Tina belum selesai. “Kenapa kamu sangat tak tahu diri? Sejak awal Jason adalah milikku, tetapi kamu merebutnya dariku.”Lisa tak tahan dengan tuduhan tersebut. Ia pun membalas. “Merebut darimu? Kamu yang meninggalkan Jason. Ingat itu!”Tina masih terus membalas pesannya, tetapi Lisa mengabaikannya. Lisa menatap jam dinding, waktu masih panjang sebelum Jason pulang. Ia pun memutuskan membersihkan rumah sekali lagi, memilah perlengkapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Ketika Istri Billionaire Pergi   6

    Lisa tiba di panti asuhan tempatnya dulu saat beranjak dewasa. Bibi Maria yang kini sudah tua menyambutnya dengan suka cita. Dia tak menyangka Lisa akan mengunjunginya.“Lisa, ini sangat tak terduga. Aku sungguh tak menyangka kamu akan datang menemuiku,” kata Maria lalu memeluk Lisa erat.“Aku sangat merindukanmu, Bibi.”Senyuman Lisa benar-benar tulus. Ia belum pernah merasa sebahagia saat ini. Maria pun membawanya masuk ke dalam panti dan memasak makanan kesukaan Lisa.Maria tak mengizinkan Lisa membantunya. Lisa pun memilih melihat anak-anak panti asuhan yang sedang bermain di taman. Senyumannya terus terukir.“Aku merasa hidup setelah terlahir kembali.”Keputusan Lisa untuk meninggalkan villa Jason adalah keputusan yang tepat. Lisa bisa mendengar tawa anak-anak panti asuhan yang begitu membahagiakan. Di sini dia merasa sangat dihargai.Lisa lantas berbaur dengan anak-anak panti asuhan, ikut bermain dan tertawa bersama mereka. Wajah ceria Lisa terlihat sangat berbeda. Dia merasa ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Ketika Istri Billionaire Pergi   7

    Tina marah. Apa lagi Jason menyebut nama Lisa dan membandingkan dirinya dengan saudari tiri cacat itu. Dia bahkan menggertakan rahangnya, menunjukkan jika dirinya marah besar.“Apa yang kamu lakukan, Jason? Kenapa kamu masih menyebut nama wanita cacat itu?” kata Tina dengan suara tinggi. “Kamu tidak menghargaiku!” Tangan Tina lantas meraih kotak bekal yang dibawanya, lalu ditumpahkan di hadapan Jason. “Dulu kamu sangat suka masakanku dan selalu menghabiskannya tanpa sisa.”“Aku bisa menerimanya jika kamu lupa dengan rasa masakanku, tapi membandingkannya dengan Lisa,” geram Tina meluapkan kekesalannya. “Aku tidak bisa menerimanya!”Suara Tina memekik tinggi, hingga membuat telinga Jason berdenging. Jason tahu Tina terkadang emosional, tetapi saat ini dia pun tengah kesal. Akan tetapi Jason sadar, sudah melakukan kesalahan.“Maafkan aku,” ucap Jason datar, bahkan dia enggan melihat wajah Tina.“Tiba-tiba saja perutku menjadi kenyang dan tak berselera makan, jadi aku tak punya tenaga un

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Ketika Istri Billionaire Pergi   8

    Lisa memberikan sebagian uang tabungannya untuk Maria sebelum meninggalkan panti asuhan. Kemudian ia memilih menyewa motel. Ia harus menghemat uangnya agar bisa cukup bertahan hidup selama 3 bulan. Ruangan yang tak terlalu besar, tetapi cukup untuknya bisa tinggal dalam kesendirian.Cuaca di kota ini mendung, padahal Lisa melihat ramalan cuaca pagi ini akan cerah. Lisa membuka jendela dan melihat orang-orang lalu lalang di trotoar bersiap untuk berangkat bekerja. Sepertinya Lisa tak bisa terus berdiam diri di sana tanpa melakukan apa pun.Untunglah Lisa sudah sarapan di panti asuhan sehingga tak perlu kelaparan hingga siang nanti. Saat Lisa berjalan-jalan di trotoar dekat taman bunga, ia melihat sebuah lowongan pekerjaan di restoran ayam goreng. Segera saja dia menghampiri dan menawarkan diri.“Apa kamu bisa mengendarai motor?” tanya pemilik restoran tersebut saat Lisa menawarkan diri. “Aku menerima layanan pesan antar, jadi pekerjaku harus bisa mengendarai motor untuk mengantar pesa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Ketika Istri Billionaire Pergi   9

