Share

Bab 2 Kandidat Ibu Biologis

Author: Misya Lively
last update Last Updated: 2024-05-22 00:14:19

"Selamat Kanaya, kamu dinyatakan lolos seleksi Ibu pengganti."

Dokter Indra Wibisono, seorang Dokter endokrin dan fertilitas menjabat tangan Kanaya dengan senyum lebar di wajahnya.

"Terima kasih Dokter!"

Sejak dua minggu yang lalu, Kanaya telah menjalani serangkaian tes untuk menjadi ibu pengganti. Dan mendengar hasil tes itu, Kanaya merasa sangat senang.

Berita itu bagaikan embun yang turun di padang pasir, memberinya semangat dan harapan baru untuk kesembuhan ibunya.

"Sama-sama, Kanaya. Kami senang kamu mendaftar ke klinik kami. Sudah lama kami mencari seseorang dengan kriteria sepertimu," balas Dokter Indra dengan menghembuskan nafas lega.

"Namun ada satu hal yang saya ingin sampaikan terkait program bayi tabung ini, dan saya mengharapkan persetujuan darimu, Kanaya." Dokter Indra berkata dengan nada serius.

Persetujuan? Kanaya merasa ada hal lain yang ingin disampaikan oleh dokter itu.

"Apa ada masalah? Apa ini ada kaitannya dengan uang kompensasi yang saya minta?" Kanaya merasa was-was.

Apakah orang itu keberatan dengan uang dua puluh miliar yang ia minta?

"Begini Kanaya. Ada sedikit perubahan dalam kesepakatan kita." Dokter Indra menatap Kanaya dengan perhatian penuh.

Perubahan dalam kesepakatan? Perubahan apa?

"Untuk proses bayi tabung ini, bayi yang akan kamu kandung nanti bukan berasal dari sel telur orang lain.

Maksud Dokter, dari sel telur saya sendiri?Kanaya membelalakkan matanya dengan terkejut.

Dokter Indra mengangguk. Benar, Kanaya.

Tapi, kenapa?Kanaya merasa heran.

Jika menggunakan sel telur miliknya, bukankah secara biologis anak itu adalah anak kandungnya dan bukan anak biologis orang yang membayarnya?

"Memang biasanya sel telur yang digunakan adalah milik orang yang menitipkan. Tetapi kali ini, hal itu tidak dimungkinkan. Yah, katakanlah sel telur orang tersebut tidak cukup kuat untuk melalui serangkaian proses ini.

Itu sebabnya, saya meminta persetujuan kamu, Kanaya. Jika kamu setuju, kita akan langsung memproses segala sesuatunya," papar Dokter Indra dengan cara yang lugas.

Kanaya menggigit bibirnya memikirkan perubahan kesepakatan itu.

Anak yang harus ia berikan kepada orang lain adalah anak kandungnya sendiri?

Dokter itu menarik nafas panjang sebelum berkata, "Mengenai kompensasi yang kamu minta,ia menjeda.

Mereka tidak keberatan. Asalkan, kamu setuju dengan kesepakatan ini,sambungnya dengan tatapan penuh arti.

Kanaya balas menatap Dokter itu dengan bimbang dan ragu.

Mengapa ia merasa sangat berat memutuskan hal itu? Bukankah seharusnya ia merasa senang tujuannya bisa tercapai?

Saya tahu apa yang kamu pikirkan dan kenapa kamu merasa berat menyetujuinya,Dokter itu berkata setelah memberi Kanaya waktu untuk berpikir.

Menyetujui hal ini, bukan berarti kamu menukar anakmu dengan uang. Sama sekali bukan,Dokter Indra memberi tatapan dalam, meminta Kanaya untuk mencerna ucapannya.

Cobalah berpikir dengan cara ini. Bahwa dengan melakukan ini kamu tidak hanya menolong ibumu, namun kamu juga menolong orang lain yang sangat mendambakan keturunan.

Kanaya masih menatap dokter itu, ia masih membutuhkan sesuatu untuk meyakinkannya. Bagaimana dengan anak itu?

