Share

Bab 304 Cedera Kepala

Penulis: Misya Lively
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Tidak ada yang salah dengan kepala ibumu, Kanaya.” Ardyan menatap foto hasil MRI yang baru saja dilakukan.

Ia dan Kanaya sedang menganalisa hasil ronsen di ruangan praktek Ardyan. Setelah dibawa Emran ke rumah sakit ERC, ayunda langsung ditangani oleh dokter di sana.

“Tapi, kenapa kepala ibu tiba-tiba sakit?” Kanaya merasa heran, sebab ibunya begitu kesakitan, sampai-sampai wajahnya pucat pasi.

Ardyan mendekati foto ronsen yang ada di LED film viewer dihadapannya.

“Kamu lihat ini? Ini adalah foto MRI kepala ibumu saat mengalami serangan jantung beberapa bulan yang lalu.” Ardyan menunjuk sebuah foto, lalu jarinya menyentuh satu titik di foto itu. “Ini adalah cedera di bagian memori yang aku pernah sebutkan sebelumnya.”

Kanaya ingat Ardyan pernah menjelaskan sebab ibunya mengalami amnesia. Salah satunya adalah cedera di bagian memori karena kurangnya pasokan oksigen kala serangan jantung itu terjadi.

“Dan ini, adalah foto yang diambil tadi siang. Kamu lihat bedanya?” tanya Ardyan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (29)
goodnovel comment avatar
Adis Mardinas
bastian ayo cepat pulang, elsie sdg mengintai keselamatan kanaya dan anaknya
goodnovel comment avatar
Lukmanul Hakim
Bu ayu ada" wae permintaannya .........
goodnovel comment avatar
Novi
kok susah yaa,,buka bonus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 305 Emerald Utara

    Ardyan sedang berjalan masuk ke dalam kantornya saat telepon genggamnya berbunyi. “Halo Bas…” sapanya sambil tersenyum. “Halo Dy. Sibuk?” Suara Bastian terdengar dari ujung sambungan teleponnya. “Yaah, biasa saja,” jawab Ardyan sambil terkekeh pelan. “Sori, aku tidak angkat teleponmu tadi.” Seakan tahu apa yang akan Bastian tanyakan, ia segera menjelaskan. “Jangan kuatir, mertuamu baik-baik saja. Dia sudah ditangani, dan seharusnya tidak ada masalah.” Di Anabath, Bastian mengerutkan keningnya. “Mertua? Apa maksudmu?” Ardyan berdecak dan memutar bola matanya dengan heran. “Kamu meneleponku untuk menanyakan Ayunda kan? Ibunya Kanaya?” “Dia baik-baik saja, sepertinya ingatannya mulai pulih,” ujar Ardyan, lalu cepat-cepat menambahkan, “Walaupun belum pulih secara keseluruhan.” Bastian terkejut mendengarnya. Ia tidak tahu jika Ayunda sakit. Dan mendengar sebagian ingatan Ayunda pulih, Ia teringat rencananya bersama Kanaya. “Bagian mana dari ingatannya yang pulih?” Seperti mengeta

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 306 Rumah Sakit North Emerald

    “Dokter Adryan, dokter di rumah sakit sudah memeriksa keadan ibu Kanaya. Mereka bilang, ibu sudah masuk pembukaan 2.” Emran yang masih terhubung dengan Adryan melaporkan setelah Dokter di rumah sakit pemerintah itu memeriksa Kanaya. Ardyan menggaruk tengkuknya. Kehamilan Kanaya baru mencapai usia 35 minggu. Seharusnya masih ada 5 minggu lagi sebelum dia melahirkan. Ardyan sama sekali tidak menduga. “Kalian sedang apa di sana?” Ia pun heran kenapa Kanaya dan Emran bisa pergi ke daerah Emerald utara, mengingat kemungkinan besar Kanaya sudah merasakan nyeri-yang bisa dikatakan kontraksi itu tadi pagi. Itu jika ia mengurut benang merah dari apa yang dikatakan Bastian. Nyeri perut yang dirasakan Kanaya di pagi hari kemungkina besar adalah pembukaan satu, namun karena hanya terjadi sekali atau dua kali, Kanaya tidak menyadarinya. Ditambah lagi kejadian yang menimpa Ayunda hari itu, mungkin membuat Kanaya tidak terlalu mempermasalahkan nyeri yang sempat dirasakannya. “Bu Ayunda bilang

