“Bukan tentang Sean, tetapi tentang kamu.” Olivia menjawab dengan wajah serius.
Lisa tampak terkejut dan bingung. Namun, dia tak punya pilihan untuk menolak mendengar penjelasan Olivia. Mereka berbincang sebentar di dalam mobil sesuai permintaan Olivia.
“Sejujurnya ini semua berawal dari keegoisanku, Lisa. Seharusnya aku memperlakukanmu dengan baik dan lebih sering memberikan ucapan terima kasih,” kata Olivia memulai pembahasan berat.
Olivia terdiam sejenak, menghirup napas dalam, mengingat pembahasan dengan Lisa akan sangat panjang. Lisa pun hanya diam dan menyimak. Dia memberikan kesempatan pada Olivia menjelaskan semua isi hatinya.
Tak tahu apa intinya perbincangannya, yang jelas Lisa merasa was-was. Jantungnya terasa berdebar kencang, te
“Nyonya Lisa, Tuan Abraham mabuk berat. Bisakah Anda menjemputnya di club biasa?”Wajah Melisa Anderson, nama panjang Lisa langsung tersentak panik. Jason Abraham adalah suaminya, langsung mengiyakan permintaan panggilan telepon tersebut. Lisa langsung bergegas meraih tas tangannya dan segera menuju club tempat suaminya menghabiskan malam setelah pulang bekerja.Untunglah jalanan kota tak terlalu ramai, taksi yang dikendarainya hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk sampai ke tempat tersebut. Segera ia berlari dengan wajah panik menuju ruangan tempat suaminya berada, sesuai informasi dari penelepon tadi. Akan tetapi, tubuhnya langsung mematung saat tangannya hendak meraih handle pintu.“Jason, apa lagi yang kamu tunggu? Chatrina sudah datang dengan sederet prestasi sebagai model internasional, hanya untuk meraih cintamu. Apa yang kamu harapkan dari istri cacatmu itu!”“Benar, Jason. Lihatlah wanita cantik di sampingmu! Model hebat dan cantik, tubuhnya seksi ... tak sepadan dengan istri
Lisa memilih untuk pulang. Mungkin karena ia kelelahan hingga tiba-tiba melupakan sesuatu. Akan tetapi, akhir-akhir ini ia sering merasakan hal seperti itu, melupakan hal sesuatu.Setelah sampai rumah ia langsung mandi agar tubuhnya lebih segar. Setidaknya Lisa harus memiliki tenaga untuk berpikir. Selesai mandi ia melihat jam dinding, seharusnya Jason datang sebentar lagi.Tebakkannya benar, terdengar suara mobil Jason yang terparkir. Segera ia menyiapkan sup pereda mabuk. Jason pasti mabuk pikirnya.Namun saat membuka pintu untuk suaminya, dia tak mencium bau alkohol. Seperti biasa Jason akan memasang wajah paling dingin jika Lisa melakukan kesalahan. Dan Lisa tahu apa yang harus dilakukannya.“Maafkan aku, Jason. Kejadian tadi tak akan terulang lagi,” kata Lisa memasang wajah bersalah.Bukan Lisa yang bersalah, tetapi dia yang harus mengaku salah. Semestinya Jason yang meminta maaf karena berpesta bersama mantan kekasihnya, bukan? Sayangnya, selama ini Lisa tak pernah dianggap ada
