Share

Bab 7

Author: Pohon Camellia
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Jonny adalah orang yang sangat cerdik dan tipikal orang yang mementingkan keuntungan. Karena pemikiran ini, dia merasa Karina yang tidak mau cek punya tujuan lain.

Dia berpikir, bagaimana mungkin seorang wanita tidak mau kompensasi sama sekali setelah kejadian seperti itu.

Ini pasti hanya trik seorang wanita untuk mendapatkan pria kaya.

Jonny samar-samar tersenyum sinis. Menurutnya, wanita zaman sekarang sangatlah cerdik. Mereka sengaja jual mahal untuk menarik perhatian pria. Dia merasa Karina cukup menakutkan jika juga menggunakan trik seperti itu.

Karina yang tidak menginginkan cek tersebut pasti akan menarik perhatian Rafael. Jika hal ini terjadi, kejadian yang sebenarnya pasti akan terungkap dan ini bukan hal yang dia inginkan.

Dia bisa saja merahasiakan cek yang tidak diinginkan Karina dari Rafael, tetapi dia takut Karina akan membuat keributan di depan Rafael.

Masalahnya sekarang adalah Karina tidak ingin cek tersebut dan dia tidak bisa memaksanya.

Saat Jonny tidak tahu harus bagaimana, Karina berbicara lagi, "Aku nggak ingin cek ini, tapi bisakah kamu menjanjikan sesuatu padaku?"

"Oh?" Mata Jonny berbinar, dia mengira Karina akhirnya mengatakan keinginan sebenarnya.

Dia tersenyum tipis dan berkata dengan sopan, "Katakan saja."

Karina berkata dengan ragu-ragu, "Bisakah kamu nggak memberi tahu masalah ini pada siapa pun?"

"Ah?"

Karina mengatup-ngatupkan bibirnya, dia menunduk malu dan berkata dengan suara kecil, "Kejadian ini adalah aib bagiku, aku nggak ingin keluarga dan teman-temanku tahu. Aku akan dalam masalah kalau kamu menyebarkannya."

Bagi Jonny, ini adalah kejutan yang tidak terduga.

Dia awalnya khawatir Karina akan memperbesar masalah ini dan kemudian akan tersebar sampai ke telinga Rafael. Jika seperti ini, dia pasti akan mendapatkan masalah. Namun, dia tidak menyangka bahwa Karina begitu tahu diri.

Jonny tersenyum sambil mengangguk, dia menjawab dengan sangat riang, "Kamu nggak perlu khawatir tentang hal ini, aku janji nggak akan memberi tahu siapa pun, tapi ...." Jonny mengangkat alisnya dan lanjut berkata, "Kamu jangan pernah menghubungi pria itu lagi."

"Itulah yang kuinginkan."

Karina tidak pernah berpikir untuk terlibat dengan orang-orang seperti mereka.

Tetap pada saat ini, tidak jauh dari mereka. "Karina?" panggil seseorang yang suaranya terdengar sedikit terkejut.

Karina sontak terkejut, menoleh ke arah suara itu datang. Yang terlihat olehnya adalah seorang pria tampan mengenakan kemeja hitam pas badan berdiri tidak jauh.

"Pak ... Pak Neo! Bukankah kamu sedang dalam perjalanan bisnis?" tanya Karina sambil langsung berdiri. Dia terlihat gugup sampai terus menggenggam ujung pakaiannya, seakan-akan tepergok sudah melakukan kesalahan.

"Aku baru saja kembali hari ini." Pria bernama Neo Pedro itu melirik ke arah Karina lalu ke arah Jonny, dia tertawa kecil dan berkata, "Lagi kencan dengan pacarmu?"

'Pacar? Jonny?'

Karina melirik Jonny sejenak, lalu buru-buru menyangkal, "Bukan, dia bukan pacarku."

Setelah itu, Karina menundukkan kepalanya dan tidak lanjut menjelaskan lagi.

Dalam situasi seperti ini, terlalu banyak penjelasan hanya akan terlihat seperti menutup-nutupi. Karina menoleh ke Jonny, berharap Jonny bisa mengatakan sesuatu.

Namun, Jonny malah diam saja.

"Aku ingat kamu masih ada kelas hari ini, nggak baik kalau kamu bolos hanya untuk pergi berkencan. Setidaknya, aku harap siswa yang aku banggakan nggak seperti itu," ujar Neo yang bertingkah seperti dosen yang serius.

