Share

Bab 180

Penulis: Pohon Camellia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Karina menunjukkan wajah yang dingin dan menatap Mila dengan tajam.

"Kak Mila, aku nggak pernah melakukan hal yang nggak pantas."

"Hehehe, tentu saja Kak Mila percaya kalau Karina adalah orang yang paling jujur di keluarga kita. Tapi, Rafael itu berbeda. Dia pemuda yang kaya dan berkuasa. Bagaimana dia bisa serius denganmu?"

Mila menutupi mulutnya sambil tertawa.

Karina merasa kurang nyaman saat mendengar hal tersebut. Namun, karena Mila adalah kakak iparnya, Karina tidak bisa berbuat apa-apa padanya. Dia hanya bisa menahan amarahnya dan bertanya, "Memangnya kenapa dengan Rafael, Kak Mila?"

"Kamu ini masih mahasiswa dan belum punya banyak pengalaman hidup di dunia ini. Kamu nggak tahu kebiasaan anak-anak orang kaya ini. Mereka punya kekuasaan dan pengaruh. Wanita seperti apa yang nggak dimiliki oleh mereka. Bagaimana mungkin Rafael bisa serius denganmu?"

Mila diam-diam melirik Karina. Melihat ekspresi Karina tidak banyak berubah, dia pun melanjutkan kata-katanya setelah sempat terdiam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 181

    Karina buru-buru membasuh darah yang keluar itu dengan air. Namun, lukanya agak dalam sehingga darahnya terus saja mengalir."Ckckck, lukanya agak parah. Kamu pasti nggak sedang merasa bersalah, 'kan?"Karina memelototi Mila. Dia selalu tahu jika kakak iparnya ini adalah orang yang suka mencari keributan. Sejak menikah dengan Keluarga Valerio, dia berhenti dari pekerjaannya dan menjadi ibu rumah tangga penuh waktu. Oleh karena itu, dia menjadi lebih banyak bicara.Akan tetapi, sebelumnya Mila tidak pernah bersikap seperti ini kepada Karina. Apakah ini semua karena Karina tidak mengabulkan permintaannya malam itu?"Aku akan mencari plester luka." Karina menutupi tangannya dan berbalik untuk meninggalkan dapur.Mila mencibir dan mengikutinya keluar."Karina, apa yang terjadi denganmu? Apa tanganmu terluka?" Elena datang dengan gugup. Melihat tangan Karina yang berdarah, dia pun berkata kepada Hera yang masih melukis alisnya di samping, "Hera, cepat ambilkan perban dan alkohol untuk kakak

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 182

    "Tunggu, ini di tengah jalan!" Karina buru-buru mendorong Rafael agar menjauh dengan satu tangannya."Apa yang kamu takutkan?" Mata Rafael tampak penuh harap."Tuan Muda, ada banyak orang yang kukenal di tempat ini. Kalau kamu meneruskannya, aku nggak akan punya muka lagi untuk berkeliaran di sini." Karina tersenyum tak berdaya.Untungnya sekarang adalah waktunya makan, sehingga tidak banyak warga yang berlalu-lalang."Heh, akan lebih baik kalau kamu nggak bisa bergaul lagi di sini." Dengan begitu, Rafael bisa membawa Karina pergi.Tiba-tiba saja, Rafael menunduk dan melihat jari-jari Karina yang berdarah. Keningnya langsung berkerut saat dia mencengkeram tangan Karina. "Apa yang terjadi?""Eh, aku nggak sengaja melukai diriku sendiri saat memotong sayuran.""Karina, betapa bodohnya kamu sampai-sampai memotong tanganmu sendiri!" Rafael berteriak marah kepada Karina karena merasa kesal.Hanya beberapa hari Rafael tidak bertemu dengan Karina dan Karina sudah membuat dirinya sendiri kacau

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 183

    "Hehehe, tenang saja. Aku pasti nggak akan menangis." Karina tersenyum.Rafael kembali meliriknya dan melihat Karina tersenyum. "Sekalipun aku ingin menangis, aku nggak akan menangis di depanmu.""Kalau kamu nggak menangis di depanku, kamu ingin menangis di depan siapa?" Mata Rafael langsung terlihat muram."Hehehe, aku bisa menangis di depan pria lain.""Karina, kamu benar-benar cari mati!"Karina benar-benar berani mencari pria lain. Karina benar-benar ingin mencoba membuatnya marah setengah mati, bukan?Rafael benar-benar ingin mencekiknya sampai mati.Siapa sangka, hanya dengan melihat senyum licik yang muncul di mata Karina, Rafael langsung menyadari jika dirinya sudah ditipu."Karina, berani-beraninya kamu mempermainkanku?"Karina tersenyum polos. "Pemegang kekuasaan terbesar Grup Stalin bisa tertipu oleh tipuan kecil semacam ini. Jangan khawatir, aku nggak akan memberi tahu siapa-siapa.""Hehehe, kalau begitu, apa aku harus berterima kasih padamu?"Karina berpura-pura berpikir d