Hari ini adalah peringatan kematian Adam dan Fedro. Lisa pun ikut bergabung. Dia akan memberitahu Jason setelah pulang dari acara tersebut tentang rencananya untuk bercerai.Namun, Lisa terkejut saat sampai rumah. Jason sudah berada di sana duduk di samping Tina dan keluarganya. Mereka sedang memuji Tina yang cantik dan pandai.“Terima kasih, Jason. Kamu mau datang menyempatkan diri dalam peringatan kematian suami dan anak lelakiku.” Nania berkata dengan penuh syukur.“Sudah sepatutnya aku datang, Ibu. Anda adalah ibu mertuaku. Benarkan?” jawab Jason.“Ibu, Jason bersedia datang ke sini karena aku yang mengajaknya.”Nania terharu dengan ucapan Tina. “Selama ini Lisa tak pernah membawa Jason ke sini. Padahal dia adalah menantu di rumah ini. Sungguh keterlaluan anak pembawa sial itu!”Hati Lisa sakit mendengar ucapan ibunya. Selama ini dia tak pernah dibanggakan. Nania terus mengucapkan terima kasih pada Tina dengan memeluknya penuh cinta.Apa yang dikatakan Nania bohong. Selama ini Jas
Olivia tak pernah tahu bagaimana dinginnya Jason memperlakukan Lisa. Dia pun tak pernah tahu bagaimana perjuangan Lisa meluluhkan hati Jason yang keras. Olivia kini justru menghinanya bodoh.“Maafkan aku, Ibu. Aku akan bercerai agar Jason bisa terbebas,” kata Lisa setelah Olivia selesai memarahinya.“Apa? Bercerai?”“Benar, Bu. Sekarang Tina sudah sukses dan terkenal, pasti sangat membanggakan. Jason juga sepertinya masih mencintainya.”Wajah Olivia, terkejut. Lisa tampak sungguh-sungguh. Sebenarnya Olivia tahu seberapa besar cintanya Lisa pada Jason dan usahanya untuk meluluhkan putranya.Lima tahun lalu, Jason mengalami kecelakaan saat melakukan acara amal bersama anak-anak panti asuhan yang diadakan di salah satu pantai. Jason tenggelam setelah kapal yang ditungganginya diterpa ombak besar. Tim Sar hampir menyerah dan tak bisa menemukan keberadaannya.Lalu seorang gadis panti pantang menyerah mengaruhi ombak laut saat cuaca buruk. Jason pun berhasil diselamatkan. Jika saja gadis it
Lisa baru selesai membersihkan rumah. Pesan baru, masuk ke ponselnya. Wajah Lisa terlihat malas saat tahu yang mengirimnya pesan adalah Tina.“Lisa, kamu tahu. Tadi malam Jason begitu menggairahkan.”“Seharusnya kamu melihat bagaimana Jason memperlakukanku dengan baik.”Tina sengaja membuat Lisa marah dan cemburu, padahal tak ada yang terjadi di malam tersebut. Jason bahkan tak meliriknya dan tidur di atas sofa setelah menidurkan Tina di ranjang kamarnya.Namun, Lisa tidak marah dan sama sekali tak peduli. Rasa cemburunya Lisa pun sudah hilang.Pesan dari Tina belum selesai. “Kenapa kamu sangat tak tahu diri? Sejak awal Jason adalah milikku, tetapi kamu merebutnya dariku.”Lisa tak tahan dengan tuduhan tersebut. Ia pun membalas. “Merebut darimu? Kamu yang meninggalkan Jason. Ingat itu!”Tina masih terus membalas pesannya, tetapi Lisa mengabaikannya. Lisa menatap jam dinding, waktu masih panjang sebelum Jason pulang. Ia pun memutuskan membersihkan rumah sekali lagi, memilah perlengkapa
Lisa tiba di panti asuhan tempatnya dulu saat beranjak dewasa. Bibi Maria yang kini sudah tua menyambutnya dengan suka cita. Dia tak menyangka Lisa akan mengunjunginya.“Lisa, ini sangat tak terduga. Aku sungguh tak menyangka kamu akan datang menemuiku,” kata Maria lalu memeluk Lisa erat.“Aku sangat merindukanmu, Bibi.”Senyuman Lisa benar-benar tulus. Ia belum pernah merasa sebahagia saat ini. Maria pun membawanya masuk ke dalam panti dan memasak makanan kesukaan Lisa.Maria tak mengizinkan Lisa membantunya. Lisa pun memilih melihat anak-anak panti asuhan yang sedang bermain di taman. Senyumannya terus terukir.“Aku merasa hidup setelah terlahir kembali.”Keputusan Lisa untuk meninggalkan villa Jason adalah keputusan yang tepat. Lisa bisa mendengar tawa anak-anak panti asuhan yang begitu membahagiakan. Di sini dia merasa sangat dihargai.Lisa lantas berbaur dengan anak-anak panti asuhan, ikut bermain dan tertawa bersama mereka. Wajah ceria Lisa terlihat sangat berbeda. Dia merasa ta