Seakan mengerti keresahan Kanaya, Dokter itu menjelaskan.

Saya bisa memastikan. Anak itu akan hidup serba berkecukupan. Dia tidak akan kekurangan apa pun bahkan kasih sayang dari orang tua.

Tatapan Dokter itu begitu meyakinkan seakan dia tahu persis bagaimana kedua orang suami istri itu akan membesarkan anaknya nanti.

Siapa mereka?

Saya tidak bisa memberitahukanmu mengenai identitas mereka. Tetapi percayalah, mereka berasal dari keluarga yang baik dan berkecukupan. Tidak ada yang perlu kamu kuatirkan.

Mengamati tatapan mata dokter itu, Kanaya merasa dia tidak berbohong dengan ucapannya.

Tidak mengetahui hal ini adalah jalan terbaik, demi kebaikanmu sendiri,tambah Dokter itu dengan tatapan penuh arti.

Kanaya mengerti apa yang dokter itu maksudkan. Dengan tidak mengetahui identitas mereka, akan lebih mudah bagi Kanaya untuk memutuskan ikatan batin dengan anak yang ia lahirkan nantinya.

Setelah berpikir selama beberapa hari, Kanaya akhirnya menyetujui kesepakatan itu.

Kesempatan seperti itu tidak datang dua kali. Dan mungkin inilah satu-satunya harapan untuk kesembuhan ibunya.

Kanaya mulai menjalani proses awal mempersiapkan indung telurnya hari ini.

Ia harus menjalani serangkaian induksi hormon untuk meningkatkan kualitas sel telur miliknya.

Dokter Indra sendiri yang menanganinya langsung.

"Setelah ini langsung pulang dan beristirahat. Makan makanan yang bergizi dan jangan tidur terlalu malam. Boleh melakukan olahraga yang ringan, tetapi hindari melakukan aktifitas yang melelahkan," pesan Dokter Indra setelah mereka selesai dengan proses induksi pertamanya hari itu.

Kanaya mengangguk, mengikuti saja apa yang dikatakan oleh dokter itu. "Terima kasih, Dokter."

Kanaya berjalan keluar dari klinik menuju sebuah gedung apartemen yang terletak hanya beberapa ratus meter saja.

Apartemen itu adalah fasilitas yang disediakan oleh klinik untuknya agar memudahkan tim medis program bayi tabung untuk memonitor perkembangan kesehatannya setiap saat.

Sebelum pindah ke apartemen, Kanaya sudah menitipkan ibunya ke rumah Bude Laila, kakak kandung ibunya.

Kanaya tidak menceritakan kepada siapapun jika ia menjadi ibu pengganti. Selain harus menjaga kerahasiaan program itu, ia juga tidak ingin menjadi beban pikiran ibunya.

Ia beralasan mendapat pekerjaan baru di luar kota dan meminta tolong kepada Budenya untuk menjaga ibunya selama ia tidak ada.

Tidak sampai sepuluh menit berjalan, Kanaya sampai di apartemennya.

Ia ingin mandi dan segera beristirahat, menghilangkan rasa letih dan penatnya setelah berbagai proses yang dilaluinya hari ini.

Baru saja Kanaya masuk ke dalam apartemen, ia merasa gatal-gatal. Rasa gatal itu seakan menjalar ke seluruh bagian tubuhnya. Semakin ia menggaruknya, semakin ia merasa gatal.

"Aduh, kenapa gatal sekali? Ada apa ini?Kanaya terus menggaruk bagian tubuhnya. Rasa gatal itu tidak tertahankan.

Keheranan Kanaya semakin bertambah tatkala melihat bercak kemerahan di lengannya yang sebelumnya tidak ada.

Merasa ada sesuatu yang tidak wajar, ia pun berjalan ke arah cermin.

"Ya ampun, kenapa ini?" pekik Kanaya dengan mata membelalak ketika mendapati kulit wajahnya memerah dengan ruam, dan bibirnya tampak membengkak.

Kanaya meremas dadanya, mulai merasakan sesak nafas. Ya Tuhan, ada apa lagi ini?

