Share

Bab 12

Penulis: Pohon Camellia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Di tangan Rafael ada kantong berisikan es, dia awalnya bermaksud memberikan kompres itu kepada Karina. Dia tidak menduga, begitu dia keluar, dia melihat Karina perlahan-lahan berjalan menuju pintu depan.

'Apa yang ingin wanita ini lakukan lagi?'

'Bukankah dia ingin ada hubungan denganku lagi makanya bersusah payah seperti ini untuk bisa datang ke rumahku? Terus kenapa dia bersikap seperti sangat nggak menyukaiku? Apa dia ingin menggunakan trik jual mahal lagi?'

Rafael tahu bahwa pria mungkin sangat menyukai trik itu, tetapi jika berpikir bisa memikat hatinya dengan menggunakan trik ini secara berulang-ulang, Rafael hanya akan merasa wanita ini sangatlah bodoh. Jika si pria tidak peduli dengan si wanita, trik seperti itu hanyalah sebuah kekonyolan di mata si pria.

Rafael hanya melihat Karina berjalan ke pintu. Begitu Karina meletakkan tangannya di pegangan pintu, suara alarm rumah berbunyi.

Karina kaget sampai sangat ketakutan, seluruh bulu kuduknya bahkan berdiri. Dia melihat sekeliling dengan perasaan bersalah, mencoba menemukan tombol untuk mematikan alarm.

Suara alarm itu tiba-tiba berhenti, Karina pun tertegun sejenak, lalu segera berbalik. Dia melihat Rafael yang sedang bersandar di dinding sambil menatapnya dan samar-samar tersenyum.

Karina merasa sangat malu.

Karina seketika membeku di depan pintu, menyaksikan Rafael yang perlahan-lahan berjalan ke arahnya.

"Apa yang ingin kamu lakukan?" Rafael mendatangi Karina, membuat Karina terapit di antara dirinya dan pintu.

Karina dapat melihat jelas fitur wajah Rafael. Alis yang sedikit terangkat, batang hidung yang lurus naik dan bibir tipis yang sudutnya sedikit melengkung. Wajah Rafael tampak dingin, tetapi juga terlihat jahat. Saat ini, meskipun dia terlihat sangat berbahaya, tidak ada yang bisa menolak pesonanya.

Ketika ada wanita melihatnya, mereka pasti akan tergila-gila padanya.

Namun, Karina tidak punya waktu untuk menikmati wajah tampan yang langka itu. Dia sama sekali tidak berani mengangkat kepalanya karena baru saja ketahuan melakukan kesalahan. Wajahnya yang semula pucat kini berubah menjadi merah seperti tomat.

Dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi tidak tahu harus berkata apa.

Padahal dia hanya ingin pulang, mengapa malah merasa bersalah? Karina secara naluriah ketakutan ketika berhadapan dengan Rafael.

"Aku ingin pulang," jawab Karina dengan jujur.

"Pulang?" Rafael mengangkat alisnya dan lanjut berkata, "Kamu nggak tahu cuaca di luar seperti apa sekarang?"

"Eh?"

Sebelum Karina sempat bereaksi, Rafael menariknya ke jendela kaca setinggi langit-langit, lalu membuka tirai jendela itu.

Karina menahan rasa sakit kakinya, tercekat dengan pemandangan di depannya. Di luar jendela, dunia terlihat seperti akan berakhir, angin kencang dan hujan lebat seperti akan menghancurkan segalanya. Bahkan ada beberapa pohon di luar sana sudah tumbang.

Keluar di tengah cuaca seperti itu sama saja dengan cari mati.

"Sore ini ada angin topan, kamu nggak tahu?" Rafael menatap Karina dengan dingin. Dia merasa anak kecil pun tahu hal ini, bagaimana mungkin orang dewasa tidak tahu.

Menurut Rafael, Karina sengaja menghentikan mobilnya di tengah jalan, lalu menggunakan alasan kaki yang terkilir untuk datang ke rumahnya. Selanjutnya, karena sore hari ada angin topan, Karina pun mempunyai alasan untuk tetap tinggal di rumah ini.

'Rencana yang sempurna. Wanita ini cukup licik, sungguh berbeda dengan penampilannya.'

Karina tidak mengetahui berita cuaca ini karena akhir-akhir ini pikirannya terganggu. Karina terus merasa gelisah sejak kejadian itu, jadi bagaimana mungkin dia punya waktu untuk memikirkan hal lain. Dia benar-benar tidak tahu hari ini ada angin topan.