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 307 Menggigil Tanpa Sebab

    Pesawat Bastian baru saja mendarat di Bandar Udara Emerald City. Sembari berjalan keluar pintu pesawat, Bastian menyalakan ponselnya. Dan seketika itu juga berbagai notifikasi muncul di layar telepon genggamnya. Bastian membuka pesan pertama yang masuk, dari Ardyan-temannya yang mengatakan untuk segera menghubunginya. Ia pun segera menghubungi temannya itu, mengingat ia sendiri mengatakan pada Adryan untuk segera memberinya kabar jika terjadi sesuatu. “Bas!” Suara Ardyan terdengar entah antusias atau gugup atau panik. Yang jelas temannya itu tidak bisa mengontrol volume suaranya sehingga terdengar keras memanggilnya. “Ada apa Dy?” Bastian mengerutkan keningnya sembari ia berjalan menuruni tangga pesawat. “Bas, Kanaya…” Suara Ardyan bergetar. Barulah jelas bagi Bastian, Ardyan- temannya itu sedang panik. Bastian menghentikan langkahnya. “Kanaya? Ada apa dengannya?” Tiba-tiba saja Bastian diliputi perasaan tidak enak. Angin malam yang berhembus mengenai wajahnya terasa begitu din

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 308 Mencari Jalan Keluar

    Rosa datang ke Sunnyside Estate untuk mengembalikan beberapa barang Elsie yang ada di apartemennya. Saat ia datang, asisten rumah tangga yang sudah mengenalnya dengan baik mempersilahkannya untuk langsung masuk ke dalam kamar Elsie. Namun siapa sangka, saat ia masuk, ia tidak sengaja mendengar percakapan Elsie dengan Ravioli! Rosa mengelus dadanya, merasa lega saat ia berhasil keluar dari dalam kamar Elsie tanpa diketahui. Dengan bergegas ia berjalan keluar dari rumah besar itu dan pergi dengan cepat dari halaman rumah dengan mengendarai mobilnya. Setelah melewati pagar Sunnyside Estate, mobil yang dikendarainya berhenti di pinggir jalan. Tubuh Rosa masih bergidik mendengar rencana Elsie dan Ravioli untuk menghabisi Kanaya. Bagaimana mungkin Elsie tega melakukan hal seperti itu? Dulu saat ia masih ikut meledek dan membuli Kanaya bersama Elsie, ia pikir kekesalan Elsie hanya sebatas rasa kesal seorang istri pada madu suaminya. Namun semakin berjalannya waktu, perbuatan Elsie

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 309 Perjuangan Seorang Kanaya

    “Aahhh…” Kanaya merintih pelan merasakan sakit di perutnya. Hawa dingin menghampiri tubuhnya, membuat syaraf-syarafnya terbangun. Kedua matanya masih sulit untuk dibuka, namun samar ia mendengar suara dua orang bercakap-cakap. “Sepertinya dia bisa melahirkan secara normal. Pembukaannya bertambah dengan cepat. Kita tidak perlu mengoperasinya.” “Kamu benar, sepertinya tidak lama lagi pembukaannya akan lengkap. Kita tunggu saja sampai dia siuman.” Kanaya tidak mengenali suara itu, namun sepertinya mereka tengah membicarakan dirinya. “Rasanya tidak sabar untuk menyelesaikan pekerjaan ini. Mereka akan langsung membayar uangnya begitu bayinya lahir, kan?” “Ya, tapi jangan lupa selesaikan pekerjaan dulu. Kalau tidak, orang kaya itu tidak mau membayar pekerjaan kita!” “Baik. Aku minum kopi dulu sebentar. Biar tidak mengantuk…” “Ayo, aku juga perlu minum kopi.” Kanaya mendengar langkah kaki menjauh dan suasana menjadi hening. Ia tidak lagi mendengar suara kedua orang itu. Dengan seku