    Setelah fans-nya Tina pergi, dia langsung menatap kesal pada Jason dan bertanya, “Apa maksudmu kalau kamu bukan kekasihku?”“Bukankah kamu harus menjaga imej mu sebagai model. Tidak boleh ada skandal?” Jason menjawab santai, bahkan dia tak merasa bersalah sudah membuat Tina marah.“Skandal? Apa yang bicarakan?”“Tina, aku adalah lelaki yang sudah menikah dan punya istri ... bagaimana kalau fans mu tadi tahu, lalu membuat gosip hingga jadi skandal.”Tina terkejut dengan jawaban Jason. “Jason, sejak kapan kamu punya istri?”Alex bilang Jason tak pernah mengakui Lisa sebagai istrinya. Dia selalu merasa masih lajang, tidak suka jika disebut sudah menikah dan punya istri. Tapi, kenapa sekarang Jason berkata seperti itu membuat Tina tak terima.“Bukankah kamu mengatakan akan bercerai dengan Lisa?”“Benar, tapi saat ini statusku masih menikah. Aku dan Lisa belum resmi bercerai.”“Hei, Jason! Jangan bilang kalau kamu tidak ingin bercerai dan ingin mempertahankan pernikahanmu dengan Lisa?” Tin

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Ketika Istri Billionaire Pergi   10

    Sore hari saat Jason hendak pulang, Alex masuk ke ruangan kerjanya dengan wajah kesal. Dia langsung mencecar Jason.“Ada apa denganmu, Jason?” tanyanya tanpa berbasa basi.“Aku? Memangnya aku kenapa?” jawab Jason menaikan pandangannya.Jason bahkan menunjuk dirinya. Alex pun menghela napas panjang, mengendalikan kekesalannya. Sepupunya itu tak mengerti arah tujuannya atau memang pura-pura tak mengerti.“Kenapa kamu menjadi acuh pada Tina?” Alex langsung berkata pada intinya. “Kamu tahu? Tina menangis saat mengadu padaku karena kamu acuh padanya.Jason menaikkan alisnya. Dia menatap bingung pada Alex. “Benarkah? Apa yang dikatakan Tina padamu?”“Kamu tidak merasa kalau sudah membuat Tina bersedih?” Suara Alex melemah menahan kesal.“Aku merasa tak melakukan hal yang salah. Tina hanya berlebihan,” sahut Jason diakhiri decak malas.Kemudian Jason meraih tas kerjanya dan bersiap untuk pulang. Hari ini dia benar-benar lelah dan ingin segera beristirahat.Namun, Jason terhenti lalu menepuk

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Ketika Istri Billionaire Pergi   11

    “Terima kasih banyak, Pak.” Lisa berterima kasih dengan tulus.“Tunggu, Nona!” Lisa yang hendak mendorong pintu mobil langsung menoleh pada si sopir. “Ada apa, Pak?” tanyanya heran, tetapi sopir itu tersenyum lalu memberikan sebuah jeruk segar berukuran sedang untuknya.“Terimalah ini! Kemarin mertuaku datang membawakan hasil panennya. Istriku memintanya untuk berbagi dengan penumpangku agar mereka puas dengan pelayananku,” jelas sopir itu ramah. “Ayah mertuaku menanam jeruk dengan tangannya sendiri dan merawatnya dengan sepenuh hati. Percayalah rasa jeruk ini sangat manis dan bisa membuat suasana hatimu selalu ceria.”Jeruk itu pun diterima Lisa dengan senang hati. “Oh Tuhanku, Anda baik sekali, Pak. Sampaikan terima kasih pada mertua dan istrimu, Pak. Semoga Tuhan memberkati kebaikan Anda dan keluarga.”“Amin.”Suasana hati Lisa benar-benar lebih baik. Dia merasa ini semua adalah dukungan untuknya. Langkah Lisa terhenti saat ia baru saja melangkah. Mobil Lamborghini Aventador, memb