Ia berusaha fokus menganalisa apa yang ia rasakan. Semua gejala iniapakahalergi?

Obat itu! Mungkinlah ia alergi pada obat yang disuntikkan padanya?

Hanya ada satu cara mengetahuinya.

Dengan susah payah ia meraih telepon genggamnya dan menghubungi Dokter Indra.

"Halo Kanaya?"

"Dok-ter"

"Ada apa? Apa kamu baik-baik saja?" suara Dokter Indra yang berada di ujung sambungan telepon itu terdengar khawatir.

Di ruangan kantornya di klinik Life's Blessing, Dokter itu menghentikan apa yang sedang ia kerjakan.

"Dok-ter sepertinyasayaalergi" Dengan nafas tersenggal-senggak ia mencoba memberitahu dokter itu.

Pikirannya mulai tidak fokus, pandangan matanya pun mulai terasa kabur dan nafasnya semakin terasa berat.

"Apa? Kamu yakin?

"Dok-ter to--long sa-ya"

Kanaya merasa sulit sekali bernafas. Apakah ini saat terakhirnya? Lalu bagaimana dengan ibunya?

Bertahanlah Kanaya! Bertahanlah!Terdengar derap langkah cepat dan nafas Dokter indra yang memburu, sebelum telepon genggam itu terlepas dari tangannya yang gemetar.

Berkelebat wajah ibunya yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit

Tidak! Ibu

Aku tidak boleh mati! Kalau aku pergi, siapa yang akan menjaga Ibu?

Bertahanlah Kanaya, bertahanlah!

Bruk! Samar Kanaya mendengar suara pintu didobtak dengan kencang, lalu derap suara langkah kaki-kaki yang berlari semakin jelas terdengar.

"Kanaya? Kanaya!!"

Dokter Indra? Pandangan mata Kanaya kabur, namun ia melihat dua titik bergerak cepat ke arahnya.

"Dokter, to--long saya..." ucap Kanaya dengan suara yang tak lagi terdengar jelas.

Ia menggapaikan tangannya. Namun saat ia merasa seseorang telah meraihnya, pandangan matanya menjadi gelap. Gulita.

Comments (50)
goodnovel comment avatar
Omorcon Omorcon
ceritanya bagus bngt tp hrs bolak balik
goodnovel comment avatar
Nur Liton
semoga tidak terjadi apa apa dengan kanaya
goodnovel comment avatar
Nur Liton
cerita yg menyedihkan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 3 Motivasi Dan Syarat

    "Bisa Saya bicara denganmu? Berdua saja.”Dokter Indra datang ke restoran saat Kanaya sedang bekerja.Kanaya tidak menyangka jika dokter klinik kesuburan itu datang mencarinya.Apa yang ia inginkan? Bukankah urusan mereka sudah selesai? Beberapa hari yang lalu Kanaya diketahui mempunyai alergi pada salah satu zat yang ada di hormon kesuburan yang disuntikkan padanya.Untung saja Dokter Indra datang tepat waktu untuk menyelamatkan Kanaya kala itu.Namun yang membuat Kanaya heran, alergi itu tidak terdeteksi sebelumnya.Menurut Dokter Indra, zat itu sebenarnya tidak berbahaya. Akan tetapi, kekebalan tubuh Kanaya mengidentifikasi zat itu sebagai sesuatu yang berbahaya bagi tubuhnya. Itu sebabnya tidak ada yang menyangka jika Kanaya memiliki reaksi alergi pada obat itu.Dan nahasnya lagi, zat itu terdapat pada semua jenis obat hormon kesuburan yang ada yang sangat penting dalam memastikan kualitas sel telur yang akan digunakan sebagai donor. Jika dipaksakan, akan berefek pada kesuburan

    Last Updated : 2024-05-22
  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 4 Bukan Pernikahan Impian