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 184

    Karina langsung tidak mampu berkata-kata saking terkejutnya.Rafael benar-benar menyukainya?Elena tidak menyadari keanehan Karina dan melanjutkan kata-katanya, "Kamu sendiri mungkin nggak menyadarinya. Tapi, setiap kali Rafael menatapmu, matanya selalu penuh dengan kasih sayang.""Bu ....""Kamu mungkin berpikir kalau Ibu ini terlalu tinggi hati. Tapi, siapa yang nggak ingin putrinya menikah dengan pasangan yang baik. Rafael itu anak yang baik. Dia sudah bergaul dengan orang-orang kelas atas. Dia pasti punya standar yang tinggi. Tapi, apa kamu pernah melihat dia nggak menyukai keluarga kita? Selain cinta, apa lagi alasannya?"Baru pada saat itulah Karina menyadari jika Rafael tidak pernah membenci keluarga dari awal hingga akhir. Rafael juga tidak pernah mengatakan hal-hal buruk sedikit pun mengenai keluarganya.Karina tidak mampu berkata-kata."Ibu memang berharap kamu bisa menikah dengan keluarga kaya. Tapi, Ibu lebih berharap kamu bisa menemukan seseorang yang bisa membuatmu bahagi

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 185

    Elena berkata dengan wajah penuh sukacita, "Pria itu putra dari keluarga super kaya. Kalau Karina bisa menikah dengannya, bukankah kita sekeluarga juga bisa ikut merasakan keuntungannya?"Nantinya, semua orang akan mengetahui jika dia adalah mertua dari Keluarga Stalin. Betapa membanggakannya hal itu, bukan?"Bu, sebaiknya jangan terlalu senang dulu. Anak-anak orang kaya itu sering kali suka bermain-main dengan wanita. Bagaimana kalau Karina terlibat terlalu dalam dan akhirnya dirugikan?"Jantung Nathan berdebar-debar setelah melihat cara bos agensi mereka yang lama mempermainkan wanita.Elena melotot ke arah Nathan, "Kamu benar-benar orang yang nggak bisa bicara baik-baik! Apakah ada saudara yang mengutuk adiknya sendiri seperti itu?"Nathan tertawa canggung. "Aku hanya khawatir Karina akan dirugikan.""Apa yang dikatakan Nathan juga ada benarnya. Berapa banyak dari orang-orang kaya itu yang benar-benar tulus? Bukankah mereka hanya tertarik karena Karina masih muda dan cantik, jadi ..

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 186

    Mata Karina berbinar. "Benarkah?""Ya, agar kamu nggak memakiku lagi di belakang," kata Rafael sambil mencubit pipi Karina dengan lembut.Kali ini, Karina tidak melawan. Dia tersenyum bahagia. "Rafael, kamu benar-benar baik."Rafael langsung tersenyum tipis begitu mendengarnya. Dia menatap Karina sambil mengangkat alisnya dan berkata dengan sombong, "Aku selalu baik padamu. Apa kamu baru sadar sekarang?""Kamu benar. Ini pertama kalinya aku menyadarinya." Karina mengangguk dengan serius."Karina, berani-beraninya kamu ya?"Rafael berkata sambil memicingkan matanya.Karina merasa sedikit terbawa suasana. Dia tersenyum dan berkata, "Diperlakukan seperti ini oleh Tuan Muda Rafael, bagaimana mungkin aku nggak bahagia?"Kenapa kata-kata itu terdengar begitu canggung?Akan tetapi, Karina yang sudah bisa menebak apa yang akan terjadi, buru-buru menyelinap ke lantai atas.Setelah bermain-main selama tujuh hari, sekarang saatnya kembali memusatkan perhatian pada tugas-tugas.Keesokan harinya, k