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 310 Tatapan Pertama

    Kanaya begitu kelelahan, namun ia memaksakan diri mengangkat kepalanya untuk melihat bayi mungil yang masih berwarna kemerahan itu. Airmata menetes di pipi Kanaya melihat perawat tengah membersihkan putranya. Ingin rasanya ia mendekat, untuk melihat lebih jelas seperti apa putranya itu. Setelah dibersihkan, perawat melilitkan kain bedong di tubuh putranya dan menggendongnya. “Biarkan— aku melihatnya…” ucap Kanaya dengan suara parau. Ia menatap dengan penuh harap. Sambil menggendong bayi itu, perawat tersenyum miring. “Baiklah, tapi sebentar saja…” Perawat itu mendekat sementara bayi mungil itu masih menangis dengan suara melengking. Airmata Kanaya menetes tak berhenti kala menatap putranya itu. Kulitnya masih berwarna merah, dan rambutnya berwarna kecoklatan, persis seperti rambut Bastian. Dan wajahnya… Kanaya tersenyum melihat wajah anaknya. Tidak hanya Bastian yang mewarisi genetiknya di wajah anak mereka. Kanaya pun melihat versi kecil dirinya di wajah putranya itu.

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 311 Tidak Akan Meninggalkan

    Awalnya Kanaya tidak mengenali pria yang ada di hadapannya itu. Karena Rizal yang ada di hadapannya saat itu, tidak mengenakan kacamata seperti biasanya. Dan wajah Rizal kali ini tampak bersih, klinis, tanpa janggut ataupun kumis. “Iya, Kanaya, Ini aku!” balasa Rizal setengah berbisik. Ia segera menghampiri Kanaya, mengecek keadaannya. Perempuan yang bersama Rizal pun mengecek keadaan Kanaya seakan dia seorang dokter. “Rizal… mereka… mereka mengambil anakku…” ucap Kanya dengan bibir gemetar. Tangannya pun ikut gemetar sehingga pisau yang ada di tangannya terjatuh ke atas ranjang. “Tidak apa Kanaya. Tidak apa. Aku akan menyelamatkanmu. Semuanya akan baik-baik saja!” ucap Rizal sambil memeluk Kanaya, mencoba menenangkannya. “Kita harus cepat membawanya keluar dari sini. Dia butuh perawatan medis segera!” ujar perempuan yang datang bersama Rizal. Ucapan perempuan itu seakan menyadarkan Rizal jika mereka masih dalam keadaan yang belum benar-benar aman. “Biar aku buka!” Rizal seger

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 312 Sebuah Petunjuk

    “Naya, di mana kamu sayang?” gumam Bastian sambil menatap langit malam dari jendela kaca ruangan perawatan tempat Kanaya berada sebelumnya. Bastian sangat khawatir. Dadanya terasa sesak, dan ia merasakan ketakutan mendalam di dasar hatinya. Semua rasa itu bukan hanya ia tujukan untuk Kanaya saja, tetapi juga kepada anaknya. Anak yang berada dalam kandungan Kanaya itu, begitu dekat pada waktu kelahirannya. Apakah dia sudah lahir? Bagaimana keadaan mereka berdua? Di mana mereka berdua saat ini? Berjam-jam sudah ia mencari, namun belum juga menemukan di mana mereka berada. Rumah sakit North Emerald bukanlah sebuah rumah sakit besar seperti ERC. Penjagaan serta fasilitas keamanannya sangatlah minim. Kamera CCTV hanya terdapat di lorong besar dan pintu masuk utama rumah sakit itu. Sehingga, jika kepergian Kanaya melalui pintu lain, maka akan sulit melacaknya. Mereka juga telah menemukan mobil yang dibawa oleh Emran untuk mengantar Kanaya, nasih terparkir di halaman rumah sakit. Na