Karina hendak menjelaskan, tetapi ketika melihat tatapan Rafael penuh dengan penghinaan, dia segera mengerti bahwa pria ini tidak akan memercayai perkataannya.

Di cuaca seperti ini sudah pasti tidak akan ada taksi dan sangat berbahaya untuk berjalan sendirian di luar. Meskipun begitu, Karina merasa itu lebih baik daripada berada di rumah pria asing yang menatapnya dengan sangat rendah.

"Maaf, bisakah kamu membukakan pintu untukku?" tanya Karina. Jika dia menyentuh pintu, alarm keamanan akan berbunyi lagi.

Rafael menatap wajah Karina dengan matanya yang tajam. Dia sedikit mengernyit dan bertanya, "Kamu ingin keluar?"

Bab terkait

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 13

    Karina mengangguk dan dengan gugup menggenggam ujung bajunya. Bajunya yang basah membuatnya merasa tidak nyaman. "Nggak baik aku berlama-lama di sini, terima sudah menyelamatkanku, aku nggak akan muncul di hadapanmu lagi."Rafael tampak sedikit kesal. Mungkin karena trik yang digunakan Karina tidak seperti pada umumnya, dia jadi tidak bisa menebak apa yang sedang dipikirkan Karina. Atau mungkin karena Karina yang saat ini basah kuyup terlihat seperti menggodanya, membuatnya tidak bisa tenang.'Apa sebenarnya tujuan wanita ini? Benarkah hanya kebetulan muncul di depanku? Tapi kenapa dia bisa berada di sini dan dengan kebetulan bertemu denganku? Perumahan ini hanya ada orang-orang kaya, perlu sekitar 20 menit berkendara kalau ingin ke perumahan biasa. Kalau dia nggak ada motif tersembunyi, kenapa dia muncul di sini?''Kalau dia ingin menarik perhatianku, aku bisa ucapkan padanya selamat, kamu sudah berhasil!'"Kalau kamu ingin bersamaku, sebaiknya kamu nggak bermain trik jual mahal lagi.

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 14

    Saat ini, hujan badai telah membuat langit menjadi gelap, seakan-akan dunia akan segera berakhir.Karina berjalan sambil menjinjitkan kakinya yang terkilir itu berjalan dengan susah payah di sisi jalan, menerobos hujan deras yang tidak berhenti mengguyurnya. Meskipun hampir tidak bisa membuka matanya di tengah cuaca seperti ini, dia tidak mengeluh sama sekali karena ini adalah pilihan yang dia ambil sendiri.Setelah berjalan cukup lama, Karina tiba-tiba merasa ada sesuatu yang kurang.Begitu wajah Neo terlintas di benaknya, dia langsung membeku di tempat dan ekspresinya menjadi muram.'Gawat! Dokumen yang Pak Neo berikan padaku ketinggalan di rumah orang itu!'Karena pertikaian tadi, dia jadi lupa dengan dokumen itu. 'Harus bagaimana sekarang? Kembali ke sana dan ambil dokumen itu?'Karina sama sekali tidak ingin bertemu dengan pria egosentris itu lagi.Akan tetapi, dokumen itu merupakan dokumen rahasia dan ada anotasi yang ditulis Neo. Jika Karina tidak mengambilnya kembali, akan gawa

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 15

    "Ah!" Karina terkejut dan bertanya-tanya apa yang sedang terjadi."Apa yang kamu lakukan? Lepaskan aku!" Karina mulai berjuang melepaskan diri, tetapi bagaimana mungkin dia bisa menandingi kekuatan Rafael.Rafael merasakan dirinya seperti berada di rumah es, rasa dingin hampir membuatnya menggila. Namun, tiba-tiba ada pemanas muncul di depannya. Dia hanya bisa mengikuti nalurinya, memeluk pemanas itu dengan erat, berusaha mati-matian untuk menyerap kehangatan itu.Pemanas itu tentu saja adalah Karina.Karina saat ini sedang demam karena berada di bawah guyuran air hujan dalam durasi yang cukup lama. Oleh karena itu, suhu tubuhnya jauh lebih tinggi daripada orang biasa, tetapi suhu ini sangat cocok untuk Rafael yang takut dingin.Setelah tubuhnya berangsur-angsur menjadi lebih hangat, kesadaran Rafael pun kembali. Ketika pandangannya mulai jelas, dia menemukan bahwa di bawahnya ada sesuatu yang sedang meronta-ronta, berusaha untuk melepaskan diri dari pelukannya.'Bukankah dia wanita ya

