Share

Bab 13

Penulis: Pohon Camellia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Karina mengangguk dan dengan gugup menggenggam ujung bajunya. Bajunya yang basah membuatnya merasa tidak nyaman. "Nggak baik aku berlama-lama di sini, terima sudah menyelamatkanku, aku nggak akan muncul di hadapanmu lagi."

Rafael tampak sedikit kesal. Mungkin karena trik yang digunakan Karina tidak seperti pada umumnya, dia jadi tidak bisa menebak apa yang sedang dipikirkan Karina. Atau mungkin karena Karina yang saat ini basah kuyup terlihat seperti menggodanya, membuatnya tidak bisa tenang.

'Apa sebenarnya tujuan wanita ini? Benarkah hanya kebetulan muncul di depanku? Tapi kenapa dia bisa berada di sini dan dengan kebetulan bertemu denganku? Perumahan ini hanya ada orang-orang kaya, perlu sekitar 20 menit berkendara kalau ingin ke perumahan biasa. Kalau dia nggak ada motif tersembunyi, kenapa dia muncul di sini?'

'Kalau dia ingin menarik perhatianku, aku bisa ucapkan padanya selamat, kamu sudah berhasil!'

"Kalau kamu ingin bersamaku, sebaiknya kamu nggak bermain trik jual mahal lagi."

"Apa?" Karina tertegun, memalingkan wajahnya dan berkata, "Tuan, seperti kamu sudah salah paham?"

"Salah paham?" Bibir tipis seksi Rafael melengkung tersenyum. Rafael semakin mendekati Karina, mengangkat dagunya dan berkata dengan nada seperti menggoda, "Kamu berani bilang kamu di sini bukan karena ingin bertemu denganku?"

Aroma unik Rafael seakan-akan bisa membuat orang mabuk cinta. Wajah Karina memerah, dia segera mendorong Rafael menjauh dan mundur dua langkah. Karena tiba-tiba bergerak, rasa sakit dari kaki yang terkilir pun kembali. Karina meringis kesakitan sebentar lalu menahannya dan berkata, "Tuan, kamu sudah salah paham. Aku nggak pernah berpikir untuk menemuimu. Aku datang ke perumahan ini juga bukan untuk bertemu denganmu, jadi tolong bukakan pintunya."

"Hei, kamu nggak ngerti bahasa manusia? Kamu nggak tahu cuaca sekarang seperti apa?" ujar Rafael dengan suara rendah.

Karina memandang ke luar jendela dan berkata dengan tenang, "Aku tahu, tapi aku nggak ingin berada di sini."

"Oh, kamu kecanduan berakting?" Rafael menatap Karina dengan acuh tak acuh. Dia lalu menekan tombol di remote di tangannya dan pintu terbuka secara otomatis.

Begitu pintu terbuka, suara deru angin terdengar dan percikan air masuk ke dalam. Jika dibandingkan dengan rumah yang hangat ini, kondisi di luar bagaikan neraka.

Rafael duduk di sofa, menyilangkan kakinya dengan elegan. Dia memandang Karina dengan tatapan seperti seorang kaisar dan berkata tanpa ada sedikit pun kelembutan, "Silakan kalau kamu ingin pergi dan jangan pernah muncul lagi di hadapanku."

Karina melirik Rafael sebentar, tanpa berpikir panjang dan sambil menahan rasa sakit yang menyiksanya, dia berjalan ke arah pintu tanpa ragu-ragu.

Begitu dia tiba di depan pintu, angin kencang beserta air hujan menerpa wajahnya. Karina semakin basah kuyup dan semakin menggigil. Pada saat ini, Rafael bangkit, berjalan sampai ke hadapan Karina. Ekspresi dan suaranya terdengar berbahaya, "Kamu sudah puas berakting?"

Karina yakin, pria di depannya ini sudah salah paham mengenai dirinya.