Karina seperti siswa yang telah melakukan kesalahan. Kepalanya masih menunduk dan wajahnya memerah. Dia terus mengangguk kecil dan minta maaf.

Melihat pemandangan ini, Jonny merasa penasaran akan sikap Karina yang berubah dengan sangat cepat.

"Kebetulan kamu sedang di luar, bagaimana kalau sekalian ke rumahku untuk ambil materi yang kamu perlukan," ujar Neo sambil melirik jam tangan Vacheron Constantin di pergelangan tangannya.

Related chapters

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 8

    "Bolehkah?" Karina mendongak, merasa sedikit terkejut."Ya." Melihat mata Karina berbinar-binar, Neo pun tertawa kecil. Pandangannya kemudian beralih ke Jonny yang berada di belakang Karina dan berkata, "Tapi, temanmu ....""Nggak apa-apa!"Karina langsung menjawab, tetapi begitu menyadari bahwa dirinya terlalu antusias, dia segera menundukkan kepalanya.Jonny yang tidak dipedulikan itu langsung tidak bisa berkata-kata.Kembalinya Neo seperti sebuah obat yang langsung menyembuhkan semua kegelisahan Karina.Pada saat ini, Karina seperti sudah melupakan semua masalah yang tidak menyenangkan itu. Yang ada di benaknya hanyalah pria yang sudah lama dia taksir ini.Namun, kegembiraannya ini tidak berlangsung lama.Karina tidak menyangka bahwa Neo, seorang dosen di sebuah universitas, ternyata tinggal di perumahan yang terkenal untuk orang-orang kaya. Kemudian, ketika mereka tiba dan Neo membukakan pintu, seorang wanita berambut pirang keluar dan mencium Neo dengan sangat mesra. Pemandangan i

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 9

    Sang sopir tidak menyangka ada orang yang tiba-tiba menyeberang. Dia segera menginjak rem, tetapi karena jarak yang terlalu dekat, penyeberang itu pun jatuh ke tanah.Rem mendadak ini membuat mobil berguncang kuat, pria yang duduk di jok belakang terkejut dan bertanya, "Apa yang terjadi?"Keringat dingin mengucur di dahi sopir. Dia berbalik dengan gugup dan menjawab, "Tuan Muda, sepertinya saya sudah menabrak seseorang."Selesai berbicara, sopir itu segera keluar dari mobil untuk mengecek.Pria yang duduk di belakang sedikit mengernyit, menyingkirkan dokumen-dokumen di tangannya dan ikut keluar dari mobil.Hujan lebat disertai angin kencang tidak berhenti menerpa.Sepatu kulit yang mengkilap seperti baru langsung ternodai air hujan, tetapi si pemiliknya, pria itu, tidak peduli. Pria itu melihat ke arah penyeberang jalan yang jatuh berlutut di tanah. Begitu dia melihat wajah si penyeberang, muncul kerutan di tengah-tengah alisnya.Suaranya yang tidak ada emosi apa pun itu terdengar di t

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 10

    Rafael bukanlah orang yang lembut dan perhatian. Meskipun duduk bersebelahan, dia tidak peduli dengan Karina yang terus menggigil. Dia duduk di dekat pintu dengan kepala menghadap ke jendela, melihat pemandangan hujan lebat yang sebenarnya tidak menarik untuk dilihat.Setelah mobil melaju agak jauh, Karina menengadah setelah memastikan dia tidak akan bertemu Neo. Seluruh tubuhnya basah kuyup dan terlihat sedikit menyedihkan.Dia dengan hati-hati menatap pria tampan di sampingnya, dengan suasana hati yang agak rumit, dia berkata, "Cukup antar aku sampai di sini, aku ingin turun, bisa pinggirkan mobilnya?"Hanya ada keheningan.Karina mengira mungkin suaranya terlalu kecil sampai tidak kedengaran oleh pria di sampingnya. Namun, ketika dia hendak berbicara lagi, Rafael berkata dengan suara datar, "Karena kamu sudah datang menghampiriku, ke tempatku saja.""Eh?"Karina bingung. Dia merasa pria itu telah salah memahami sesuatu, tetapi dia tidak tahu bagaimana cara menjelaskannya.Menghadapi