Bab terbaru

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 362 Pengalaman Pertama

    Perlahan Bastian memindahkan Baby K ke tangan Kanaya, memastikan Kanaya memegangnya dengan benar. Kanaya sudah pernah menggendong Alea, sehingga ia tahu bagaimana memggendong seorang bayi yang masih sangat kecil. Akan tetapi, menggendong buah hatinya untuk pertama kali tidak akan pernah bisa disamakan dengan apa pun juga. Awalnya tangan Kanaya bergetar saat ia menggendong Baby K. Untungnya, Bastian menggenggam tangannnya itu dan memberinya anggukan penuh keyakinan. Berangsur-angsur gemetar di tangannya menghilang, dan ia bisa menimang buah hatinya itu. Kanaya menatap tidak putus pada Baby K, sementara airmata bahagia terus mengalir di pipinya. “Ini Mama, Nak…” ucapnya dengan lirih sebelum mendaratkan kecupan yang lama, penuh rasa sayang di kening bayi mungil itu. Kecupan demi kecupan ia daratkan di wajah Baby K, sementara ia menggendongnya, memeluknya dalam dekapannya. “Mama sayang kamu Nak… mama rindu kamu…” Akhirnya ia bisa bisa memeluk, menggendong dan mencium buah hatin

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 361 Buah Hati

    Kanaya ingat hari itu kala dokter memvonis ibunya tidak dapat lagi tertolong kecuali dengan transplantasi jantung. Ia begitu putus asa hari itu, tidak tahu darimana ia bisa mendapatkan uang 20 miliar, jumlah yang sangat fantastis untuk seseorang biasa seperti dirinya. Sebuah kebetulan ia mendengar tawaran menjadi ibu pengganti siang itu di taman rumah sakit. Yang ternyata, tidak hanya menjadi jalan keluar kesembuhan ibunya, namun juga pertemuannya dengan Bastian, laki-laki cinta pertamanya. Jika saat itu ia tidak sedang membutuhkan uang, ia mungkin tidak akan pernah berpikir untuk menjadi seorang ibu pengganti. Apalagi dengan pembuahan alami yang dijalaninya saat ini. Apakah itu takdir? Kanaya tidak tahu. Akan tetapi hatinya berdebar dengan penuh kehangatan mendengar kalimat itu keluar dari bibir Bastian. Seakan Bastian ingin menegaskan jika jalan apa pun yang akan mereka tempuh, pada akhirnya pertemuan mereka tidak akan bisa dihindari. Dan saat ini, Kanaya ingin takdir itu

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 360 Takdir

    Kanaya menunggu dengan gelisah di dalam apartemen 1011 Thrillville. Ia menunggu kepulangan Bastian. Pria itu sudah pergi sejak satu jam yang lalu dan sampai saat ini belum kembali. Di mana dia? Kenapa lama sekali? Saat sesang menatap keluar jendela, pintu apartemen itu terbuka, dan Bastian melangkah masuk. Melihat kedatangan Bastian, wajah Kanaya langsung berseri-seri. Ia pun bergegas menghampirinya. “Bas, kamu kembali!” Kanaya begitu senang sehingga senyum merekah di bibirnya. Ia memegang kedua lengan Bastian dengan antusian, lalu melihat ke belakang Bastian. Namun tidak ada seorang pun yang berada bersamanya. “Bas… di mana—?” Kanaya bingung, heran dan kecewa karena tidak melihat Baby K. Bukankah Bastian sudah berjanji akan membawa Baby K padanya pagi ini? Lalu, di mana dia? Kenapa dia kembali hanya seorang diri? “Ayo sayang, dia sudah menunggumu.” Bastian menarik tangan Kanaya bersamanya ke arah pintu. “Bas, dia— dia di bawah? Kenapa tidak dibawa naik?” Kanaya bertambah h