    Kanaya duduk termangu di sebuah kamar dalam balutan kebaya putih sederhana.Beberapa hari yang lalu, Dokter Indra memberitahukannya jika kliennya setuju menikahinya secara agama. Dan hari ini, pernikahan itu akan diselenggarakan di sebuah rumah di jalan Sunset Summit.Rumah satu lantai itu terletak di sebuah kawasan elit. Di kawasan seperti ini, orang-orang yang tinggal di dalamnya tidak saling berinteraksi. Mereka sangat individual dan tidak pernah bertegur sapa satu sama lainnya.Tidak ada tetangga yang tahu apa yang sedang terjadi di rumah itu. Dan mereka tidak usil mencari tahu. Menjaga privasi adalah hal yang lumrah.Dokter Indra baru saja datang mengatakan jika kliennya akan datang menemuinya. Dan jantung Kanaya berdebar kencang ingin tahu siapa orang yang 'menyewa' rahimnya dan 'membeli' sel telurnya. Orang yang akan menikahinya dan menjadi ayah biologis anaknya kelak.Siapa mereka? Apa ia pernah bertemu dengan mereka sebelumnya?Kanaya berdiri saat pintu kamarnya terbuka dan m

    Last Updated : 2024-05-30
  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 5 Sugesti Kesetiaan

    Setelah menikah, Kanaya tinggal di rumah di jalan Sunset Summit bersama seorang perempuan paruh baya bernama Sifa. Sifa bertugas sebagai pengasuh yang menemani dan mengatur segala keperluannya.Beberapa hari sudah Kanaya tinggal di rumah itu, namun Bastian belum pernah datang menemuinya. Hanya Dokter Indra dan timnya yang datang mengecek keadaan Kanaya.Akan tetapi, hari ini berbeda. Tadi pagi Dokter Indra mengabarkan jika Bastian akan datang mengunjunginya malam ini.Ia mengatakan jika sel telurnya berada dalam masa ovulasi. Yaitu waktu di mana sel telur siap untuk dibuahi. Di saat itulah, pembuahan memiliki peluang terbesar untuk berhasil.Itu sebabnya Kanaya duduk dengan gelisah di dalam kamar karena malam ini adalah pertama kali dalam hidupnya seorang pria akan menyentuhnya.Kanaya belum pernah berpacaran, apalagi disentuh oleh laki-laki.Ia tidak punya waktu untuk hal seperti itu karena sisa waktu di luar jam kuliah dipergunakannya untuk bekerja.Kanaya bukan berasal dari keluar

    Last Updated : 2024-06-01
  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 6 Malam Tanpa Belas Kasih

    Bastian memutar badannya dan menatap Kanaya dengan heran. Pandang matanya turun ke bawah, ke tangan Kanaya yang memegang pergelangan tangannya. Ia terkejut karena Kanaya berani menyentuhnya. Padahal, sebelumnya gadis itu begitu tegang dan gugup. Menatapnya saja dia tidak berani. Saat itu Kanaya mengira Bastian menyerah, dan hendak pergi meninggalkannya. Itu sebabnya ia mencegah Bastian untuk pergi. Kanaya yang begitu gugup dan takut, membuang jauh-jauh rasa malu, gugup dan ketakutan dalam dirinya. Semua itu demi sang Ibu. Keinginan yang kuat untuk menyelamatkan ibunya membuat keberaniannya timbul. Bagaimanapun pembuahan malam ini harus terjadi. Kanaya mengambil inisiatif. Perlahan, ia berdiri menghampiri Bastian. "Selesaikan tugas Bapak. Lakukan apa yang perlu Bapak lakukan," ucap Kanaya dengan suara bergetar. Tekadnya terlihat jelas. ia memasrahkan dirinya pada Bastian. Perlahan, Kanaya melepas kedua tali gaun di pundaknya sehingga gaun satin putih yang ia kenakan

    Last Updated : 2024-06-01
  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 7 Dua Sisi Mata Pisau