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 11

    Rafael tidak keberatan dia duduk di sana. Dia menutup ponselnya setelah mengatakan beberapa kata singkat.Rafael kemudian berjalan ke arah Karina. Semakin Rafael mendekat, jantung Karina berdegup semakin kencang. Seluruh tubuh Karina menjadi kaku. Karina masih menundukkan kepalanya dengan tangan di atas lutut dan sama sekali tidak berani mengeluarkan suara.Karina membenci dirinya yang penakut seperti ini. Dia berpikir jelas-jelas dirinya adalah korban, tetapi mengapa dia selalu tidak bisa mengangkat kepalanya di depan pria ini?Sebenarnya, Karina tidak perlu mempermasalahkan hal ini karena sikap kebanyakan orang bahkan lebih buruk ketika berada di depan Rafael.Ada orang-orang yang dilahirkan dengan aura yang mendominasi. Mereka seperti seorang raja tanpa peduli berada di zaman apa.Rafael sudah berdiri di depan Karina. Ketika dia mengulurkan tangannya, Karina refleks menghindar dengan ketakutan. Melihat ini, alis Rafael terangkat dan berpikir apakah dirinya terlihat seperti bintang b

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 12

    Di tangan Rafael ada kantong berisikan es, dia awalnya bermaksud memberikan kompres itu kepada Karina. Dia tidak menduga, begitu dia keluar, dia melihat Karina perlahan-lahan berjalan menuju pintu depan.'Apa yang ingin wanita ini lakukan lagi?''Bukankah dia ingin ada hubungan denganku lagi makanya bersusah payah seperti ini untuk bisa datang ke rumahku? Terus kenapa dia bersikap seperti sangat nggak menyukaiku? Apa dia ingin menggunakan trik jual mahal lagi?'Rafael tahu bahwa pria mungkin sangat menyukai trik itu, tetapi jika berpikir bisa memikat hatinya dengan menggunakan trik ini secara berulang-ulang, Rafael hanya akan merasa wanita ini sangatlah bodoh. Jika si pria tidak peduli dengan si wanita, trik seperti itu hanyalah sebuah kekonyolan di mata si pria.Rafael hanya melihat Karina berjalan ke pintu. Begitu Karina meletakkan tangannya di pegangan pintu, suara alarm rumah berbunyi.Karina kaget sampai sangat ketakutan, seluruh bulu kuduknya bahkan berdiri. Dia melihat sekelilin

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 13

    Karina mengangguk dan dengan gugup menggenggam ujung bajunya. Bajunya yang basah membuatnya merasa tidak nyaman. "Nggak baik aku berlama-lama di sini, terima sudah menyelamatkanku, aku nggak akan muncul di hadapanmu lagi."Rafael tampak sedikit kesal. Mungkin karena trik yang digunakan Karina tidak seperti pada umumnya, dia jadi tidak bisa menebak apa yang sedang dipikirkan Karina. Atau mungkin karena Karina yang saat ini basah kuyup terlihat seperti menggodanya, membuatnya tidak bisa tenang.'Apa sebenarnya tujuan wanita ini? Benarkah hanya kebetulan muncul di depanku? Tapi kenapa dia bisa berada di sini dan dengan kebetulan bertemu denganku? Perumahan ini hanya ada orang-orang kaya, perlu sekitar 20 menit berkendara kalau ingin ke perumahan biasa. Kalau dia nggak ada motif tersembunyi, kenapa dia muncul di sini?''Kalau dia ingin menarik perhatianku, aku bisa ucapkan padanya selamat, kamu sudah berhasil!'"Kalau kamu ingin bersamaku, sebaiknya kamu nggak bermain trik jual mahal lagi.

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 14

    Saat ini, hujan badai telah membuat langit menjadi gelap, seakan-akan dunia akan segera berakhir.Karina berjalan sambil menjinjitkan kakinya yang terkilir itu berjalan dengan susah payah di sisi jalan, menerobos hujan deras yang tidak berhenti mengguyurnya. Meskipun hampir tidak bisa membuka matanya di tengah cuaca seperti ini, dia tidak mengeluh sama sekali karena ini adalah pilihan yang dia ambil sendiri.Setelah berjalan cukup lama, Karina tiba-tiba merasa ada sesuatu yang kurang.Begitu wajah Neo terlintas di benaknya, dia langsung membeku di tempat dan ekspresinya menjadi muram.'Gawat! Dokumen yang Pak Neo berikan padaku ketinggalan di rumah orang itu!'Karena pertikaian tadi, dia jadi lupa dengan dokumen itu. 'Harus bagaimana sekarang? Kembali ke sana dan ambil dokumen itu?'Karina sama sekali tidak ingin bertemu dengan pria egosentris itu lagi.Akan tetapi, dokumen itu merupakan dokumen rahasia dan ada anotasi yang ditulis Neo. Jika Karina tidak mengambilnya kembali, akan gawa