Tina marah. Apa lagi Jason menyebut nama Lisa dan membandingkan dirinya dengan saudari tiri cacat itu. Dia bahkan menggertakan rahangnya, menunjukkan jika dirinya marah besar.“Apa yang kamu lakukan, Jason? Kenapa kamu masih menyebut nama wanita cacat itu?” kata Tina dengan suara tinggi. “Kamu tidak menghargaiku!” Tangan Tina lantas meraih kotak bekal yang dibawanya, lalu ditumpahkan di hadapan Jason. “Dulu kamu sangat suka masakanku dan selalu menghabiskannya tanpa sisa.”“Aku bisa menerimanya jika kamu lupa dengan rasa masakanku, tapi membandingkannya dengan Lisa,” geram Tina meluapkan kekesalannya. “Aku tidak bisa menerimanya!”Suara Tina memekik tinggi, hingga membuat telinga Jason berdenging. Jason tahu Tina terkadang emosional, tetapi saat ini dia pun tengah kesal. Akan tetapi Jason sadar, sudah melakukan kesalahan.“Maafkan aku,” ucap Jason datar, bahkan dia enggan melihat wajah Tina.“Tiba-tiba saja perutku menjadi kenyang dan tak berselera makan, jadi aku tak punya tenaga un
Lisa memberikan sebagian uang tabungannya untuk Maria sebelum meninggalkan panti asuhan. Kemudian ia memilih menyewa motel. Ia harus menghemat uangnya agar bisa cukup bertahan hidup selama 3 bulan. Ruangan yang tak terlalu besar, tetapi cukup untuknya bisa tinggal dalam kesendirian.Cuaca di kota ini mendung, padahal Lisa melihat ramalan cuaca pagi ini akan cerah. Lisa membuka jendela dan melihat orang-orang lalu lalang di trotoar bersiap untuk berangkat bekerja. Sepertinya Lisa tak bisa terus berdiam diri di sana tanpa melakukan apa pun.Untunglah Lisa sudah sarapan di panti asuhan sehingga tak perlu kelaparan hingga siang nanti. Saat Lisa berjalan-jalan di trotoar dekat taman bunga, ia melihat sebuah lowongan pekerjaan di restoran ayam goreng. Segera saja dia menghampiri dan menawarkan diri.“Apa kamu bisa mengendarai motor?” tanya pemilik restoran tersebut saat Lisa menawarkan diri. “Aku menerima layanan pesan antar, jadi pekerjaku harus bisa mengendarai motor untuk mengantar pesa
“Bukan tentang Sean, tetapi tentang kamu.” Olivia menjawab dengan wajah serius.Lisa tampak terkejut dan bingung. Namun, dia tak punya pilihan untuk menolak mendengar penjelasan Olivia. Mereka berbincang sebentar di dalam mobil sesuai permintaan Olivia.“Sejujurnya ini semua berawal dari keegoisanku, Lisa. Seharusnya aku memperlakukanmu dengan baik dan lebih sering memberikan ucapan terima kasih,” kata Olivia memulai pembahasan berat.Olivia terdiam sejenak, menghirup napas dalam, mengingat pembahasan dengan Lisa akan sangat panjang. Lisa pun hanya diam dan menyimak. Dia memberikan kesempatan pada Olivia menjelaskan semua isi hatinya.Tak tahu apa intinya perbincangannya, yang jelas Lisa merasa was-was. Jantungnya terasa berdebar kencang, te