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05

Bab terbaru

  • Ketika Istri Billionaire Pergi   82.

    Sean pun bersedia memaafkan Ryan. Kemudian mereka langsung pulang ke apartemen milik Ryan. Sebuah penthouse yang disiapkan untuk tinggal dengan Lisa dan Sean.Bahkan Ryan sudah mendekorasi kamar Sean dengan karakter kartun kesukaannya. Tentu saja Sean sangat menyukainya dan perlahan rasa marahnya menghilang.“Kamu suka dengan kamarmu?” tanya Ryan.“Tentu saja, Ayah. Ini sangat luar biasa,” jawab Sean antusias.Dia berjingkrak girang. Lisa yang melihat wajah ceria Sean, langsung tersenyum senang. Kebahagiaan Sean adalah segalanya untuknya.“Terima kasih, Ryan,” ucap Lisa tulus.“Sama-sama, Lisa,” balas Ryan langsung. “Biarkan Se

  • Ketika Istri Billionaire Pergi   81

    “Jangan cemas, Bibi! Aku pasti bisa mengatasi ini semua,” ucap Ryan meyakinkan. “Percayakan semuanya padaku!”Maria hanya menatapnya cemas. Namun, dia hanya mengangguk dan menepuk pundak Ryan seraya berkata. “Semoga saja kami masih tahu batasannya dan bisa menghargai semua ini, Nak. Aku selalu mendoakan yang terbaik untukmu.”“Amin. Terima kasih, Bibi.” Ryan berkata tulus.Kemudian dia bangkit. “Aku akan menemui Lisa dan Sean, meminta maaf. Mereka pasti ketakutan karena ulahku tadi,” ucapnya dengan wajah sesal.Sementara telinga Lisa sudah lebih baik, tetapi tatapan cemas Nania dan Sean belum mereda. Melihat perhatian Nania, Lisa benar-benar tersentuh. Ibunya kembali seperti dulu, penuh cinta dengan tatapannya.

  • Ketika Istri Billionaire Pergi   80.

    Ryan terkejut. Dia akhirnya sadar sudah membuat keributan karena rasa takutnya yang berlebihan. Wajahnya panik dan bingung.“Ryan, apa yang kamu lakukan?” Maria muncul dengan tatapan tak percaya.“Maaf, aku lepas kontrol,” ucap Ryan menyesali tindakannya.Kemudian Maria menoleh pada Lisa yang masih memegangi telinganya. Lisa mengeluarkan alat bantu dengarnya, berhadap bunyi dengungnya menghilang. Sedikit lebih baik.“Kamu tidak apa-apa, Sayang?” tanya Nania panik muncul di belakang tubuhnya.Lisa hanya mengangguk. Maria meminta Nania dan Sean untuk membawa Lisa ke dalam. Dia lantas menatap Ryan yang masih terdiam dengan raut wajah bersalah.“Ada apa denganmu, Ryan? Kenapa kamu menjadi arogan dan emosional?” tanya Maria dengan tatapan marah. Ryan menunduk. Bibirnya bergetar dan air mata penyesalannya mengalir deras. “Aku ... aku tak tahu, Bibi Maria. Tiba-tiba saja aku merasa sangat takut, hingga tak bisa mengendalikan diriku,” jawabnya jujur.Maria menoleh ke belakang. Lisa sudah tak

  • Ketika Istri Billionaire Pergi   79.