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 15

    "Ah!" Karina terkejut dan bertanya-tanya apa yang sedang terjadi."Apa yang kamu lakukan? Lepaskan aku!" Karina mulai berjuang melepaskan diri, tetapi bagaimana mungkin dia bisa menandingi kekuatan Rafael.Rafael merasakan dirinya seperti berada di rumah es, rasa dingin hampir membuatnya menggila. Namun, tiba-tiba ada pemanas muncul di depannya. Dia hanya bisa mengikuti nalurinya, memeluk pemanas itu dengan erat, berusaha mati-matian untuk menyerap kehangatan itu.Pemanas itu tentu saja adalah Karina.Karina saat ini sedang demam karena berada di bawah guyuran air hujan dalam durasi yang cukup lama. Oleh karena itu, suhu tubuhnya jauh lebih tinggi daripada orang biasa, tetapi suhu ini sangat cocok untuk Rafael yang takut dingin.Setelah tubuhnya berangsur-angsur menjadi lebih hangat, kesadaran Rafael pun kembali. Ketika pandangannya mulai jelas, dia menemukan bahwa di bawahnya ada sesuatu yang sedang meronta-ronta, berusaha untuk melepaskan diri dari pelukannya.'Bukankah dia wanita ya

Latest chapter

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 290

    "Kalian!" teriak Karina.Karina merasa kesal. Dia memandang para wartawan dengan marah, lalu hendak membungkuk untuk mengambil dokumen-dokumen yang berserakan di tanah. Akan tetapi, bagaimana mungkin orang-orang ini peduli? Demi mendapatkan berita utama, mereka semua tidak segan-segan menggunakan cara apa pun.Dokumen yang tercecer di tanah itu sudah diinjak-injak oleh mereka sebelum sempat diambil Karina. "Cukup! Hubunganku dengan Pak Rafael memangnya ada hubungan dengan kalian?" teriak Karina dengan kesal sambil kembali berdiri tegak.Orang-orang itu sudah menghabiskan kesabaran Karina."Nona Karina, apakah Nona marah karena pernyataan kami benar? Apakah Nona benar-benar merayu CEO Grup Stalin demi bisa menjadi bagian dari keluarga kaya raya?""Nggak!" balas Karina dengan cepat."Jika tidak, bisakah Nona mengungkapkan bagaimana Nona dan Pak Rafael bertemu? Apakah Nona merasa bisa menjadi seperti Cinderella?""Benar, Nona Karina, Keluarga Stalin adalah keluarga terkenal. Apakah Nona y

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 289

    Pada akhirnya yang mendapatkan keuntungan dari keseluruhan kejadian ini adalah Amy.Di dalam mobil.Karina berdebar-debar dan bergumam, "Hubungan kita telah diketahui publik, aku nggak tahu bagaimana reaksi dari pihak kampus ...."Memiliki hubungan dengan Rafael pasti akan menimbulkan sensasi. Karina tahu itu dan dia hanya berharap reaksi orang-orang tidak terlalu berlebihan.Namun, pasti akan menarik banyak perhatian orang terhadapnya.Karina menghela napas, dia merasa tidak ingin pergi ke kampus untuk sementara waktu.Begitu Karina selesai berbicara, Rafael sudah memegang tangannya. Sentuhan hangat itu membuat Karina terkejut. Karina menoleh, menatap Rafael dengan bingung. Terlihat Rafael sedang memandang keluar jendela mobil sambil menopang dagunya, seperti sedang menikmati pemandangan, dan berkata dengan datar, "Apa pun yang terjadi, aku akan selalu berada di sisimu."Wanita mana pun pasti akan tersentuh hatinya mendengar perkataan itu.Sudut mata Karina melengkung. Dia menggeser p