Karina menatap lurus Rafael dan berkata, "Tuan, sekali lagi kuberi tahu bahwa pertemuan kita hanyalah sebuah kebetulan. Aku nggak akan tinggal di rumahmu dan nggak punya niat lain. Menurutku, sama sekali nggak perlu berurusan dengan orang asing yang terus-menerus meremehkanku."

Setelah mengatakan itu, dia berjalan melewati Rafael dan menerobos angin beserta hujan yang masih mengamuk itu tanpa ada sedikit pun keraguan.

Di tengah cuaca yang bisa membuat pohon-pohon tumbang, sosok mungil Karina yang penuh tekad itu sangat mencolok. Seolah-olah sebesar apa pun rintangannya, dia tidak akan menghentikan langkahnya.

"Berengsek!"

Rafael meninju dinding di sebelahnya. Sorot matanya meredup hingga menjadi hitam pekat. Ketika dia melihat sosok Karina menghilang di tikungan, suasana hatinya seketika menjadi sangat muram. 'Dia yang ingin mati, jadi untuk apa kupedulikan!'

Rafael tidak berniat mengejar Karina. Lagi pula, Karina yang bersikeras pergi di tengah cuaca ekstrem seperti ini. 'Biarkan saja dia menyiksa dirinya sendiri,' pikir Rafael.

Dia melirik ke langit yang dipenuhi dengan awan gelap sejenak, berbalik dan hendak masuk ke dalam rumah. Namun, begitu membalikkan badannya, raut wajah Rafael berubah drastis dan tubuhnya membentur ke dinding dengan keras. Keringat dingin mulai bermunculan di dahinya. Sekujur tubuhnya mulai gemetar tak terkendali. Dia terlihat seperti sedang menahan rasa sakit yang luar biasa.

Rafael merasa sulit untuk bergerak. Dia memeluk dirinya sendiri dengan erat sambil berjalan menuju sofa, selangkah demi selangkah. Dia ingin mengambil tas kerja yang tergeletak di atas sofa, tetapi sebelum dia dapat menyentuhnya, dirinya sudah terjatuh ke lantai dengan keras.

Dia terus menggigil, seakan-akan sedang berada di Kutub Selatan tanpa selesai pakaian pun atau mungkin lebih buruk dari situasi ini.

"Dingin sekali, di ... ngin ...." Kesadaran Rafael berangsur-angsur kabur. Dia terus bergumam, memeluk dirinya sendiri sambil meringkuk di lantai, terlihat seperti anak kecil yang tidak berdaya.

Bab terkait

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 14

    Saat ini, hujan badai telah membuat langit menjadi gelap, seakan-akan dunia akan segera berakhir.Karina berjalan sambil menjinjitkan kakinya yang terkilir itu berjalan dengan susah payah di sisi jalan, menerobos hujan deras yang tidak berhenti mengguyurnya. Meskipun hampir tidak bisa membuka matanya di tengah cuaca seperti ini, dia tidak mengeluh sama sekali karena ini adalah pilihan yang dia ambil sendiri.Setelah berjalan cukup lama, Karina tiba-tiba merasa ada sesuatu yang kurang.Begitu wajah Neo terlintas di benaknya, dia langsung membeku di tempat dan ekspresinya menjadi muram.'Gawat! Dokumen yang Pak Neo berikan padaku ketinggalan di rumah orang itu!'Karena pertikaian tadi, dia jadi lupa dengan dokumen itu. 'Harus bagaimana sekarang? Kembali ke sana dan ambil dokumen itu?'Karina sama sekali tidak ingin bertemu dengan pria egosentris itu lagi.Akan tetapi, dokumen itu merupakan dokumen rahasia dan ada anotasi yang ditulis Neo. Jika Karina tidak mengambilnya kembali, akan gawa