Tina ditemukan meninggal esok harinya. Dia bunuh diri menegak cairan pembersih toilet. Tak ada yang menangisi kematiannya.Mike, ayahnya bahkan merutuki perbuatan bodoh Tina. “Kenapa kamu menjadi lemah, Tina? Seharusnya kamu berpikir mencari cara agar bisa bebas.”“Sepertinya aku terlalu memanjakannya sehingga Tina tak bisa menjadi pintar.”Namun, Mike tetap berpura-pura merasa sedih dan menangis kencang saat polisi mengizinkan melihat jasad Tina untuk yang terakhir. Mike meminta agar kematian Tina diusut dan mencari penyebab bunuh dirinya, tetapi permintaannya tak dikabulkan. Padahal dia berpikir, mungkin saja bisa meringankan hukuman untuknya.“Tak ada keanehan pada Katrina Wilde. Dia pasti merasa tertekan dan putus asa karena semua kejaha
“Untuk apa kau menemuiku? Apa belum puas melihatku menderita?” Suara Tina sinis dan ketus. Wajahnya lemas dan penuh keputusasaan.Jenifer menuntut Tina menipu dan menapuasi kontrak. Tentu saja Jenifer bisa melakukannya sebab uang pembayaran untuk Tina sudah diterima. Dengan bukti yang tersiar secara langsung saat jumpa pers Tina, membuat tuntutan kuat dan tak terbantahkan.Tina juga terjerat tuntutan Nania, sebagai kaki tangan Mike pada kasus penipuan. Semuanya membuat Tina tak akan bisa lolos dari jerat hukum. Dia juga dibenci dan dihujat para penggemarnya.Nama Tina langsung meredup. Semua usahanya sia-sia dan dia kini sendirian dalam kesengsaraan. Nania pun memastikan Tina tak berada dalam gedung yang sama di penjara. Terakhir dari Ryan.Sesuai yang direnc
“Jasmine Walley pelakunya. Sekretarismu, Nania.”Nania sangat terkejut mendengar penjelasan Clark. Dia baru saja tiba di kantor polisi, tetapi Clark memilih menjelaskan semuanya. Clark berpikir, Nania harus bisa menenangkan dirinya dahulu sebelum menemui pelaku tersebut.“Berani sekali dia mengkhianatiku, Clark? Jasmine sudah bekerja padaku lebih dari 20 tahun dan aku sangat percaya padanya. Aku memberikan apapun yang dia mau, bahkan aku mengenal baik seluruh keluarganya,” kata Nania kecewa. “Bagiku, karyawanku sudah seperti keluarga. Kami mencari uang di tempat yang sama dan keluarga harus saling membantu.”Air mata Nania mengalir deras. Dia sungguh tak menyangka dengan pengkhianatan ini. Clark menepuk pundaknya, mencoba menenangkan dan memberikan dukungan.
“Dia cucuku, benarkan?” Christian menunjuk Sean dengan tatapan menuntut.Wajah Lisa semakin cemas dan kesal. Dia menatap pada mantan ayah mertuanya marah. Alex tak tinggal diam, dia menahan tubuh Christian yang hendak mengejar Sean.“Paman, kendalikan dirimu! Jangan membuat keributan di sini!” Suara Alex tegas dan lugas.Kemudian Alex menoleh pada Lisa dan memberinya isyarat untuk segera pergi. “Jangan hiraukan aku! Biarkan aku yang menangani ayahnya Jason!” ucapnya penuh pengertian.“Terima kasih, Alex! Aku menghargai bantuanmu,” kata Lisa tulus.Lisa langsung berbalik dan langsung menghampiri Ryan yang menggenggam tangan Sean. Mereka mengabaikan Christian yang berteriak
Ini bukan wewenangnya menjawab pertanyaan Sean, pikir Ryan. Dia lantas tersenyum mencoba memberikan ketenangan . Sean pasti akan terus merasa penasaran jika pertanyaannya tak mendapatkan jawaban yang tepat.“Bagaimana jika kamu memiliki dua ayah? Aku dan paman baik yang menjadi ayahmu ... jadi, kamu bisa memanggilku dan paman baik dengan sebutan ayah.” Ryan menjelaskan dengan lembut, menyembunyikan rasa cemasnya. Dia mencoba memberi pengertian dan mengalihkan rasa penasaran Sean.Melihat Sean yang tumbuh dengan baik, Ryan merasa tak rela jika dia ditinggalkan. Ryan ingin menjadi bagian dari hidup Sean dan juga Lisa, walaupun tahu jika yang pantas di posisi itu adalah Jason. Bukankah dia yang dulu merawatnya?Kali ini dia tak membenci Jason. Apalagi dengan semua perjuangan Jason Ryan hanya ingin Sea