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 187

    "Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang? Hanya menunggu saja? Seminar penelitian ilmiah hanya tinggal setengah bulan lagi. Apa kita benar-benar akan memberikan kesempatan ini kepada Karina?""Semua itu tergantung padamu. Apa kata Simon?"Menyebut nama Simon, Yani langsung menunjukkan ekspresi aneh di wajahnya. "Dia sudah setuju. Kapan saja dia bisa mengunggah foto-foto itu.""Heh, kamu benar-benar bisa meyakinkan dia, ya?"Yani merasa seperti tersengat. Wajahnya langsung menjadi muram dan dia menatap Amy dengan tajam. "Bukan urusanmu. Katakan saja kapan waktu yang tepat untuk mengunggah foto-foto itu?""Rencana awalku mengunggah foto-foto itu setelah berhasil meyakinkan Simon. Tapi, seperti yang kamu lihat. Hubungan Karina dan Rafael sangat baik. Sekalipun kita menyebarkan rumor kalau dia itu jadi wanita peliharaan, kurasa Rafael akan maju untuk membersihkan namanya.""Kalau begitu, menurutmu, bukankah kita nggak akan pernah bisa berbuat apa-apa terhadap wanita itu?"Yani membelala

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 188

    Setelah beberapa saat yang penuh gairah, suasana ambigu yang samar-samar memenuhi ruangan tersebut.Yani memaksakan diri untuk menahan rasa tidak nyaman di tubuhnya. Dia menguatkan diri dan berdiri untuk mulai mengumpulkan pakaian yang berserakan di mana-mana. Tiba-tiba saja, sebuah tangan terulur dan meraba-raba tubuhnya.Yani langsung merasa mual dan ingin muntah."Sayang, mau pergi secepat ini?"Yani dengan muak menyingkirkan tangan Simon dari tubuhnya dan berkata dengan dingin, "Simon, jangan lupa dengan apa yang kamu janjikan kepadaku!""Tenang saja. Karina yang sudah membuatku seperti ini. Aku akan pastikan dia menerima konsekuensi dari semua ini." Lingkaran mata abu-abu kehijauan yang menonjol di mata Simon tampak sangat menyeramkan."Apa teman premanmu itu bisa diandalkan?""Tentu saja bisa diandalkan. Dia pemimpin di daerah ini. Nggak ada yang berani macam-macam dengannya. Kamu hanya perlu menyiapkan uangnya. Dia akan mengirim anak buahnya untuk menyebarkan berita. Lalu, kita

Bab terbaru

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 290

    "Kalian!" teriak Karina.Karina merasa kesal. Dia memandang para wartawan dengan marah, lalu hendak membungkuk untuk mengambil dokumen-dokumen yang berserakan di tanah. Akan tetapi, bagaimana mungkin orang-orang ini peduli? Demi mendapatkan berita utama, mereka semua tidak segan-segan menggunakan cara apa pun.Dokumen yang tercecer di tanah itu sudah diinjak-injak oleh mereka sebelum sempat diambil Karina. "Cukup! Hubunganku dengan Pak Rafael memangnya ada hubungan dengan kalian?" teriak Karina dengan kesal sambil kembali berdiri tegak.Orang-orang itu sudah menghabiskan kesabaran Karina."Nona Karina, apakah Nona marah karena pernyataan kami benar? Apakah Nona benar-benar merayu CEO Grup Stalin demi bisa menjadi bagian dari keluarga kaya raya?""Nggak!" balas Karina dengan cepat."Jika tidak, bisakah Nona mengungkapkan bagaimana Nona dan Pak Rafael bertemu? Apakah Nona merasa bisa menjadi seperti Cinderella?""Benar, Nona Karina, Keluarga Stalin adalah keluarga terkenal. Apakah Nona y

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 289

    Pada akhirnya yang mendapatkan keuntungan dari keseluruhan kejadian ini adalah Amy.Di dalam mobil.Karina berdebar-debar dan bergumam, "Hubungan kita telah diketahui publik, aku nggak tahu bagaimana reaksi dari pihak kampus ...."Memiliki hubungan dengan Rafael pasti akan menimbulkan sensasi. Karina tahu itu dan dia hanya berharap reaksi orang-orang tidak terlalu berlebihan.Namun, pasti akan menarik banyak perhatian orang terhadapnya.Karina menghela napas, dia merasa tidak ingin pergi ke kampus untuk sementara waktu.Begitu Karina selesai berbicara, Rafael sudah memegang tangannya. Sentuhan hangat itu membuat Karina terkejut. Karina menoleh, menatap Rafael dengan bingung. Terlihat Rafael sedang memandang keluar jendela mobil sambil menopang dagunya, seperti sedang menikmati pemandangan, dan berkata dengan datar, "Apa pun yang terjadi, aku akan selalu berada di sisimu."Wanita mana pun pasti akan tersentuh hatinya mendengar perkataan itu.Sudut mata Karina melengkung. Dia menggeser p