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 15

    "Ah!" Karina terkejut dan bertanya-tanya apa yang sedang terjadi."Apa yang kamu lakukan? Lepaskan aku!" Karina mulai berjuang melepaskan diri, tetapi bagaimana mungkin dia bisa menandingi kekuatan Rafael.Rafael merasakan dirinya seperti berada di rumah es, rasa dingin hampir membuatnya menggila. Namun, tiba-tiba ada pemanas muncul di depannya. Dia hanya bisa mengikuti nalurinya, memeluk pemanas itu dengan erat, berusaha mati-matian untuk menyerap kehangatan itu.Pemanas itu tentu saja adalah Karina.Karina saat ini sedang demam karena berada di bawah guyuran air hujan dalam durasi yang cukup lama. Oleh karena itu, suhu tubuhnya jauh lebih tinggi daripada orang biasa, tetapi suhu ini sangat cocok untuk Rafael yang takut dingin.Setelah tubuhnya berangsur-angsur menjadi lebih hangat, kesadaran Rafael pun kembali. Ketika pandangannya mulai jelas, dia menemukan bahwa di bawahnya ada sesuatu yang sedang meronta-ronta, berusaha untuk melepaskan diri dari pelukannya.'Bukankah dia wanita ya

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 16

    Rafael jarang tersenyum, ekspresinya selalu dingin sampai membuat orang-orang tidak berani mendekatinya. Tidak ada yang tahu betapa menawannya pria ini ketika dia tersenyum.Jika di dunia ini ada iblis, mungkin iblis itu adalah Rafael.Berbahaya, tetapi terus-menerus memikat orang.Karina yang lebih mementingkan perilaku daripada wajah berdebar-debar ketika melihat Rafael yang tersenyum. Dia merasa wajahnya seketika semakin terasa panas dan dia kesulitan untuk bernapas."Bantu aku," perintah Rafael seperti seorang kaisar.Karina seperti kehilangan kendali diri dan mulai menuruti perkataan Rafael. Dia hanya menunduk, sama sekali tidak bisa mengatakan sepatah kata pun.Dia menuntun Rafael, mengantar Rafael ke kamar tidur.Rafael mengeluarkan sebuah botol kaca yang masih tersegel dari tas kerja yang sekalian dibawa masuk olehnya. Di dalam botol kaca itu terdapat banyak kapsul bening. "Tuangkan segelas air untukku," perintahnya.Rafael sepenuhnya memperlakukan Karina seperti seorang pelaya

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 17

    "Hmm ...." Karina membelalak, menatap pria yang sedang menggigit bibirnya.Sebelum dia bisa mendorong Rafael menjauh, Rafael melepaskannya terlebih dahulu.Rafael menyedot semua air di mulut Karina, menelan obat dengan air itu. Kemudian, dia menjilat sisa air di sudut mulutnya dengan ekspresi puas."Kamu! Apa yang kamu lakukan?" Karina malu juga marah. Dia terus menyeka mulutnya, mencoba untuk menghilangkan aroma Rafael.Setelah minum obat, warna wajah Rafael berangsur-angsur kembali normal. Di bawah cahaya lampu lembut, dengan wajah tampannya dan sorot matanya yang memikat, dia menatap Karina dan menjawab, "Minum obat.""Kamu minum obat kenapa harus ...." Karina tidak bisa melanjutkan ucapannya. Matanya mulai berkaca-kaca, dia merasa tidak berdaya.Ciuman pertamanya hilang dengan cara ....'Pergi dari sini!'Pikiran itu terlintas di benak Karina.Karina baru bangkit berdiri sudah ditarik kembali dan Rafael menekannya di bawah.Mungkin karena frigofobia-nya sudah hilang, Rafael sedang