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 16

    Rafael jarang tersenyum, ekspresinya selalu dingin sampai membuat orang-orang tidak berani mendekatinya. Tidak ada yang tahu betapa menawannya pria ini ketika dia tersenyum.Jika di dunia ini ada iblis, mungkin iblis itu adalah Rafael.Berbahaya, tetapi terus-menerus memikat orang.Karina yang lebih mementingkan perilaku daripada wajah berdebar-debar ketika melihat Rafael yang tersenyum. Dia merasa wajahnya seketika semakin terasa panas dan dia kesulitan untuk bernapas."Bantu aku," perintah Rafael seperti seorang kaisar.Karina seperti kehilangan kendali diri dan mulai menuruti perkataan Rafael. Dia hanya menunduk, sama sekali tidak bisa mengatakan sepatah kata pun.Dia menuntun Rafael, mengantar Rafael ke kamar tidur.Rafael mengeluarkan sebuah botol kaca yang masih tersegel dari tas kerja yang sekalian dibawa masuk olehnya. Di dalam botol kaca itu terdapat banyak kapsul bening. "Tuangkan segelas air untukku," perintahnya.Rafael sepenuhnya memperlakukan Karina seperti seorang pelaya

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 17

    "Hmm ...." Karina membelalak, menatap pria yang sedang menggigit bibirnya.Sebelum dia bisa mendorong Rafael menjauh, Rafael melepaskannya terlebih dahulu.Rafael menyedot semua air di mulut Karina, menelan obat dengan air itu. Kemudian, dia menjilat sisa air di sudut mulutnya dengan ekspresi puas."Kamu! Apa yang kamu lakukan?" Karina malu juga marah. Dia terus menyeka mulutnya, mencoba untuk menghilangkan aroma Rafael.Setelah minum obat, warna wajah Rafael berangsur-angsur kembali normal. Di bawah cahaya lampu lembut, dengan wajah tampannya dan sorot matanya yang memikat, dia menatap Karina dan menjawab, "Minum obat.""Kamu minum obat kenapa harus ...." Karina tidak bisa melanjutkan ucapannya. Matanya mulai berkaca-kaca, dia merasa tidak berdaya.Ciuman pertamanya hilang dengan cara ....'Pergi dari sini!'Pikiran itu terlintas di benak Karina.Karina baru bangkit berdiri sudah ditarik kembali dan Rafael menekannya di bawah.Mungkin karena frigofobia-nya sudah hilang, Rafael sedang

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 18

    Karina merasa seperti sedang mengalami penyiksaan.Karena masih mengenakan pakaian yang basah setelah kehujanan cukup lama, dia pun demam tinggi sampai tidak sadar apa yang sedang terjadi padanya saat ini.Sementara Rafael, dia merasa seperti sedang memeluk sebuah pemanas yang membuat suhu tubuhnya yang dingin berangsur-angsur kembali normal.Dia terus menatap wajah Karina yang terlihat sangat merah itu. Ketika matanya bertemu dengan mata Karina yang terlihat tidak fokus itu, tetapi entah mengapa sangat memikatnya, Rafael pun menciumi mata Karina dengan lembut.Tidak ada yang menduga, ciuman singkat itu membuat rasionalitasnya hilang dalam sekejap.Selanjutnya, ciuman yang intens menyerbu Karina.Pipinya, dahinya, hidungnya, bahkan bibirnya, semuanya telah disentuh oleh Rafael.Seorang pria dan seorang wanita berada di satu kamar, saling berpelukan erat sampai membuat suhu kamar meningkat. Jika selanjutnya tidak terjadi sesuatu, rasanya tidak masuk akal.Entah siapa yang berinisiatif l