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 288

    Karina menggeleng, raut wajahnya tampak bimbang. "Nggak, hanya saja ini terlalu mendadak, aku merasa belum siap.""Apa yang perlu kamu takutkan? Bukankah aku ada di depanmu untuk melindungimu? Kamu hanya perlu bersembunyi di belakangku dengan tenang," jawab Rafael dengan sangat santai dan lancar seakan-akan dia telah berlatih berkali-kali.Hati Karina menjadi hangat. Awalnya dia merasa sedikit bimbang, tetapi sekarang semuanya seketika menjadi jelas. Apa pun yang terjadi, bukankah Rafael selalu ada untuknya?Mengapa dirinya harus khawatir berlebihan?Karina pun mengangguk dengan bersemangat, tersenyum manis dan berkata dengan gaya menggemaskan, "Mulai sekarang, aku akan mengandalkanmu."Rafael mengangkat alisnya ketika dia melihat ekspresi antusias Karina dan berkata, "Kalau aku nggak melindungimu, aku harus melindungi siapa?"Mendengar itu, Karina tertawa lebih bahagia.....Setelah itu, atas permintaan keras Rafael, Karina baru bisa keluar dari ruang perawatan khusus di rumah sakit s

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 287

    "Eh?" Karina mengusap hidungnya, lalu menatap Rafael."Kamu sudah tahu aku sebaik ini, jadi kamu menikah denganku atau nggak?" tanya Rafael sambil memegang dagu Karina, tersenyum lebar.Karina mengangguk mantap dan berkata, "Asalkan kamu mau menikahiku, aku akan menikah denganmu."Rafael benar, jika kamu ingin memakai mahkota, harus siap menanggung bebannya. Rafael telah melakukan begitu banyak hal untuknya, lalu mengapa dirinya tidak menghadapi orang-orang yang datang untuk memprovokasinya demi Rafael?Jika sudah mencintai, mengapa dirinya tidak sanggup menghadapi sedikit kesulitan demi Rafael?Mendengar jawaban yang pasti, Rafael tersenyum lebar, matanya yang hitam penuh arti. "Kamu yakin?"Karina mengangguk tegas. "Aku yakin."Tiba-tiba, Rafael menekan bahu Karina, menghela napas panjang dan berkata, "Sekarang aku merasa lega.""Eh?"Karina tertegun, matanya berkedip-kedip. 'Apa maksudnya?'Ekspresi Rafael tiba-tiba tampak serius, menatap ke arah Karina dan berkata dengan sungguh-su

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 286

    Dia bilang ingin berjalan bersama dengan Rafael, tetapi tidak dapat melakukan banyak hal untuk Rafael dan ini membuatnya merasa sangat tidak berdaya.Karina menghela napas, sorot matanya berkilap dan dia bertanya dengan tidak percaya diri, "Rafael, kenapa kamu begitu baik padaku? Kupikir aku sudah cukup baik, tapi setelah bersamamu, aku baru menyadari kalau aku masih jauh dari cukup baik. Apa aku benar-benar bisa menjadi wanita yang berdiri di sisimu?""Bisa atau nggak kamu menjadi wanita yang berada di sisiku, itu terserah padaku. Aku bilang kamu bisa, maka kamu bisa.""Tapi aku masih belum cukup baik," ujar Karina sambil menggigit bibirnya, kembali merasa ragu."Oh?""Aku punya temperamen yang buruk."Rafael mengangguk, mengakuinya, "Memang, temperamenmu ini sulit ditoleransi oleh kebanyakan orang. Selain itu, kamu suka mempermasalahkan hal-hal kecil, seperti landak yang bisa menyakiti orang jika ia terdesak."Mendengar komentar itu, Karina makin merasa tertekan, "Dan aku juga nggak