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 18

    Karina merasa seperti sedang mengalami penyiksaan.Karena masih mengenakan pakaian yang basah setelah kehujanan cukup lama, dia pun demam tinggi sampai tidak sadar apa yang sedang terjadi padanya saat ini.Sementara Rafael, dia merasa seperti sedang memeluk sebuah pemanas yang membuat suhu tubuhnya yang dingin berangsur-angsur kembali normal.Dia terus menatap wajah Karina yang terlihat sangat merah itu. Ketika matanya bertemu dengan mata Karina yang terlihat tidak fokus itu, tetapi entah mengapa sangat memikatnya, Rafael pun menciumi mata Karina dengan lembut.Tidak ada yang menduga, ciuman singkat itu membuat rasionalitasnya hilang dalam sekejap.Selanjutnya, ciuman yang intens menyerbu Karina.Pipinya, dahinya, hidungnya, bahkan bibirnya, semuanya telah disentuh oleh Rafael.Seorang pria dan seorang wanita berada di satu kamar, saling berpelukan erat sampai membuat suhu kamar meningkat. Jika selanjutnya tidak terjadi sesuatu, rasanya tidak masuk akal.Entah siapa yang berinisiatif l

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 19

    Suara Rafael yang baru bangun itu menggelitik Karina dan membuat wajahnya seketika memanas."Dasar mesum! Lepaskan aku!" seru Karina yang tersipu malu dan berusaha melepaskan tangan yang sedang memeluknya. Dia sudah mengerahkan seluruh kekuatannya, tetapi tidak berhasil dan malah terengah-engah.Napas panas yang mengenai punggungnya membuat bulu kuduknya berdiri. Karina merasa sekujur tubuhnya tersengat listrik dan menjadi mati rasa.Karina terus meronta dan membuat Rafael sadar sepenuhnya. Melihat Karina begitu aktif sampai membuatnya langsung terjaga, Rafael pun menggigit bahu mulus Karina sebagai sebuah hukuman."Ah!"Rasa sakit gigitan itu membuat Karina menjerit dan seketika mematung."Kenapa kamu berisik sekali?" tanya Rafael dengan nada yang penuh kasih sambil membalikkan Karina agar menghadap ke arahnya.Tindakan Karina membuat Rafael tertawa. Rafael mengulurkan tangannya, melepaskan selimut yang menghalangi pemandangan indah di depannya sambil bergurau, "Apa masih ada bagian t

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 20

    "Lepaskan aku!" Karina mendapatkan kembali kekuatannya dan terus berjuang untuk melepaskan diri.Namun, semua itu tetap saja sia-sia."Begini caramu memperlakukan orang yang sudah menjagamu semalaman?" ujar Rafael dengan suara yang sedikit dingin sambil menahan tangan Karina ke dadanya."Menjagaku?" tanya Karina dengan bingung."Kamu nggak tahu demammu sudah hampir 40 derajat? Kalau aku nggak menyadarinya tepat waktu dan memberikan perawatan darurat, otakmu sekarang pasti sudah rusak. Bagaimana mungkin kamu masih bisa cari ribut seperti ini denganku?"Karina sama sekali tidak tahu dirinya demam. Akan tetapi, dia samar-samar ingat tubuhnya terasa sangat panas dan setelah memeluk "es batu", dia baru merasa jauh lebih sejuk. Menurutnya, ekspresi Rafael tidak terlihat sedang berbohong dan ini membuatnya berpikir Rafael mungkin memang telah menjaganya sepanjang malam.Pemikiran itu salah besar!Bagaimana mungkin Rafael bisa menjaga orang lain? Rafael hanya menyuapi obat setelah tahu Karina

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 21

    Mendengar itu, Karina semakin pucat. Seolah-olah seluruh darah di tubuhnya telah terkuras habis.'Apa yang barusan dia katakan?''Menjadi wanitanya?'Yang muncul di benak Karina saat ini adalah pria di depannya ini sudah gila!"Nggak mungkin!" Karina langsung menolak tanpa berpikir panjang.Penolakan itu tentu saja membuat Rafael kesal lagi. Sorot matanya meredup dan mengancamnya dengan suara rendah, "Ulangi lagi perkataanmu kalau kamu berani."Karina merasa takut, tetapi dia memaksakan dirinya untuk menatap Rafael dan berkata, "Maaf, aku nggak berniat menjadi wanita simpananmu.""Oh?" Sorot mata Rafael terlihat sangat serius. "Apa kamu yakin?" tanyanyaKarina mengangguk dengan serius dan membalas, "Aku yakin."Setelah mengatakan itu, Rafael melepaskannya. Karina pun merasa lega, dia segera membungkus tubuhnya dengan selimut tipis dan menjauh dari Rafael. Dia takut Rafael akan melakukan sesuatu yang mengejutkannya lagi.Karina buru-buru mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai. D