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 19

    Suara Rafael yang baru bangun itu menggelitik Karina dan membuat wajahnya seketika memanas."Dasar mesum! Lepaskan aku!" seru Karina yang tersipu malu dan berusaha melepaskan tangan yang sedang memeluknya. Dia sudah mengerahkan seluruh kekuatannya, tetapi tidak berhasil dan malah terengah-engah.Napas panas yang mengenai punggungnya membuat bulu kuduknya berdiri. Karina merasa sekujur tubuhnya tersengat listrik dan menjadi mati rasa.Karina terus meronta dan membuat Rafael sadar sepenuhnya. Melihat Karina begitu aktif sampai membuatnya langsung terjaga, Rafael pun menggigit bahu mulus Karina sebagai sebuah hukuman."Ah!"Rasa sakit gigitan itu membuat Karina menjerit dan seketika mematung."Kenapa kamu berisik sekali?" tanya Rafael dengan nada yang penuh kasih sambil membalikkan Karina agar menghadap ke arahnya.Tindakan Karina membuat Rafael tertawa. Rafael mengulurkan tangannya, melepaskan selimut yang menghalangi pemandangan indah di depannya sambil bergurau, "Apa masih ada bagian t

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 20

    "Lepaskan aku!" Karina mendapatkan kembali kekuatannya dan terus berjuang untuk melepaskan diri.Namun, semua itu tetap saja sia-sia."Begini caramu memperlakukan orang yang sudah menjagamu semalaman?" ujar Rafael dengan suara yang sedikit dingin sambil menahan tangan Karina ke dadanya."Menjagaku?" tanya Karina dengan bingung."Kamu nggak tahu demammu sudah hampir 40 derajat? Kalau aku nggak menyadarinya tepat waktu dan memberikan perawatan darurat, otakmu sekarang pasti sudah rusak. Bagaimana mungkin kamu masih bisa cari ribut seperti ini denganku?"Karina sama sekali tidak tahu dirinya demam. Akan tetapi, dia samar-samar ingat tubuhnya terasa sangat panas dan setelah memeluk "es batu", dia baru merasa jauh lebih sejuk. Menurutnya, ekspresi Rafael tidak terlihat sedang berbohong dan ini membuatnya berpikir Rafael mungkin memang telah menjaganya sepanjang malam.Pemikiran itu salah besar!Bagaimana mungkin Rafael bisa menjaga orang lain? Rafael hanya menyuapi obat setelah tahu Karina

Bab terbaru

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 290

    "Kalian!" teriak Karina.Karina merasa kesal. Dia memandang para wartawan dengan marah, lalu hendak membungkuk untuk mengambil dokumen-dokumen yang berserakan di tanah. Akan tetapi, bagaimana mungkin orang-orang ini peduli? Demi mendapatkan berita utama, mereka semua tidak segan-segan menggunakan cara apa pun.Dokumen yang tercecer di tanah itu sudah diinjak-injak oleh mereka sebelum sempat diambil Karina. "Cukup! Hubunganku dengan Pak Rafael memangnya ada hubungan dengan kalian?" teriak Karina dengan kesal sambil kembali berdiri tegak.Orang-orang itu sudah menghabiskan kesabaran Karina."Nona Karina, apakah Nona marah karena pernyataan kami benar? Apakah Nona benar-benar merayu CEO Grup Stalin demi bisa menjadi bagian dari keluarga kaya raya?""Nggak!" balas Karina dengan cepat."Jika tidak, bisakah Nona mengungkapkan bagaimana Nona dan Pak Rafael bertemu? Apakah Nona merasa bisa menjadi seperti Cinderella?""Benar, Nona Karina, Keluarga Stalin adalah keluarga terkenal. Apakah Nona y

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 289

    Pada akhirnya yang mendapatkan keuntungan dari keseluruhan kejadian ini adalah Amy.Di dalam mobil.Karina berdebar-debar dan bergumam, "Hubungan kita telah diketahui publik, aku nggak tahu bagaimana reaksi dari pihak kampus ...."Memiliki hubungan dengan Rafael pasti akan menimbulkan sensasi. Karina tahu itu dan dia hanya berharap reaksi orang-orang tidak terlalu berlebihan.Namun, pasti akan menarik banyak perhatian orang terhadapnya.Karina menghela napas, dia merasa tidak ingin pergi ke kampus untuk sementara waktu.Begitu Karina selesai berbicara, Rafael sudah memegang tangannya. Sentuhan hangat itu membuat Karina terkejut. Karina menoleh, menatap Rafael dengan bingung. Terlihat Rafael sedang memandang keluar jendela mobil sambil menopang dagunya, seperti sedang menikmati pemandangan, dan berkata dengan datar, "Apa pun yang terjadi, aku akan selalu berada di sisimu."Wanita mana pun pasti akan tersentuh hatinya mendengar perkataan itu.Sudut mata Karina melengkung. Dia menggeser p