    “Terima kasih atas informasinya.”Jason berkata seraya menyerahkan ponsel tersebut. Tentu saja Tina terkejut, Jason tak menunjukkan rasa tertarik. Padahal sebelumnya, pria beraang tegas itu bereaksi sangat terkejut.“Kamu bisa pergi dan tak perlu lagi ke sini,” ucap Jason lagi seraya melirik pintu gerbang yang terbuka.“Apa? Kamu mengusirku?” tanya Tina dengan wajah syok. “Aku memberikanmu informasi yang sangat penting dan kamu hanya mengatakan terima kasih. Yang benar saja?”“Lalu kamu mau aku harus bertindak seperti apa?” Tina berdecak seraya mengusap rambutnya. Jason benar-benar berbeda dan ini tak sesuai dengan harapannya. “Kita bisa bekerja sama menangkap pelakunya, Jason,” katanya mencoba kembali tenang.“Tidak perlu, Tina! Aku bisa menangani masalahku sendiri. Kamu urus saja masalahmu,” jawab Jason langsung, tanpa ragu. “Aku tak ingin terlibat dengan hidupmu lagi.”Tanpa menunggu reaksi dari Tina, Jason langsung menarik handle pintu dan segera masuk. Dia meninggalkan Tina tanp

  • Ketika Istri Billionaire Pergi   78.

    “Paman baik!” Suara anak lelaki memanggil Jason dan langsung membuatnya menolah. Dia adalah salah satu anak panti asuhan yang sering bermain dengan Jason. “Paman kembali lagi? Ayo kita main lagi,” ajaknya.“Oh, maaf, Sayang. Aku harus segera pergi. Aku kembali untuk memberikan ini.” Jason berkata seraya memberikan dua box donat yang masih dipegangnya.Jason sangat dekat sekali dengan mereka. Anak itu pun tersenyum girang menerima pemeriannya. “Bagikan dengan teman-temanmu yang adil, ya!” pesannya.“Terima kasih, Paman baik,” jawabnya girang.Jason mengangguk tersenyum pada anak tersebut sebelum dia kembali masuk ke dalam. Sejujurnya dia penasaran dengan anaknya Lisa, tetapi ini bukan waktu yang tepat, menurutnya. Dia cemas jika Ryan akan bangun dan akan menimbulkan kesalahpahaman dengan Lisa.Setidaknya Jason sudah cukup tenang dan lega melihat Lisa jauh lebih baik. Ya, Jason bisa melihat Lisa kini banyak tersenyum, tak lagi banyak diam dan murung seperti dulu.Lebih baik dia bergega

  • Ketika Istri Billionaire Pergi   77.

    “Aku tahu, kalau penyesalanku ini terlambat. Sudah terlalu banyak luka yang kuberikan padamu, Lisa. Mungkin saja aku tak pantas untuk mendapatkan maaf darimu,” ucap Nania dengan air mata yang mengalir deras.Dia sungguh menunjukkan rasa penyesalan yang paling dalamnya. “Tapi, aku harap kamu mau memaafkanku, Lisa,” katanya lagi.“Setiap hari aku selalu berdoa agar Tuhan memberikanku kesempatan untuk memperbaiki kesalahanku dan menebus dosaku padamu. Aku menunggumu di sini dan aku berharap Tuhan mengabulkan doaku.” Suara Nania penuh harap dan ketulusan.Lisa terdiam. Dia melihat kesungguhan ibunya, hingga air matanya pun ikut menetes. Namun, ia merasa bingung harus bagaimana.“Ibu, dia siapa?” Sean bertanya seraya menarik lengannya dan langsung mengalihkan fokusnya.Sebelum Lisa menjawab, Nania sudah bertanya. “Lisa apakah dia?” Namun, Nania langsung terdiam. Dia menahan rasa penasarannya. Sadar, Lisa belum memberikan jawabannya. Nania menunduk, tak berani menebak jawaban Lisa. Air ma

  • Ketika Istri Billionaire Pergi   76.