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 359 Masalah Berdatangan

    “Hana, siapkan perlengkapan Baby K, dia akan pergi pagi ini!” perintah Bastian tanpa menghiraukan keinginan Elsie sembari fokus memperhatikan Baby K. Saat itu, raut wajah Baby K sudah tidak semerah tadi, dan tatapan matanya sudah tidak lagi bersedih. Dan ia sudah hampir menghabiskan susunya, bahkan menggapaikan tangannya memegangi jari telunjuk Bastian. Ia begitu senang bermain dengan jati itu. Ujung bibir Bastian melengkung ke atas melihat respon putranya itu. “B-bas… Bastian, apa maksudmu dia akan pergi? Apa— apa kita akan pergi ke suatu tempat?” Elsie begitu terkejut dengan ucapan Bastian. Bastian tidak pernah memberitahu jika mereka akan pergi. Pergi kemana, dan mengapa tiba-tiba? “Aku akan membawa Baby K bersamaku,” jawab Bastian sambil menatap putranya itu. “Lagipula bukankah kamu sedang lelah? Aku memberimu waktu untuk beristirahat agar dia tidak lagi mengganggu istirahatmu,” tambah Bastian sambil diam-diam tersenyum sinis. Apa? Elsie seperti tidak percaya dengan pendeng

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 358 Tertangkap Basah

    “Ah, merepotkan saja!” geramnya. Akan tetapi ia tidak bergerak dari tempatnya berdiri dan sibuk menscroll berita kejadian tadi malam. Ia membaca lagi dengan lebih detil mengenai kasus Ravioli, berharap bisa menemukan celah yang bisa menyelamatkannya jika Ravioli menyeretnya. Sementara itu, tangis Baby K semakin keras terdengar, sehingga membuatnya bertambah geram. “Hana!!” teriak Elsie dengan kesal memanggil baby sitter anak itu. Kemana baby sitter sialan itu? Batinnya dengan kesal. Karena tangisan Baby K tak kunjung reda, dengan menghentakkan kakinya ia berjalan menuju kamar Baby K. Sampai di sana, Hana tampak sedang mengganti popok bayi mungil yang sedang menangis itu. “Kenapa lagi dia? Berisik sekali!” bentak Elsie dengan kesal. “Baby K poop Bu, dan sepertinya dia juga haus,” jawab Hana yang masih merapikan baju Baby K. Ia baru sempat mengganti popoknya dan belum sempat membuatkan susu untuk bayi mungil itu. Elsie kembali berdecak dan berjalan menghampiri mereka. Ketika ma

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 357 Berita Mengejutkan

    Di kamar mandi, Elsie mencoba menghubungi Bastian, namun dua kali menghubungi, Bastian tidak mengangkat panggilan teleponnya. Semalam setelah selesai acara di Hotel Royal, Bastian pergi bersama ketiga sahabatnya. Mereka mengatakan jika sudah lama mereka tidak berkumpul dan ingin mengadakan Boy’s night, menghabiskan malam bersama sekaligus merayakan sehatnya kembali Bastian. Dan sebagai istri yang baik, ia tidak bisa melarang Bastian. Apa kata orang jika ia terlihat mengekang dan tidak percaya pada suaminya sendiri? “Kemana Bastian? Apa dia belum bangun?” gumam Elsie sambil melirik penunjuk waktu di telepon genggamnya. Jika mereka bangun sampai larut malam dan bahkan begadang sampai pagi, mungkin saja Bastian belum bangun pagi itu. Tapi tidak apa. Selama Bastian tidak ingat perempuan itu, tidak masalah jika ia pergi hangout semalaman bersama teman-temannya, batin Elsie sambil menatap wajahnya di cermin di depan wastafel. Ia tersenyum mengingat kejadian tadi malam saat Bastian b