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 288

    Karina menggeleng, raut wajahnya tampak bimbang. "Nggak, hanya saja ini terlalu mendadak, aku merasa belum siap.""Apa yang perlu kamu takutkan? Bukankah aku ada di depanmu untuk melindungimu? Kamu hanya perlu bersembunyi di belakangku dengan tenang," jawab Rafael dengan sangat santai dan lancar seakan-akan dia telah berlatih berkali-kali.Hati Karina menjadi hangat. Awalnya dia merasa sedikit bimbang, tetapi sekarang semuanya seketika menjadi jelas. Apa pun yang terjadi, bukankah Rafael selalu ada untuknya?Mengapa dirinya harus khawatir berlebihan?Karina pun mengangguk dengan bersemangat, tersenyum manis dan berkata dengan gaya menggemaskan, "Mulai sekarang, aku akan mengandalkanmu."Rafael mengangkat alisnya ketika dia melihat ekspresi antusias Karina dan berkata, "Kalau aku nggak melindungimu, aku harus melindungi siapa?"Mendengar itu, Karina tertawa lebih bahagia.....Setelah itu, atas permintaan keras Rafael, Karina baru bisa keluar dari ruang perawatan khusus di rumah sakit s

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 287

    "Eh?" Karina mengusap hidungnya, lalu menatap Rafael."Kamu sudah tahu aku sebaik ini, jadi kamu menikah denganku atau nggak?" tanya Rafael sambil memegang dagu Karina, tersenyum lebar.Karina mengangguk mantap dan berkata, "Asalkan kamu mau menikahiku, aku akan menikah denganmu."Rafael benar, jika kamu ingin memakai mahkota, harus siap menanggung bebannya. Rafael telah melakukan begitu banyak hal untuknya, lalu mengapa dirinya tidak menghadapi orang-orang yang datang untuk memprovokasinya demi Rafael?Jika sudah mencintai, mengapa dirinya tidak sanggup menghadapi sedikit kesulitan demi Rafael?Mendengar jawaban yang pasti, Rafael tersenyum lebar, matanya yang hitam penuh arti. "Kamu yakin?"Karina mengangguk tegas. "Aku yakin."Tiba-tiba, Rafael menekan bahu Karina, menghela napas panjang dan berkata, "Sekarang aku merasa lega.""Eh?"Karina tertegun, matanya berkedip-kedip. 'Apa maksudnya?'Ekspresi Rafael tiba-tiba tampak serius, menatap ke arah Karina dan berkata dengan sungguh-su

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 286

    Dia bilang ingin berjalan bersama dengan Rafael, tetapi tidak dapat melakukan banyak hal untuk Rafael dan ini membuatnya merasa sangat tidak berdaya.Karina menghela napas, sorot matanya berkilap dan dia bertanya dengan tidak percaya diri, "Rafael, kenapa kamu begitu baik padaku? Kupikir aku sudah cukup baik, tapi setelah bersamamu, aku baru menyadari kalau aku masih jauh dari cukup baik. Apa aku benar-benar bisa menjadi wanita yang berdiri di sisimu?""Bisa atau nggak kamu menjadi wanita yang berada di sisiku, itu terserah padaku. Aku bilang kamu bisa, maka kamu bisa.""Tapi aku masih belum cukup baik," ujar Karina sambil menggigit bibirnya, kembali merasa ragu."Oh?""Aku punya temperamen yang buruk."Rafael mengangguk, mengakuinya, "Memang, temperamenmu ini sulit ditoleransi oleh kebanyakan orang. Selain itu, kamu suka mempermasalahkan hal-hal kecil, seperti landak yang bisa menyakiti orang jika ia terdesak."Mendengar komentar itu, Karina makin merasa tertekan, "Dan aku juga nggak

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 285

    "Bukan begitu!" Karina tiba-tiba menjadi emosional, lalu berkata dengan tergesa-gesa, "Aku sungguh menyukaimu!""Tapi kamu bahkan nggak memiliki keberanian untuk menghadapi masa depan bersamaku. Kalau kamu ingin memakai mahkota, berarti harus siap menanggung bebannya. Apa kamu bahkan nggak mengerti prinsip ini?""Aku mengerti semua itu!""Kamu benar-benar mengerti?" Rafael mengangkat alisnya.Karina mengangguk dengan tegas, dia menggigit bibirnya dan wajahnya terlihat sedikit bingung."Aku sudah memikirkan semua ini sejak lama, tapi ... aku kurang percaya diri," ujar Karina.Karina menundukkan kepala, suaranya melemah, "Dibandingkan berurusan dengan keluargamu dan teman-temanmu, aku lebih suka berada di laboratorium dengan peralatan dingin. Aku punya temperamen yang buruk, kalau ada orang yang membuatku kesal, aku akan membalasnya. Nggak masalah kalau hanya dengan orang luar, tapi kalau itu terjadi pada orang-orang terdekatmu, aku khawatir akan membuat mereka marah. Aku nggak ingin mem