    Elsie duduk di sebuah private room di club malam bersama sahabatnya Rosa. Sepuntung rokok terselip diantara jari telunjuk dan jari tengah, mengeluarkan kepulan asap yang samar. Tiga gelas martini sudah habis diteguknya, membuat kepala Elsie terasa berat. Suara musik yang hingar-bingar terdengar dari luar private room itu, membuat tubuh Elsie dan Rosa bergoyang mengikuti iramanya. Elsie ingin melupakan hari itu. Hari di mana Bastian sedang bercinta dengan wanita lain. Wanita yang bisa memberinya keturunan. "Perempuan sialan! Kalau bukan karena anak, aku tidak akan biarkan dia menyentuhnya!" seloroh Elsie dalam keadaan mabuk sambil membanting gelas ke atas meja dengan keras. Ia benci perempuan itu. Saat melihat Kanaya dalam balutan kebaya pengantin beberapa hari yang lalu, hatinya iri. Iri sekaligus takut karena perempuan itu terlihat begitu sempurna. Dia tidak hanya cantik dari penampilannya saja, tetapi perempuan itu memiliki semua gen bagus yang tidak dimilikinya!

    Last Updated : 2024-06-02
  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 8 Dalam Genggaman

    Sifa mengetuk pintu kamar Kanaya pagi menjelang siang hari itu karena tidak seperti biasanya Kanaya belum keluar dari kamarnya. Padahal, Bastian sudah pergi sejak pagi. Sebagai seorang yang ditugaskan menjaga Kanaya di rumah itu, Sifa mengetahui apa yang terjadi diantara mereka. Sifa diharuskan menandatangani perjanjian kerahasiaan saat ia menerima pekerjaan itu. Sehingga ia pun paham apa saja yang harus ia lakukan dan apa saja yang tidak boleh ia bicarakan. Sifa juga tahu jika semalam adalah malam pertama bagi Kanaya. Dan Sifa berpikir jika Kanaya membutuhkan waktu yang lebih untuk beristirahat. Namun, sampai matahari terbit, Kanaya belum juga keluar dari kamar, dan itu membuat Sifa khawatir. "Non?" Sifa kembali mengetuk pintu kamar, namun masih tidak ada jawaban. Ia pun akhirnya membuka pintu kamar itu dan masuk. Kamar itu sunyi. Keadaannya tidak jauh berbeda dari saat semalam ia meninggalkannya. Kecuali ranjang yang berantakan, dan gaun tidur berwarna putih yang

    Last Updated : 2024-06-02
  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 9 Setetes Rasa

    "Kamu pasti belum sarapan. Ayo, aku sudah buatkan kamu sesuatu," ucap Bastian sambil tersenyum, mengalihkan pembicaraan yang bisa membuat hati istrinya menjadi tidak tenang. Bastian menggenggam kedua tangan Elsie dengan penuh kelembutan, sebelum ia menggandengnya ke meja makan. Ia lalu menyajikan Pancake Tacos yang dimasaknya untuk mereka berdua. “Cobalah Elsie, aku harap kamu suka," ucap Bastian sambil duduk di sebelah Elsie. Elsie mencobanya. Bastian memang jarang memasak untuknya, namun jika ia memasak, rasanya enak sekali. Dan satu hal lagi yang membuat Elsie merasa senang dan patut berbangga, suaminya itu hanya memasak untuknya. Bastian tidak pernah memasak untuk wanita lain selain dirinya, terkecuali Miranda tentunya. “Enak Bas, terima kasih," ucap Elsie sebelum mulai menyantap lagi pancake itu. Elsie sangat lapar. Apalagi setelah pergumulan panasnya dengan Rico semalam. "Kalau kamu suka, aku akan masak lagi untukmu," timpal Bastian sambil tersenyum. Tiba-ti

    Last Updated : 2024-06-03
  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 10 Tidak Dianggap