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 288

    Karina menggeleng, raut wajahnya tampak bimbang. "Nggak, hanya saja ini terlalu mendadak, aku merasa belum siap.""Apa yang perlu kamu takutkan? Bukankah aku ada di depanmu untuk melindungimu? Kamu hanya perlu bersembunyi di belakangku dengan tenang," jawab Rafael dengan sangat santai dan lancar seakan-akan dia telah berlatih berkali-kali.Hati Karina menjadi hangat. Awalnya dia merasa sedikit bimbang, tetapi sekarang semuanya seketika menjadi jelas. Apa pun yang terjadi, bukankah Rafael selalu ada untuknya?Mengapa dirinya harus khawatir berlebihan?Karina pun mengangguk dengan bersemangat, tersenyum manis dan berkata dengan gaya menggemaskan, "Mulai sekarang, aku akan mengandalkanmu."Rafael mengangkat alisnya ketika dia melihat ekspresi antusias Karina dan berkata, "Kalau aku nggak melindungimu, aku harus melindungi siapa?"Mendengar itu, Karina tertawa lebih bahagia.....Setelah itu, atas permintaan keras Rafael, Karina baru bisa keluar dari ruang perawatan khusus di rumah sakit s

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 287

    "Eh?" Karina mengusap hidungnya, lalu menatap Rafael."Kamu sudah tahu aku sebaik ini, jadi kamu menikah denganku atau nggak?" tanya Rafael sambil memegang dagu Karina, tersenyum lebar.Karina mengangguk mantap dan berkata, "Asalkan kamu mau menikahiku, aku akan menikah denganmu."Rafael benar, jika kamu ingin memakai mahkota, harus siap menanggung bebannya. Rafael telah melakukan begitu banyak hal untuknya, lalu mengapa dirinya tidak menghadapi orang-orang yang datang untuk memprovokasinya demi Rafael?Jika sudah mencintai, mengapa dirinya tidak sanggup menghadapi sedikit kesulitan demi Rafael?Mendengar jawaban yang pasti, Rafael tersenyum lebar, matanya yang hitam penuh arti. "Kamu yakin?"Karina mengangguk tegas. "Aku yakin."Tiba-tiba, Rafael menekan bahu Karina, menghela napas panjang dan berkata, "Sekarang aku merasa lega.""Eh?"Karina tertegun, matanya berkedip-kedip. 'Apa maksudnya?'Ekspresi Rafael tiba-tiba tampak serius, menatap ke arah Karina dan berkata dengan sungguh-su

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 286

    Dia bilang ingin berjalan bersama dengan Rafael, tetapi tidak dapat melakukan banyak hal untuk Rafael dan ini membuatnya merasa sangat tidak berdaya.Karina menghela napas, sorot matanya berkilap dan dia bertanya dengan tidak percaya diri, "Rafael, kenapa kamu begitu baik padaku? Kupikir aku sudah cukup baik, tapi setelah bersamamu, aku baru menyadari kalau aku masih jauh dari cukup baik. Apa aku benar-benar bisa menjadi wanita yang berdiri di sisimu?""Bisa atau nggak kamu menjadi wanita yang berada di sisiku, itu terserah padaku. Aku bilang kamu bisa, maka kamu bisa.""Tapi aku masih belum cukup baik," ujar Karina sambil menggigit bibirnya, kembali merasa ragu."Oh?""Aku punya temperamen yang buruk."Rafael mengangguk, mengakuinya, "Memang, temperamenmu ini sulit ditoleransi oleh kebanyakan orang. Selain itu, kamu suka mempermasalahkan hal-hal kecil, seperti landak yang bisa menyakiti orang jika ia terdesak."Mendengar komentar itu, Karina makin merasa tertekan, "Dan aku juga nggak

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 285

    "Bukan begitu!" Karina tiba-tiba menjadi emosional, lalu berkata dengan tergesa-gesa, "Aku sungguh menyukaimu!""Tapi kamu bahkan nggak memiliki keberanian untuk menghadapi masa depan bersamaku. Kalau kamu ingin memakai mahkota, berarti harus siap menanggung bebannya. Apa kamu bahkan nggak mengerti prinsip ini?""Aku mengerti semua itu!""Kamu benar-benar mengerti?" Rafael mengangkat alisnya.Karina mengangguk dengan tegas, dia menggigit bibirnya dan wajahnya terlihat sedikit bingung."Aku sudah memikirkan semua ini sejak lama, tapi ... aku kurang percaya diri," ujar Karina.Karina menundukkan kepala, suaranya melemah, "Dibandingkan berurusan dengan keluargamu dan teman-temanmu, aku lebih suka berada di laboratorium dengan peralatan dingin. Aku punya temperamen yang buruk, kalau ada orang yang membuatku kesal, aku akan membalasnya. Nggak masalah kalau hanya dengan orang luar, tapi kalau itu terjadi pada orang-orang terdekatmu, aku khawatir akan membuat mereka marah. Aku nggak ingin mem