Bab terbaru

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 290

    "Kalian!" teriak Karina.Karina merasa kesal. Dia memandang para wartawan dengan marah, lalu hendak membungkuk untuk mengambil dokumen-dokumen yang berserakan di tanah. Akan tetapi, bagaimana mungkin orang-orang ini peduli? Demi mendapatkan berita utama, mereka semua tidak segan-segan menggunakan cara apa pun.Dokumen yang tercecer di tanah itu sudah diinjak-injak oleh mereka sebelum sempat diambil Karina. "Cukup! Hubunganku dengan Pak Rafael memangnya ada hubungan dengan kalian?" teriak Karina dengan kesal sambil kembali berdiri tegak.Orang-orang itu sudah menghabiskan kesabaran Karina."Nona Karina, apakah Nona marah karena pernyataan kami benar? Apakah Nona benar-benar merayu CEO Grup Stalin demi bisa menjadi bagian dari keluarga kaya raya?""Nggak!" balas Karina dengan cepat."Jika tidak, bisakah Nona mengungkapkan bagaimana Nona dan Pak Rafael bertemu? Apakah Nona merasa bisa menjadi seperti Cinderella?""Benar, Nona Karina, Keluarga Stalin adalah keluarga terkenal. Apakah Nona y

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 289

    Pada akhirnya yang mendapatkan keuntungan dari keseluruhan kejadian ini adalah Amy.Di dalam mobil.Karina berdebar-debar dan bergumam, "Hubungan kita telah diketahui publik, aku nggak tahu bagaimana reaksi dari pihak kampus ...."Memiliki hubungan dengan Rafael pasti akan menimbulkan sensasi. Karina tahu itu dan dia hanya berharap reaksi orang-orang tidak terlalu berlebihan.Namun, pasti akan menarik banyak perhatian orang terhadapnya.Karina menghela napas, dia merasa tidak ingin pergi ke kampus untuk sementara waktu.Begitu Karina selesai berbicara, Rafael sudah memegang tangannya. Sentuhan hangat itu membuat Karina terkejut. Karina menoleh, menatap Rafael dengan bingung. Terlihat Rafael sedang memandang keluar jendela mobil sambil menopang dagunya, seperti sedang menikmati pemandangan, dan berkata dengan datar, "Apa pun yang terjadi, aku akan selalu berada di sisimu."Wanita mana pun pasti akan tersentuh hatinya mendengar perkataan itu.Sudut mata Karina melengkung. Dia menggeser p

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 288

    Karina menggeleng, raut wajahnya tampak bimbang. "Nggak, hanya saja ini terlalu mendadak, aku merasa belum siap.""Apa yang perlu kamu takutkan? Bukankah aku ada di depanmu untuk melindungimu? Kamu hanya perlu bersembunyi di belakangku dengan tenang," jawab Rafael dengan sangat santai dan lancar seakan-akan dia telah berlatih berkali-kali.Hati Karina menjadi hangat. Awalnya dia merasa sedikit bimbang, tetapi sekarang semuanya seketika menjadi jelas. Apa pun yang terjadi, bukankah Rafael selalu ada untuknya?Mengapa dirinya harus khawatir berlebihan?Karina pun mengangguk dengan bersemangat, tersenyum manis dan berkata dengan gaya menggemaskan, "Mulai sekarang, aku akan mengandalkanmu."Rafael mengangkat alisnya ketika dia melihat ekspresi antusias Karina dan berkata, "Kalau aku nggak melindungimu, aku harus melindungi siapa?"Mendengar itu, Karina tertawa lebih bahagia.....Setelah itu, atas permintaan keras Rafael, Karina baru bisa keluar dari ruang perawatan khusus di rumah sakit s