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 284

    Karina tercekat.Melihat ekspresi konyol Karina, Rafael tersenyum dan mencubit wajah kecilnya. "Kenapa? Kamu sangat bahagia sampai nggak bisa berkata-kata?" tanya Rafael.Karina mengatupkan bibirnya dan menghindari tangan Rafael. Dia menyipitkan matanya dan berkata dengan muram, "Bukankah aku sudah memberitahumu untuk nggak bercanda? Hal ini nggak mungkin terjadi.""Kenapa?"​​ tanya Rafael, yang senyumannya sedikit memudar, sambil menatap Karina.'Kenapa?'Karina juga menanyakan hal sama pada dirinya sendiri di dalam hatinya.Karena kesenjangan status di antara mereka terlalu besar. Meskipun sekarang mereka bersama, tidak ada jaminan mereka tetap dekat seperti ini di masa depan.Dua orang dengan nilai dan pandangan hidup yang berbeda, Karina tidak berpikir mereka bisa melangkah jauh bersama.Secara rasional, dia dan Rafael tidak akan pernah bisa mencapai akhir, jadi sebaiknya mereka menghentikan hubungan ini. Akan tetapi, secara emosional, putus setelah jatuh cinta lebih sulit dari per

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 283

    'Kenapa reaksi Rafael malah aneh?'Tepat ketika pikiran Karina melayang ke mana-mana, Rafael tiba-tiba tersenyum. Senyuman yang menghiasi wajah tampannya itu sungguh membuat orang terpesona."Karina, jujur saja, cara kamu mengungkapkan perasaanmu berstandar rendah, nggak ada tekniknya sama sekali. Di antara wanita yang pernah menyatakan perasaannya padaku, kamu mungkin yang terburuk.""...."Senyuman Karina memudar.Namun, Rafael melanjutkan tanpa menyadari perubahan ekspresi itu, "Aku sarankan kamu untuk belajar bagaimana menyatakan cinta. Apa yang kamu katakan terlalu lugas dan nggak romantis sama sekali."Kali ini, senyuman di wajah Karina sepenuhnya hilang, lalu terdengar suara gertakan gigi.'Siapa pun tolong seret bajingan bermulut tajam ini keluar dari sini!''Di tengah suasana yang begitu indah, bisa-bisanya dia mengungkit wanita lain! Nggak hanya itu, dia bahkan mengatakan cara aku menyatakan perasaanku adalah terburuk!''Romantis! Romantis!''Kalau kamu begitu ingin romantis,

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 282

    Karina bingung, dia menempelkan pipinya ke dada Rafael, mendengarkan detak jantungnya yang kuat dan merasakan detak jantungnya sendiri ikut sinkron.Karena begitu dekat, dia sepertinya dapat merasakan Rafael sedikit gemetar, gemetar yang disebabkan oleh rasa takut.'Dia sebenarnya sangat takut, bukan?'Karina berpikir, meskipun dirinya tidak bodoh, sebodoh apa pun dirinya pada saat ini, dia tetap tahu bahwa Rafael gemetar karena dirinya. Dirinya yang tiba-tiba menghilang pasti membuat Rafael sangat panik.Dia ingin memeluknya kembali Rafael dan memberitahunya bahwa dia ada di sini sekarang, bahwa dia tidak menghilang dan tidak akan menghilang.Begitu dia bergerak, Rafael menghentikannya dengan suara rendah."Jangan bergerak."Gerakan Karina tiba-tiba berhenti. Karina berbisik di pelukannya, "Rafael, apa kamu takut?"Berdasarkan sikap biasanya, Rafael pasti akan menyangkalnya. Bagaimana mungkin dia yang begitu arogan membiarkan dirinya merasakan ketakutan?Tepat ketika Karina mengira Ra

DMCA.com Protection Status