Share

Bab 15

"Ah!" Karina terkejut dan bertanya-tanya apa yang sedang terjadi.

"Apa yang kamu lakukan? Lepaskan aku!" Karina mulai berjuang melepaskan diri, tetapi bagaimana mungkin dia bisa menandingi kekuatan Rafael.

Rafael merasakan dirinya seperti berada di rumah es, rasa dingin hampir membuatnya menggila. Namun, tiba-tiba ada pemanas muncul di depannya. Dia hanya bisa mengikuti nalurinya, memeluk pemanas itu dengan erat, berusaha mati-matian untuk menyerap kehangatan itu.

Pemanas itu tentu saja adalah Karina.

Karina saat ini sedang demam karena berada di bawah guyuran air hujan dalam durasi yang cukup lama. Oleh karena itu, suhu tubuhnya jauh lebih tinggi daripada orang biasa, tetapi suhu ini sangat cocok untuk Rafael yang takut dingin.

Setelah tubuhnya berangsur-angsur menjadi lebih hangat, kesadaran Rafael pun kembali. Ketika pandangannya mulai jelas, dia menemukan bahwa di bawahnya ada sesuatu yang sedang meronta-ronta, berusaha untuk melepaskan diri dari pelukannya.

'Bukankah dia wanita yang tadi? Kenapa dia kembali lagi?'

Rafael sempat mengira dirinya sudah salah paham. Pemikirannya ini berubah setelah melihat wanita ini kembali lagi. Namun, kebetulan tubuh wanita ini terasa hangat. Dengan memeluk wanita ini, frigophobia Rafael tampaknya bisa mereda.

Rafael memandang Karina yang masih berusaha melepaskan diri dengan ekspresi menggoda. Alih-alih melepaskan Karina, dia menekannya di bawahnya dan memegang dagu Karina dengan satu tangan. Rafael menyeringai kecil sambil melihat usaha Karina yang sia-sia.

Dia harus mengakui bahwa paras Karina sesuai dengan seleranya.

Karina memiliki, sepasang alis indah yang kini seperti ingin menyatu ke tengah. Sepasang mata yang indah dan besar, tidak hitam pekat, melainkan berkilau seperti kaca transparan. Hidung yang mungil tetapi lurus tinggi. Terakhir, bibir merah yang saat ini tidak berhenti buka tutup seperti memiliki kekuatan yang dapat menarik orang untuk melakukan kejahatan.

Sekuat apa pun Karina mencoba, dia tidak bisa mendorong Rafael sedikit pun. Dia sangat marah. Dia sudah berbaik hati mencoba menyelamatkan Rafael, tetapi sekarang malah ditindih olehnya. Selain itu, dia melihat Rafael sama sekali tidak menunjukkan rasa bersalah, malah terlihat bangga.

'Dunia macam apa ini?'

"Lepaskan aku!" seru Karina dengan marah. Jika tahu akan seperti ini, dia seharusnya membiarkan pria mesum ini mati kesakitan saja, bukan malah membantunya.

Dia sekarang berpikir bahwa Rafael tadi hanya pura-pura kesakitan hanya untuk menjebaknya.

Di mata Karina, Rafael sekarang hanyalah seorang pria mesum yang sangat tidak tahu malu.

Rafael sedikit terkesan ketika melihat Karina yang berjuang dengan sia-sia sampai wajahnya memerah. Dia merasa Karina yang merupakan kupu-kupu malam sungguh profesional. Melihat Karina berusaha keras untuk menjual diri sendiri, Rafael merasa harus memberinya bayaran jerih payah itu.

Rafael terkekeh kecil, menggigit ujung hidung Karina, mengabaikan keterkejutan Karina dan menepuk pipinya sambil berkata dengan santai, "Sudah, permainannya lanjutkan nanti saja, sekarang bantu aku berdiri."

'Siapa yang ingin membantumu berdiri?'

Karina menggertakkan gigi, berusaha untuk bangkit berdiri. Namun, tangannya tiba-tiba ditarik dengan kuat ke belakang, dia pun langsung jatuh ke pelukan Rafael yang tegap itu dan merasa sedikit pusing.

Sebuah tangan besar memeluk tubuhnya. Dia merasa dirinya seperti sebuah boneka yang sedang dipeluk orang. Kemudian terdengar suara dari arah atas kepalanya, "Kenapa kamu begitu menyusahkan orang lain? Bantu aku kembali ke kamar tidur."

'Siapa yang menyusahkan siapa?' Karina menggertakkan gigi. Sejak dia terlibat dengan pria ini, hidupnya tidak pernah tenang. Karina tidak habis pikir, b​isa-bisanya Rafael mengatakan bahwa dirinya sudah menyusahkan orang lain.

Karina berbalik, ketika hendak membantah perkataan itu, sebuah senyuman menarik perhatiannya dan membuat dirinya kehilangan fokus.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status