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 287

    "Eh?" Karina mengusap hidungnya, lalu menatap Rafael."Kamu sudah tahu aku sebaik ini, jadi kamu menikah denganku atau nggak?" tanya Rafael sambil memegang dagu Karina, tersenyum lebar.Karina mengangguk mantap dan berkata, "Asalkan kamu mau menikahiku, aku akan menikah denganmu."Rafael benar, jika kamu ingin memakai mahkota, harus siap menanggung bebannya. Rafael telah melakukan begitu banyak hal untuknya, lalu mengapa dirinya tidak menghadapi orang-orang yang datang untuk memprovokasinya demi Rafael?Jika sudah mencintai, mengapa dirinya tidak sanggup menghadapi sedikit kesulitan demi Rafael?Mendengar jawaban yang pasti, Rafael tersenyum lebar, matanya yang hitam penuh arti. "Kamu yakin?"Karina mengangguk tegas. "Aku yakin."Tiba-tiba, Rafael menekan bahu Karina, menghela napas panjang dan berkata, "Sekarang aku merasa lega.""Eh?"Karina tertegun, matanya berkedip-kedip. 'Apa maksudnya?'Ekspresi Rafael tiba-tiba tampak serius, menatap ke arah Karina dan berkata dengan sungguh-su

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 286

    Dia bilang ingin berjalan bersama dengan Rafael, tetapi tidak dapat melakukan banyak hal untuk Rafael dan ini membuatnya merasa sangat tidak berdaya.Karina menghela napas, sorot matanya berkilap dan dia bertanya dengan tidak percaya diri, "Rafael, kenapa kamu begitu baik padaku? Kupikir aku sudah cukup baik, tapi setelah bersamamu, aku baru menyadari kalau aku masih jauh dari cukup baik. Apa aku benar-benar bisa menjadi wanita yang berdiri di sisimu?""Bisa atau nggak kamu menjadi wanita yang berada di sisiku, itu terserah padaku. Aku bilang kamu bisa, maka kamu bisa.""Tapi aku masih belum cukup baik," ujar Karina sambil menggigit bibirnya, kembali merasa ragu."Oh?""Aku punya temperamen yang buruk."Rafael mengangguk, mengakuinya, "Memang, temperamenmu ini sulit ditoleransi oleh kebanyakan orang. Selain itu, kamu suka mempermasalahkan hal-hal kecil, seperti landak yang bisa menyakiti orang jika ia terdesak."Mendengar komentar itu, Karina makin merasa tertekan, "Dan aku juga nggak

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 285

    "Bukan begitu!" Karina tiba-tiba menjadi emosional, lalu berkata dengan tergesa-gesa, "Aku sungguh menyukaimu!""Tapi kamu bahkan nggak memiliki keberanian untuk menghadapi masa depan bersamaku. Kalau kamu ingin memakai mahkota, berarti harus siap menanggung bebannya. Apa kamu bahkan nggak mengerti prinsip ini?""Aku mengerti semua itu!""Kamu benar-benar mengerti?" Rafael mengangkat alisnya.Karina mengangguk dengan tegas, dia menggigit bibirnya dan wajahnya terlihat sedikit bingung."Aku sudah memikirkan semua ini sejak lama, tapi ... aku kurang percaya diri," ujar Karina.Karina menundukkan kepala, suaranya melemah, "Dibandingkan berurusan dengan keluargamu dan teman-temanmu, aku lebih suka berada di laboratorium dengan peralatan dingin. Aku punya temperamen yang buruk, kalau ada orang yang membuatku kesal, aku akan membalasnya. Nggak masalah kalau hanya dengan orang luar, tapi kalau itu terjadi pada orang-orang terdekatmu, aku khawatir akan membuat mereka marah. Aku nggak ingin mem