    "Non, habiskan ya buahnya," Sifa menaruh sepiring buah-buahan segar yang telah dikupas dan di potong ke atas meja di teras belakang. Kanaya yang sakit sejak beberapa hari yang lalu sedang duduk di tepi kolam ikan koi di halaman belakang rumah. Ia menyelupkan tangannya ke dalam kolam dan menyentuh punggung ikan-ikan yang cantik itu. Bermain dengan ikan-ikan itu membuatnya tersenyum dan menghilangkan kebosanan yang ia rasakan. Selama tiga hari ia tidak keluar dari kamar karena Dokter Indra menyuruhnya untuk beristirahat hingga benar-benar pulih. Setelah malam 'pembuahan' itu, bagian kewanitaannya terasa perih karena terluka. Ia bahkan sulit untuk berjalan. Akibatnya ia hanya beristirahat saja di atas ranjang. Baru pagi ini ia berani keluar kamar. Tubuhnya sudah terasa lebih baik, meski terkadang masih ada sedikit rasa nyeri. Kanaya sengaja ingin berjalan di taman, menghirup udara segar dan terkena sinar matahari pagi untuk mengusir rasa jenuhnya. "Oke Bi, terima kasi

    Last Updated : 2024-06-03

Latest chapter

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 446 See What Inside

    “Tapi kamu tidak perlu kuatir, Yang. Mereka tidak akan menggunakannya untuk maksud jahat. Percayalah padaku,” ucap Kanaya meyakinkan suaminya itu. “Bagaimana kamu bisa yakin?” tanya Bastian sambil menatap Kanaya dan mengangkat satu alisnya. “Karena aku yang mengatakannya, Sayang…” jawab Kanaya. Ia menjadi gemas oleh sifat pencemburu Bastian, sehingga mencubit hidung mancung suaminya itu dengan gemas. Bastian mengaduh, tetapi ia tidak marah. Ia justru membalasnya dengan menggigit ujung hidung Kanaya dengan sama gemas sebelum menggesekkannya dengan ujung hidungnya sendiri. Mereka berdua tertawa dengan saling menatap. Bastian menghela nafas dan terus menatap lekat kedua mata almond di hadapannya. Menyelami keteduhan yang ia rasakan di sana. Entah bagaimana, ia percaya pada penilaian Kanaya, dan tidak lagi khawatir. “Tunggu apa lagi?” tanya Kanaya tiba-tiba, membuat Bastian mengangkat alisnya tidak mengerti. “Kapan kamu akan menghukumku?” Kanaya bertanya sambil menatap Bastian, s

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 445 Terima Kasih

    Kanaya tersenyum dan meletakkan tangannya di punggung tangan Bastian. “Heri. Aku mendapatkannya dari Heri,” aku Kanaya akhirnya “Heri? Heri siapa? Asisten—Reno?” tanya Bastian memastikan. Sesaat ia tampak ragu saat menebaknya. Bastian mengetahui jika dulu Reno memata-matai kehidupan pribadinya, tetapi ia tidak terlalu yakin jika semua foto-foto ini didapat dari Reno. Kanaya mengangguk. Mengakui jika dari asisten pribadi Reno lah ia mendapat semua foto-foto itu. Ia ingat tadi sore saat baru selesai berbelanja bersama Clara, Heri menghubunginya melalui telepon. Dalam perjalanan pulang dari toko lingerie, Kanaya sedang memikirkan apa lagi yang akan dia buat nanti malam untuk “menemani” kejutanyang ia siapkan untuk Bastian. Kanaya ingin membuat waktu yang ia habiskan bersama Bastian menjadi lebih bermakna. Namun kejutan apa lagi yang bisa ia lakukan dengan waktu yang sedikit? Saat itulah Heri menghubunginya. *** flashback*** “Bu Kanaya…” “Ya? apa semua baik-baik saja?” Kanaya m

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 444 Kenangan Bersama

    Bastian menoleh dan mengangkat alisnya. “Kamu ingat? Kamu tahu itu aku?” Kanaya menggeleng. “Saat Indra datang ke apartemen, aku sudah tidak bisa melihat dengan jelas. Pandanganku kabur. Tetapi samar aku melihat ada dua orang yang masuk ke dalam apartemen,” terang Kanaya. “Dan ternyata orang itu kamu.” Mereka berdua tersenyum menyadari pertemuan tidak terduga itu. “Terima kasih sudah menyelamatkanku hari itu,” ucap Kanaya sambil meremas tangan Bastian yang dipegangnya. “Aku lega telah melakukannya,” timpal Bastian sambil menatap Kanaya dengan dalam. Bastian tidak pernah melupakan kejadian itu dan apa yang dilihatnya. Oleh karena itu, saat Elsie meminta prosedur itu terus dijalankan, ia menentangnya karena mengetahui betapa berbahayanya suntikan hormon itu bagi Kanaya. Kanaya hampir meregang nyawa karenanya. Jika saja ia dan Indra datang terlambat, dan mereka gagal menyelamatkan Kanaya hari itu. Ia tidak tahu akan seperti apa hidupnya tanpa Kanaya. Tidak akan ada Kenzo, dan t