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 356 Kembali Bersama

    Bastian mengusap airmata itu. “Besok pagi, Sayang. Besok pagi aku akan membawanya padamu.” Kanaya masih menatapnya dengan penuh harap, sementara Bastian menatapnya dengan lembut sembari mengelus pipinya perlahan. “Malam ini biarkan dia beristirahat, Naya. Biarkan dia beristirahat agar bisa menemui ibunya besok pagi.” Kanaya akhirnya mengangguk menyetujui. Ia tahu Bastian benar. Bukan ide yang tepat untuk membawa Baby K larut malam seperti ini. Ia hanya perlu bersabar sampai besok pagi. Bastian menghembusakan nafas lega. Ia lalu menarik Kanaya duduk di ranjang bersamanya, kemudian menyodorkan telepon genggamnya. “Kalau kamu ingin melihatnya.” Kanaya tentu ingin melihatnya. Ia menerima telepon genggam itu dan melihat sosok bayi mungil di layar telepon genggam Bastian. Kanaya menoleh, menatap Bastian seperti tengah memastikan kembali jika sosok itu adalah anak mereka. “Ya, itu Baby K. Lihatlah. Ada banyak foto dia di sana.” Bastian membantu Kanaya men-scroll ke samping galeri

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 355 Rindu Buah Hati

    Bastian memutar bola matanya. Tentu ia tahu Reno masih saudaranya. Jika yang menyembunyikan Kanaya orang lain, Bastian tidak akan hanya mengecohnya saja! Ia pasti akan membuat perhitungan serius dengannya! Bastian mendesah kasar. Reno, dia itu memang selalu saja mencari masalah dan membuatnya kesal. Namun, kapan ia pernah benar-benar keras menghukumnya? “Berhenti mengkhawatirkannya. Lagipula, aku tidak melakukan apa pun padanya. Aku hanya mengambil kembali apa yang menjadi milikku. Itu saja,” ujar Bastian sambil menarik pinggang Kanaya merapat padanya. Walaupun ia tidak bisa bisa benar-benar keras menindak Reno, tetapi ia tidak ingin menampakkannya. Akan tetapi ia pun tidak ingin Kanaya menjadi khawatir. Senyum Kanaya melebar mengetahui apa yang Bastian maksud dengan “miliknya”. “Aku bukan barang, Pak Bastian. Dan aku bukan milik siapa-siapa…” Kanaya mengerling, meledek istilah yang Bastian gunakan untuknya, meskipun ia tahu apa yang Bastian maksudkan. “Kamu memang bukan ba

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 354 Rencana Berhasil

    Kenapa Bos menghubunginya? Ada apa? Bukankah dia sedang bersama pujaan hatinya, melepas rindu saat ini? Dengan harap-harap cemas Ezra mengangkat panggilan itu, dan setengah berbisik menjawab, “Halo, Bos?” Di apartemen Thrillville, Bastian merasa khawatir karena ASI Kanaya terus merembes keluar pakaian yang dikenakannya. Dan Istrinya itu meringis kesakitan setiap kali buah dadanya tersenggol, walaupun hanya sedikit saja. Bagaimana Bastian bisa tenang membiarkan Kanaya tidur kesakitan malam itu? “Zra, aku mau kamu carikan pompa ASI sekarang juga!” perintah Bastian dari ujung sambungan telepon itu. Wajah Ezra memerah mendengar perintah bosnya itu. Pompa apa? “Pom—pa ASI, Bos?” tanyanya dengan suara setengah berbisik. Masa malam-malam begini harus cari pompa—ASI? Yang benar saja! “Apa aku harus mengulangnya? Dan kenapa kamu bicara berbisik-bisik? “ tanya Bastian yang kesal dengan respon Ezra. Ezra berdehem. “Saya sedang berada di apartemen A, Bos. Saya akan kirim orang un

DMCA.com Protection Status