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 284

    Karina tercekat.Melihat ekspresi konyol Karina, Rafael tersenyum dan mencubit wajah kecilnya. "Kenapa? Kamu sangat bahagia sampai nggak bisa berkata-kata?" tanya Rafael.Karina mengatupkan bibirnya dan menghindari tangan Rafael. Dia menyipitkan matanya dan berkata dengan muram, "Bukankah aku sudah memberitahumu untuk nggak bercanda? Hal ini nggak mungkin terjadi.""Kenapa?"​​ tanya Rafael, yang senyumannya sedikit memudar, sambil menatap Karina.'Kenapa?'Karina juga menanyakan hal sama pada dirinya sendiri di dalam hatinya.Karena kesenjangan status di antara mereka terlalu besar. Meskipun sekarang mereka bersama, tidak ada jaminan mereka tetap dekat seperti ini di masa depan.Dua orang dengan nilai dan pandangan hidup yang berbeda, Karina tidak berpikir mereka bisa melangkah jauh bersama.Secara rasional, dia dan Rafael tidak akan pernah bisa mencapai akhir, jadi sebaiknya mereka menghentikan hubungan ini. Akan tetapi, secara emosional, putus setelah jatuh cinta lebih sulit dari per

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 283

    'Kenapa reaksi Rafael malah aneh?'Tepat ketika pikiran Karina melayang ke mana-mana, Rafael tiba-tiba tersenyum. Senyuman yang menghiasi wajah tampannya itu sungguh membuat orang terpesona."Karina, jujur saja, cara kamu mengungkapkan perasaanmu berstandar rendah, nggak ada tekniknya sama sekali. Di antara wanita yang pernah menyatakan perasaannya padaku, kamu mungkin yang terburuk.""...."Senyuman Karina memudar.Namun, Rafael melanjutkan tanpa menyadari perubahan ekspresi itu, "Aku sarankan kamu untuk belajar bagaimana menyatakan cinta. Apa yang kamu katakan terlalu lugas dan nggak romantis sama sekali."Kali ini, senyuman di wajah Karina sepenuhnya hilang, lalu terdengar suara gertakan gigi.'Siapa pun tolong seret bajingan bermulut tajam ini keluar dari sini!''Di tengah suasana yang begitu indah, bisa-bisanya dia mengungkit wanita lain! Nggak hanya itu, dia bahkan mengatakan cara aku menyatakan perasaanku adalah terburuk!''Romantis! Romantis!''Kalau kamu begitu ingin romantis,

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 282

    Karina bingung, dia menempelkan pipinya ke dada Rafael, mendengarkan detak jantungnya yang kuat dan merasakan detak jantungnya sendiri ikut sinkron.Karena begitu dekat, dia sepertinya dapat merasakan Rafael sedikit gemetar, gemetar yang disebabkan oleh rasa takut.'Dia sebenarnya sangat takut, bukan?'Karina berpikir, meskipun dirinya tidak bodoh, sebodoh apa pun dirinya pada saat ini, dia tetap tahu bahwa Rafael gemetar karena dirinya. Dirinya yang tiba-tiba menghilang pasti membuat Rafael sangat panik.Dia ingin memeluknya kembali Rafael dan memberitahunya bahwa dia ada di sini sekarang, bahwa dia tidak menghilang dan tidak akan menghilang.Begitu dia bergerak, Rafael menghentikannya dengan suara rendah."Jangan bergerak."Gerakan Karina tiba-tiba berhenti. Karina berbisik di pelukannya, "Rafael, apa kamu takut?"Berdasarkan sikap biasanya, Rafael pasti akan menyangkalnya. Bagaimana mungkin dia yang begitu arogan membiarkan dirinya merasakan ketakutan?Tepat ketika Karina mengira Ra

DMCA.com Protection Status