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 285

    "Bukan begitu!" Karina tiba-tiba menjadi emosional, lalu berkata dengan tergesa-gesa, "Aku sungguh menyukaimu!""Tapi kamu bahkan nggak memiliki keberanian untuk menghadapi masa depan bersamaku. Kalau kamu ingin memakai mahkota, berarti harus siap menanggung bebannya. Apa kamu bahkan nggak mengerti prinsip ini?""Aku mengerti semua itu!""Kamu benar-benar mengerti?" Rafael mengangkat alisnya.Karina mengangguk dengan tegas, dia menggigit bibirnya dan wajahnya terlihat sedikit bingung."Aku sudah memikirkan semua ini sejak lama, tapi ... aku kurang percaya diri," ujar Karina.Karina menundukkan kepala, suaranya melemah, "Dibandingkan berurusan dengan keluargamu dan teman-temanmu, aku lebih suka berada di laboratorium dengan peralatan dingin. Aku punya temperamen yang buruk, kalau ada orang yang membuatku kesal, aku akan membalasnya. Nggak masalah kalau hanya dengan orang luar, tapi kalau itu terjadi pada orang-orang terdekatmu, aku khawatir akan membuat mereka marah. Aku nggak ingin mem

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 284

    Karina tercekat.Melihat ekspresi konyol Karina, Rafael tersenyum dan mencubit wajah kecilnya. "Kenapa? Kamu sangat bahagia sampai nggak bisa berkata-kata?" tanya Rafael.Karina mengatupkan bibirnya dan menghindari tangan Rafael. Dia menyipitkan matanya dan berkata dengan muram, "Bukankah aku sudah memberitahumu untuk nggak bercanda? Hal ini nggak mungkin terjadi.""Kenapa?"​​ tanya Rafael, yang senyumannya sedikit memudar, sambil menatap Karina.'Kenapa?'Karina juga menanyakan hal sama pada dirinya sendiri di dalam hatinya.Karena kesenjangan status di antara mereka terlalu besar. Meskipun sekarang mereka bersama, tidak ada jaminan mereka tetap dekat seperti ini di masa depan.Dua orang dengan nilai dan pandangan hidup yang berbeda, Karina tidak berpikir mereka bisa melangkah jauh bersama.Secara rasional, dia dan Rafael tidak akan pernah bisa mencapai akhir, jadi sebaiknya mereka menghentikan hubungan ini. Akan tetapi, secara emosional, putus setelah jatuh cinta lebih sulit dari per

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 283

    'Kenapa reaksi Rafael malah aneh?'Tepat ketika pikiran Karina melayang ke mana-mana, Rafael tiba-tiba tersenyum. Senyuman yang menghiasi wajah tampannya itu sungguh membuat orang terpesona."Karina, jujur saja, cara kamu mengungkapkan perasaanmu berstandar rendah, nggak ada tekniknya sama sekali. Di antara wanita yang pernah menyatakan perasaannya padaku, kamu mungkin yang terburuk.""...."Senyuman Karina memudar.Namun, Rafael melanjutkan tanpa menyadari perubahan ekspresi itu, "Aku sarankan kamu untuk belajar bagaimana menyatakan cinta. Apa yang kamu katakan terlalu lugas dan nggak romantis sama sekali."Kali ini, senyuman di wajah Karina sepenuhnya hilang, lalu terdengar suara gertakan gigi.'Siapa pun tolong seret bajingan bermulut tajam ini keluar dari sini!''Di tengah suasana yang begitu indah, bisa-bisanya dia mengungkit wanita lain! Nggak hanya itu, dia bahkan mengatakan cara aku menyatakan perasaanku adalah terburuk!''Romantis! Romantis!''Kalau kamu begitu ingin romantis,

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 282

    Karina bingung, dia menempelkan pipinya ke dada Rafael, mendengarkan detak jantungnya yang kuat dan merasakan detak jantungnya sendiri ikut sinkron.Karena begitu dekat, dia sepertinya dapat merasakan Rafael sedikit gemetar, gemetar yang disebabkan oleh rasa takut.'Dia sebenarnya sangat takut, bukan?'Karina berpikir, meskipun dirinya tidak bodoh, sebodoh apa pun dirinya pada saat ini, dia tetap tahu bahwa Rafael gemetar karena dirinya. Dirinya yang tiba-tiba menghilang pasti membuat Rafael sangat panik.Dia ingin memeluknya kembali Rafael dan memberitahunya bahwa dia ada di sini sekarang, bahwa dia tidak menghilang dan tidak akan menghilang.Begitu dia bergerak, Rafael menghentikannya dengan suara rendah."Jangan bergerak."Gerakan Karina tiba-tiba berhenti. Karina berbisik di pelukannya, "Rafael, apa kamu takut?"Berdasarkan sikap biasanya, Rafael pasti akan menyangkalnya. Bagaimana mungkin dia yang begitu arogan membiarkan dirinya merasakan ketakutan?Tepat ketika Karina mengira Ra

DMCA.com Protection Status