“Nania, kamu juga harus memeriksa kondisi tubuhmu! Kamu juga mendapatkan pukulan dari para penculik itu.” Clark memberi nasehat pada Nania.“Aku baik-baik saja, Clark. Tak perlu mencemaskanku,” jawab Nania dengan senyuman yang dipaksakan.Tentu saja Clark tak akan membiarkannya. Dia melirik pada Ryan yang sejak tadi terdiam. Ryan pun mengerti arti lirikan Clark.“Tuan Carber benar, Bu,” ucap Ryan mendukung Clark. “Jangan sampai kamu jatuh sakit. Aku dan yang lain pasti paham kalau kamu cemas dengan keadaan Jason,” tambahnya.Kemudian Ryan meminta Sean untuk turun dari pangkuan Nania. “Kemari, Nak. Biarkan nenekmu memeriksakan kesehatannya. Kamu bisa menunggu denganku,” bujuknya.“Baik, Ayah!” sahut Sean tanpa berani menolak.Nania pun lantas menurut. Dia mengikuti Clark yang mengantarnya menuju poli umum untuk memeriksakan tubuhnya. Sejak tadi, dia menahan semua rasa sakit pada seluruh tubuhnya.Dia berpikir, rasa sakit diterima Jason lebih besar, jadi Nania bisa menahannya. Namun uca
“Benar, Lisa. Paman baik yang dimaksud Sean adalah Jason.” Ryan menjawab dengan penuh keyakinan.Lisa terkejut dan langsung berdiri menghadap Ryan. Dia memberikan tatapan penuh tanya. Kemudian Ryan meminta Lisa untuk menjauh dari sana.“Aku akan menjelaskan semuanya, tetapi tak di sini,” kata Ryan seraya melirik Sean.Tentu saja mereka tak ingin melibatkan Sean. Dia terlalu kecil untuk memahami permasalahan orang dewasa. Nania dan Clark mengangguk setuju, sedangkan Alex tersenyum memberikan dukungan. Lisa pun menurut dan mengikuti Ryan yang pergi ke luar rumah sakit.“Kamu tahu semua ini dan sengaja membiarkan Jason menemui Sean?” tanya Lisa langsung setelah berada di luar rumah sakit dengan nada kesal.Lisa mengatur napasnya agar tak terbawa amarah. "Beritahu aku apa yang kamu rencanakan dan jangan ada yang ditutupi!" tegas Lisa dengan nada penuh penekanan.“Kamu benar. Aku tahu dan sengaja. Tetapi aku harus melakukannya agar tak merasa bersalah pada Jason.” Ryan menjawab dengan juju
Tubuh Jason semakin lemas, tetapi dia masih bisa bertahan mempertahankan Sean. Para penculik itu terus memukuli tubuhnya yang memeluk Sean. Jason melindunginya agar tak terkena pukulan.Pukulan mereka terhenti saat mendengar suara sirine. Dalam keadaan panik, mereka langsung berlari berniat melarikan diri. Akan tetapi, semuanya terlambat.Polisi dan mobil keamanan anak buahnya Clark an juga perusahaan Nania datang. Sinyal darurat yang dinyalakan Nania membuat mereka lebih cepat bergerak dan polisi datang lebih cepat berkat laporan Jason.“Paman, kamu baik-baik saja?” Sean bertanya merasakan dekapan Jason melemah.“Aku baik-baik saja, Nak. Akhirnya semuanya berakhir dan kamu selamat,” jawab Jason dengan suara lemas. “Terima kasih sudah bertahan, anakku.”Jason seolah tak sadar dengan apa yang diucapkannya. Dia langsung tak sadarkan diri saat Sean mencerna kalimat terakhirnya. Sontak saja Sean berteriak panik dan cemas dengan air mata yang mengalir deras.“Paman, bangun!” Sementara par