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 284

    Karina tercekat.Melihat ekspresi konyol Karina, Rafael tersenyum dan mencubit wajah kecilnya. "Kenapa? Kamu sangat bahagia sampai nggak bisa berkata-kata?" tanya Rafael.Karina mengatupkan bibirnya dan menghindari tangan Rafael. Dia menyipitkan matanya dan berkata dengan muram, "Bukankah aku sudah memberitahumu untuk nggak bercanda? Hal ini nggak mungkin terjadi.""Kenapa?"​​ tanya Rafael, yang senyumannya sedikit memudar, sambil menatap Karina.'Kenapa?'Karina juga menanyakan hal sama pada dirinya sendiri di dalam hatinya.Karena kesenjangan status di antara mereka terlalu besar. Meskipun sekarang mereka bersama, tidak ada jaminan mereka tetap dekat seperti ini di masa depan.Dua orang dengan nilai dan pandangan hidup yang berbeda, Karina tidak berpikir mereka bisa melangkah jauh bersama.Secara rasional, dia dan Rafael tidak akan pernah bisa mencapai akhir, jadi sebaiknya mereka menghentikan hubungan ini. Akan tetapi, secara emosional, putus setelah jatuh cinta lebih sulit dari per

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 283

    'Kenapa reaksi Rafael malah aneh?'Tepat ketika pikiran Karina melayang ke mana-mana, Rafael tiba-tiba tersenyum. Senyuman yang menghiasi wajah tampannya itu sungguh membuat orang terpesona."Karina, jujur saja, cara kamu mengungkapkan perasaanmu berstandar rendah, nggak ada tekniknya sama sekali. Di antara wanita yang pernah menyatakan perasaannya padaku, kamu mungkin yang terburuk.""...."Senyuman Karina memudar.Namun, Rafael melanjutkan tanpa menyadari perubahan ekspresi itu, "Aku sarankan kamu untuk belajar bagaimana menyatakan cinta. Apa yang kamu katakan terlalu lugas dan nggak romantis sama sekali."Kali ini, senyuman di wajah Karina sepenuhnya hilang, lalu terdengar suara gertakan gigi.'Siapa pun tolong seret bajingan bermulut tajam ini keluar dari sini!''Di tengah suasana yang begitu indah, bisa-bisanya dia mengungkit wanita lain! Nggak hanya itu, dia bahkan mengatakan cara aku menyatakan perasaanku adalah terburuk!''Romantis! Romantis!''Kalau kamu begitu ingin romantis,

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 282

    Karina bingung, dia menempelkan pipinya ke dada Rafael, mendengarkan detak jantungnya yang kuat dan merasakan detak jantungnya sendiri ikut sinkron.Karena begitu dekat, dia sepertinya dapat merasakan Rafael sedikit gemetar, gemetar yang disebabkan oleh rasa takut.'Dia sebenarnya sangat takut, bukan?'Karina berpikir, meskipun dirinya tidak bodoh, sebodoh apa pun dirinya pada saat ini, dia tetap tahu bahwa Rafael gemetar karena dirinya. Dirinya yang tiba-tiba menghilang pasti membuat Rafael sangat panik.Dia ingin memeluknya kembali Rafael dan memberitahunya bahwa dia ada di sini sekarang, bahwa dia tidak menghilang dan tidak akan menghilang.Begitu dia bergerak, Rafael menghentikannya dengan suara rendah."Jangan bergerak."Gerakan Karina tiba-tiba berhenti. Karina berbisik di pelukannya, "Rafael, apa kamu takut?"Berdasarkan sikap biasanya, Rafael pasti akan menyangkalnya. Bagaimana mungkin dia yang begitu arogan membiarkan dirinya merasakan ketakutan?Tepat ketika Karina mengira Ra

DMCA.com Protection Status