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 443 Bukan Pertama Kali

    Bastian melangkah masuk dan menutup pintu dibelakangnya. Ia berhenti di tengah ruangan itu dan mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar. “Naya, Sayang?” Kanaya tidak tampak di sana. Namun begitu, matanya terus beredar memperhatikan keadaan kamar. Ada yang berbeda dengan penampakan kamar mereka. Selain pengaturan lampu yang membuat kamar itu terasa lebih hangat, suasana romantis pun terasa mendominasi. Rupanya Kanaya telah menyiapkan kamar mereka sedemikian rupa sehingga memberi suasana berbeda. Di atas meja nakas, terdapat sepasang vas bunga berisi bunga mawar berwarna merah muda dan putih. Ranjang king size di ruangan itu ditutupi oleh sprei berbahan lembut dan dingin yang berwarna putih dengan sebagian bantal berkombinasi merah. Lalu saat ia menghirup aroma kamar itu, aroma tubuh Kanaya lah yang dirasakannya. Campuran antara lavender, grapfruit dan bergamot yang sangat dikenalinya langsung menelusup masuk ke dalam indera penciumannya dan membuat senyumnya bertambah leba

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 442 Tidak Sabar

    Bastian duduk dengan tidak sabar di dalam mobil Rolls Royce hitam yang dikendarai Rafles. Pasalnya, ia sudah tidak sabar untuk segera pulang malam ini. Sebenarnya malam ini ia mempunyai jadwal meeting yang sangat padat dengan beberapa orang rekan bisnisnya. Ia sendiri sudah memberitahu Kanaya jika ia akan pulang sedikit lebih malam. Akan tetapi, saat ia tengah fokus berada di tengah rapat, Fariz mengirim sebuah foto. Awalnya Bastian tidak langsung membuka pesan dari Fariz itu. Ia sedang meeting dan berpikir untuk membukanya setelah meeting selesai. Akan tetapi, tidak lama temannya itu mengirimkan pesan kedua. Dari notifikasi pesan di layar telepon genggamnya, ia membaca pesan itu sekilas. “Berpura-puralah tidak tahu. Dan jangan katakan pada Kanaya kalau aku yang memberitahumu.” Saat itulah Bastian tidak lagi bisa berkonsentrasi. Kenapa Fariz menyebut nama Kanaya? Apa maksudnya? Dna kenapa ia harus berpura-pura? Didorong oleh rasa penasaran, diam-diam Bastian membuka pesan da

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 441 Kejutkan Aku

    Kanaya memegang satu set lingerie seksi berwarna merah di tangannya dengan pipi bersemu merah. Baru kali ini ia membeli lingerie dengan bahan seminim, seaneh dan seberani ini. Ya, aneh karena selain minim dan memperlihatkan lebih banyak kulit tubuhnya, lingerie itu terlihat begitu “ribet” dengan banyak tali yang melingkari tubuhnya. Ia sendiri tidak tahu apa fungsi semua tali itu, selain sebagai aksesoris yang membuat penampilannya terlihat lebih “menggemaskan”. Itulah yang dikatakan Clara saat temannya itu menemaninya membeli lingerie itu siang tadi. Semua bermula dari kantor Bastian. ***flashback*** “Apa yang kamu katakan pada Reno tadi?” tanya Bastian di telinga Kanaya sambil ia menatap wajah Kanaya melalui pantulan cermin di hadapan mereka. Ia dan Kanaya sedang berada di restroom kantor Bastian, berdiri di depan meja watafel. Kanaya yang sedang men-touch up wajahnya melirik Bastian juga melalui pantulan cermin. Suaminya yang tengah melingkarkan tangannya di pinggangnya