    “Ada apa, Ryan? Sepertinya kamu mencemaskan sesuatu?” Pertanyaan Lisa langsung menyadarkan Ryan dari rasa cemasnya. Tampaknya dia terlalu berlebihan memikirkan rasa takutnya. Dia lantas tersenyum mencoba mencoba terlihat tenang.“Tidak ada. Mungkin aku merasa lelah saja. Sudah lama ku tak melakukan perjalan jauh,” jawab Ryan berbohong.“Oh, aku kira kamu sedang menghadapi masalah serius,” kata Lisa terdengar lega. “Kalau begitu, istirahatlah dulu. Perjalanan kita masih jauh, cukup untukmu beristirahat.”Ryan tertegun sejenak. Dia menatap Sean yang masih tertidur pulas dalam pangkuan Lisa. “Jangan cemaskan aku dan Sean. Kamu juga perlu beristirahat,” kata Lisa lagi memastikan.“Tapi, bagaimana denganmu?” tanya Ryan menjadi cemas dan sungkan.“Aku baik-baik saja, Ryan!” jawab Lisa langsung.Sejujurnya, Ryan ingin protes. Namun, dia memilih menyandarkan tubuhnya dan pura-pura tertidur. Dengan begini, dia bisa menenangkan diri dan memikirkan apa yang harus dilakukannya selanjutnya.Yang

  • Ketika Istri Billionaire Pergi   75

    Handphone milik Raymond berdering. Hampir saja Tina berteriak dan menjatuhkan karena terkejut. Matanya menyipit melihat nama pemanggil di sana.Hanya sebuah inisial saja. Tampaknya Raymond tetap menjaga rahasia tersebut. Itu adalah nomor yang memberinya perintah. Jantung Tina berdebar semakin cepat, dia bahkan lupa jika tujuannya hendak membuang tubuh Raymond.“Aku harus mencari tahu siapa yang menelpon Raymond dan yang memberinya perintah.”Tina lantas menjawab panggilan telepon itu. Namun, Tina tak bersuara. Dia menunggu si penelepon bersuara agar bisa menebak siapa pelakunya.Sayangnya hingga 30 detik berlalu, tak ada suara dari seberang sana. Tina menyimpulkan jika si penelepon tahu kalau ponsel itu tak lagi di tangan Raymond. Dia pasti sangat berhati-hati, pikir Tina yakin.Panggilan telepon berakhir. Tina tertegun dan terdiam dengan pikiran banyak tanya. Kemudian handphone itu berbunyi lagi, pesan masuk.Segera saja Tina membuka dan membacanya. “Siapa kamu? Bagaimana handphone i

  • Ketika Istri Billionaire Pergi   74

    “Apa maksudmu?” tanya Tina pura-pura tak mengerti.Raymond tersenyum sinis. Dia lantas melirik gelas berisi jus di tangannya. Tina pun menghela napas panjang dengan wajah seolah mengerti isi pikiran lelaki di hadapannya.“Kamu pikir, aku menaruh racun pada minumanmu?” “Siapa yang tahu?”Tina lantas meraih gelas di tangan Raymond. Dia lantas meminumnya tanpa jeda dan tak menyisakan sedikit pun. Kemudian Tina menunjukkan gelas kosongnya, seolah membuktikan dirinya tak seperti yang dituduhkan.“Puas?” tanyanya sengaja memasang wajah kesal.Raymond tercengang. Tentu saja itu adalah rencana Tina. Wanita itu tahu, Raymond tak bisa langsung ditipu.“Apa yang ada dalam pikiranmu, Ray? Kamu masih meragukanku? Padahal selama ini aku menurut padamu, walaupun kamu memperbudakku,” ucap Tina lagi dengan wajah kesal.“Maaf, Tina. Aku tak bermaksud,” sahut Raymond dengan wajah penuh sesal.Reaksi Raymond saat ini pun sudah Tina duga. Dalam hati, dia bersorak riang. Tina sudah hafal benar bagaimana ta

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status