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 440 Nasib Sial

    Ravioli begitu emosi. Dia adalah pemimpin mafia di Emerald City, sehingga tidak ada yang boleh meremehkannya! Tidak di luar, ataupun di dalam penjara!Jika ada yang berani terhadapnya, maka ia yakin ada sesuatu yang tidak beres yang telah terjadi! Apalagi kalau bukan uang keamanan yang bermasalah?“Jawab! Apa kau lupa membayar uang keamanan, hah?! Kamu mau aku mati?” Ravioli menghentak dengan keras hingga terdengar benturan punggung Jono ke dinding.Stella yang datang bersama Jono bergegas mendekat hendak membantu Jono. Namun Jono mengangkat tangannya, memberi isyarat perempuan itu untuk tidak ikut campur. Stella pun berhenti.Jono beralih menatap Ravioli. Dahinya berkerut dan bibirnya menahan tawa. “Lupa?” tanyanya, lalu ia tertawa geli.Stella yang awalnya terlihat tegang, ikut tertawa kecil melihat Jono tertawa. “Apa yang kalian tertawakan, bangsat?!” Ravioli bertambah emosi melihat Jono dan Stella tertawa, seakan mereka tidak takut padanya dan bahkan berani menertawakan dirinya!

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 439 Pengakuan

    “Enak sekali, Yang. Di mana kamu membeli ini?” tanya Bastian. Ia dan Kanaya baru saja selesai menikmati makan siang soto daging dengan kuah santan, serta sate kambing yang dibawa Kanaya. Dan ternyata, ia sangat menyukainya. “Enak sekali kan? Rasanya otentik, dan kaya akan rempah,” Kanaya balik bertanya untuk konfirmasi. Saat itu ia melihat sedikit noda kuah diujung bibir Bastian, dan ia pun mengelapnya dengan perlahan dan hati-hati. “Hem. Aku pernah merasakan chef hotel bintang 5 memasak soto seperti ini, tapi tidak seenak ini,” aku Bastian. “Di restoran mana kamu membelinya, Sayang?” Kanaya tertawa. “Hanya rumah makan kecil. Tidak jauh dari kampusku. Dulu waktu kuliah aku terkadang membeli ini dan makan berdua dengan Ibu,” ujar Kanaya sambil menerawang jauh, mengenang masa kuliahnya dulu. Mendengar itu, Bastian tersenyum. Ia mengelus punggung Kanaya dengan lembut. “Kamu dari kampus?” Mendengar pertanyaan Bastian, Kanaya menoleh. Namun, sebelum menjawab pertanyaan itu, ia men

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 438 Hanya Menggertak

    “… Sayalah yang menyuruh Ravioli untuk mencari orang untuk menculik Kanaya. Saya ingin Kanaya segera melahirkan anak itu. Ravioli lah yang mengontak dokter dan perawat di klinik Kelapa Indah…” Ezra menatap layar telepon genggamnya, menonton rekaman pengakuan Elsie. “Zra?” panggilan Bastian membuyarkan fokusnya. Ia segera menghentikan rekaman itu dan berbalik badan. “Ya Bos?” Bastian berdiri di depan pintu penghubung ruangan kerja mereka. “Sedang apa? Aku panggil dari tadi kamu tidak dengar.” “Ah, maaf Bos. Saya sedang membantu Pengacara Adnan mempersiapkan materi untuk sidang besok. Ada yang bisa saya bantu?” “Apa segala sesuatunya sudah siap?” tanya Bastian sambil berjalan mendekat. “Beres Bos. Saya tinggal mengirimkan ini semua kepada pengacara Adnan,” jawab Ezra. Akan tetapi, dahinya berkerut seperti tengah memikirkan sesuatu. “Tapi Bos, bagaimana Bos bisa mendapatkan pengakuan Ibu Elsie?” Ezra sejak tadi merasa heran. Sebab mengingat tabiat Elsie, ia sangat yakin Elsie tid

DMCA.com Protection Status